Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Katherine Rath
Magelang: Langgeng Art Foundation, 2010
709.2 REP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zennyna Aristiya
"ABSTRAK
Pengulangan merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran Bahasa Belanda sebagai bahasa asing. Pengulangan tersebut menyangkut kata dan pola kalimat. Dalam Bahasa Belanda tingkat dasar terdapat sejumlah kata dasar yang harus dikenal dan dikuasai para pembelajar, salah satunya adalah kata gaan. Gaan merupakan jenis verba dalam Bahasa Belanda yang termasuk dalam 60 kelompok kata dasar tersebut. Kata gaan tersebut diperkenalkan dalam buku Help!1 dalam berbagai variasi, makna dan fungsinya lewat strategi pengulangan; dan dihadirkan pada teks dasar dan teks kemahiran mendengar, yang mengawali setiap bab baru. Dengan menggunakan metode deksriptif kualitatif, paper ini akan menganalisis makna, fungsi dan bentuk konjugasi dari kata gaan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan illustrasi mengenai makna , fungsi dan bagaimana bentuk kata gaan diperkenalkan kepada pembelajar dalam buku help I, semester satu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 6 dari 17 makna kata gaan yang diperkenalkan dan fungsi yang dimiliki kata gaan adalah sebagai verba mandiri/ inti dan verba bantu. Berbagai struktur dan bentuk konjugasi dari kata gaan yang diperkenalkan pada setiap awal bab dimaksudkan untuk meningkatkan intensitas pengulangan struktur kalimat dasar dan di samping itu untuk menambahkan variasi kosakata nomina.

ABSTRACT
Repetition is one of the strategies in teaching the Dutch language as a foreign language. This repetition is used in memorizing words and various structures of sentences. A language learner must have the knowledge of the most frequent words in the Dutch language, one of them is the verb gaan. Gaan is one of the 60 frequent words. The word is introduced in various form, meanings and function through the repetition strategy found in the basic texts and listening texts at the beginning of every chapter of the book Help 1. Using the descriptive and qualitative method, all sentences consisting of the word gaan are analysed. The purpose is to get an illustration about the word gaan focussing on its meanings, function and verb conjugation which are introduced in the book, to user of the first semester. The study shows that there are only 6 meanings out of 17 meanings of the verb gaan that are being introduced and the 2 functions of the word gaan are as the main verb and as modality. The various structure and forms of gaan, introduced in the beginning of each chapter are tended to increase the intensity of repetition of the basic sentence structure, in addition to adding the variations of noun."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Puryanti
"Penelitian ini mengkaji potensi pengulangan kata asli dan non-kata terhadap anak yang mengalami keterlambatan bicara untuk melakukan intervensi dini. Tugas pengulangan kata asli dan non-kata dibuat berdasarkan adaptasi penelitian Dollaghan & Campbell (1998) yang telah disesuaikan dengan bahasa Indonesia. Tugas pengulangan terdiri dari 32 butir tugas, terdiri dari 16 kata asli dan diikuti oleh 16 non-kata serta empat kata pada masing-masing empat panjang suku kata (satu, dua, tiga, dan empat suku kata). Urutan suku kata terdiri dari konsonan-vokal dan diakhiri oleh huruf konsonan. Total keseluruhan fonem dalam setiap set adalah 96 fonem. Penelitian ini melibatkan 24 anak usia 5;0 sampai dengan anak usia 7;10 (tahun;bulan) yang terdiri dari 22 anak yang bahasanya sedang berkembang dan 2 anak yang memiliki riwayat terlambat bicara. Ditemukan bahwa anak-anak baik yang bahasanya sedang berkembang dan anak yang mengalami keterlambatan bicara ternyata mengalami kesulitan ketika melakukan pengulangan non-kata pada rentang suku kata satu, tiga suku kata dan empat suku kata. Namun, anak- anak dapat mengulangi dengan baik pada pengulangan non-kata rentang dua suku kata. Berbeda dengan pengulangan non-kata, anak-anak yang bahasanya berkembang memperoleh nilai akurasi yang baik saat melakukan pengulangan kata asli. Ditemukan juga bahwa dalam melakukan tugas pengulangan non-kata, anak yang mengalami keterlambatan bicara memperoleh nilai yang signifikan lebih rendah dari anak yang bahasanya sedang berkembang terutama pada pengulangan empat suku kata non-kata dan kata asli. Penelitian ini masih membutuhkan penyempurnaan lebih lanjut agar dapat memastikan bahwa pengulangan non-kata bisa dijadikan penanda klinis untuk bahasa Indonesia sama halnya dengan bahasa-bahasa Eropa yang sudah lebih dahulu diteliti.

This study examines the potential real-word and non-word repetition in the children who have speech delays for early intervention. The repetition task was made based on the research adaptation of Dollaghan & Campbell (1998) which had been adapted to the Indonesian language. The repetition task consisted of 32 task items, consisting of 16 real-words followed by 16 non-words and four words in each of four syllable lengths (one, two, three, and four syllables). A syllable sequence consists of a consonant-vowel and ends with a consonant letter. The total number of phonemes in each set is 96 phonemes.  This study involved 24 children aged 5;0 to 7;10 (years; months) consisting of 22 children whose language was developing and 2 children who had a history of speech delay. It was found that both children whose language was developing and children who had speech delays had difficulty performing non-word repetitions in the ranges one syllable, three syllable and four syllable. However, children can repeat well on non-word repetitions of two syllable. In contrast to non-word repetition, children whose language is developing get good accuracy scores when repeating the real-word. It was also found that in performing the non-word repetition task, speech-delayed children scored significantly lower than children whose language was developing, especially on four-syllable repetition of non-words and real-words. This research still needs further refinement in order to ensure that non-word repetition can be used as a clinical marker for Indonesian as well as European languages that have been studied previously. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlene Keshia Katoppo
"Seorang penerjemah perlu menyadari bahwa bahasa yang berbeda memiliki cara yang berbeda dalam membangun kohesi. Dalam bahasa yang sama pun, jika genre berbeda, kohesi berpotensi berbeda. Penelitian ini membandingkan penggunaan repetisi, yang adalah salah satu jenis kohesi, dalam pasangan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Bahasa Jepang berperan sebagai bahasa sumber, sedangkan bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa sasaran. Penelitian ini juga mencari tahu validitas repetition avoidance hypotheses yang mengatakan bahwa teks terjemahan umumnya memiliki lebih sedikit repetisi daripada teks sumber. Sumber data untuk penelitian ini adalah dialog film A Whisker Away (2020) yang digarap oleh studio Colorido. Data dikumpulkan dengan membandingkan dialog bahasa Jepang dengan takarir bahasa Indonesia film tersebut. Hasil perbandingan memperlihatkan terjadinya pergeseran kohesi repetisi dalam bentuk perubahan kategori alat kohesi yang digunakan serta penghilangan dan penambahan repetisi. Jumlah penghilangan repetisi yang terjadi melebihi jumlah penambahan repetisi, yang dengan demikian meneguhkan repetition avoidance hypotheses.

A translator needs to be aware that each language, and even different genres in the same language, have different ways of establishing cohesion. This study compares the use of repetition, a type of cohesion, in the Japanese-Indonesian language pair. The source text is in Japanese, while the target text is in Indonesian. This study also seeks to find out the validity of the repetition avoidance hypotheses which claims that translated texts commonly have less instances of repetition than the source text. The source of data for this study is the dialog from the movie A Whisker Away (2020) which was produced by Studio Colorido. Data is collected by comparing the Japanese script with the Indonesian subtitle of the movie. Results show shifts in cohesion including changes in the category of the cohesive device used and the omission and insertion of repetitions. There are more omissions than insertions of repetitions in the target text, which aligns with the repetition avoidance hypotheses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arlene Keshia
"Seorang penerjemah perlu menyadari bahwa bahasa yang berbeda memiliki cara yang berbeda dalam membangun kohesi. Dalam bahasa yang sama pun, jika genre berbeda, kohesi berpotensi berbeda. Penelitian ini membandingkan penggunaan repetisi, yang adalah salah satu jenis kohesi, dalam pasangan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Bahasa Jepang berperan sebagai bahasa sumber, sedangkan bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa sasaran. Penelitian ini juga mencari tahu validitas repetition avoidance hypotheses yang mengatakan bahwa teks terjemahan umumnya memiliki lebih sedikit repetisi daripada teks sumber. Sumber data untuk penelitian ini adalah dialog film A Whisker Away (2020) yang digarap oleh studio Colorido. Data dikumpulkan dengan membandingkan dialog bahasa Jepang dengan takarir bahasa Indonesia film tersebut. Hasil perbandingan memperlihatkan terjadinya pergeseran kohesi repetisi dalam bentuk perubahan kategori alat kohesi yang digunakan serta penghilangan dan penambahan repetisi. Jumlah penghilangan repetisi yang terjadi melebihi jumlah penambahan repetisi, yang dengan demikian meneguhkan repetition avoidance hypotheses.

translator needs to be aware that each language, and even different genres in the same language, have different ways of establishing cohesion. This study compares the use of repetition, a type of cohesion, in the Japanese-Indonesian language pair. The source text is in Japanese, while the target text is in Indonesian. This study also seeks to find out the validity of the repetition avoidance hypotheses which claims that translated texts commonly have less instances of repetition than the source text. The source of data for this study is the dialog from the movie A Whisker Away (2020) which was produced by Studio Colorido. Data is collected by comparing the Japanese script with the Indonesian subtitle of the movie. Results show shifts in cohesion including changes in the category of the cohesive device used and the omission and insertion of repetitions. There are more omissions than insertions of repetitions in the target text, which aligns with the repetition avoidance hypotheses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arlene Keshia
"Seorang penerjemah perlu menyadari bahwa bahasa yang berbeda memiliki cara yang berbeda dalam membangun kohesi. Dalam bahasa yang sama pun, jika genre berbeda, kohesi berpotensi berbeda. Penelitian ini membandingkan penggunaan repetisi, yang adalah salah satu jenis kohesi, dalam pasangan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Bahasa Jepang berperan sebagai bahasa sumber, sedangkan bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa sasaran. Penelitian ini juga mencari tahu validitas repetition avoidance hypotheses yang mengatakan bahwa teks terjemahan umumnya memiliki lebih sedikit repetisi daripada teks sumber. Sumber data untuk penelitian ini adalah dialog film A Whisker Away (2020) yang digarap oleh studio Colorido. Data dikumpulkan dengan membandingkan dialog bahasa Jepang dengan takarir bahasa Indonesia film tersebut. Hasil perbandingan memperlihatkan terjadinya pergeseran kohesi repetisi dalam bentuk perubahan kategori alat kohesi yang digunakan serta penghilangan dan penambahan repetisi. Jumlah penghilangan repetisi yang terjadi melebihi jumlah penambahan repetisi, yang dengan demikian meneguhkan repetition avoidance hypotheses.

translator needs to be aware that each language, and even different genres in the same language, have different ways of establishing cohesion. This study compares the use of repetition, a type of cohesion, in the Japanese-Indonesian language pair. The source text is in Japanese, while the target text is in Indonesian. This study also seeks to find out the validity of the repetition avoidance hypotheses which claims that translated texts commonly have less instances of repetition than the source text. The source of data for this study is the dialog from the movie A Whisker Away (2020) which was produced by Studio Colorido. Data is collected by comparing the Japanese script with the Indonesian subtitle of the movie. Results show shifts in cohesion including changes in the category of the cohesive device used and the omission and insertion of repetitions. There are more omissions than insertions of repetitions in the target text, which aligns with the repetition avoidance hypotheses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bronson, Gary J.
United Kingdom: Course Technology Cengage Learning, 2012
005.3 BRO f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Paramitha
"Perkembangan teknologi yang pesat membuat pembelajaran digital menjadi lebih mudah sehingga berdampak pada bidang pendidikan, terutama pembelajaran bahasa. Akses terhadap berbagai situs media dan aplikasi menjadi semakin mudah dan lengkap, salah satunya adalah aplikasi Duolingo. Duolingo menerapkan metode gamifikasi pada sistem pembelajaran bahasa melalui aplikasi dan situs webnya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi penggunaan metode gamifikasi dan melihat penerapan sistem gamifikasi dalam metode pembelajaran bahasa pada aplikasi Duolingo, serta melihat kecocokan aplikasi Duolingo untuk digunakan sebagai media pembelajaran digital pada kelas pembelajaran bahasa. Dengan menggunakan konsep gamifikasi dari Sailer, Hense, Mayr, & Mandl (2017), teori elemen dalam game oleh Hamari et al. (2014) dan Sailer, Hense, Mandl, & Klevers (2013), serta konsep FLE (Français Langue Étrangère), ditemukan bahwa Duolingo tidak menerapkan seluruh elemen gamifikasi, tetapi hanya beberapa yang sesuai dengan fungsi dari fitur yang tersedia pada aplikasi dan situs web. Duolingo juga menerapkan konsep FLE atau Français Langue Étrangère dengan baik, metode spaced repetition serta turut membantu pembelajaran digital bagi para pengajar dengan menambahkan fitur baru pada situs web mereka. Penelitian ini berfokus pada kategori Bahasa Prancis dengan pengantar Bahasa Inggris pada aplikasi dan situs web Duolingo.

The vast development of technology has made digital learning easier which gives an impact to language education. Certain media and applications are available for a learning access, one of them is the language learning app, Duolingo. Duolingo applies the gamification method into its language learning system through their app and website. This article aims to identify the use of the gamification method, how it is applied throughout the app and website, as well as whether the method is able to be used in language learning classes. Using Sailer, Hense, Mayr, & Mandl (2017) gamification concept, game element theory from Hamari et al. (2014) and Sailer, Hense, Mandl, Klevers (2013), as well as the FLE (Français Langue Étrangère) concept, it is concluded that Duolingo doesn't apply all the gamification elements into its system, but only some of them that matches their features. Duolingo also applied the FLE (Français Langue Étrangère) concept well, a spaced repetition method and added a new feature to its website to support digital learning for language teaching. This article focuses on the French language in the Duolingo app and website."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf
"Secara tipikal, di laboratorium tes atau eksperimen untuk pengukuran partial discharge, bentuk gelombang dianggap sinusoidal murni. Namun, dalam praktek sehari-hari, untuk mendapatkan gelombang sinusoidal murni sebagai hampir tidak mungkin. Komponen spektrum tambahan memiliki dampak yang cukup besar kepada karakteristik partial discharge, dalam hal ini tingkat pengulangan adalah parameter yang di fokuskan untuk di bandingkan. Dalam tulisan ini pengaruh distorsi harmonisa tegangan terhadap tingkat pengulangan partial discharge akan diamati dan dianalisa. Total harmonic distortion THD juga akan dijadikan variabel untuk mencari pengaruhnya terhadap tingkat pengulangan partial discharge.
Hasil dari eksperimen ini menunjukan variasi dari distorsi harmonik dan THD memiliki dampak kepada tingkat pengulangan partial discharge. Pemahaman terhadap harmonik adalah sebuah kepentingan untuk mendapatkan interpretasi gambaran partial discharge yang tepat. Eksperimen ini diilustrasikan dengan hasil pengukuran yang didapatkan dari sinyal sinusoidal murni dan tegangan terdistorsi harmonik dengan variasi THD.

Normally, in laboratory test or experiment for measuring partial discharges, a pure sinusoidal voltage waveform is assumed. However, in practice it is nearly impossible to have such ideal waveform of voltage applied. Additional spectral components have quite an impact or effect to partial discharge characteristic, in this case its repetition rate is the parameter focused to be compared. In this paper the influence of high voltage harmonic to the repetition rate of partial discharged is observed. The total harmonic distortion will also be a varied parameter in order to get the relation between THD and repetition rate of partial discharge.
The experimental results showed the variety of high voltage harmonic and total harmonic distortion have impact on partial discharge rsquo s repetition rate. knowledge of harmonic content is an importance for a proper interpretation of the PD images. This experiment will illustrated by the measurement result obtained by both pure sinusoidal and distorted voltage by higher harmonics with varying THD content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonia Dewi Kusumastuti
"Stilistika adalah kajian ilmu linguistik yang menganalisis gaya bahasa. Gaya bahasa adalah ciri pemakaian suatu bahasa yang digunakan seseorang dalam mengekspresikan tulisan yang bertujuan untuk memperoleh efek tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gaya bahasa yang terdapat dalam Kitab Mazmur. Data diambil dari Kitab Mazmur, yaitu pasal 1--15, pasal 68--82, dan pasal 136--150 dan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendapat yang digunakan adalah pendapat dari Keraf (1984) dan Tarigan (1985). Hasil penelitian menunjukkan (1) Dalam 45 pasal Kitab Mazmur yang dijadikan data dalam penelitian ditemukan 27 jenis gaya bahasa; (2) Gaya bahasa hiperbola merupakan gaya bahasa paling dominan dalam 45 pasal; (3) Pasal 1--15, pasal 68--82, dan pasal 136--150 menghasilkan tiga gaya bahasa dominan yang berbeda-beda; (4) Tiga gaya bahasa dominan dalam 45 pasal, seperti hiperbola, repetisi, dan sarkasme memiliki karakteristik yang berbeda-beda; (5) Sebagai kitab yang berisi puji-pujian kepada Tuhan, penulis Kitab Mazmur memilih diksi yang beragam.

Stylistics is the study of linguistics that analyzes the figurative of language. Figurative language is a feature the use of a language that is used by someone in expressing writing that aims to obtain a certain effect. This study aims to explain the figurative of language found in the Psalms. The data were taken from the Psalms, specifically from chapters 1--15, chapters 68--82, and chapters 136--150 and were analyzed using a qualitative descriptive method. The opinion used is the opinion of Keraf (1984) and Tarigan (1985). The results of the research show (1) In the 45 chapters of the Psalms that were used as data, 27 types of figurative language were found; (2) Hyperbole is the most dominant figurative language; (3) Chapters  1--15, chapters 68--82, and chapters 136--150 produce different three most dominant figurative of language (4) The most dominant figurative language from 45 chapters, such as hyperbole, repetition, and sarcasm have different characteristics; (5) As a book that contains praises to God, the author of the Book of Psalms chooses a variety of dictions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>