Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Restructuring done at PT Galamedia Bandung Perkasa to increase efficiency, that is efficiency from the angle of cost (lessens operational cost) and efficiency at the organization structure is and avoid leadership dualism appearance.
657 JAK 4:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Utami Maulina
Abstrak :
Reformasi birokrasi di Indonesia mulai dilaksanakan di berbagai Kementerian/Lembaga RI termasuk Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI). Salah satu program reformasi birokrasi yang telah dilaksanakan di Kemlu RI adalah penataan kelembagaan melalui Restrukturisasi Organisasi Tahun 2011. Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan restrukturisasi organisasi di Kemlu RI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara dengan panitia pelaksana restrukturisasi dan pihakpihak terkait serta studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa tahapan dari ke-empat tahap pelaksanaan restrukturisasi Kemlu RI telah dilaksanakan dengan baik. Namun, pada tahapan merencanakan restrukturisasi, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) masih belum optimal dan pada tahap melaksanakan restrukturisasi, Kemlu RI mengalami kesulitan dalam menempatkan SDM di dalam strukturnya akibat kurangnya sumber daya manusia. ......Bureaucratic reform in Indonesia began to be implemented in the various Ministries / Agencies including the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia. One of bureaucratic reform program that has been implemented in the Ministry of Foreign Affairs is the institutional arrangement through Organizational Restructuring in 2011. Researcher is interested in knowing how the implementation of organizational restructuring in the Ministry of Foreign Affairs. This study is a qualitative research with interview data collection techniques with restructuring committee and related parties, and literature study. Results of this study indicate that some stages of the fourth stage of the restructuring implementation in Ministry of Foreign Affairs has been well implemented. However, in the restructuring plan stage, the competence of the Human Resources is not optimal, and in the restructuring stage, the Ministry of Foreign Affairs had difficulty in placing human resources in the structure due to the lack of human resources.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Alifwansyah
Abstrak :
Krisis ekonomi di Indonesia yang ditandai dengan meningkatnya tingkat suku bunga, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan tidak tersedianya likuiditas menghcntikan kegiatan usaha di Indonesia. Kebanyakan usaha yang dibiayai dengan hutang dalam mala uang asing sedangkan pendapatan pcrusahaan dalam rupiah, menyebabkan banyak perusahaan mengalami lonjakan tanggungan hutang dan ketidakmampuan membayar bunga dan pokok hutang yang telah jatuh tempo. Ancaman kebangkrutan melanda hampir semua perusahaan di Indonesia pada saat krisis yang dimulai pertangahan tahun 1997 itu. PT.XYZ yang merupakan perusahaan terbuka juga mengalami dampak negatif akibat dari krisis ekonomi ini. Salah satu proyeknya yaitu Gedung ABC mengalami kredit bermasaalah. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat suku bunga pinjaman dan rendahnya pendapatan dari hasil sewa ruang perkantoran yang disebabkan banyaknya penyewa yang tidak memperpanjang sewa ruang yang ada. penyewa-penyewa utama berupa bank-bank banyak yang ditutup usahanya juga tidak memperpanjang sewa, perhitungan pendapatan sewa ruang yang sebelumnya dalam mata uang dollar Amerika saat ini diperhilungkan dalam rupiah sementara pinjaman yang ada tetap dalam mata uang dollar Amerika. Sebagai jalan tcrakhir dari penyelesaian hutang PT.XYZ dapat dilakukan dengan assets settlement atau dengan melakukan restrukturisasi hutang yang ada. Pilihan atas kedua alternatif ini tergantung dari tingkat recovery terbaik yang dapat diberikan. Kasus ini dijadikan penelitian dalam Karya Akhir ini dilihat dari sisi manajemen kcuangan, dengan melakukan pcnilaian tcrhadap asset yang ada dan melakukan retrukturisasi hutang alas gedung ABC. Penilai assets (asset valuation) dilakuakan dengan pendekatan free cashflows (discounted cashflow) untuk menghitung nilai Gedung ABC dan cost approach. Kedua metodc ini digunakan dalam penentuan nilai gedung ABC tersebut dan hasilnya dibandingkan unluk mencari nilai yang realistis dari gedung tersebut. Kedua pendekatan ini dipilih jika altcrnatif assets settlement yang akan diambil dalam penyelesaian hutang yang ada. Aliernatif lain dari penyelesaian hutang tersebut adalah dengan mclakukan restrukturisasi hutang atas gedung ABC. Reslrukiurisasi ini dilakukan dengan memperpanjang jangka waklu pinjaman. pcnyesuaian tingkat bunga dan penghitungan kembali bunga terlunggak. Dari kedua allernatii" pilihan yailu asset settlement dan restrukturisasi pinjaman akan ditentukan tingkat recovery yaitu dengan membandingkan niali saat ini dari asset gedung ABC dan nilai pinjaman terhadap besarnya pinjaman yang ada. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan menggunakan metoda discounted cash flow terhadap penentuan nilai gedung diperoleh hasil bahwa nilai gedung ABC adalah sebesar USS 33.251,000. Perhitungan ini diperoleh berdasarkan hasil penentuan nilai beta sebesar 1.256, market return 11.03%, risk free berkisar 11 % sampai dengan 14%. cost of equity berkisar 10.3% hingga 11% dan cost of debt 12% pa yang menghasilkan WACC sebesar 9.1% sampai dengan 9.7%. Dengan menggunakan cost approach diperoleh nilai gedung sebesar US$ 32,409,784. Berdasrkan hal tersebul diperkirakan nilai pasar dari gedung ABC berkisar USS 32.5 juta. Jika digunakan nilai force value yailu sebesar 70% dari nilai pasar maka akan diperoleh harga sebesar USS 22.75 juta. Bila diketahui nilai pinjaman yang dimiliki oleh gedung ABC sebesar USS 41.6 juta maka akan diperoleh tingkat recovery pmjaman dengan assei settlement sebesar 54.7%. Jika dilakukan penjadwaalan ulang atas pinjaman Gedung ABC maka pokok pinjaman yang ada akan diselesaikan selama 10 tahun dengan tingkat bunga Sibor + margin. Adapun bunga tertunggak akan diselesaikan selama 5 tahun tanpa bunga berjalan (non interest bearing). Pokok pinjaman dikelompokkan kedalam Tranche A sedangkan bunga tertunggak dikelompokkan kedalam Tranche B. Untuk menghitung nilai tunai dari hasil restrukturisasi ini digunakan discount rale 12%, sehingga diperoleh nilai tunai dari pinjaman tersebut sebesar US$ 29,791,553. Nilai tunai ini jika dibandingkan dengan kewajiban pinjaman awal maka akan diperoleh tingkat recovery sebesar 71.6%. Berdasarkan kedua metoda tersebut diperoleh hasil bahwa dengan penjadwalan ulang atas hutang yang ada akan memberikan tingkat recovery tertinggi. Kajian pada kasus ini merupakan kasus menarik dan memberikan sumbangan bagi pendidikan dan dunia bisnis secara nyata. Bagi dunia pendidikan, kasus ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dalam bisnis secara nyata dapat dibuktikan dengan rumusan empiris dan teori-teori yang diperoleh dari dunia kampus. Pemilihan strategi yang didasarkan pada prediksi dan perhitungan sebagai pertimbangan awal sebelum menjalankan strategi tersebut akan mengurangi resiko kegagalan dalam pelaksanaanya. Dengan menggunakan teori yang ada, dibutuhkan data-data kondisi perusahaan, pasar dan faktor lain yang mempengaruhinya. Bagi dunia bisnis secara nyata. kasus ini dapat dijadikan pelajaran yang baik bahwa restruklurisasi menjadikan pilihan yang baik yang dapat menghindarkan perusahaan dari ancaman kebangkrutan. Dengan melakukan ncgosiasi untuk mencari penyelesaian secara win-\vin tanpa hams mengurangi kewajiban perusahaan yang akan menurunkan citra perusahaan dimata pemberi pinjaman dan investor yang akan menurunkan nilai saham yang berarti menurukan nilai perusahaan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferinton
Abstrak :
Kondisi ekonomi dan moneter yang memburuk melanda negara-negara regional Asia Pasifik sejak awal tahun 1997, pada pertengahan bulan Juli 1997 melanda Indonesia. Dampak krisis yang berkelanjutan ini sangat besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Kecenderungan kenaikan biaya pendanaan yang tinggi secara umum sangat mempengaruhi kegiatan operasional dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban. Rupiah yang melemah sebagai akibat exchange rate yang sangat fluktuatif dan tinglat inflasi yang sangat tinggi menurunkan kapasitas permodalan perusahaan sehingga memerlukan strategi untuk terapi keuangan dengan melakukan restrukturisasi keuangan. Dampak krisis yang berkelanjutan ini sangat besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan, sehingga PT. X sangat perlu untuk mengambil langkah restrukturisasi kredit dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Agar kegiatan operasional dan pemenuhan kewajiban perusahaan tetap berkesinambungan 2. Prospek perusahaan masih cukup baik dengan pendapatan valas dan penjualan ekspor dapat dipergunakan langsung membayai kewajiban kredit dan kredit lain dalam valas. 3. Laporan keuangan perusahaan kurang mencerminkan keadaan perusahaan secara ril karena dibuat dengan menggunakan peraturan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang terlalu kaku. Langkah-langkah sistematis proses restrukturisasi untuk menghadapi dainpak negatip dan krisis perekonomian dan moneter sebagai benikut: 1. Faktor intern dan ekstem dianalisa menggukan TOWS, keunggulan kompetitip dan opportunity yang ada dimanfaatkan serta memperkecil weakness dan threat. 2. Past Performance keuangan dianalisa sebagai dasar untuk menentukan asumsi-asumsi yang dipergunakan untuk proyeksi keuangan dan ratio-ratio proyeksi keuangan sebagai pedoman kemarnpuan keuangan perusahaan membayar seluruh kewajiban dimasa yang akan datang. 3. Dana yang seharusnya untuk membayar pokok kewajiban, setelah dilakukan restrukturisasi (rescheduling dan reconditioning) dapat dipergunakan untuk modal kerja operasional perusahaan. Restrukturìsasi kredit akan sangat menguntungkan pihak perusahaan sebagai debitur maupun bank sebagai kreditur. Keuntungan restrukturisasi kredit terhadap perusahaan sebagai berikut: 1. Kewajiban perusahaan untuk membayar pokok kredit yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat dapat diundur dengan direschedule kembali. 2. Kewajiban perusahaan hanya membayar bunga yang timbul pada setiap akhir bulan. 3. Dana yang seharusnya untuk membayar kewajiban pokok kredit dapat dipergunakan terlebih dahulu untuk keperluan yang mendesak dalam perusahaan terutama untuk keperluan yang produktip seperti modal kerja perusahaan. 4. Cash flow perusahaan dapat menjadi lebih baik. Keuntungan restrukturisasi kredit terhadap bank sebagal berikut: 1. Pembayaran bunga menjadi lebih lancar. 2. Kolektibilitas Perusahaan yang menjadi debitur tetap lancar. 3. Penyediaan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) menjadi lebih kecil yang berpengaruh terhadap ATMR yang merupakan komponen menghitung CAR.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Kartika Susatyo
Abstrak :
Terjadinya krisis keuangan dan ekonomi yang melanda Indonesia telah mengakibatkan banyak perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Selain diakibatkan dari peningkatan bunga pinjaman dan melemahnya rupiah, perusahaan juga mengalami penurunan pendapatan yang cukup besar. Berhentinya fasilitas modal kerja dan fasilitas kredit perdagangan dari sektor perbankan menyebabkan tingkat produksi menurun dengan sangat drastis, meningkatkan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat. Dengan kondisi tersebut, perusahaan mengalami kesulitan dalam pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang dimiliknya sehingga terjatuh kedalam resiko kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan restrukturisasi yang dilakukan oleh PT. Astra International, Tbk terhadap resiko kebangkrutan yang dihadapinya ketika mengalami keadaan kesulitan keuangan (financial distress). Penelitian dilakukan dengan cara menganalisa laporan keuangan dan menganalisa proses restukturisasi hutang yang terjadi. Untuk menganalisa laporan keuangan digunakan pendekatan rasio keuangan. Dari hasil analisa didapatkan bahwa setelah dilaksanakannya program restrukturisasi hutang, perusahaan cenderung terlihat lebih sehat dari sebelum diadakannya program restukturisasi hutang. Tetapi juga ditemukan bahwa PT. Astra International, Tbk bukanlah perusahaan yang stabil dan pembayaran atas hutang berasal dari penjualan aset, investasi dan saham perusahaan.
Economics and financial crisis that happened in Indonesia have resulted in company's illiquidity. llliquidity came from the increase of interest rate, depreciation of Rupiah and decreasing of earnings. Working capital and trading credit shortage cause decreasing in productivity, higher inflation and decreasing purchasing power. With all that condition, companies fell into bankruptcy risk. The purpose of this research is to know and to show the restructuring of PT. Astra International, Tbk?s to face their risk of bankruptcy when they fell into financial distress. This research is analyzing annual report through financial ratio and analyzing the restructuring process. The result of analysis after the debt restructuring program, company tends to seen healthier than before implementing the debt restructuring program. Payments of debt come from selling asset, selling investments, and selling stocks.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlan Septia Ananda Rasam
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk memenangkan persaingan dalam dunia bisnis maka kegiatan pembaharuan sumber daya organisasi dalam membentuk keunggulan daya saing yang baru menjadi suatu keharusan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam segmen pasar yang ditujunya (Hunt, 2000). Sejalan dengan kenyataan yang ada, dimana ketersediaan sumber daya unggul juga berada diiuar organisasi, maka perusahaan selalu ingin menarik sumber daya unggul diiuar organisasi kedalam perusahaannya dengan tujuan untuk memelihara dan meningkatkan keunggulan daya saing yang berkelanjutan.

Namun proses transfer sumber daya tersebut tidak dapat berjalan dengan mudah. Disatu sisi dikatakan bahwa sumber daya organisasi mempunyai sifat yang imperfectly mobile, yaitu dimana perpindahan sumber daya dari satu organisasi kepada organisasi lainnya merupakan Hal yang sulit dilakukan (Hunt, 2000). Tetapi, disisi lainnya terdapat kenyataan bahwa sumber daya organisasi juga mempunyai sifat slackness (kendur) sehingga proses transfer sumber daya masih dapat dilakukan dengan sukses (Jensen dan Szulanski, 2004). Kontradiksi diatas menimbulkan pertanyaan yang Juga merupakan permasalahan pemasaran tentang bagaimana pembaharuan sumber daya tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan efektif sesuai dengan tuntutan kompetisi dipasar terhadap perubahan kemampuan perusahaan.

Dengan menggunakan organisasi network sebagai research setting, maka untuk menjawab permasalahan atau gap yang ada diusulkan dengan melakukan kegiatan restrukturisasi organisasi network dengan mempertimbangkan perilaku organisasi sebagai mekanisme adaptasi, yaitu pengelolaan terhadap faktor motivasi dan koordinasi anggota organisasi. Disamping itu, proses transfer Juga membutuhkan mekanisme yang tepat dalam menghilangkan sifat stickiness atas sumber daya tersebut, yaitu dengan memperhitungkan pengaruh faktor-faktor perilaku organisasi, seperti faktor motivasi dan koordinasi, yang dipandang beqjengaruh dalam menghasilkan slackness pada sumber daya akan ditransfer.

Didasarkan pada sasaran penelitian terhadap industri otomotlf di Indonesia, peneliti telah mengadakan penelitian terhadap 37 perusahaan inti atau hub company pada industri otomotif di Indonesia. Dengan menggunakan analisa General Linear Model Multivariate dan analisa Regresi, maka diperoleh basil penelitian yang menjelaskan bahwa terdapat (1) pengaruh yang signifikan dari kegiatan restrukturisasi terhadap kapabilitas organisasi network yang tergantung pada faktor motivasi dan kooridnasi (nilai-p = 0, 084 dan 0.0175), (2) pengaruh yang signifikan dari faktor daya saing organisasi terhadap penciptaan nilai apropriasi yang tergantung faktor kapabilitas dan motivasi atau koordinasi (nilai-p masing-masing adalah 0.001).

Pada akhimya, penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dengan pengembangan model teori R-A dengan menambahkan faktor restrukturisasi organisasi sebagai kegiatan pembaharuan sumber daya organisasi, faktor motivasi dan koordinasi dalam penciptaan kinerja organisasi, dan kontribusi manajerial dimana kegiatan restrukturisasi organisasi harus dikelola dengan memperhatikan faktor perilaku organisasi yang diantaranya adalah faktor motivasi dan koordinasi antar anggota organisasi. Dengan demikian, penelitian ini memberikan penjelasan yang lebih rinci terhadap kondisi imperfectly mobile pada teori Resources-Adavantage.
2006
D1547
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Notariza Taher
Abstrak :
A. Alasan dan Tujuan Penulisan Skripsi Emisi obligasi Bakrie & Brothers pada bulan September 1993 merupakan langkah restrukturisasi keuangan dari kelompok usaha Bakrie dan khususnya Bakrie Brothers. Sebelum melakukan restrukturisasi keuangan ini Bakrie & Brothers melakukan restrukturisasi usaha yang mencakup akuisi Bakrie Sumatra, divestasi Arutmin Indonesia, akuisisi Lewis & Peat dan akuisisi Trans Bakrie. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah memberikan deskripsi dari hubungan antara restrukturisasi usaha dan restrukturisasi keuangan. B. Metode Penelitian Penelitian dimulai dengan melalukan penelusuran pustaka mengenai teori yang ada mengenai restrukturisasi. Teori hasil temuan dari penelusuran pustaka yang relevan kernudian diaplikasikan ke dalam kasus Bakrie & Brothers untuk menjelaskan restrukturisasi yang ada. Pemilihan teori yang relevan dilakukan karena adanya perbedaan kondisi antara perusahaan dalam teori dan kasus Bakrie & Brothers. C. Hasil Penelitian Perusahaan memiliki proyeksi investasi untuk lima tahun mendatang hampir mencapai Rp 1 trilyun. Proyeksi investasi ini membutuhkan dana yang amat besar dan perusahaan membutuhkan dana eksternal bagi pembiayaannya. Perhitungan kapasitas hutang perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan sudah maksimum menggunakan kapasitas hutangnya. Sehingga penggunaa dana eksternal bagi pembiayaan transaksi restrukturisasi tidak memungkinkan. Transaksi asset yang tercakup dalam restrukturisasi asset pada tahun 1993 dilakukan antara Bakrie & Brothers dengan sub holding Bakrie Group lainnya. Bakrie Nusantara Corporation dan Bakrie Investindo. Transaksi asset yang tercakup dalam penelitian ini adalah akuisisi Bakrie Sumatra Plantation dan divestasi Arutmin Indonesia. Pembiayaan dari transaksi asset yang bersangkutan tidak banyak membutuhkan dana tunai. Diversifikasi pembiayaan transaksi asset memberikan penghematan dalam penggunaan dana internal perusahaan. Transaksi asset yang merupakan bagian dari program restrukturisasi memberikan tambahan asset, equity dan cashflow tambahan bagi perusahaan. Setelah restrukturisasi asset berhasil perusahaan melanjutkannya dengan restrukturisasi keuangan yaitu dengan menerbitkan obligasi. D. Kesimpulan Restrukturisasi yang terjadi dalam Bakrie Brothers merupakan konsekuensi dari business refocusing yang dilakukan oleh perusahaan. Business refocusing dilakukan karena diversifikasi perusahaan yang berlebihan dan disertai dengan penurunan keuntungan perusahaan. Business refocusing dilakukan juga karena terjadinya perubahan pasar dimana perusahaan berusaha untuk memanfaatkan peluang usaha di masa mendatang. Bakrie & Brothers merupakan perusahan publik sehingga lebih mudah menerbitkan obligasi dari pada holding Bakrie Group lainnya. Namun sebelum restrukturisasi struktur keuangan perusahaan tidak memungkinkannya masuknya hutang baru dalam jumlah yang besar. Perusahaan sudah memakai hampir seluruh kapasitas hutangnya. Restruktursasi asset merupakan langkah untuk memperkuat struktur asset dan modal perusahaan. Peningkatan asset dan modal perusahaan meningkatkan kapasitas hutang dari perusahaan sehingga perusahaan dapat menerbitkan obligasi. Dana dari hasil obligasi akan digunakan 70% untuk invetasi dan 30% untuk memperbaiki struktur posisi keuangan perusahaan. Restrukturisasi asset yang terjadi Bakrie & Brothers merupakan restrukturisasi internal dimana perusahaan tidak melibatkan pihak eksternal perusahaan. Karakteristik internal ini menyebabkan pasar modal tidak bereaksi seperti yang dijelaskan dalam teori restrukturisasi. Aplikasi teori restrukturisasi tidak bisa diterapkan seluruhnya pada kasus Bakrie & Brothers karena adanya hambatan dalam pasar modal dan juga dari kepemilikan perusahaan yang masih dikuasai oleh investor publik hanya sekitar 3%.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erwin Sukma Mulia
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S8508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwa Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Agribisnis Division yang merupakan salah satu divisi dan Sinar Mas Group memlilki sasaran untuk menjadi perusahaan perkebunan yang terbesar di dunia.

Pertumbuhan dilakukan dengan melakukan Integrasi Horizontal yang juga diikuti dengan Restrukturisast Organisasi. Restrukturisasi Organisasi Geografis dipilih dari beberapa kemungkinan bentuk Restrukturlsasi Organisasi dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan/ ekspansl dart Agribisnis Division Sinar Mas Group.

Karya akhir ini mengkaji latar belakang pengambilan keputusan Restrukturisasl serta perencanaan, penerapan dan pengendallannya.

Restrukturisasi dari Agribisnis Division yang telah selesai dijalankan adalah Restrukturlsasl pada saat kejadian pecahnya kerjasama antara Salim Group dan Sinar Mas Group (Bimoll-Filma). Sedangkan Restrukturlsasi Organlsasi Geografis saat ini sedang berlangsung.

Kelemahan Restrukturisasl Organisasi Geografis yang penulis temui meilputi hampir seluruh proses Restrukturisasl baik pada saat awal yakni perencanaan hingga pada saat akhir yakni pengendalian.

Kelemahan Restrukturlsasl tersebut mencakup antara lain:

- Alasan-alasan yang lemah atau tldak sahih dalam pengambilan keputusan Restrukturlsasl Organisasl Geografis.

- Melakukan anailsa persaingan yang relatif sederhana.

- Restrukturisasi Organisasi Geografis banyak diilhami oleh satu orang saja.

- Budaya, SDM dan Sistem antara PSM I dengan PSM II semula cukup berbeda untuk digabungkan ke dalam PSM I - PSM IV dan PSM V.

- Proses Restrukturisasl berjalan sangat lambat dan telah lewat Jadwal.

- PT SMART Corporation yang telah go-public belum mendapatkan solusi bentuk yang pasti.

- Pabrlk Pengolahan Minyak Sawit atau Refinery belum mendapatkan solusl bentuk yang pasti.

Saran yang penulls kemukakan untuk memantapkan Restrukturisasl mencakup antara lain:

- Mengkaji alasan-alasan lainnya yang lebih kuat, misalnya: memudahkan pengembangan/ekspansi melalul sentra pengembangan atau pembagian resiko dan beban yang berkenaan dengan kebun yang telah menghasilkan dan kebun yang belum menghasilkan, sebelum korporasi memilih/menetapkan Restrukturlsasi Organisasi Geografis.

- Melakukan PIMS, Risk Analysis atau Analytical Hierarchy Process yang diharapkan dapat memberikan pemilihan yang lebih akurat, mìsalnya melakukan analisa mengenai kemungkinan Jumlah PSM dan luas tiap areal PSM yang paling menguntungkan.

- Perancangan Restrukturlsaii dilakukan oleh Konsultan External Independent yang professional.

- Membenahl terleblh dahulu PSM I dan PSM II semula sebelum Restrukturisasl Organisasi Geografis dilakukan atau sebaliknya melakukan Restrukturisasi ini secepat mungkin dan membenahinya kemudian.

- Melakukan penjadwalan kemball secara lebih rinci menggunakan beberapa miles-stones membuat contigency plans dan melakukan pengendallan adaptasi selain pengendalian waktu.

- PT SMART Corporation merupakan PSM tersendlri, katakanlah PSM VII (PSM VI: Refinery) yang dikelola mandlrl terlepas dari PSM I - PSM IV.

- Refinery sebaiknya teiah melepaskan dirinya dari PSM I PSM IV menjadi PSM VI pada saat Restrukturisasi diterapkan.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>