Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hernaning Rangga Dhyta Utama
"Puskesmas dalam sistem pelayanan kesehatan berfungsi sebagai gatekeeper untuk melakukan penapisan rujukan serta kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan. Jika puskesmas tidak menjalankan fungsi gatekeeper dengan baik mengakibatkan pasien yang seharusnya cukup ditangani di puskesmas, menjadi dirujuk dan ditangani oleh rumah sakit, rate rujukan meningkat sehingga terjadi
pemborosan biaya pelayanan kesehatan karena BPJS kesehatan harus membayar biaya pengobatan di rumah sakit sesuai standar INA CBGs, selain membayar kapitasi puskesmas. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan jenis
penelitian Rapid Assessment Procedures (RAP), pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pelaksanaan sistem rujukan rawat jalan tingkat
pertama di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketersediaan fasilitas ruangan, alat kesehatan dan obat-obatan belum mencukupi untuk mendukung pelaksanaan rujukan rawat jalan tingkat pertama. Sedangkan untuk tenaga dokter sudah memenuhi jumlah minimal standar ketenagaan puskesmas non rawat inap di wilayah perkotaan . Dari aspek pengetahuan, pemahaman petugas puskesmas tentang sistem rujukan berjenjang,
konsep gatekeeper dan kepatuhan terhadap prosedur rujukan sudah cukup baik. Tetapi pemahaman petugas puskesmas akan resiko keuangan terhadap rate rujukan dan ketentuan rujuk balik belum tepat, sehingga perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut agar pelaksanaan sistim rujukan rawat jalan tingkat pertama berjalan optimal

Puskesmas in the health service system has a role as a gatekeeper. As a gatekeeper
function, puskesmas does referrals system, quality control, and also control of health service finance. If puskesmas do not do the gatekeeper?s function well, it will make the patient whom can get a treat in puskesmas have gotten a treat in hospital. This condition can creat waste of health service finance, because BPJS Kesehatan have to pay a cost of treatment in the hospital based on INA CBGs standard. In the other hand, BPJS Kesehatan also have to pay puskesmass capitation. This research use qualitative design study, name Rapid Assesment
Procedure (RAP). Data collection have gotten with deep interview, observation, and study literature. This research aim to analyse a primary level of outpatient referrals system on Kabupaten Tulang Bawang 2015.The result show that the availability of room facilities, the tools of health, and the drug are not sufficient to support a primary level of outpatient referrals system. While for the availability of doctor is sufficient of minimum standard of puskesmass employment non
inpatient in urban area. For knowledge aspect, the comprehension of puskesmas workers about referrals system, gatekeepers concept, and obedience of procedure are sufficient. However, the comprehension of puskesmas workers about finance risk of rates refferals and the rule of back referrals are not appropriate. Therefore,
it should be done an advance socialization so that the implementation of primary level of outpatient referrals system can be optimal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T53725
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Caesarena Pertiwi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rujukan rawat jalan kasus non spesialistik di Puskesmas Beji dan Puskesmas Depok Jaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan data primer berupa wawancara mendalam, dan data sekunder dengan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Puskesmas Beji dan Puskesmas Depok Jaya memiliki rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik yang optimal yaitu sebesar 0 , hal ini disebabkan karena dokter di kedua puskesmas memiliki kesadaran tinggi untuk memberikan rujukan sesuai indikasi, dan terdapat feedback dari BPJS terkait dengan capaian rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik. Dokter di Puskesmas Beji dan Puskesmas Depok Jaya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik serta memiliki lama kerja sebagai dokter yang cukup panjang. Jumlah dokter di Puskesmas Beji dan Puskesmas Depok Jaya masih belum cukup sesuai dengan analisis beban kerja. Pelatihan dibutuhkan oleh dokter non PNS. Peralatan di kedua puskesmas masih kurang lengkap. Obat di kedua puskesmas sudah lengkap namun terkadang terjadi kekosongan obat.

ABSTRACT
This study aims to analyze non specialist referral cases at Beji Puskesmas and Puskesmas Depok Jaya.This study uses a qualitative approach, by using secondary data from primary care and in depth interviews. The results of this study found that Puskesmas Beji and Puskesmas Depok Jaya have good non specialist referral ratio, which is 0 . This due to doctors in both puskesmas have high awareness to give referrals according to patient rsquo s diagnosis, and there is Feedback from BPJS related to the achievement of non specialist referral ratio. Doctors at Puskesmas Beji and Puskesmas Depok Jaya have good skills and knowledge, and have long working period as a doctors. Amount of doctors at Puskesmas Beji and Puskesmas Depok Jaya is still not ideal.Training is required by non civil servant physicians. Equipment at both puskesmas is still incomplete. The medicine in both puskesmas is complete but sometimes the medicine vacuum occurs. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library