Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yovela Natalia Yvone
"Dunia hiburan Korea Selatan kian populer di berbagai kalangan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kemunculan selebriti-selebriti Korea Selatan baik dalam bidang drama maupun musik atau yang kerap disebut K-Pop menarik atensi besar para penggemar di kalangan emerging adulthood, salah satunya terhadap grup K-Pop XYZ. Perilaku mengidolakan selebriti ini disebut celebrity worship. Celebrity worship terhadap grup K-Pop XYZ yang terjadi di Indonesia dapat memicu terjadinya fanatisme. Akibat dari fanatisme dapat memicu terjadi peperangan antarpenggemar dari komunitas satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang diduga menyebabkan terjadinya fenomena celebrity worship, antara lain usia, religiositas, materialisme, fantasy proneness, obsessive behavior, self-esteem, cognitive flexibility, dan relationship. Dari variabel-variabel tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel-variabel yang signifikan secara statistik menjelaskan fenomena celebrity worship, mendeskripsikan setiap variabel, dan menginterpretasikan hubungan antara variabel yang signifikan secara statistik dengan fenomena celebrity worship bagi komunitas penggemar grup K-Pop XYZ se-Jabodetabek. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah regresi logistik ordinal. Regresi logistik ordinal merupakan salah satu bentuk regresi di mana variabel dependennya merupakan variabel dua atau lebih kategorik yang memiliki skala ordinal. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat dua variabel yang signifikan secara statistik menjelaskan fenomena celebrity worship, yaitu variabel religiositas dan materialisme.

The world of South Korean entertainment is increasingly popular in various circles throughout the world, including Indonesia. The emergence of South Korean celebrities both in the fields of drama and music or what is often called K-Pop has attracted great attention from fans in emerging adulthood, one of which is the K-Pop group XYZ. This behavior of idolizing celebrities is called celebrity worship. Celebrity worship of the K-Pop group XYZ that occurs in Indonesia can trigger fanaticism. Fanaticism can cause fanwar between communities. The variables which are thought to influence the phenomenon are age, religiousity, materialism, fantasy proneness, obsessive behavior, self-esteem, cognitive flexibility, and relationship. Therefore, this research aims to analyze the variables that statistically significantly explain the celebrity worship phenomenon, describe each variable, and interpret the relationship between statistically significant variables and the celebrity worship phenomenon for the K-Pop XYZ fan community in Jabodetabek. In this research, the method used is ordinal logistic regression. Ordinal logistic regression is a form of regression where the dependent variable is a variable of two or more categories that has an ordinal scale. The result of this research is that there are two variables that statistically significantly explain the celebrity worship phenomenon for the fan community of the K-Pop group XYZ in Jabodetabek, that is religiosity and materialism."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanny Arumsari
"Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang sering ditemukan padalansia. Perbedaan tempat tinggal memberi pengaruh terhadap tingkat depresi lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi lansia di panti jompo dan komunitas. Faktor yang diamati meliputi jenis kelamin, status pernikahan, status pendidikan, apakah dulunya bekerja, ada atau tidaknya keluarga hidup, ada atau tidaknya hobi yang masih bisa dikerjakan, tingkat sosialisasi, tingkat adaptasi, dan tingkat religi. Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi lansia di panti jompo dan komunitas akan berbeda. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik ordinal.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi tingkat depresi lansia di panti jompo adalah hobi, tingkat adaptasi, dan tingkat religi, sedangkan di komunitas adalah hobi, tingkat sosialisasi, dan tingkat adaptasi. Dengan ditemukannya hasil penelitian ini disarankan agar pihak yang merawat lansia dapat memperhatikan faktor depresi tersebut sehingga dapat mencegah atau menurunkan tingkat depresi lansia yang dirawatnya.

Depression is a mental disorder which the most often found in elderly. Difference of residence effect on the level of elderly depression in it. The purpose of this research is to analyze the factors that influence the level of elderly depression at the nursing home and the community. The factors are observed is gender, marital status, latest education, working status, existence of living family member, existence the hobby that can be still done, level of socialization, level of adaptation, and level of religious. Presumably, the factors that influence the level of elderly depression in nursing homes and community will be different. Methods of data analysis is the ordinal logistic regression.
From the result of data analysis, it can be conclude that the factors that influence the level of elderly depression in nursing home is hobby, level of adaptation, and level of religious, whereas in the community is a hobby, the level of socialization, and the level of adaptation. Based on the result of this research is suggested that elderly care providers may consider factors are causing depression, which can prevent or reduce the level of elderly depression in her care.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2015
S59398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Hot Nauli
"Hubungan antara status kurang gizi dan intensi fertilitas cukup kompleks di mana terdapat pengaruh mekanisme biologis dan perilaku terhadap pola fertilitas akibat kekurangan gizi. Tujuan dalam penelitian yaitu menganalisis hubungan status kurang gizi perempuan kawin usia 15-49 tahun terhadap keinginan untuk memiliki atau menambah anak (intensi fertilitas). Penelitian ini menggunakan regresi logistik ordinal dan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan intensi fertilitas dengan status kurang gizi perempuan kawin. Perempuan yang kurang gizi memiliki intensi fertilitas yang lebih rendah untuk memiliki anak dibandingkan perempuan cukup gizi. Kemudian, terdapat perbedaan hubungan status konsumsi kalori dan protein terhadap tingkat intensi fertilitas menurut paritas perempuan setelah dikontrol dengan karakteristik individu, pasangan dan rumah tangga.

The correlation between malnutrition and fertility intentions is quite complex because there is an influence of biological and behavioral mechanisms. This study aims to analyze the correlation between the undernourished status of married women (15-49 years old) and their intention to have children. This study used ordinal logistic regression and data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) in 2021. The results show that women's fertility intention is associated with undernourished status. Undernourished married women were less likely to have children than well-nourished women. Then, there was a difference in the correlation based on parity after being controlled with the individual, partner, and household characteristics."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laili Rahmawati
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat dan karakteristik ketahanan pangan rumah tangga serta mengidentifikasi faktor determinan ketahanan pangan rumah tangga di Provinsi Jawa Tengah. Identifikasi faktor determinan ketahanan pangan rumah tangga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi masalah kerawanan pangan yang lebih terarah dan tepat sasaran. Penelitian ini menggunakan data Susenas 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data dianalisis dalam dua tahap yaitu analisis deskriptif dan metode statistik dengan menggunakan model Regresi Logistik Ordinal. Namun, sebelumnya dilakukan penghitungan tingkat ketahanan pangan menggunakan penghitungan derajat ketahanan pangan yang diukur berdasarkan klasifikasi silang antara ketercukupan kalori dan pangsa pengeluaran pangan dengan empat kategori yaitu tahan, rawan, kurang, dan rentan pangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan rumah tangga di Provinsi Jawa Tengah didominasi oleh kategori rentan pangan yang mencapai 37,20%, disusul oleh Tahan Pangan (32,60%), Kurang Pangan (16,70%), dan Rawan Pangan (13,5%). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Provinsi Jawa Tengah yaitu jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, jenis lapangan kerja, dan status pernikahan kepala rumah tangga; daerah tempat tinggal; jumlah anggota rumah tangga; pengeluaran perkapita; pembelian raskin; dan kepemilikan aset produktif.

ABSTRACT
This study aimed to analyze level and characteristics of household food
security and to identify its determinants in Central Java. Identification of
household food security determinants is expected to became one of references to
policy making in address focused and targeted food insecurity issues.
This study is a quantitative research with cross sectional approach and used
data from The National Socioeconomic Survey (SUSENAS) 2012 in its analysis.
Data were analyzed in two stages i.e descriptive analysis and statistical methods
using ordinal logistic regression model. But, previously performed calculation of
the level of household food security using the degree of food security, is measured
by the cross-classification between calories adequacy and the share of food
expenditure, with four level of categories wich are resistant, insecurity, less, and
vulnerable,
Results of analysis showed that household food security level in Central
Java province is dominated by food vulnerable (37.20%), food resistant (32,60%),
less food (16,70%) and food insecurity (13,5%).
Gender, age, education level attained last one, the type of employment; and
household marital status of head of household; area of residence; number of
household members; expenditure per capita; Raskin acceptance; and ownership of
productive assets are factors that affect the food security of household in Central
Java province, This study aimed to analyze level and characteristics of household food
security and to identify its determinants in Central Java. Identification of
household food security determinants is expected to became one of references to
policy making in address focused and targeted food insecurity issues.
This study is a quantitative research with cross sectional approach and used
data from The National Socioeconomic Survey (SUSENAS) 2012 in its analysis.
Data were analyzed in two stages i.e descriptive analysis and statistical methods
using ordinal logistic regression model. But, previously performed calculation of
the level of household food security using the degree of food security, is measured
by the cross-classification between calories adequacy and the share of food
expenditure, with four level of categories wich are resistant, insecurity, less, and
vulnerable,
Results of analysis showed that household food security level in Central
Java province is dominated by food vulnerable (37.20%), food resistant (32,60%),
less food (16,70%) and food insecurity (13,5%).
Gender, age, education level attained last one, the type of employment; and
household marital status of head of household; area of residence; number of
household members; expenditure per capita; Raskin acceptance; and ownership of
productive assets are factors that affect the food security of household in Central
Java province]"
2015
T43619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Tri Fatimah
"ABSTRACT
Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang banyak terjadi pada pasien Diabetes Mellitus DM . Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 beresiko tinggi mengalami depresi ringan dan depresi berat. Gejala komplikasi diabetes, durasi diabetes, dan perilaku manajemen diri merupakan faktor ndash; faktor yang diduga mempengaruhi depresi pada pasien DM tipe 2. Metode analisis regresi logistik ordinal digunakan untuk menentukan faktor ndash; faktor yang paling mempengaruhi depresi dan mendeteksi tingkat depresi berdasarkan faktor ndash; faktor yang paling mempengaruhi depresi. Hasil dari penelitian ini adalah 43.6 pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengalami depresi, yang terdiri dari 22.7 mengalami depresi ringan, dan 20.9 mengalami depresi berat. Depresi pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hanya dipengaruhi oleh gejala komplikasi diabetes yang tediri dari hipoglikemia, opthalmologi, dan neuropati sensorik, sehingga faktor ndash; faktor tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi depresi.

ABSTRACT
Depression is a mental disorder that often exists within patients with diabetes mellitus. Several studies displays that the patients with type 2 diabetes mellitus has an increased risk of minor and major depression. The symptom of diabetes complications, duration diabetes, and the self management behavior are predicted to be the contributing factors that influence depression in the patient with type 2 diabetes mellitus. This research employs ordinal logistic regression method to determine the most prominent factor affecting depression and to detect the level of depression according to the said factors. The result of this research displays that depression occurs in 43.6 of the patient with type 2 diabetes mellitus in Cipto Mangunkusumo hospital, with the following breakdown 22.7 patients that suffer from minor depression and 20.9 patients suffer from major depression. Depression in the patients of Cipto Manungkusumo hospital with type 2 diabetes mellitus is only affected by the symptoms of diabetes complication which constitute of hypoglycemia, ophthalmology, and sensory neuropathy. Thus, these factors can be used to detect depression."
2017
S69572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Munandar
"

Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia terlihat dari skor PISA dimana Indonesia hanya menempati peringkat 62 dari 70 negara. Hal tersebut juga menunjukan bahwa kinerja guru masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apakah pemberian insentif pada guru dapat meningkatkan kinerja guru yang diukur menggunakan skor PISA siswa tahun 2015 berfokus pada pelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari survei dan tes PISA tahun 2015. Unit analisis dalam penelitian ini sebanyak 6.154 siswa dari 236 sekolah yang mengikuti survei dan tes PISA. Adapun pemberian insentif merupakan variabel independen utama dalam penelitian ini yang diduga memengaruhi kinerja guru. Insentif dalam hal ini terbagi menjadi pemberian insentif pada guru dengan jam mengajar full time dan part time di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik ordinal. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemberian insentif pada guru dengan jam mengajar full time, namun tidak berlaku pada guru dengan jam mengajar part time dimana pemberian insentif dengan jam mengajar part time justru menurunkan kinerja guru tersebut.

 


The low quality of Indonesian education can be shown from the PISA score where Indonesia is only ranked 62 from 70 participating countries. It also shows that teacher performance is still not optimal. This study aims to study whether giving incentives to teachers can improve teacher performance as measured using student PISA scores in 2015 focusing on science lessons. This study uses secondary data sourced from surveys and PISA tests in 2015. The units of analysis in this study were 6,154 students from 236 schools who took surveys and PISA tests. The provision of incentives is the main independent variable in this study which is thought to affect teacher performance. Incentives in this case are divided into giving incentives to teachers with full time and part time teaching hours at school. This study uses ordinal logistic regression analysis. The results showed that there was a positive and significant influence between giving incentives to teachers with full-time teaching hours, but did not apply to teachers with part-time teaching hours where giving incentives with part-time teaching hours actually reduced the teacher's performance.

 

"
2019
T54696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hisyam Al Fattah
"Kesenjangan gender di Indonesia masih tercermin pada berbagai sektor salah satunya pendidikan dan ketenagakerjaan. Bahkan kesenjangan juga terjadi pada skala lebih kecil yakni rumah tangga. Terkait hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk untuk mempelajari pengaruh status bekerja terhadap keterlibatan pengambilan keputusan rumah tangga oleh perempuan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik ordinal. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara status bekerja perempuan dengan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Hasil studi ini dapat dijadikan acuan oleh pemangku kepentingan terkait dalam menyusun kebijakan yang mendukung akses perempuan ke pendidikan dan peluang kerja yang setara sehingga dapat membantu meningkatkan partisipasi mereka dalam proses pengambilan keputusan yang relevan bagi kehidupan keluarga mereka.

The gender gap in Indonesia is still reflected in various sectors, including education and employment. Inequality also occurs on a smaller scale, namely households. Related to this, this study aims to study the effect of working status on the involvement of women in household decision-making. The data used in this study came from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The analytical method used is ordinal logistic regression. The research findings show a positive and significant influence between women's working status and participation in household decision-making. The results of this study can be used as a reference by relevant stakeholders in formulating policies that support women's access to education and equal employment opportunities to help increase their participation in decision-making processes relevant to their family life."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariful Romadhon
"Penelitian ini menganalisis dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan Kompensasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap kemiskinan di Indonesia. menggunakan simulasi kemiskinan dengan metode Modifikasi Garis Kemiskinan dan Modifikasi Pengeluaran dengan memanfaatkan indikator-indikator pendahulu angka kemiskinan/leading indicators. Berdasarkan hasil simulasi, ditemukan bahwa pemberian kompensasi BLT BBM dapat menekan angka kemiskinan dibandingkan tanpa adanya kompensasi. Pada skema tanpa adanya kompensasi, angka kemiskinan yang akan terjadi pada September 2022 diprediksi sebesar 10,36 persen (mengalami kenaikan 0,82 persen dibandingkan Maret 2022). Pada skema yang dilakukan oleh pemerintah (kompensasi diberikan kepada penerima Program Keluarga Harapan (PKH) atau penerima program Bantuan Langsung Tunai (BPNT), maka kemiskinan diperkirakan sebesar 9,56 persen (mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen dibandingkan Maret 2022). Pemberian kompensasi dapat menjadi solusi jangka pendek untuk mempertahankan daya beli masyarakat miskin dan masyarakat rentan miskin saat terjadinya shock ekonomi. Akan tetapi, ditemukan bahwa masih tingginya persentase rumah tangga yang berada pada kelompok dengan 10 persen pengeluaran per kapita terendah (desil 1) yang tidak tercakup ke dalam sasaran penerima manfaat (exclusion of error), yaitu sebesar 55,35 persen dan hanya 44,65 persen rumah tangga yang menerima manfaat program. Temuan utama dalam penelitian ini adalah bahwa pemberian program bantuan kepada rumah tangga yang lebih tepat sasaran akan jauh lebih efektif dan efisien dalam menekan angka kemiskinan dibandingkan dengan melakukan perluasan cakupan bantuan kepada rumah tangga penerima Program Indonesia Pintar (PIP) ataupun menambah nominal bantuan. Skema pemberian bantuan yang mengarah pada rumah tangga yang lebih tepat tidak hanya menghasilkan angka kemiskinan yang lebih rendah, tetapi juga menghasilkan indeks kedalaman kemiskinan, indeks keparahan kemiskinan, dan gini ratio yang lebih rendah dibandingkan skema lainnya. Exclusion error pada desil 1 dapat dikurangi dengan melakukan perbaikan, pembaruan, dan integrasi basis data terpadu dikombinasikan dengan data pendukung lainnya dengan melihat karakteristik kerawanan sosial yang dimiliki oleh rumah tangga miskin. Basis data penerima bantuan yang lebih akurat akan berperan sangat penting dalam tahap perencanaan program dan keberhasilan pengentasan kemiskinan. Berdasarkan hasil analisis inferensial menggunakan regresi logistik ordinal, kecenderungan rumah tangga yang menerima Kompensasi BLT BBM untuk berada dalam kemiskinan dibandingkan menjadi rentan miskin dan tidak miskin semakin besar seiring dilakukannya minimalisasi exclusion error menjadi 25 persen dan 15 persen. Ini menjadi pembahasan dan temuan yang menarik. Hal ini tidak berarti bahwa pemberian Kompensasi BLT BBM akan membuat rumah tangga menjadi jatuh ke dalam kemiskinan. Akan tetapi justru sebaliknya, kecenderungan yang semakin besar menandakan bahwa kompensasi BLT BBM semakin menjangkau kelompok rumah tangga miskin yang berada pada desil terendah. Adanya pemotongan besaran bantuan sosial juga dapat berdampak buruk bagi pemulihan daya beli masyarakat miskin dan rentan miskin yang membuat angka kemiskinan menjadi lebih tinggi. Terakhir namun tidak kalah penting adalah menjaga stabilitas harga barang dan jasa, khususnya kebutuhan pokok agar tidak terlalu tinggi sehingga daya beli masyarakat tidak semakin menurun.

This study analyzes the impact of fuel price raising and Direct Cash Assistance (BLT BBM) compensation on poverty in Indonesia using poverty simulation with the Poverty Line Modification and Expenditure Modification methods by utilizing leading indicators. Based on the simulation results, it was found that the BLT BBM compensation program can reduce the poverty rate compared to without BBM compensation. In the no compensation scheme, the poverty rate in September 2022 is predicted to be 10.36 percent (an increase of 0.82 percent compared to March 2022). In the scheme implemented by the government (compensation is given to recipients of the Family Hope Program (PKH) or recipients of the Direct Cash Transfer (BPNT) program), poverty is estimated at 9.56 percent (an increase of 0.02 percent compared to March 2022). Compensation programs can be a short-term solution to restore the purchasing power of the poor and the vulnerable poor during an economic shock. However, it was found that a high percentage of households in the lowest 10 percent of per capita expenditure (decile 1) were not included in the target beneficiaries (exclusion of error) at 55.35 percent and only 44.65 percent of households received program benefits. The main finding in this study is that providing assistance programs to more targeted households will be much more effective and efficient in reducing poverty than expanding the coverage of assistance to households receiving the Indonesia Smart Program (PIP) or increasing the amount of assistance. Schemes that target more appropriate households not only result in lower poverty rates, but also lower poverty depth index, poverty severity index, and gini ratio compared to other schemes. Exclusion error in decile 1 can be reduced by improving, updating, and integrating the integrated database combined with other supporting data by looking at the social vulnerability characteristics of poor households. A more accurate database of beneficiaries will play a very important role in the program planning stage and the success of poverty alleviation. Based on the results of the inferential analysis using ordinal logistic regression, the tendency of households receiving BLT BBM Compensation to be in poverty compared to being vulnerable to poverty and not being poor increases as the exclusion error is minimized to 25 percent and 15 percent. This is an interesting discussion and finding. This does not mean that the BLT BBM compensation will make households fall into poverty. On the contrary, the increasing trend indicates that BLT BBM compensation is increasingly reaching poor households in the lowest decile. A cut in the amount of social assistance can also have an adverse impact on the recovery of the purchasing power of the poor and vulnerable poor, which makes the poverty rate higher. Last but not least, it is important to maintain the stability of the prices of goods and services, especially basic needs, so that the purchasing power of the community does not decline further."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisang Residata
"Pola konsumsi rokok merupakan tema penting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi merokok di Indonesia dengan menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (IDHS). Dalam penelitian ini, Determinan frekuensi merokok seperti Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesejahteraan, Status Pernikahan dan Tempat Tinggal. diteliti untuk menentukan pengaruhnya terhadap frekuensi merokok. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ordinal, ditemukan bahwa individu yang termasuk dalam kategori umur remaja (15-24 tahun), berjenis kelamin laki-laki, memiliki tingkat pendidikan dan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah, berstatus belum menikah atau cerai/hidup terpisah, serta tinggal di wilayah perkotaan cenderung akan menjadi perokok dengan frekuensi yang tinggi. Hasil ini memberikan bukti empiris yang kuat mengenai faktor-faktor risiko yang perlu menjadi perhatian utama dalam merancang strategi pencegahan untuk mengendalikan perilaku merokok di kalangan masyarakat Indonesia.

The pattern of cigarette consumption is an important theme in Indonesia. This study aims to analyze the factors influencing smoking frequency in Indonesia using data from the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). In this research, determinants of smoking frequency such as Age, Gender, Education Level, Wealth Index, Marital Status, and Residence were examined to determine their impact on smoking frequency. Based on the results of ordinal logistic regression analysis, it was found that individuals who fall into the teenage age category (15-24 years), are male, have lower education and wealth levels, are unmarried or divorced/separated, and live in urban areas tend to be smokers with high frequency. These results provide strong empirical evidence regarding the risk factors that need to be a primary focus in designing prevention strategies to control smoking behavior among the Indonesian population."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Ruth Taruli Stephani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orang tua tunggal atau orang tua berstatus tidak kawin terhadap cakupan penerimaan imunisasi anak di Indonesia dengan menggunakan data dari SUSENAS 2022 dan PODES 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik ordinal, yang melibatkan 71.861 anak usia 9-59 bulan di seluruh Indonesia. Faktor-faktor kontrol yang dianalisis meliputi umur anak, urutan lahir, umur kepala rumah tangga (KRT), jenis kelamin KRT, tingkat pendidikan KRT, status pekerjaan KRT, kepemilikan HP, akses internet, kepemilikan rekening tabungan, daerah tempat tinggal, dan kepadatan posyandu per anak di kota/kabupaten tempat tinggal. Hasil analisis menunjukkan bahwa status perkawinan orang tua berpengaruh signifikan terhadap penerimaan imunisasi anak, di mana anak dari orang tua tunggal atau tidak kawin memiliki peluang 1,626867 kali lebih kecil untuk menerima imunisasi sebagian atau lengkap dibandingkan anak dari orang tua kawin. Selain itu, faktor-faktor seperti umur anak, urutan lahir, umur KRT, jenis kelamin KRT, kepemilikan HP, akses internet, kepemilikan rekening tabungan, daerah tempat tinggal, dan kepadatan posyandu juga berpengaruh signifikan terhadap penerimaan imunisasi. Penelitian ini menekankan pentingnya dukungan kebijakan dan intervensi yang tepat untuk meningkatkan cakupan imunisasi di kalangan anak-anak dari orang tua tunggal. Dukungan ini bisa berupa program imunisasi gratis, akses informasi kesehatan, serta dukungan sosial dan ekonomi bagi keluarga tunggal. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan kebijakan kesehatan anak di Indonesia.

This study aims to analyze the impact of single parenthood on the immunization coverage of children in Indonesia using data from SUSENAS 2022 and PODES 2020. The method used in this study is ordinal logistic regression, involving 71,861 children aged 9-59 months in Indonesia. The control factors analyzed include the child's age, birth order, head of household (KRT) age, KRT gender, KRT education level, KRT employment status, phone ownership, internet access, bank account ownership, residence area, and Integrated Healthcare Center (Posyandu) density. The analysis results indicate that parental marital status significantly affects the immunization coverage of children, with children from single parents having 1,626867 times lower likelihood of receiving partial or complete immunization compared to children from married parents. Additionally, factors such as the child's age, birth order, KRT age, KRT gender, phone ownership, internet access, bank account ownership, residence area, and Integrated Healthcare Center (Posyandu) density also significantly influence immunization coverage. This study emphasizes the importance of policy support and appropriate interventions to improve immunization coverage among children of single parents. Such support could include free immunization programs, access to health information, as well as social and economic support for single-parent families. These findings are expected to contribute positively to the development of child health policies in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>