Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Made Diah Pusparini Pendet
Abstrak :
Salah satu aspek penting penanganan pasien HIV/AIDS, khususnya lansia adalah kualitas hidup. Hal ini karena penuaan mengganggu fungsi fisik, psikologis, dan sosial terutama masalah depresi dan stigma yang mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan depresi dan stigma terhadap kualitas hidup lansia dengan HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang, jumlah responden 67, dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami depresi 64.2 dan stigma 76.1 namun masih memiliki kualitas hidup baik 64.2 . Pada analisis korelasi didapatkan hubungan bermakna depresi dan stigma dengan kualitas hidup p=0.021, p=0.031, ?=0.05 . Hasil uji regresi logistik adalah stigma dan depresi mempengaruhi kualitas hidup buruk OR=7.380, OR=4.466 setelah dikontrol jenis kelamin, status pekerjaan, pendapatan, pendidikan, stadium, komorbid, lama menderita penyakit, dan living and marital status. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan screening depresi dan stigma serta upaya promotif dan preventif untuk meminimalisir stigma pada pasien lansia HIV/AIDS.
One of crucial aspect for managing patient with HIV AIDS, especially for elderly people is quality of life. Due to impairment of physical, pshycosocial, and social function, notably depression and stigma which lead to decrease quality of life. The purpose of this study was to identify the relationship between depression and stigma with quality of life of elderly patient with HIV AIDS. This study used cross sectional study, total sample was 67 by purposive sampling methode. The result of this study showed that the mayority of respondents had depression 64.2 and stigma 76.1 , but most of the respondent have good quality of life 64.2 . Analysis of correlation showed significant relationship between depression and stigma with quality of life p 0.021, p p 0.031, 0.05 . Logistic regression showed that stigma and depression had influence bad quality of life OR 7.380, OR 4.466 after adjusted by gender, occupational status, income, education, marital and living status, stage, comorbid, and duration of disease. Recommendation of this study are performing depression and stigma screening, implementing health promotion and prevention to minimalize stigma and for elderly patient with HIV AIDS.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnawati
Abstrak :
Di berbagai negara, proporsi penduduk mencapai lanjut usia lansia meningkat dan menjadi perhatian seluruh dunia. Tahun 2010-2035 diproyeksikan Indonesia memasuki periode lanjut usia ageing population . Sehingga upaya perbaikan dan peningkatan kualitas hidup pada lansia memerlukan perhatian khusus. Populasi lansia yang potensial di Kota Cirebon adalah di Kecamatan Kejaksan, tahun 2013-2015 mencapai 3.785 sampai 3.831 orang. Diketahui jumlah kasus pada urutan pertama untuk ganguan status mental emosional ada di wilayah Kecamatan Kejaksan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kualitas hidup pada lanjut usia setelah dikontrol dengan variabel konfounding jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, merokok dan status gizi. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon bulan Mei 2017. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional, pengambilan sampel stratified random sampling, pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara dengan kuesioner pada 110 responden. Hasil penelitian ini menemukan pada responden dengan kualitas hidup baik, 93,4 memiliki aktivitas fisik yang cukup. Hasil regresi logistik menunjukkan hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup setelah dikontroldengan variabel status pernikahan p value = 0,0005, CI= 3,512 - 38,709 .Aktivitas fisik yang cukup merupakan faktor meningkatnya kualitas hidup,peningkatan kualitas hidup ini meningkat pada lansia yang memiliki pasangan hidup atau dengan status menikah. ......In many countries, the proportion of the population reaches the elderly elderly increases and is a worldwide concern. In 2010 2035, Indonesia is projected to enter a period of aging ageing population . So that efforts to improve and improve the quality of life in the elderly require special attention. The potential elderly population in Cirebon City is in the District of Kejaksan, 2013 2015 years reaching 3,785 to 3,831 people. It is known that the number of cases in the firs sequence for emotional mental status disorder is in the Kejaksan sub District. This study aims to determine physical activity related to quality of life among elderly after controlled by variables confounding sex, education level, marital status, occupation, smoking and nutritional status. This research was conducted in Kejaksan sub District, Cirebon in May 2017. The study used cross sectional study design, stratified random sampling, data collection was done through interview with questioner on 110 respondents. The results of this study found in respondents with good quality of life, 93.4 have adequate physical activity. Logistic regression results showed significant relationship between physical activity and quality of life after controlled with marital status variables p value 0,0005, CI 3,512 38,709 . Sufficient physical activity is a factor of increasing quality of life, improved quality of life is increased in elderly people who have a spouse or married status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.A. Ayu Rani Puspadewi
Abstrak :
Setiap orang dapat mengalami depresi, salah satunya adalah lansia, dimana lansia memiliki konsekuensi fungsional yang lebih serius dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan lainnya, mulai dari kualitas hidup yang negatif hingga bunuh diri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan kualitas hidup lansia. Sampel penelitian adalah lansia ≥ 60 tahun yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Jakarta, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, serta bersedia menjadi responden. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan metode simple random sampling yang melibatkan 101 lansia. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lansia (p=0,017; α=0,10). Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu keperawatan di masa yang akan datang terkait peningkatan kualitas hidup lansia dengan cara menangani depresi lansia.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 UI-JKI 20:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indrayani
Abstrak :
Peningkatan populasi lansia berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Pada masa lansia terjadi berbagai perubahan fisik, kognitif maupun psikologis. Harapan hidup dan kualitas hidup merupakan hal yang sangat penting bagi lansia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia. Subjek penelitian berjumlah 242 orang lansia yang diperoleh dengan cara random dari populasi yang berjumlah 349 lansia di Desa Cipasung Kabupaten Kuningan. Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, kuesioner dukungan keluarga dan fungsi keluarga. Penelitian ini dianalisis dengan uji Chy Square dan uji Regresi Logistik. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup lansia adalah pendidikan (OR=4,9, p value=0,022), pekerjaan (OR=3,5, p value=0,000) dan dukungan keluarga (OR=5,7, p value=0,000). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga dengan nilai OR 5,7 yang berarti bahwa lansia dengan dukungan keluarga kurang berpeluang 5,7 kali lebih besar memiliki kualitas hidup buruk dibandingkan dengan lansia yang mendapat dukungan keluarga baik. Berdasarkan penelitian ini, faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga, pendidikan dan pekerjaan. ......Increase of elderly population will have an impact on various aspects of life. In the elderly occurs a physical changes, cognitive and pshycological. Life expectancy and quality of life is very important for elderly. There are many factors affect the quality of life of elderly. The purpose of this research to know factors that relating with the quality of life of elderly. The subject of study were 242 the elderly obtained by means of random of the population which consisted of 349 elderly in Cipasung Village Kuningan. The interviewers were conducted using WHOQOL-Bref questionnaire, family support and family function questionnaire. The study analyzed by Chy Square test and Logistic Regresion test. A variable that has a significant relation exists with the quality of life for the elderly is education (OR=4,9, p value=0,022), work (OR=3,5, p value=0,000) and the family support (OR=5,7, p value=0,000). Factors the most dominant relating to the quality of life of elderly is family support with the OR=5,7 which means that for the elderly with poor family support had a chance 5,7 times as great as having the quality of life poorly compared to good family support. Based on this research, factors that relating with quality of life of elderly is family support, education and work.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Jayanti
Abstrak :
Struktur penduduk dunia baik di Indonesia maupun dunia telah bergeser menjadi berstruktur penduduk tua. Dikatakan sebagai struktur penduduk tua, jika populasi lansia di suatu negara lebih dari tujuh persen. Pada tahun 2018 terdapat 9,27 persen (sekitar 24,49 juta) lansia di Indonesia. Beralihnya struktur ini dikarenakan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Jumlah lansia di perkotaan lebih banyak diandingkan di perdesaan. DKI Jakarta merupakan ibukota negara dan pusat pemeritahan. Hal ini menjadikan Jakarta sebagai perkotaan untuk memberikan contoh pelayanan kesehatan dan sosial yang baik bagi penduduknya termasuk lansia. Terdapat sejumlah 1225 lansia bertempat tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) dan komunitas masyarakat. Tingginya jumlah lansia menjadi perhatian baik pemerintah dan masyarakat untuk memperhatikan masalah lansia. Pada institusi sosial ini, lansia, sebagai kelompok yang rentan mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis, sosial dan lingkungan memungkinkan lansia untuk sulit beradaptasi dengan lingkungannya sehingga hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lansia menurut domain kualitas hidup World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). Penelitian dilakukan dengan desain campuran, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penyebaran kuesioner, wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dilakukan pada 80 responden lansia masingmasing 40 responden di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung dan Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan obat, aktifitas fisik dan domain psikologis memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup lansia dengan p value 0,04; 0,03 dan 0,034. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas hidup dan kepuasan akan kesehatan dan domain kualitas hidup antara responden PSTW dan STW. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terkait peningkatan interaksi sosial, perbaikan kondisi lingkungan dengan pelaksanaan program dan pelatihan petugas. Diharapkan penelitian lebih lanjut terkait intervensi yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di institusi sosial panti werdha. ......The population structure in both global and Indonesia has shifted to an ageing population. The country is called by ageing population if the elderly population is more than seven percent. In 2018, there were 9.27 percent (around 24.49 million) of the elderly in Indonesia. This changing structure is due to the increasing of life expectancy. The elderly population in urban areas is more than rural areas. DKI Jakarta is the country`s capital and government center. This makes Jakarta as an urban city to provide good health and social services for its population, including the elderly. There are a number of 1225 elderly in elderly institution (PSTW) and the community. The high number of elderly peoples is a concern of both the government and the public to pay attention to the problem of the elderly. In this social institution, the elderly, as a group that is susceptible to change both physically, psicologically, socially and environmentally, allows the elderly to be difficult to adapt to their environment so that this can affect their quality of life. This study aims to describe the quality of life of the elderly according to the quality of life domain of the World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). The study was conducted with a mixed design, quantitative and qualitative research. Distribution of questionnaires, in-depth interviews, observations, and document studies were carried out on 80 elderly respondents, each of 40 respondents at the Tresna Werdha Social Institution (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung and Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur. The results showed that drug use, physical activity and psychological domain has an influence on the elderly quality of life with p value 0,04; 0,03 and 0,034. The results showed no difference in quality of life score and satisfaction with health score and quality of life domains between PSTW and STW respondents. This research is expected to be an input related to increasing social interaction, improving environmental conditions with the implementation of programs and training of officers. It is expected that further research related to interventions that can improve the quality of life of the elderly in social institutions of nursing homes.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Sabri
Abstrak :
Rendahnya kualitas hidup lansia di PSTW belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, sementara keinginan lansia tinggal di panti semakin meningkat di Sumbar. Salah satu penyebab adalah pergeseran nilai budaya perawatan lansia di keluarga. Tujuan penelitian untuk memperoleh model keperawatan pendampingan lansia berbasis budaya minang, untuk meningkatkan kualitas asuhan, status kesehatan, kepuasan dan kualitas hidup lansia di panti. Disain penelitian yang digunakan riset operasional, terdiri dari tiga tahap. Tahap I: identifikasi dasar pengembangan model, melaluimetode campuran dengan desain ethnografi terfokus dan desain deskriptif. Tahap II: pengembangaan model keperawatan pendampingan lansia berbasis budaya merupakan integrasi tema tahap 1, studi literatur dan konsultasi pakar; Tahap III: uji coba model dengan quasi experiment with control group design. Jumlah sampel kelompok intervensi 52 orang, dan 51 orang kelompok kontrol. HasilSal penelitian  tahap I: kompetensi budaya, perilaku merawat, status kesehatan, kepuasan dan kualitas hidup status masih rendah (kurang 50%), penelitian kualitatif diperoleh 19 tema; tahap II, dihasilkan model pendampingan lansia berbasis budaya minang dilengkapi 3 modul, 1 buku kerja, dan panduan bagi komponen model; tahap III: intervensi berhasil meningkatkan kualitas asuhan, status kesehatan, kepuasan dan kualitas hidup lansia di PSTW Sumbar. Kesimpulan: model memiliki efektifitas intervensi tertinggi pada kualitas asuhan (komunikasi, kebersihan dan pelayanan), kualitas hidup (spiritualitas), status kesehatan, kepuasan hidup, kompetensi budaya dan perilaku merawat. Rekomendasi: 1) model dapat dipakai di PSTW diwilayah lain diluar Sumbar dengan melakukan penyesuaian; 2)Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi seluruh staf panti; 3)Penelitian lanjutan yaitu pengembangan instrument kompetensi budaya untuk petugas panti.
The low quality of life of the elderly at PSTW has not received much attention from various parties, while the desire of the elderly to live in the institution has increased in West Sumatra. This happened because of the shift in the value of the elderly care culture in the family. The aim of the study was to obtain a nursing assistance model for elderly people based on Minang culture, to improve the quality of care, health status, satisfaction and quality of life for elderly people at the orphanage. Research uses the operational research research design, which consists of three stages. Stage I: identification of basic model development, through mixed research with focused ethnographic design and descriptive design. Stage II: development of a culture-based elderly mentoring nursing model is the integration of the theme of stage 1, literature study and expert consultation; Stage III: trial model with quasi experiment with control group design. The number of samples in the intervention group was 52 people, and 51 were control groups. The results of phase I research: cultural competence, caring behavior, health status, satisfaction and quality of life status are still low (50% less), qualitative research obtained 19 themes; phase II, produced an elderly mentoring model based on Minang culture equipped with 3 modules, 1 workbook, and guidance for model components; stage III: the intervention managed to improve the quality of care, health status, satisfaction and quality of life of the elderly in West Sumatra PSTW. Conclusion: the model has the highest effectiveness of intervention on the quality of care (communication, cleanliness and service), quality of life (spirituality), health status, life satisfaction, cultural competence and caring behavior. Recommendations: 1) the model can be used in PSTW in other regions outside of West Sumatra by making adjustments; 2) Continuous education and training for all nursing staff; 3) Further research is the development of cultural competency instruments for nursing staff.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2618
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Madarina
Abstrak :
Osteoporosis tulang mandibula dapat diukur menggunakan indeks penurunan densitas tulang mandibula dimana dapat digunakan dokter gigi dalam membuat rencana perawatan sehingga kegagalan akibat faktor osteoporosis dapat dicegah terutama dalam perawatan prostodonsia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan osteoporosis tulang rahang dan kualitas hidup dari aspek kesehatan gigi dan mulut lansia penelitian dilakukan dengan metode potong lintang. Penelitian dilakukan dengan pencatatan data sosio demografis, pemeriksaan intraoral, wawancara utuk pengisian kuesioner indeks densitas tulang mandibula dan kuesioner kualitas hidup lansia. Hasil uji chi-square, tidak terdapat hubungan antara osteoporosis tulang rahang dan kualitas hidup dari aspek kesehatan gigi dan mulut lansia. ...... Osteoporosis in mandibular bone can be measured by mandibular bone density index which is tool for early detection of osteoporosis in mandibular bone that can be used by dentists in planning a treatment so that failure caused by osteoporosis can be prevented especially in prosthodontics treatment. The objective of this studies is to analyze the relationship between and oral health related quality of life in elderly patient with cross sectional studies. Sociodemographic data were obtained, intraoral examination and interview for mandibular bone density index and oral health relatred quality of life questionnaire were conducted. Chi square results indicated that there was no significant relation between mandibular bone osteoporosis and oral health related quality of life in elderly patient.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrila Harmaini
Abstrak :
Latar Belakang. Kualitas hidup merupakan hal yang penting pada penyakit kronik, termasuk pada usia lanjut. Kualitas hidup yang dibahas di bidang kesehatan adalah kualitas hidup terkait kesehatan (health related quality of life). Salah satu kuesioner untuk mengukur kualitas hidup yang banyak digunakan adalah formulir European Quality of Life - 5 Dimensions (EQ-5D). Di Indonesia belum ada suatu alat mengukur kualitas hidup terkait kesehatan pada usia lanjut yang sudah diuji keandalan dan kesahihan. Tujuan. Membuktikan bahwa formulir EQ-5D merupakan alat pngukur yang andal dan sahib untuk menentukan kualitas hidup terkait kesehatan pada usia lanjut di Indonesia. Metodologi. Dirancang suatu studi validasi. Prosedur yang dilakukan adalah pada hari pertama kunjungan, semua pasien melakukan pengisian formulir European Quality of life - 5 Dimensions (EQ-5D) dan Short Form - 36 (SF-36) dan pada hari ke 7-14 kunjungan dilakukan pengisian ulang formulir EQ-5D. Hasil. Telah dilakukan pengambilan data terhadap 86 responden, nilai ICC EQ-5D masing-masing dimensi, EQ-5D indeks maupun VAS didapatkan sangat baik (>0,75), kecuali untuk rasa cemas/ depresi, dengan nilai ICC 0,611. Keandalan internal consistency penelitian ini didapatkan nilai Cronbach a 0,829. Uji kesahihan ekstemal EQ-5D-dibandingkan SF-36 dan dianalisis-dengan uji Pearson/ Spearman correlation coefficient. Terdapat hubungan bermakna (p<0,0I), yaitu antara dimensi EQ-5D, EQ-5D indeks, EQ-5D VAS dengan dimensi SF-36 maupun SF-36 nilai total, kecuali hubungan EQ-5D VAS dan kesehatan jiwa SF-36. Hasil uji kesahihan konstruksi EQ-5D, didapatkan semua dimensi berhubungan bermakna dengan EQ-5D indeks ( p<0,01). Simpulan. Fornulir EQ-5D merupakan alat pngukur yang andal dan sahih dan dianjurkan dapat digunakan untuk mengukur kualitas hidup terkait kesehatan usia lanjut di Indonesia.
Background. Quality of life is an important issue in chronic disease and elderly population. Quality of life discussed here is Health Related Quality of Life (HRQOL). HRQOL is an abstract variable. It contents two dimensions, subjective or perception and objective component. One of the HRQOL instrument most commonly used is European Quality of Life - 5 Dimensions (EQ-5D) form. So far there isn't any tool to measure HRQOL in elderly population in Indonesia, which has been validated consistently. Objectives. To verify that EQ-5D form is a reliable and valid instrument to measure health related quality of life in elderly population in Indonesia. Methods. A validation study was arranged. On the first day of visit, all patients filled in EQ-5D form and Short Form - 36 (SF-36), which was repeated on day 7 through day 14 of visits. Results. There were 86 respondents in this study. Interclass Correlation Coefficient (ICC) EQ-5D for each dimension, EQ-5D index and EQ-5D VAS were found to be excellent (>0.75) with the exception of anxiety/ depression with ICC 0.611. The internal consistency was found to have Cronbach a 0.829. Compared to SF-36, the external validity of EQ-SD was found to be significant (p<0.01) using Pearson/ Spearman correlation coefficient, except the correlation of EQ-5D VAS and mental health. The construct validity was found to be significant (p<0.01). Conclusions. EQ-5D form is a reliable and valid instrument which is recommended to measure health related of life in elderly population in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library