Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annarelli, Alessandro
"The book describes state-of-the-art product service systems, and provides a framework to categorize the knowledge surrounding these systems. It discusses the evolution and spread of the servitization model across industries, and explores its current and most relevant applications in industry. Further, the book highlights the model’s strategic value for business and management, operations, and sustainability and shows readers how to enhance service design and implementation.
The contributors provide the theory behind servitization as well as the evidence for it, and report practical and industrial lessons learned. Illustrations, charts, and tables effectively guide readers through real-world and potential applications of product service systems, and case studies describing how companies have innovated and developed award winning business models are also included. Moreover, the book exhibits the selection and implementation policies for product service systems in different industrial environments.
Providing comprehensive information on the product service system phenomenon, this book is essential reading for researchers and practitioners in the product service and business industries. It is also of interest to students and lecturers in business strategy and service management, as it shows the latest trends shaping the modern contexts in which companies operate."
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509569
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Herliyan Sjahril
"Bisnis jasa khususnya perbankan dewasa ini semakin dihadapkan kepada kenyataan bahwa persaingan kian berkembang, semakin tajam dan dengan kondisi yang semakin menantang mendorong timbulnya kesadaran akan pentingnya kualitas pelayanan. Strategi bersaing telah bergeser dan sellers market ke buyers market. Oleh karena itu, untuk memenangkan persaingan di pasar, orientasi pelayanan diwujudkan agar dapat menciptakan kepuasan konsumen melalui penyampaian produk atau jasa yang berkualitas.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen jasa giro terhadap pelayanan, dilakukan penelitian pada PT. Bank Inter Pacific Tbk.. Untuk itu telah disebarkan kuesioner dan pengujian kualitas pelayanan denganmenggunakan metode service quaky dilanjutkan dengan important performace analisis. Kuesioner disebarkan ke seluruh nasabah jasa giro yang berhasil dihimpun dan dipertahankan PT. Bank Inter Pacific Tbk. hingga akhir Desember 2000 sejumlah 68 nasabah. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pelayanan PT. Bank Inter Pacific Tbk. telah memberikan kepuasan kepada responden tetapi dari sisi kepentingannya bagi responden terdapat pelayanan yang dianggap pelaksanannya terlalu berlebihan, pelayanan ini adalah kecepatan petugas dalam rnemberikan pelayanan. Berdasarkan kesimpulan tersebut, disarankan bila ternyata kemampuan perusahaan memberikan pelayanan yang cepat ini memerlukan biaya yang tidak sepadan dengan pendapatan yang diperoleh maka sebaiknya perusahan menurunkan tempo kecepatan pelayanan yang dirnilikinya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, Sere Saghranie
"Kebijakan perlindungan konsumen belum sepenuhnya menjadi kesadaran masyarakat. Peredaran barang dan/atau jasa yang ditawarkan seringkali merugikan konsumen. Kedudukan konsumen yang lemah, membuat pelaku usaha leluasa melakukan praktek niaga yang tidak jujur dan bertanggung jawab. Sejalan dengan upaya sosialisasi kebijakan, meningkatnya kesadaran masyarakat, muiai mendatangkan pengaduan konsumen. namun kebijakan-kebijakan terkait guna mendukung penanganan masalah perlindungan konsumen belum sepenuhnya tersedia.
Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan perlindungan konsumen oleh pemerintah dalam penanganan pengaduan konsumen, mengidentifikasi faktor faktor penghambat dan pendukung implementasi kebijakan perlindungan konsumen dalam menghadapi serbuan barang-barang impor maupun produk lokal yang tidak memenuhi standar yang menimbulkan pengaduan konsumen dan mendeskripsikan persepsi dan harapan konsumen terhadap pelayanan pengaduan konsumen yang dilakukan pemerintah dalam memberikan rasa nyaman, aman dan keselamatan kepada konsumen. Metoda penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif dan deskriptif dengan 5 (lima) variabel penelitian implementasi kebijakan dan 50 (limapuluh) responden persepsi dan harapan konsumen.
Hasil penelitian menemukan bahwa dari sisi isi kebijakan, pada penjelasan umum undang-undang ditemukan adanya pengecualian pemberlakuan undang-undang yang dapat menyulitkan penyelesaian pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Ditemukan adanya sistem perlindungan konsumen yang tidak memberikan penjelasan, mengenai sistem yang dimaksud. Ditemukan adanya isi pasal yang saling bertentangan, pada bab XI. Ditemukan pula beberapa perangkat kelembagaan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang belum terbantuk hingga penelitian ini dilakukan. Dari sisi birokrasi, mekanisme dan prosedur penyelesaian pengaduan konsumen belum baku, kewenangan dan tanggung jawab belum mempunyai batas yang jelas, belum adanya peraturan teknis operasional yang dapat dijadikan acuan, telah menimbulkan dampak keraguan aparat dalam bertindak melaksanakan implementasi kebijakan perlindungan konsumen. Dari sisi karakteristik lembaga, peran dan tugas dijalankan menurut kebiasaan dengan jumlah pelaksana terbatas, membuat penyelesaian pengaduan konsumen beium sepenuhnya mampu ditangani. Dari sisi sumber daya, dana yang tersedia sangat terbatas dibanding kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan, kemampuan sumber daya manusia untuk menangani pengaduan konsumen juga sangat terbatas. Dari sisi kondisi lingkungan, kondisi sosial dan sikap masyarakat pada umumnya memiliki tingkat kesadaran yang rendah akan hak sebagai konsumen. Kondisi ekonomi dengan tingkat pendapatan dan daya beli yang rendah akibat dampak krisis ekonomi yang belum menunjukkan tanda-tanda pulih, membuat masyarakat masih lebih mengutamakan dapat memperoleh atau membeli barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dalam jumlah yang cukup dan murah dan belum menghiraukan mutu barang danlatau jasa yang dibeli. Kondisi politik menunjukkan belum memadainya keberpihakan pemerintah kepada konsumen, misalnya kesulitan dalam penerapan ketentual label Halal pada produk makanan, minuman dan kosmetik bagi perlindungan konsumen muslim di Indonesia, dan kesulitan dalam penerapan ketentuan standar barang dan/atau jasa. Keamanan yang rawan pada beberapa waktu yang lalu serta penegakan hukum yang lemah, membuat implementasi kebijakan perlindungan konsumen tidak mudah diserap masyarakat.
Dari sisi persepsi dan harapan konsumen, sekalipun konsumen puas atas pelayanan pengaduan konsumen yang dilakukan oleh Direktorat Perlindungan Konsumen, ditinjau dan karakteristik responder, hasil penelitian tidak dapat mewakili persepsi dan harapan masyarakat pada umumnya, terutama tingkat pendidikan responden penelitian dengan tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat secara keseluruhan. Temuan persepsi konsumen terhadap penanganan pengaduan konsumen yang kontras sangat dimungkinkan karena konsumen yang tidak memahami/tidak memiliki typologi pelayanan ideal, bisa jadi karena konsumen tidak lagi memfokuskan diri pada penyelesaian kasus, tetapi lebih kepada merasa puas atas pelayanan yang diterima, dapat pula terjadi karena jumlah pengaduan yang relatif masih kecil sehingga setiap pengaduan konsumen dapat dilayani dengan baik dan memuaskan.
Undang Undang Perlindungan Konsumen tetap dibutuhkan termasuk sebagai "payung? dan ketentuan-ketentuan mengenai perlindungan konsumen yang tersebar dalam berbagai undang undang dan peraturan yang ada.
Agar tujuan pembuatan Undang Undang Perlindungan Konsumen dapat benar-benar tercapai, maka perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap isi kebijakan, terutama terhadap isi pasal-pasal yang tidak sesuai dengan tujuan, isi pasal yang tidak jelas dan isi pasal yang saling bertentangan. Badan Penyelesaian Konsumen Nasional sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang Undang Perlindungan Konsumen perlu segera dibentuk, pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dan Lembaga Perlindungan Kosumen Swadaya Masyarakat pada daerah-daerah yang belum terbentuk, perlu mendapat percepatan. Agar keterbukaan informasi dan akses terhadap informasi perlindungan konsumen dapat tercipta, maka mekanisme dan prosedur penyelesaian pengaduan konsumen pada Direktorat Perlindungan Konsumen yang selama ini telah berjalan, perlu dibakukan dan dituangkan dalam ketetapan tertulis serta dipublikasikan. Peningkatan kesadaran konsumen akan meningkatkan jumlah pengaduan, maka perlu penambahan jumlah petugas pelayanan pengaduan konsumen dengan minat, kemampuan dan keterampilan yang memadai. Guna mempercepat peningkatan kesadaran konsumen, sosialisasi kebijakan perlindungan konsumen tidak hanya dilakukan terhadap konsumen, tetapi juga terhadap pelaku usaha."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianz Pramushinto
"In this reform era; government determines a new policy in developing each region. Every regional government now has its own autonomy in planning, funding and allocating its profit, which is gained by itself. It is a great opportunity to all regions, which have rich natural resources.
The fact above motivates us to develop a new business, which use natural resources to take a profit, like in agribusiness. We consider that Kabupaten Cirebon fits our criterion, because ( 1 ) its location is not far from Jakarta, (2) we have known this region since six years ago and (3 ) it has quite rich of natural resources.
In implementing our aim, we establish a new company in the form of ?Perseroan Terbatas? (Limited Company - abbreviated as ?PT?), which is named PT Margo Karya Dipa. We make a comprehensive business plan to accommodate and to facilitate our aim to be true. In this comprehensive business plan, we can know the characteristic of agrìbusiness like competition, market and prospect rate of return. We hope that this business plan can help our company to grow and give us profitable return.
As a start-up, Margo will explore hybrid corn plantation. In the future, Margo will develop its business through another commodity in agribusiness and also in another sector like financial sector, animal husbandry and other investment in natural resources."
2001
T5887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuhung Suleman
"Teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) yang diimplementasikan dengan brand ?TELKOMFIexi" oleh PT Telekomunikasi Indonesia berupa layanan mobilitas terbatas (limited mobility) yang merupakan layanan telepon bergerak dalam satu area terbatas dan layanan telepon tetap.
Dalam proses perencanaan penggelaran "TELKOMFIexi? di wilayah Jakarta, penentuan segmentasi pasar dilakukan dengan metode apriori yang berpatokan pada data pelanggan telekomunikasi selular dan calon pelanggan PSTN (Public Switched Telephone Network) sehingga segmennya sangat luas dan tidak fokus target marketnya, untuk itu pertu dilakukan re-segmentasi, targeting dan positioning ulang.
Tesis ini akan menganalisa segmentasi, targeting dan positioning produk ?TELKOMFlexi? di wilayah Jakarta Selatan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif distribusi frekuensi dan pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dengan jumlah sampel 100 responden.
Hasil analisis berupa; Segmen "TELKOMFIexi" adalah konsumen yang berorientasi pada pulsa murah, jangkauan layanan luas, dan migrasi perpindahan pengguna telepon bergerak, sementara target market dari produk "TELKOMFlexi" adalah konsumen berusia 31 tahun keatas, dengan status karyawan, dan professional, dengan kebiasaan menggunakan ?TELKOMFIexi?untuk kebutuhan pribadi yang digunakan untuk percakapan,SMS (short massage service), dan internet, serta membutuhkan kenyamanan dalam berkomunikasi. Positioning "TELKOMFIexi" adalah layanan telekomunikasi dengan pulsa murah, dan positioning berdasarkan manfaat yaitu membantu konsumen untuk merasakan manfaat yang diperoleh dari produk ?TELKOMFlexi? sehingga image kemudahan menggunakan produk ini dapat tertanam di benak konsumen.

The CDMA (Code Division Multiple Access) technology as implemented with the Brand ?TELKOMFIexi" by PT Telekomunikasi Indonesia form a limited mobility services that is a mobility telephone service in a limited area and fixed telephone service.
In the process of planning the introduction of ?TELKOMFlexi" in the Jakarta area, the determination of the market segment is done through the apriori method based on the data of customers of cellular telecommunication and candidate customers of the PSTN (Public Switched Telephone Network) so that the segment is very wide and the target is not focused, therefore a re-segmentation, targeting, and positioning should be repeated.
This thesis will analyze the segmentation, targeting, and positioning of ?TELKOMFlexi" product in the South Jakarta area by applying the frequency distribution descriptive statistical analysis and collection of the data is done through questionnaires with a sample of 100 respondents.
The result of analysis is that the "TELKOMFIexi" segment are consumers oriented toward cheap pulses, wide service coverage, and migration of mobile telephone users, while the target market of the "TELKOMFIexi" product are customers age 31 years and older, with the status of employees with the habit to use ?TELKOMFIexi? for personal purposes for chatting, SMS (Short Massage Service), internet and needing convenience in communication. The positioning of "TELKOMFlexi? is telecommunication services with cheap pulses and the positioning is based on the benefits to help customers experience the benefits obtained from ?TELKOMFlexi? product so that the image of easy usage of this product can be planted in the mind of the consumers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T11693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Widiyanto
"Deregulasi bidang otomotif tahun 1999 menjadi awal dimulainya era liberalisasi sektor otomotif Indonesia setelah 30 tahun sebelumnya mendapat proteksi ketat dari pemerintah. Jika sebelum tahun 1999 jumlah ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) sepeda motor di Indonesia hanya ada 5 perusahaan, maka sejak adanya deregulasi bidang otomotif berkembang menjadi 35 perusahaan pada tahun 2001. Selama ini pasar sepeda motor di Indonesia dikuasai oleh merk-merk Jepang seperti Honda, Yamaha dan Suzuki. Dengan masuknya pemain baru tersebut, kapasitas produksi meningkat 40%, yakni dari 2,5 juta unit per tahun pada tahun 2000 menjadi 3,5 juta unit per tahun pada tahun 2001. PT. Panca Putra Otomotif sebagai pemain baru dalam bisnis sepeda motor tentunya memerlukan strategi bersaing agar dapat menjadi perusahaan yang dapat bertahan bahkan jika mungkin menjadi pemain yang diperhitungkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan ekstemal dan internal yang dihadapi oleh perusahaan, memetakan posisi persaingan perusahaan dalam industri sepeda motor di Indonesia dan menemukan faktor-faktor kunci kesuksesan (key succes factor) untuk penyusunan strategi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini bersifat deskriptif untuk menjelaskan strategi bersaing perusahaan dalam rangka meraih pangsa pasar dan meningkatkan penjualan sepeda motor. Untuk mendukung analisis digunakan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan Direktur Utama dan General Manajer PT. Panca Putra Otomotif selaku penangung jawab perusahaan serta melalui penyebaran kuisioner tentang faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan kepada seluruh karyawan (12 responden) di kantor pusat untuk mengetahui fokus strategi bisnis perusahaan dalam meningkatkan penjualan sekaligus sebagai pedoman untuk memahami proses identifikasi faktor keputusan kunci yang diperkirakan mempengaruhi proses penyusunan strategi bersaing.
Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui laporan perusahaan, rencana perusahaan, peraturan yang berkaitan dengan industri sepeda motor, media cetak dan internat. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan konsep Lima Kekuatan Bersaing Porter (1980) untuk menjelaskan persaingan antar pemain dalam industri sepeda motor di Indonesia. Penentuan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan menggunakan metode IFAS/EFAS Matrix; serta penentuan alternatif strategi dengan analisa SWOT. Dari IFAS dan EFAS matrix diperoleh gambaran bahwa lingkungan eksternal berupa faktor politik, ekonomi, teknologi, sosial dan industri maupun lingkungan internal berupa operasional, pemasaran, SDM dan keuangan perusahaan saat ini masih mendukung untuk pertumbuhan perusahaan.
Dengan melakukan pembobotan pada faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, didapatkan hasil bahwa posisi perusahaan berada pada kuadran 1, dimana perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan.dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Dari perolehan pangsa pasar dapat disimpulkan bahwa posisi PT. Astra Honda Motor adalah sebagai pemimpin pasar dan PT. Panca Putra Otomotif sebagai pengikut pasar. Pengikut pasar dapat mencapai laba yang tinggi karena tidak menuntut biaya inovasi apapun. Keberhasilan perusahaan dalam memasuki industri: adalah disebabkan karena strategi yang digunakan sesuai dengan posisi yang ada, Sebagai saran kepada perusahaan terdapat beberapa altematif strategi agar dapat meningkatkan penjualan antara lain: periuasan jaringan distribusi, penjualan melalui kerjasama dan dukungan lembaga pembiayaan konsumen, menjaga kualitas produk serta memperluas jaringan penjualan, service dan suku cadang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayi Hermawan
"Sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintahan, porsi penerimaan PBB setiap tahun terus rneningkat. Meskipun secara kuantitatif jumlahnya relatif kecil dibanding jenis pajak pusat Iainnya, namun konsistensi kenaikannya telah memberikan sumbangan yang besar terhadap pembangunan di daerah, sebab hampir seluruh penerimaan PBB diperuntukkan bagi daerah. Komponen terbesar penerimaan PBB diperoleh dari PBB migas. Dan bagian terbesar penerimaan PBB migas berasal dari PBB areal perairan Iepas pantai (off shore) dan hasil produksi. Objek PBB migas dikelompokkan menjadi tiga komponen yaitu areal di daratan (on shore), areal off shore, dan hasil produksi. Karakteristik spesifik yang melekat pada objek PBB migas areal off shore dan hasil produksi menyebabkan tidak ada satu kabupaten/kota pun yang secara khusus mempunyai kewenangan mutlak atasnya. Di lain pihak, kabupaten/kota sebagai lokasi objek pajak harus ditetapkan karena hasil penerimaan PBB harus diterimakan kepada kabupaten/kota. Karena itu, mekanisme pengenaan PBB migas atas areal off shore dan hasil produksi diatur secara khusus. Adanya perbedaan besaran PBB migas per kabupaten/kota yang dihitung oleh Ditjen Pajak dengan PBB migas yang dijadikan pengurang dana bagi hasil sumber daya alam (SDA) migas oleh Ditjen Lernbaga Keuangan, telah memunculkan keinginan kuat dan kabupaten/kota penghasil SDA migas agar PBB migas atas areal off shore dan hasil produksi dikenakan berdasarkan lokasi objeknya (by location).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui mekanisme pengenaan PBB migas areal off shore dan hasil produksi yang seiama ini dilaksanakan dan peranannya terhadap penerimaan daerah. Penelitian juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh mekanisme pengenaan PBB migas atas areal off shore dan hasil produksi berdasarkan lokasi objeknya terhadap penerimaan daerah baik daerah penghasil maupun daerah bukan penghasil SDA migas. Mekanisme pengenaan PBB migas atas areal off shore dan hasil produksi sebagai variabel bebas dan penerimaan daerah sebagai variabel terikat dioperasionalisasikan dengan metode penelitian sebagai berikut: Scoring atas jawaban -jawaban responden menggunakan Teknik Skala Linkert Analisis data menggunakan Deskriptif Kuantitatif dan Deskriptif Kualitatif melalui pendekatan studi kepustakaan, studi lapangan, dan pemanfaatan data sekunder.
Berdasarkan analisis hasil penelitian didapat pokok-pokok kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, Terbukti porsi penerimaan PBB migas dari areal off shore dan hasil produksi terhadap total PBB migas maupun total PBB secara keseluruhan sangat dominan. Peningkatan penerimaan PBB sektor ini untuk setiap tahunnya melebihi peningkatan penerimaan PBB sektor lainnya.
Kedua, Mekanisme pengenaan PBB migas yang selama ini ditempuh oleh Ditjen Pajak yaitu kombinasi antara kebijakan pengenaan berdasarkan lokasi objek pajak (by location) untuk areal on shore dan mekanisme pemerataan untuk areal off shore dan hasil produksi (dengan formulasi APT), terbukti telah berperan meningkatkan penerimaan daerah. Kabupatenikota penghasil SDA migas telah memperoleh pembagian dengan jumlah yang besar, di lain pihak kabupatenikota bukan penghasil SDA migas pun memperoleh pembagian signifikan.
Ketiga, Perubahan mekanisme pengenaan PBB areal off shore clan hasil produksi dad mekanisme pemerataan menjadi formulasi berdasarkan lokasi objek pajak, terbukti mempengaruhi komposisi penerimaan daerah. Formulasi ini secara signifikan menyebabkan kenaikan penerimaan PBB migas daerah penghasil, pada saat yang sama, berkurangnya penerimaan PBB migas daerah bukan penghasil.
Keempat, Dengan melihat kondisi per kabupaten/kota, pengenaan PBB areal off shore dan hasil produksi berdasarkan lokasi objek pajak terbukti tidak menguntungkan seluruh kabupaten/kota penghasil, seperti halnya juga tidak merugikan seluruh kabupatenikota bukan penghasil. Penggunaan formulasi ini ternyata menyebabkan penurunan penerimaan PBB migas sebagian kabupaten/kota penghasil, pada saat yang sama juga menyebabkan kenaikan penerimaan PBB migas sebagian kabupaten/kota bukan penghasil.

As one of the government's sources of income, revenue from Land and Building Tax is tend to increase during last decade. Even though the amount is smaller than other central government taxes, it has been increasing simultaneously and it is one of potential sources of income for local government. Revenues raise from Land and Building Tax are now solely considered as local government's tax revenue. The largest part of Land and Building Tax's revenue are provided by Oil and Gas Mining Sector. It mainly arises from Off Shores Area and Oil Productions, which is the major component of Oil and Gas Mining Sector. There are three components on Oil and Gas Mining Sector, such as the on Shore Areas, the off Shore Areas, and Oil Productions. The Off Shore Areas and Oil Productions have an unique and specific characters that make condition where is no local government can claimed and has an absolute authority of that areas. On the other hand, there is a need to determine the jurisdiction among the areas in order to assignment the tax revenue. There for special mechanism of the Off Shore Areas and Oil Productions assessment has determined. There are differences in results of tax assessments, while Directorate General of Taxes assigns it as local government's revenue; Directorate General of Financial institution examines it as a subtraction factor of Oil and Gas Mining's revenue sharing. This circumstance comprises the "oil abundant" local governments a curious thought. They argue that tax revenue raise from Off Shore areas and Oil Productions supposed to be allocated to local governments whose have responsibilities only.
This research examines the recent assignment assessments mechanism on the Off Shore Areas and Oil Productions and the influences to the °oil abundant" local governments and the less oil abundant" local government's revenue. This research also explores the new mechanism that based on tax object's location and the influences to local government's revenue assignment. The assignments assessment as independent variable and local government's revenue as dependent variable had been analyzed by research methods as follows: qualitative description analyzes uses scoring based on Likert Scale Technique, and data analyzes uses quantitative and qualitative approaches based on literatures approaches, fields observations and secondary data.
Based on research analyzes, as results, these are main conclusion of this study:
First of all, it has been analyzed that the revenue rose from the Off Shore Areas and Oil Productions have a major portion and it tend to growth rapidly more than any other sector in Land and Building Tax.
Second, the recent mechanism uses combinations methods, the On Shore Areas is based on tax object's location while the Off Shore Areas and Oil Productions is based on the weighted scattering scale (APT) regarding to resources distribution among local jurisdiction. It is analyzed that current assessments has been relatively generating balance tax revenue's assignments among the "oil abundant" local governments and the "less oil abundant" local governments. The "oil abundant" local governments have been relatively receiving tax revenue as much as they should have while the "less oil abundant" local governments have been relatively receiving substantial tax revenue.
Third, it is analyzed that the new assessments formulation based on tax object's location radically influences the tax revenue's assignments. It magnifies tax revenue assignment to the oil abundant" local governments and significantly cut down the "less oil abundant" local government's tax revenue.
Fourth, it also analyzed that the new assessments formulation is not fulfilled all the "oil abundant" local governments. it shows that there are reducing tax revenue to some particular oil abundant" local governments. On the other hand it also escalates tax revenue to several the "less oil abundant" local governments.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book presents the integration of new tools, the modification of existing tools, and the combination of different tools and approaches to create new technical resources for assisting the innovation process. It describes the efforts deployed for assisting the transformation of Product-Services Systems and explains the main key success factors or drivers for success of each tool or approach applied to solve an innovation problems. The book presents a set of case studies to illustrate the application of several tools and approaches, mainly in developing countries. "
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20501713
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"This open access book summarizes research being pursued within the Manutelligence project, the goal of which is to help enterprises develop smart, social and flexible products with high value added services. Manutelligence has improved Product and Service Design by developing suitable models and methods, and connecting them through a modular, collaborative and secure ICT Platform. The use of real data collected in real time by Internet of Things (IoT) technologies underpins the design of product-service systems and makes it possible to monitor them throughout their life cycle. Available data allows costs and sustainability issues to be more accurately measured and simulated in the form of Life Cycle Cost (LCC) and Life Cycle Assessment (LCA). Analysing data from IoT systems and sharing LCC and LCA information via the ICT Platform can help to accelerate the design of product-service systems, reduce costs and better understand customer needs. Industrial partners involved in Manutelligence provide a clear overview of the project’s outcomes, and demonstrate how its technological solutions can be used to improve the design of product-service systems and the management of product-service life cycles."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20502501
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Dian Utami
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk melakukan analisis faktor-faktor penentu kesuksesan TQM, analisis sebab-akibat Fishbone Diagram dan merancang service blueprinting untuk peningkatan kualitas layanan sertifikat elekronik pada Badan Siber dan Sandi Negara. Dalam mencapai tujuan ini, telah dilakukan kajian literatur, survei melalui kuesioner dengan responden sebanyak 310 orang pegawai BSSN dan wawancara kepada 4 orang narasumber manajemen yang menjalankan tugas terkait pemberian layanan sertifikat elektronik serta pengumpulan data sekunder. Pengujian model dan hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan structural equation model SEM . Hasil pengujian hipotesis, data hasil wawancara serta data sekunder yang telah dikumpulkan digunakan untuk melakukan analisis sebab-akibat penyebab tidak optimalnya kualitas layanan sertifikat elektronik. Berdasarkan hasil analisis sebab-akibat dengan hasil identifikasi akar masalah, selanjutnya dirumuskan analisis peningkatan kualitas layanan dengan merancang service blueprinting, complaint management process dan proposal implementasi TQM pada layanan sertifikat elektronik BSSN. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa leadership adalah faktor kunci yang dapat mendorong peningkatan kualitas kinerja di BSSN. Adapun faktor-faktor penentu kesuksesan lain untuk menghasilkan layanan sertifikat elektronik yang berkualitas adalah continuous improvement, customer focus dan operational performance. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa metode Total Quality Management dan Service Blueprinting merupakan solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kualitas layanan, dan juga solusi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan yang dapat diaplikasikan pada sektor publik organisasi pemerintah .

ABSTRACT
This thesis aims to analyze the critical success factors of Total Quality Management, cause and effect analysis fishbone diagram and design service blueprinting to improve the quality of digital certificate services on National Cyber and Crypto Agency. In order to achieve this objective, a literature review has been conducted, surveys through questionnaires with 310 respondents of BSSN employee and interview with 4 person management that performing tasks related to the provision of digital certificate service as well as secondary data collection. The research model and hypothesis was tested using Structural Equation Modeling SEM . The results of hypothesis testing, interview data and secondary data that have been collected are used to conduct fishbone analysis to identify the rootcause problem of unoptimal digital certificate service quality. Based on the result of cause and effect analysis, then formulated the analysis of service quality improvement by designing service blueprinting, complaint management process and proposal of TQM implementation on BSSN digital sertificat service. This research find that leadership is a key factor that can drive performance improvement at BSSN. The other critical factors to produce digital sertificate services quality are continuous improvement, customer focus and operational performance. The result of this study confirm that Total Quality Management method and Service Blueprinting are workable solutions that can be applied to address service quality issues, as well as solutions to improves the quality of public sector services government organizations . "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library