Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firyal Fairuztsana Nugraha
"Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Formularium Nasional merupakan daftar obat pilihan yang diperlukan dan wajib tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dalam memaksimalkan penggunaan obat, terutama pada obat gangguan saraf perlu disesuaikan dengan Formularium Nasional terbaru beserta Addendum terbaru, dengan melakukan evaluasi dan pembaruan data restriksi peresepan obat pasien Jaminan Kesehatan Nasional di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo secara berkala. Berdasarkan hasil evaluasi dan pembaruan restriksi data peresepan obat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkususmo, terdapat sebanyak 96,8% (1.251) termasuk dalam Fornas 2021 dan addendum terbaru, sebanyak 3,2% (41 item) mengalami pembaruan restriksi, dan sebanyak 0,1% (1 item) tidak tercantum di Fornas 2021 dan addendum terbaru sehingga perlu dilakukan pembaruan pada sistem informasi EHR (Electronic Health Record) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Hospitals are health care institutions that organize comprehensive individual health services that provide inpatient, outpatient, and emergency services. The National Formulary is a list of selected drugs that are needed and must be available at health care facilities for the implementation of the National Health Insurance (JKN). In maximizing the use of drugs, especially in neurological disorders, it is necessary to adjust to the latest National Formulary along with the latest Addendum by periodically evaluating and updating the drug prescription restriction data of National Health Insurance patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Based on the results of the evaluation and update of drug prescription restriction data at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, there are 96.8% (1,251) included in the 2021 Fornas and the latest addendum, 3.2% (41 items) have updated restrictions, and 0.1% (1 item) are not listed in the 2021 Fornas and the latest addendum that must be updates at the EHR (Electronic Health Record) information system of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Kumala Dewi
"Latar Belakang. Di Indonesia pamquat tergolong ke dalam pestisida terbatas dalam hal pemakaiannya, pada praktek di lapangan tidak ada pengawasan yang ketat terhadap penggunaan paraquar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan paru restriksi dan keluhan pernapasan pada pekerja penyemprot, intensitas pajanan paraquat pada pekerja penyemprot, hubungan antara karakteristik demografi/pekerjaan dengan gangguan pada restriksi dan keluhan pernapasan.
Metode. Disain potong lintang untuk mengetahui prevalensi gangguan pam restriksi dan keluhan pernapasan. Pcngumpulan data dengan kuesioner, wawancara, pemeriksaan fisis, dan spirometri.
Hasil. Jumlah responden adalah 138 orang, prevalensi gangguan pada restriksi sebesar 7,24% dan prevalensi keluhan saluran pernapasan pada penelitian ini ditemukan sebesar l5,22%. Ditemukan hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan pada restriksi (Cl 95% l,l I-73,l2), respondcn dengan masa kerja 213 bulan memiiiki risiko 9 kali mengalami gangguan pada restriksi dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 13 bulan.
Kesimpulan. Terdapat hubungan asosiasi kuat antara masa kerja dengan gangguan paru restriksi, responden dcngun masa kerja 213 bulan memiliki risiko 9 kali mengalami gangguan pada restriksi dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 13 bulan dan terdapat pajanan dengan intensitas tinggi di semua responden dengan skor 24.

Objective of study. In Indonesia, paraquar was used as pesticide, but practically in field, there is no sufficient supervision in way or dose the use of it. This study was conducted to get the prevalence of restriction of lung function and breathing complaints, intensity of exposure par-aqua! at spraymen and relationship between characteristic worker's demographic and restriction of lung function and breathing complaints.
Method. This study used cross sectional design to get the prevalence of restriction of lung function and breathing complaints in sprayrnen of palm oil plantation. The location of study is palm oil plantation at South Kalimantan, on January-July 2011. I used primary data collected by questionnaire and interview. The collected data was demographic data, a11d educational background, historical job, physical examination, and spirometry examination. Variable independent analyzed were sosiodemographic characteristic (age, sex, education, nutritional status, smoking behavior, exercise behavior), and job characteristic (tenure, spraymen, respirator personal protection equipment, worker sertification, and management system).
Result. The respondent were 138, with prevalence of restrictive lung disorder 7,24% and no obstructive lung disorder. Complaints of respiration tract in this study was l5,22%. In this study, I find relationship between tenure and restrictive lung disorder (CI 95% l,,l-73,l2), respondent with tenure after 13 months have 9 times fold risk than respondent with tenure before 13 months.
Conclusion. This study found strong association between tenure and restrictive lung disorder. Respondent with tenure after I3 months have 9 times fold risk than respondent with tenure before 13 months and the intensity exposure of paraquar was high with score 24 in all respondent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T32887
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rumere, Faransina A.O.
"Analisis regresi merupakan salah satu teknik dalam statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel respon dan satuatau lebih variabel regressor. Metode penaksiran parameter regresi yang umum digunakan adalah metode least square. Dalam penaksiran parameter regresi, banyak permasalahan yang muncul salah satunya adalah multikolinearitas. Multikolinearitas menghasilkan taksiran yang tidak stabil, sehingga diperlukan metode lain untuk mengatasi multikolinearitas yang diperkenalkan oleh Hoerl dan Kennard 1970 yaitu metode ridge regression dengan cara kerjanya adalah menambahkan konstanta bias ridge pada matriks X 39;X. Sarkar 1992 dan Grob 2003 mengembangkan metode tersebut dengan memanfaatkan informasi prior dari parameter - dan memperkenalkan metode restricted ridge regression. Berger 1980 mendefinisikan informasi prior untuk parameter - adalah suatu informasi non sampel yang muncul dari pengalaman masa lalu dan keputusan dari ahli dengan situasi yang hampir sama dan memuat parameter ? yang sama. Dalam skripsi ini penggunaan metode restricted ridge regression diaplikasikan untuk mengatasi multikolinearitas pada data Portland Cement dan menghasilkan MSE yang lebih kecil dibandingkan metode least square dan ridge regression.

Regression analysis is a technique in stastisticsto analyse the relationship between a response variable and one or more regressor variable's. Ordinary Least Square method is commonly used to estimate parameter's. Most frequently occurring problem in multiple linier regression analysis is the presence of multicolinearity. Multicollinearityin least square estimation produces estimation with large variance, so another method is needed to overcome the multicollinearity. Hoerl and Kennard 1970 introduced a new method called ridge regression by addingaconstant bias ridge to matrix X 39 X. Sarkar 1992 and Gro 2003 developed a method usingthe prior information of the parameter and introduced the restricted ridge regression method. Berger 1980 defined prior information of the parameter as a non sample information arising from past experiences and based on the opinions of an expertice with similar situations and containing the same parameters. This thesis will explain the use of restricted ridge regression method to overcome the presence of multicolinearity in regression model for Portland Cement dataset and produce smaller MSE than least square and ridge regression estimator.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvella Nethania
"Penelitian pemotongan partial kromosom Xanthomonas campestris (X.c) dengan menggunakan enzim restriksi EcoR1 telah dilakukan. DNA kromosom diisolasi dengan metoda CTAB. DNA dengan konsentrasi sekitar 66 Mg/ml dipotong enzim restriksi EcoR1(100 unit/Ml) dengan variasi waktu 0,10,20,30,40,50 dan 60 detik, diinkubasi pada suhu 37°C. Setelah dipotong dilarikan pada elektroforesis dengan konsentrasi agarosa 0,8%, tegangan 60 miliampere, selama 45 menit.
Pola pita diskret dihasilkan mulai pada Inkubasi 30,40,50 dan 60 detik. Inkubasi 30 detik ternyata sudah memberikan hasil pola pita diskret dari DNA kromosom. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pelacakan gen protease dengan menggunakan pelacak yang sudah diketahui mengandung gen protease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ghafur Rasyid Arifin
"ABSTRACT
Latar Belakang: Defisiensi vitamin B12 belum diketahui secara jelas insidensi dan prevalensinya di seluruh dunia dan hanya terdapat penelitian di daerah-daerah tertentu. Terdapat indikasi defisiensi asam folat dan vitamin B12 menjadi masalah kesehatan masyarakat dalam beberapa negara. Dalam beberapa penelitian, ditemukan bahwa kadar vitamin B12 yang rendah berhubungan dengan terjadinya perlemakan hati. Kondisi perlemakan hati memiliki spektrum yang luas, dari perlemakan hati sederhana, steatohepatitis, fibrosis, hingga sirosis hati. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan gambaran histopatologi perlemakan hati pada tikus dengan diet restriksi vitamin B12 dalam durasi waktu tertentu. Metode: Penelitian dilakukan dengan 18 ekor tikus Sprague-Dawley yang terbagi dalam 3 kelompok: (1) kelompok kontrol dengan diet normal selama 16 minggu; (2) kelompok perlakuan dengan diet restriksi vitamin B12 selama 8 minggu; dan (3) kelompok perlakuan dengan diet restriksi vitamin B12 selama 16 minggu. Setelah masa perlakuan selesai, hewan coba didekapitasi dan diambil jaringan hati dan dilakukan pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin untuk diamati perlemakan hati yang terjadi.Hasil: Ditemukan steatosis mikrovesikular pada ketiga kelompok. Hanya sedikit ditemukan steatosis markovesikular, inflamasi lobular, dan pembengkakan hepatiosit pada kelompok perlakuan. Pemberian diet restriksi vitamin B12 menunjukkan perbedaan yang bermakna ketika dilihat melalui persentase pelemakan hati yang terjadi (p=0,001). Analisis post-hoc dilakukan dan didapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan perlemakan hati yang bermakna pada kelompok kontrol dibandingkan kelompok perlakuan 8 minggu dan pada kelompok kontrol dibandingkan kelompok perlakuan 16 minggu. Kesimpulan: Diet restriksi vitamin B12 menunjukkan adanya perbedaan gambaran perlemakan hati yang bermakna yang terlihat pada gambaran histologi jaringan hati setelah perlakuan 8 dan 16 minggu.

ABSTRACT
Introduction: Vitamin B12 deficiencys incidence and prevalence throughout the world are still unknown  and studies only found in certain areas. There is an indication that folate and vitamin B12 deficiency will be global health problem in some countries. In some research, it was found that low level of serum vitamin B12 was associated with non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD). NAFLD has a broad spectrum, from simple steatosis, steatohepatitis, fibrosis, until cirrhosis. Objective: This research aimed to investigate the histopathological changes of steatosis in rats induced with vitamin B12 restriction diet within observation period. Method: This experimental study was conducted with 18 Sprague-Dawley rats that were divided equally in 3 groups: (1) control group with normal diet for 16 weeks; (2) treatment group with vitamin B12 restriction diet for 8 weeks; and (3) treatment group with vitamin B12 restriction diet for 16 weeks. After observation period was finished, decapitation was performed to obtain rats liver tissue. Liver tissue then stained with Hematoxylin-Eosin to observe the steatosis percentage. Result: Microvesicular steatosis was observed in all groups. There were a little macrovesicular steatosis, lobular inflammation, and hepatic ballooning in treatment group. Steatosis percentage showed significant result when all groups were compared (p=0,001). Post-hoc analysis then performed; there was significant difference of steatosis percentage of control group compared with 8 weeks treatment group and control group compared with 16 weeks treatment group. Conclusion: Vitamin B12 restriction diet showed significant difference of steatosis showed in liver tissue after 8 and 16 weeks of treatment."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Kelvianto
"Gangguan psikiatri meningkatkan risiko penderitanya mengalami obesitas dan sindroma metabolik akibat interaksi faktor genetik, lingkungan, gejala penyakit psikiatri dan pengobatannya. Pengaturan asupan makan dan perubahan pola hidup tetap menjadi tatalaksana awal pada pasien dengan gangguan psikiatri. Penggunaan metformin telah disarankan dalam studi sebagai adjuvan dalam tatalaksana berat badan pada pasien gangguan psikiatri terutama yang menggunakan obat psikiatri dalam jangka panjang. Empat pasien rawat inap dengan gangguan psikiatri dipantau selama perawatan dan sebulan setelah rawat jalan dengan kontak per minggu. Dilakukan pencatatan masalah subjektif, objektif, riwayat peningkatan berat badan, riwayat pengobatan pola asupan serta pengukuran antropometri dan komposisi tubuh. Pola asupan harian dan 24 jam terakhir dikumpulkan dengan metode FFQ semi kuantitatif dan 24h dietary recall. Perencanaan terapi medik gizi dilakukan dengan restriksi kalori, peningkatan asupan protein, penyesuaian asupan karbohidrat, motivasi melakukan aktivitas fisik yang cukup dan pemberian metformin dengan dosis bertahap. Tiga pasien memiliki status gizi obes 2, 1 pasien memiliki status gizi obes morbid yang disertai massa lemak yang tinggi dan massa otot yang rendah. Seluruh pasien memiliki lingkar pinggang diatas normal, kadar kolesterol total, LDL yang tinggi dan HDL yang rendah. Tiga pasien tidak mematuhi preskripsi selama perawatan. Setelah rawat jalan, dua pasien memiliki caregiver yang memberikan pemantauan dan motivasi yang baik terhadap pasien selama sebulan dan terdapat penurunan berat badan, penurunan lingkar pinggang, dan perbaikan komposisi tubuh. Terapi medik gizi pada pasien dengan gangguan psikiatri membutuhkan kerjasama dengan caregiver agar dapat bermanfaat bagi pasien.

Patients with psychiatric disorders experienced an increased risk of obesity and metabolic syndrome due to genetic, environmental, disease symptoms and medication factor. Diet and lifestyle modification remained the firstline modalities for management of obesity in patients with psychiatric disorders. Metformin as an adjuvant therapy is recommended for preventing weight gain in patients especially with long-time psychiatric medication usage. Four inpatients with various psychiatric disorders were monitored during hospital stay and one month after discharge with weekly contact for monitoring. Subjective symptoms and objective signs, including history of weight gain, psychiatric medication history, intake pattern, anthropometric and body composition measurements were recorded. Daily intake pattern and 24 hour food intake were recorded and analyzed with semi-quantitative FFQ method and 24h food recall, respectively. Energy restriction, adjustment of protein and carbohydrate intake, physical activity encouragement and oral metformin administration with increasing dose were implemented in all patients. Three patients were grade 2 obese, one patients was morbidly obese with high fat mass and low muscle mass. All patients showed an increased waist circumference, high total cholesterol and LDL level, and low HDL level. Three patients failed to comply with nutrition prescription. After discharge, two patients had a supportive caregivers that gave an adequate monitoring and encouragement. Weight loss, reduced waist circumference, and better body compositition were found in 2 patients with supportive caregivers. Medical nutrition therapy on patient with psychiatric disorder will benefit greatly from supportive caregiver to bring benefit for patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sardy Syahri
"Penyakit Ginjal Terminal PGT merupakan masalah yang banyak dihadapi masyarakat perkotaan. PGT memerlukan tindakan berupa restriksi cairan yang sulit dilaksanakan oleh penderita PGT karena karena banyaknya faktor yang menyulitkan. Selain itu, pada PGT terdapat masalah lain yang semakin menyulitkan restriksi cairan, yaitu masalah uremia dan hipokalsemia yang dapat menyebabkan gangguan sekresi saliva.
Studi ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan kesehatan masalah perkotaan pada PGT dan intervensi stimulasi saliva dengan mengunyah permen karet untuk mengurangi xerostomia. Evaluasi intervensi menggunakan Thisrt Distress Scale dan Visual Analog Scale.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengunyah permen karet dapat mengurangi xerostomia. Dengan berkurangnya xerostomia, klien lebih mudah untuk menjalani restriksi cairan. Kesimpulan dari studi ini adalah mengunyah permen karet dapat membantu klien dalam restriksi cairan. Rekomendasi dari studi ini adalah permen karet dapat digunakan pada seluruh klien dengan kemampuan mengunyah yang baik.

End Stage Renal Disease ESRD is a problem which faced by urban communities. ESRD requires action in the form of fluid restriction that is difficult to implement by ESRD patients because of the many factors that make it difficult. In addition, there are other problems in ESRD that increasingly complicate the restriction of fluids such as uremia and hypocalcaemia that can cause disruption of salivary secretion.
This study attempted to analyze nursing care in urban perspective with ESRD problem and salivary stimulation interventions by chewing gum to relieve xerostomia. To evaluate the intervention, this study use Thisrt Distress Scale and Visual Analog Scale.
The results showed that chewing gum can reduce xerostomia. Therefore, the reduced of xerostomia problem may help clients are more likely to undergo fluid restriction. The conclusion of this study is chewing gum can help clients in fluid restriction. The recommendation of this study is chewing gum can be used on all clients with good chewing ability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Identifikasi 100 spesimen sidat tropis genus Anguilla yang dikoleksi
dari tujuh lokasi perairan Indonesia yaitu muara Sungai Batang Antokan
(Sumatera Barat), muara Sungai Cibaliung (Banten), Sungai Mahakam
(Kalimantan Timur), muara Sungai Dumoga (Sulawesi Utara), muara Sungai
Palu (Sulawesi Tengah), muara Sungai Akelamo (Halmahera), dan muara
Sungai Pami (Irian Barat), telah dilakukan selama 6 bulan dari bulan
September 2005--Februari 2006, dengan menggunakan metode PCR-RFLP
(polimerase chain reaction-restriction fragment length polymorphism) pada
gen 16S ribosomal RNA DNA mitokondria. Fragmen DNA hasil amplifikasi
didigesti menggunakan 6 enzim restriksi yaitu AluI, HhaI, MvaI, Bsp1286I,
EcoT14I, dan BbrPI. Identifikasi spesies dilakukan dengan membandingkan
pola haplotipe RFLP yang dihasilkan dengan pola haplotipe hasil penelitian
Aoyama (2000a), Sugeha (2003), Watanabe (2001) dan menggunakan ciri
kunci genetis yang dilaporkan Watanabe (2001). Hasil identifikasi
berdasarkan analisis PCR-RFLP menunjukkan bahwa sedikitnya ada 7
spesies sidat yang menghuni perairan Indonesia, yaitu A. bicolor;
A. marmorata; A. nebulosa; A. borneensis; A. celebesensis; A. interioris; dan
A. obscura, dengan 1 pola haplotipe yang spesifik untuk masing-masing
spesies kecuali untuk A. bicolor yang memiliki 2 pola haplotipe sebagai
penanda subspesies (Aoyama 2001 & Sugeha 2003) serta 2 pola haplotipe
untuk A. celebesensis sebagai penanda adanya variasi intraspesifik (Aoyama
2001 & Sugeha 2003). Selain itu, juga ditemukan 2 pola haplotipe baru yang
belum pernah dilaporkan sebelumnya dan berpeluang sebagai temuan
spesies baru atau fenomena variasi intraspesies pada sidat tropis."
Universitas Indonesia, 2006
S31415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Farhan Fathoni
"Latar Belakang: Arteriovenous fistula telah menjadi akses hemodialisis yang direkomendasikan. Namun tidak semua arteriovenous fistula dapat digunakan dengan baik, National kidney disease outcome quality initiative (NKDOQI) telah merekomendasikan pasien pascaoperasi arteriovenous fistula untuk melakukan latihan tangan, saat ini belum adanya evaluasi serta bentuk program latihan ekstremitas atas terhadap pasien gagal ginjal dengan diabetes melitus yang telah menjalani arteriovenous fistula radiochepalica di RSCM.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimental yang membandingkan data yang memiliki karakteristik sama, subjek yang menjalani arteriovenous fistula radiochepalica pada rentang waktu Februari 2020 – Februari 2021 telah diikutsertakan.
Hasil: 23 subjek yang menjalani operasi arteriovenous fistula radiochepalica dilakukan pengamatan, program latihan dapat meningkatkan ukuran diameter draining vein secara bermakna dengan nilai p = 0,006 pada minggu keenam setelah operasi. Dan secara bermakna dapat meningkatkan blood flow rate di minggu keenam setelah menjalani operasi arteriovenous fistula sebesar 210% dengan rerata 616,56 ± 88,80 mL/menit dengan p = 0,002. Selanjutnya dapat menurunkan jarak draining vein dengan kulit pada minggu keempat (p = 0,015), namun hasil menjadi tidak bermakna pada minggu keenam setelah operasi.
Kesimpulan: Program latihan isotonik, isometrik dan restriksi parsial ekstermitas atas pascaoperasi dapat meningkatan diameter draining vein, mempengaruhi jarak draining vein dengan kulit, dan meningkatan blood flow rate arteriovenous fistula radiochepalica.

Background: Arteriovenous fistulas have become the recommended access for hemodialysis. However, not all arteriovenous fistulas can be functional. National kidney disease outcome quality initiative (NKDOQI) has recommended hand exercises for patients following arteriovenous fistula surgery. To date, there has been no evaluation and exercise program for the upper extremity in diabetic patients with kidney failure who have undergone radiocephalic arteriovenous fistula surgery in RSCM.
Methods: This study had a quasi-experimental design, comparing the data which had the same characteristics. Subjects who underwent radiocephalic arteriovenous fistula surgery in February 2020 to February 2021 were included.
Results: Twenty-three subjects who underwent radiocephalic arteriovenous fistula surgery were observed. The exercise program could increase the diameter of the draining veins significantly (p = 0.006) in the 6th week following the surgery. There was also a significant increase in the rate of blood flow as much as 210% with an average of 616.56 ± 88.80 mL/minute (p = 0.002), observed in the 6th week after the operation. Subsequently, there was a decrease in the draining vein-to-skin distance in the 4th week (p = 0.015), however the result was not significant in the 6th week following the surgery.
Conclusion: The upper extremity isotonic, isometric, and partial restriction exercise program following the surgery could increase the diameter of the draining veins, affect the draining vein-to-skin distance, and increase the rate of blood flow in the radiocephalic arteriovenous fistula.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizki
"ABSTRAK
Freedom of movement dalam sistem Schengen merupakan salah satu instrumen kebijakan Uni Eropa yang bertujuan untuk memfasilitasi warga UE dan warga nonUE, untuk bergerak secara bebas, baik sementara maupun permanen, di wilayah Schengen. Namun demikian, apabila dilihat dari waktu ke waktu, masih ditemukan perdebatan serta permasalahan, khususnya dalam penerapannya. Oleh karena itu, Tugas Karya Akhir ini bertujuan untuk meninjau literatur yang membahas penerapan konsep freedom of movement dalam sistem Schengen. Dalam pengorganisasian literatur, penulis menggunakan metode kronologi dan taksonomi. Melalui metode kronologi, literatur terbagi ke dalam empat periodisasi mengenai penerapan freedom of movement dalam sistem Schengen; di antaranya: [1] awal tahun 1990-an, integrasi Eropa dan ambiguitas posisi hukum warga nonUE, [2] pertengahan tahun 1990-an, restriksi dan diskriminasi terhadap warga nonUE, [3] tahun 2000-an, implikasi agenda enlargement di wilayah Eropa Tengah dan Eropa Timur, [4] tahun 2011-2015, isu pencari suaka dan pengungsi pasca Arab Spring dan krisis pengungsi. Sedangkan dalam metode taksonomi, terdapat peningkatan penggunaan sudut pandang politik dan keamanan oleh scholars dalam membahas topik tersebut. Lebih lanjut, sebagian besar literatur melihat bahwa penerapan konsep freedom of movement dalam sistem Schengen menjadi semakin restriktif dan diskriminatif terhadap warga nonUE.

ABSTRACT
Freedom of movement within Schengen system aims to facilitate the movement of individuals-both EU-nationals and non-EU nationals-either for temporary or permanent purpose. However, from time to time, there are still debacles and problems, especially regarding its implementation. Therefore, this literature review aims to analyze the evolution on the implementation of freedom of movement within Schengen system. For the literature organization, the writer used chronology and taxonomy as its method. Chronologically, literatures regarding the implementation of freedom of movement within Schengen system were divided into four periodization; they were: [1] early 90s, European integration and ambiguity of the legal position of non-EU nationals, [2] mid 90s, restriction and discrimination towards non-EU nationals, [3] 2000s, the implication of EUs enlargement agenda in Central and Eastern Europe, [4] 2011-2015, asylum seekers and refugee at the time of Arab Spring and refugee crisis. In addition to that, there was increasing intensity of scholars using both political and security perspectives in discussing the topic. Furthermore, most of the literatures captured that the implementation of freedom of movement within Schengen system had turned out to be more restrictive and discriminative towards non-EU nationals."
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>