Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Kusuma Wardani
"Latar belakang: Kelahiran prematur menjadi salah satu penyebab utama kematian pada neonatus. Risiko mortalitas neonatus prematur akan menurun dengan bertambahnya usia kehamilan. Kondisi hipoksia akut akan menyebabkan insufisiensi plasenta, sehingga transfer nutrisi dari maternal ke janin akan terganggu. Hipoksia menstimulasi ekspresi faktor transkripsi HIF-1α, dan renin akan di ekspresikan lebih tinggi pada kondisi hipoksia.Renin angiotensin system (RAS) berperan dalam menjaga tekanan darah dan homeostasis elektrolit dalam tubuh.Renin dapat menstimulasi prostaglandin sebagai salah satu pencetus kelahiran diduga menjadi penyebab kelahiran prematur.
Tujuan: Mengukur ekspresi renin pada usia kehamilan dan berat lahir pada jaringan plasenta neonatus prematur.
Metode: Desain penelitian menggunakan cross sectional, plasenta neonatus prematur dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan usia kehamilan (28-32 minggu dan 33-36 minggu) dan berat lahir neonatus (<1500 dan 1500-2500 gram) untuk neonatus prematur yang disertai preeklampsia maupun tanpa disertai preeklampsia. Pengukuran ekspresi relatif mRNA renin menggunakan metode two step RT-PCR. Pengukuran protein renin menggunakan metode ELISA.
Hasil: Ekspresi renin yang lebih tinggi dijumpai pada plasenta neonatus prematur disertai preeklampsia usia kehamilan 28-32 minggu dan plasenta neonatus prematur tanpa disertai preeklampsia usia kehamilan 33-36 minggu. Ekspresi renin lebih tinggi pada plasenta neonatus prematur dengan berat lahir<1500 gram, baik pada prematur yang disertai preeklampsia maupun tanpa disertai preeklampsia.
Kesimpulan: Tingginya ekspresi renin menunjukkan adanya penghambatan transfer nutrisi dari maternal ke janin sehingga janin tidak berkembang dengan optimal.Ekspresi renin lebih tinggi dijumpai pada neonatus dengan SGA. Ekspresi renin seluruh plasenta neonatus prematur lebih rendah dari plasenta aterm.

Background: Preterm birth has become a main cause of neonanus mortality. Preterm neonatus mortality risk will decrease along with the increasing gestational age. Acute hypoxia will lead placental insufficiency, which results disruption on transfer nutrition from maternal to fetus. Hypoxia stimulates expression HIF-1α transcription factor, and renin will be highly expressed in hypoxia. Renin angiotensin system (RAS) plays a role in maintaining blood pressure and electrolyte homeostatic in the body. Renin stimulates prostaglandin synthesis that induces labor, and it was suspected as a cause of preterm birth.
Objective: Measure renin expression in gestational age and birth weight of preterm neonates placental tissue.
Methods: The research design used cross sectional, placental preterm neonates were divided into two groups based on gestational age (28-32 and 33-37 weeks) and birth weight (<1500 and 1500-2500 grams), preterm neonates with and without preeclampsia. Renin mRNA relative expression was measured by two step RT-PCR method. Renin protein was measuredby ELISA method.
Results: Renin expression is found higher in placental preterm neonates with preeclampsia 28-32 weeks gestational age, placental preterm neonates without preeclampsia 33-36 weeks gestational age. Renin expression was higher in placental preterm neonates <1500 grams birth weight, for both placental preterm neonates with and without preeclampsia.
Conclusion: The high renin expression showed inhibition nutrition transfer from maternal to fetus, so that the fetus does not optimally being develop.The higher renin expression found in fetus with SGA. Renin expression in preterm neonates placenta is lower than at term neonates placenta.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risyifa Audinia
"ABSTRAK
Penyakit ginjal diabetes merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal stadium akhir, sehingga dibutuhkan penanda biologis yang spesifik dan sensitif untuk mengantisipasi progresi penyakit. Sistem renin-angiontensin aldosteron diketahui memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan awal penyakit ginjal diabetes, sehingga renin sebagai salah satu komponen sistem renin-angiotensin aldosteron memiliki potensi sebagai penanda awal penyakit ginjal diabetes. Penulisan review article ini bertujuan untuk mengkaji literatur-literatur terkini yang meneliti hubungan kadar renin pada urin dengan perkembangan kerusakan ginjal. Review bersifat sistematik berdasarkan acuan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses Guidelines (PRISMA) tahun 2009 dengan pendekatan kualitatif. Literatur yang dikaji diperoleh melalui pencarian internet pada database ScienceDirect, PubMed, dan SpringerLink. Sebanyak 5 literatur dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Hasil analisis literatur menunjukkan bahwa potensi renin urin sebagai penanda biologis penyakit ginjal diabetes cukup besar dikarenakan renin urin akan meningkat pada kondisi kerusakan ginjal. Selain itu, renin urin juga dapat menggambarkan aktivitas sistem renin-angiotensin aldosteron intrarenal dan memiliki korelasi positif dengan albuminuria. Hasil analisis literatur juga menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi antara eLFG dan renin urin pada pasien dengan penyakit ginjal diabetes. Namun, renin urin secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan penyakit ginjal diabetik dibandingkan dengan pasien dengan penyakit ginjal kronis.

ABSTRACT
Diabetic kidney disease is one of the main causes of end-stage renal disease, therefore there is a need for specific and sensitive biological markers to anticipate progression of the disease. The renin-angiontensin aldosterone is known to have a significant role in the early development of diabetic kidney disease, that means renin as one of the components of the renin-angiotensin aldosterone system has a potential as an early biomarker for diabetic kidney disease. This review article aims to review latest literatures that studied the relationship of renin levels in urine with the development of kidney damage in patients with diabetes or chronic kidney disease. This systematic review was written based on the Reference Reporting Item Options for Systematic Review and Meta-Analysis Guide (PRISMA) of 2009 with a qualitative approach. The literature studied was obtained through an internet search in the ScienceDirect, PubMed, and SpringerLink databases. A total of 5 literatures were chosen based on specified criteria. The results of the literature analysis showed that urinary renin has a promising potential as a biological marker for diabetic kidney disease because urinary renin will likely increase in presence kidney damage. In addition, urinary renin can also describe the activity of the intrarenal renin-angiotensin aldosterone system and positively corelates with albuminuria. The results of the literature analysis also showed no correlations between eGFR and urinary renin in patients with diabetic kidney disease. However, urinary renin were significantly high in patients with diabetic kidney disease compared to patients with chronic kidney disease."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Sanara
"Resep jamu kuno Au Fere II telah banyak digunakan oleh masyarakat Maluku sebagai pengobatan tradisional dalam terapi hipertensi. Namun potensi dari ekstrak Au Fere II belum dibuktikan secara lebih mendetail akan khasiatnya dalam terapi hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi yang dapat dihasilkan dari resep jamu kuno Au Fere II terhadap tekanan darah, berat badan, dan morfologi hewan uji. Tujuan lain adalah untuk mengevaluasi efek pemberian ekstrak resep jamu kuno Au Fere II pada hewan uji terhadap aktivitas level renin plasma. Pada penelitian ini digunakan enam jenis kelompok tikus (n=4) berbeda yang terdiri dari satu kelompok Normal dan lima kelompok tikus model 2K1C. Pada tikus model 2K1C, hipertensi diinduksi dengan pemasangan mikroklip stainless steel pada arteri ginjal kiri selama lima minggu. Kelompok tikus model terdiri dari kontrol negatif (2K1C, tanpa perlakuan), kontrol positif (kaptopril 4,5 mg/200 g BB), dan 3 kelompok yang diberikan ekstrak Au Fere II dengan dosis berbeda (0,495; 0,99; dan 1,98 ml/200 g BB). Pemberian ekstrak dan kaptopril dilakukan secara peroral selama satu minggu. Pemberian ekstrak Au Fere II memberikan penurunan terhadap tekanan darah, tidak mempengaruhi pertambahan berat badan, dan menyebabkan atrofi pada ginjal yang di klip. Efek pemberian ekstrak resep jamu kuno Au Fere II pada hewan uji secara signifikan menurunkan konsentrasi level renin tikus percobaan.

The ancient Au Fere II herbal recipe has been widely used by the Maluku people as a traditional treatment in hypertension therapy. However, the potential of Au Fere II extract has not been proven in for its efficacy in hypertension therapy. The study aims to determine the potential that can be constructed from the ancient Au Fere II herbal recipe on blood pressure, body weight, and renal morphology of test animals. And at the same time, it also evaluates the effect of extracts of ancient herbal medicine Au Fere II in test animals to determine plasma renin level activity. In this study six different groups of rats (n = 4) were used consisting of one Normal group and five groups of 2K1C rats. In 2K1C rats, hypertension was induced by placing stainless steel microclips in the left kidney artery for five weeks. The rat’s group model consisted of negative controls (2K1C, without treatment), positive controls (captopril 4.5 mg / 200 g BW), and 3 groups who were given Au Fere II extract with different doses (0.495; 0.99; and 1.98 ml / 200 g BW). Administration of extract and captopril were given orally for one week. The provision of Au Fere II extract gave a decrease in blood pressure, did not affect weight gain, and caused atrophy in the clipped kidney. The effect of prescribing extracts of ancient herbal medicine Au Fere II to test animals were significantly reduced the concentration of renin levels in experimental rats."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S70508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonita Melia
"ABSTRAK
Penyakit ginjal diabetes merupakan komplikasi mikrovaskuler yang menyerang pasien diabetes melitus tipe 2. Dalam perkembangan penyakit ginjal diabetes, sistem renin-angiotensin intrarenal merupakan faktor yang berperan penting.. Hal ini menjadikan angiotensinogen sebagai salah satu komponen sistem renin-angiotensin yang berpotensi menjadi penanda kerusakan ginjal. Article review ini bertujuan untuk menelusur dan menelaah penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kadar angiotensinogen dalam urin sebagai penanda klinis penyakit ginjal diabetes pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penyusunan article review dilakukan dengan mengumpulkan jurnal-jurnal penelitian pada pangkalan data daring, yaitu ScienceDirect, Pubmed, dan Scopus. Penelusuran menghasilkan tujuh jurnal penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Studi artikel menunjukkan bahwa angiotensinogen memiliki korelasi positif yang signifikan dengan ekspresi mRNA angiotensinogen, kreatinin urin, dan faktor terkait spesi oksigen reaktif. Angiotensinogen juga menunjukkan korelasi negatif yang signifikan terhadap estimasi laju filtrasi glomerulus. Hasil telaah beberapa artikel menunjukkan bahwa angiotensinogen memiliki performa yang baik dalam menggambarkan kondisi ginjal subjek penelitian. Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi yang signifikan antara angiotensinogen dengan parameter-parameter lain yang terlibat dalam patofisiologi penyakit ginjal diabetes melitus yang terdiri dari estimasi laju filtrasi glomerulus, ekspresi mRNA angiotensinogen, kadar faktor spesi oksigen reaktif, dan kadar albumin kreatinin urin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Noor Aisyah
"Indonesia adalah Negara yang kaya akan tanaman, namun banyak yang belum diketahui efek farmakologinya. Di antaranya, diduga ada yang memiliki efek hipotensif. Tanaman-tanaman tersebut diteliti efek penghambatan aktivitas Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang mana memiliki potensi sebagai hipotensif. ACE berperan sebagai regulator dalam sistem renin-angiotensinaldosteron (RAAS), yang mana ketika ACE diaktifkan, maka angiotensin I akan dikonversi menjadi angiotensin II, yang akan berperan sebagai vasokonstriktor. ACE juga dapat menonaktifkan bradikinin dan kallikrein, yang merupakan molekul vasodilator. Karena mekanisme kerja inilah, ACE dapat meningkatkan tekanan darah.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas ACE oleh ekstrak etanol dari beberapa tanaman obat di Indonesia dan penapisan fitokimia pada ekstrak etanol dengan efek penghambatan aktivitas di atas 80%. Uji in-vitro penghambatan aktivitas ACE menggunakan substrat Hippuryl-Lhistidyl- L-leucine. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah Averrhoa carambola L dan daun Graptophyllum pictum memiliki nilai IC50 masing-masing 53,79 μg/mL dan 49,55 μg/mL. Golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak etanol buah Averrhoa carambola L adalah glikosida, flavonoid, dan saponin. Sedangkan ekstrak etanol daun Graptophyllum pictum mengandung glikosida, tanin, flavonoid, terpen, alkaloid, dan saponin. Hasil ini membuktikan bahwa daun Graptophyllum pictum memiliki potensi untuk menjadi bahan penelitian uji aktivitas ACE untuk ke depannya nanti.

Indonesia is rich in plants, but there are still unknown pharmacological effects of some of them. There are plants which presumably have a hypotensive effect. This plants were studied for its inhibiton effect of Angiotensin Converting Enzyme (ACE) that can lower blood pressure. ACE served as the regulator of the renin-angiotensin-aldosterone system, when ACE is activated, angiotensin I will be converted to angiotensin II, which will act as a vasoconstrictor. ACE can disable bradykinin and kallikrein, which are a vasodilator molecules. Because of that, ACE can increase blood pressure.
This research aimed to study the inhibition effect of ACE activity in ethanol extracts of some Indonesian medicinal plants and to do a phytochemical screening in ethanol extracts with inhibition activity rate above 80%. The in-vitro test of Inhibition Activity of ACE used Hippuryl-Lhistidyl- L-leucine. The result showed that the IC50 values for Averrhoa carambola L fruits and Graptophyllum pictum leaves are 53,79 μg/mL and 49,55 μg/mL. Averrhoa carambola L fruits contained glycosides, flavonoid, and saponins. While in Graptophyllum pictum leaves contained flavonoids, tannins, glycosides, terpenoids, alkaloids, dan saponins. These result shows that Graptophyllum pictum leaves have potentials to be a material for the ACE activity research in the future.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Siska Mayasari
"Latar belakang: Hipertensi bukan merupakan manifestasi klinis pasien hiperplasia adrenal kongenital defisiensi enzim 21-hidroksilase (HAK 21-OHD), oleh karena itu perlu diketahui angka kejadian hipertensi pada pasien HAK 21-OHD serta kemungkinan penyebabnya. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar aktivitas renin plasma (PRA) dengan hipertensi pada anak HAK 21-OHD. Metode: Suatu studi analitik observasional dengan rancangan penelitian potong lintang. Sampel penelitian adalah anak HAK 21-OHD yang berusia >6 bulan-18 tahun, dipilih secara consecutive sampling, kemudian dibandingkan antara 2 kelompok, hipertensi dan tidak hipertensi. Hasil: Sebanyak 40 anak dianalisis, 20 subjek di kelompok hipertensi dan 20 subjek tidak hipertensi. Hipertensi ditemukan pada 16 dari 27 subjek (59,3%) HAK tipe salt wasting dan 4 dari 13 subjek (30,8%) HAK tipe simple virilizing. Diperoleh perbedaan rerata yang bermakna kadar PRA antara kelompok hipertensi dengan tidak hipertensi pada tipe salt wasting p=0,016). Risiko mengalami hipertensi pada pasien HAK tipe salt wasting dengan kadar PRA rendah adalah 1,09 kali setelah dikontrol variabel jenis kelamin, kadar 17-OHP, dan dosis terakhir fludrokortison. Dosis terakhir hidrokortison memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian hipertensi pada pasien HAK tipe salt wasting. Kesimpulan: Kejadian hipertensi pada pasien HAK 21-OHD saat penelitian berlangsung adalah 32%. Risiko hipertensi pada pasien HAK tipe salt wasting dengan kadar PRA rendah adalah 1,09 kali setelah dikontrol variabel jenis kelamin, kadar 17-OHP awal, dan dosis terakhir fludrokortison.

Background: Hypertension is an uncommon manifestation of congenital adrenal hyperplasia due to 21-hydroxylase enzyme deficiency (21-OHD CAH), therefore it is necessary to estimate the incidence of hypertension in 21-OHD CAH patients and the possible causes. Objective: To evaluate the association between plasma renin activity levels (PRA) with hypertension in children with 21-OHD CAH. Methods: An observational analytic study with a cross sectional study design. The subjects were 21-OHD CAH children, aged >6 months to 18 years, selected by consecutive sampling and then compared between 21-OHD CAH with hypertension and non hypertension groups. Results: A total of 40 subjects were analyzed, 20 subjects in the hypertension and 20 subjects in non hypertension groups. There were 16 from 27 (59.3%) and 4 from 13 subjects (30.8%) with hypertension in CAH salt wasting and simple virilizing types, respectively. There was significant mean difference in PRA levels between hypertension and non hypertension groups in CAH salt wasting patients (p=0,016). The risk of hypertension in CAH salt wasting patients with low PRA levels was 1,09 times after controlling for sex variables, 17-OHP levels, and the last dose of fludrocortisone. The last dose of hydrocortisone had a significant relationship with the incidence of hypertension in CAH salt wasting type patients. Conclusion: The incidence of hypertension in 21-OHD CAH patients during the study period was 32%. The risk of hypertension in CAH salt wasting patients with low PRA levels was 1.09 times after being controlled by sex, 17 OHP level, and the last dose of fludrocortisone."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library