Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teja Widia
"Dengan semakin meningkatnya kebuiuhan akan jasa relekomrmilcasi, maka tunlutan alcan peninglraran pelayanan jasa telekomunikasi semakin meningkat. Salah sam usaha rmtulc meningkatkan jasa pelayanan relekomunilcasi adalah melalui pembangunan sarcma-sarana pendulmng lregiaran telelromunikasi, anrara lain dengan membangzm menara telekomunikasi.
Perenamaan menara telekomunikasi ini berrujuan rmtuk menjawab rnasalah yang ada, yaitu sampai .saat ini PT Telkom belum memililti menara telekomunikasi yang layalc dan dapat mengantisipasi kegiatan telekomunilcasi pada jangka walmz 25 talmn ke depan.
Namun zmtulr dapat memanfaatkan bang-unan menara yang relanf tinggi dan aktralrnf ini dengmz seoprimal mungkin, maka dirasakan perlu penambahan kegiatan-kegiatan lain - selain kegiatan telekomunikasi - yang inrinya dapat meninglratlcan nilai ekonomi bangunan. kegiatan-lregiafan rersebut dapa! berupa kegiatan bisnis, kegiaran kamersial, kegiaran hiburan dan kegiaran relcreasi. Jadi dapat clisimpullcan secara umum, bahwa perencanaan menara ini diarahlcan menuju sualu perencanaan bangunan multi fungsi.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pertimbangcm pemilihan lokasi yang srralegis meryadi salah satu fakror penting dalam perencanaan, sehingga dalam pemilihan alternaty' lokasi, _perlu adanya suatu kriterfa-lrriteria sebagai parameler perbandingan.
Faktor lain yang merupakan bagian penring dalam perencanaan adalah pola lrubungan antar kegialan yang saling terkair dan terpadu namzm tetqv rnempwp/ai batas-batas yang jelas, dan alternalif sistim slrulrrur yang dapa! mengantisipasi beban-beban yang diterima bangzman, lerutama beban-beban lateral akibar dari dimensi menara yang relatif tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lelly Nurul Latifa
"ABSTRAK
Studi ini menjelaskan pemaknaan ruang (place-meaning) terhadap Car Free Day Jakarta sebagai ruang publik. Car Free Day merupakan agenda Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk mengkampanyekan pengurangan emisi gas melalui pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, dan telah digunakan oleh pengunjungnya untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Salah satunya adalah Komunitas Cosplayer yang melakukan pertunjukan kostum, dimana hal ini tidak berhubungan dengan pesan yang dikampanyekan oleh Car Free Day Jakarta. Penulis berargumen bahwa aktivitas Komunitas Cosplayer di area Car Free Day Jakarta tidak dapat dilepaskan dari analisis ruang. Secara khusus, penulis menghubungkan pemaknaan struktur spasial dengan tindakan sosial yang dilakukan aktor di dalam lingkungan ruang Car Free Day. Penelitian kualitatif ini menunjukkan hasil bahwa ruang sebagai sebuah bentuk struktural memiliki hubungan dialektis dengan aktor yang berada di dalamnya. Hal ini membentuk pemaknaan ruang yang diterima oleh aktor dan melakukan aktivitas di Car Free Day atas makna tersebut. Komunitas Cosplayer menggunakan Car Free Day Jakarta sebagai sebuah tempat untuk mencapai tujuan pragmatisnya: mendapat pendapatan lebih banyak yang berasal dari kepadatan pengunjung di dalam ruang Car Free Day Jakarta. Pengambilan data lapangan dalam studi ini dilakukan sebelum terjadinya pandemic COVID-19 dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Jakarta sejak Maret 2020.

ABSTRACT
This study aims to explain the meaning of place of Car Free Day Jakarta as urban public place. Car Free Day is one of the DKI Jakarta Regional Government's agendas to campaign for reducing gas emissions through reducing the use of motorized vehicles, has been used by visitors to carry out activities in accordance with their respective interests. One of them is the Cosplayer Community who perform costumes, which is not related to the message campaigned by Car Free Day Jakarta. The author argues that the activities of the Cosplayer Community in the Jakarta Car Free Day area cannot be separated from place analysis. Specifically, the author connects the meaning of spatial structure with social actions carried out by actors in the Car Free Day place environment. This qualitative study shows the results that place as a structural form has a dialectical relationship with the actors within it. This forms the meaning of the place received by the actor and carries out activities on Car Free Day for that meaning. The Cosplayer community uses Car Free Day Jakarta as a place that aims to achieve its pragmatic goals: get more income, which comes from the density of visitors in the Car Free Day Jakarta. The field data in this study was taken before the pandemic COVID-19 and PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) happened in Jakarta since March 2020."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hatta Gusnadi Putra
"ABSTRAK
Saat ini sebagian besar iklan yang menggunakan media konvensional seperti poster dan baliho tumbuh pesat dan menjadi sangat ramai sehingga sering menimbulkan masalah visual dan menghalang pandangan di ruang publik. Iklan Ambient media kemudian menjadi salah satu solusi untuk menggantikan media konvensional.
Ambient media menggunakan beberapa bagian atau elemen dalam ruang publik sebagai medium untuk beriklan sehingga muncul di tempat yang tidak terduga. Dengan pengalaman baru dan interaksi menarik yang disediakan, media ambient selalu berhasil mendapatkan perhatian orang sehingga dapat menimbulkan beberapa dampak bagi orang-orang dan ruang publik.
Studi kasus yang dilakukan dengan membandingkan beberapa macam media ambient di tempat yang berbeda di Indonesia dan negara-negara lain; yang dilakukan dalam, ruang outdoor dan ruang transisi. Kemudian, juga dilakukan dengan menganalisis ruang yang digunakan sebelum dan sesudah media ambient diinstal. Kehadiran ambient media di lokasi yang berbeda mengakibatkan dampak yang berbeda untuk ruang tersebut.
Dampaknya tergantung pada interaksi yang terjadi dalam ruang yang berbeda di setiap kasus. Setelah mengetahui tentang interaksi antara orang dan media ambient dan efek setelah interaksi, para desainer, termasuk arsitek dan desainer perkotaan dapat mempertimbangkan kembali tentang penempatan dan desain media ambient, sehingga mereka dapat memaksimalkan.

ABSTRACT
Most of the advertisements that use conventional media such as posters and billboards are growing rapidly and becoming more crowded, so these often create visual issues or block the views in the public space. The ambient media advertising then becomes one of the solutions to replace the conventional media.
It uses some parts or elements within the public space as the media, so it appears in an unexpected place. By the experience and interaction that are provided, the ambient media is always successful in getting people?s attention, so it causes some impact for people and the public space where it is installed.
The case study has been done by comparing several kinds of ambient media in different places in Indonesia and other countries; which are located within indoor, outdoor and transition spaces. Then, by analyzing the space that is used within the space before and after the ambient media is installed, the success or effectiveness of the ambient media in different locations, gives different impacts to the space.
The impact depends on the interaction that happens within the space, which is different in each case. After knowing the about the interaction between people and ambient media and the effect after the interaction, the designers, including the architects and urban designers can reconsidering about the placement and the design of the ambient media, so they can maximize the utilization of the ambient media to give an intervention in the public place.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library