Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wirianto Pradono
"ABSTRAK
Pertumbuhan trafik data jauh melampaui pertumbuhan trafik suara. Cisco memprediksi trafik data bergerak di Indonesia akan meningkat sebesar 8 kali lipat dalam periode 2016-2021. Teknologi pitalebar merupakan solusi tepat untuk memfasilitasi peningkatan trafik data sekaligus menjaga kualitas layanan tetap optimal. Kondisi medan wilayah rural Indonesia sulit dijangkau oleh sistem terestrial sehingga teknologi satelit sangat dibutuhkan agar penetrasi layanan pitalebar dapat menjangkau wilayah tersebut. Menimbang sejumlah keunggulan dari satelit Ka-band dibandingkan sistem satelit yang ada saat ini membuat satelit Ka-band menjadi salah satu teknologi kunci yang memungkinkan penetrasi layanan pitalebar hingga wilayah rural. Studi literatur dan pendekatan kualitatif digunakan dalam studi ini untuk mengidentifikasi potensi dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pengembangan sistem satelit Ka-band. Hasil studi menunjukkan satelit Ka-band mampu memfasilitasi layanan telekomunikasi yang membutuhkan bandwidth besar. Pengguna layanan satelit juga bervariasi meliputi industri, institusi pemerintah, hingga konsumen individu dan rumah tangga. Meskipun satelit Ka-band menawarkan sejumlah keunggulan, ada beberapa tantangan yang harus diantisipasi yakni kerentanan frekuensi Ka-band terhadap redaman hujan dan ketiadaan filing Ka-band milik Indonesia dengan status disetujui oleh International Telecommunication Union (ITU). "
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan SDPPPI Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2017
302 BPT 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Kharisma Putri
"Teknologi 5G saat ini digadang-gadang menjadi primadona operator seluler yang menawarkan jaringan internet dengan kecepatan tinggi bagi penggunanya. Namun dengan adanya keterbatasan spektrum frekuensi, pemerintah perlu mengalokasikan spektrum frekuensi untuk teknologi 5G ini. Salah satu kandidat spektrum frekuensi yang akan dialokasikan untuk implementasi teknologi 5G adalah spektrum frekuensi 3,5 GHz yang saat ini sudah dipakai oleh operator satelit (spektrum frekuensi Extended C-Band), sehingga pemerintah perlu melakukan realokasi frekuensi 3,5 GHz. Pemerintah akan menerima Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang lebih besar dengan adanya realokasi spektrum 3,5 GHz. Namun, apabila teknologi 5G diimplementasikan pada frekuensi tersebut, operator satelit tidak bisa lagi memakai spektrum frekuensi tersebut. Hal ini tentu akan memberikan dampak penurunan terhadap performansi bisnis satelit karena operator satelit kehilangan kesempatan bisnisnya. Pemerintah perlu mempertimbangkan skema perhitungan kompensasi untuk operator satelit. Hasil perhitungan besaran nilai kompensasi tiap satelit akan berbeda, untuk Satelit A sebesar Rp 1.537.750.000.000, Satelit B sebesar Rp 1.476.246.000.000, dan Satelit C sebesar Rp 1.104.926.000.000. Tesis ini akan menganalisis perhitungan kompensasi untuk Satelit A, B, dan C sebagai dampak dari realokasi spektrum frekuensi 3,5 GHz.

Mobile operators believed that 5G could offer high-speed internet networks for their users. However, due to the limited frequency spectrum, the Government needs to reallocate the frequency spectrum for the 5G implementation. One of the frequency spectrum candidates for the 5G implementation is the 3,5 GHz frequency spectrum. But, currently, this frequency is allocated for satellite as Extended C-Band. The government will receive a larger Non-Tax State Revenue (PNBP) with the reallocation of the 3.5 GHz spectrum frequency. However, if 5G technology is implemented on these frequencies, satellite operators may no longer use Extended C-Band due to the interferences impacting the satellite operators' business. Satellite operators will suffer from losses since they lost their business opportunities. With frequency reallocation, it is necessary to provide fair compensation to satellite operators. The results of the compensation calculation is different for each satellite, for Satellite A of Rp. 1.537.750.000.000, for Satellite B of Rp. 1.476.246.000.000, and for Satellite C of Rp. 1.104.926000.000. This research contributes to formulation compensation for satellite A, B, and C as a result of the reallocation of the 3,5 GHz frequency spectrum."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freeman, Roger L.
Hoboken, New Jersey: Wiley-Interscience, 2004
621.382 FRE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yourdan
"ABSTRAK
Organisasi publik, khususnya Balai Monitor Frekuensi Radio dalam menghadapi tantangan masa depan semakin dituntut untuk meningkatkan perannya di bidang pengamanan penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelite sehingga dapat menciptakan kondisi penggunaan spektrum freuensi radio yang tertib, sesuai dengan peruntukan dan tidak saling mengganggu dan sekaligus memacu pertumbuhan penyelenggara jasa yang menggunakan frekuensi radio dengan persaingan yang sehat, efektif, berorientasi pada kepuasan pelanggan dalam tingkat kenyamanan dalam berkomunikasi.
Penelitian ini mencoba memusatkan kajian kepada profit pemberdayaan Balai Monitor dan Orbit Satelite kelas I Jakarta, analisis terhadap kondisi organisasi yang didalamnya ada bagian organisasi dari kumpulan individu yang berinteraksi. Dalam upaya memperkenalkan pola hubungan dasar organisasi dengan berbagai tingkatan managerial, dimulai tingkat institusional top manajemen, middle Manajemen dan lower manajemen. Kondisi seperti ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diduga sangat dominan mempengaruhinya, yaitu sistem, struktur, strategi, gaya kepemimpinan, sumber daya manusia dan ketrampilan, serta pemilikan nilai.
Melalui metode penelitian naturalistik kualitatif, dengan peneliti sebagai human instrumen ditemukan beberapa kesimpulan sebagai berikut;
Pertama, profil Balai Monitor Frekuensi Radio kelas I Jakarta belum menunjukkan tingkat pemberdayaan yang baik. Kedua, kelemahan itu terlihat kepada belum optimalnya akses Balai Monitor kepada instansi, baik terhadap ekternal maupun secara internal sehingga pencapaian sasaran belum optimal.
Ketiga, faktor-faktor utama yang mempengaruhi kurangnya berdayanya organisasi dalam mencapai sasaran adalah sistem monitoring yang belum berfungsi secara optimal, struktur yang kurang sinkron dengan kemampuan SDM, stategi, belum menangkap peluang untuk merubah organisasi dari cost center menjadi profit center, gaya kepemimpinan yang agak cenderung kepada hubungan baik sehingga sering disalah artikan; pemilikan nilai yang masih berorientasi pada kebutuhan ekonomi dan fisik belaka.
Dari kesimpulan di atas, dikemukakan beberapa rekomendasi penting sebagai berikut. Pertama, perlu dilakukan upaya optimalisasi berbagai fungsi-fungsi terutama bagi fungsi evaluasi dan pengujian ilmiah belum dalam suatu wadati akreditasi sehingga tidak ada akses kepada instansi atau lembaga yang kompeten di bidang ini. Kedua, perlu mengembangkan kegiatan pengamanan penggunaan frekuensi radio dengan hubungan sating menguntungkan sehingga terbuka peluang privatisasi organisasi melalui penahapan yang wajar.
Kedua, perlu mengembangkan kegiatan pengaman pengguna frekuensi radio dengan hubungan saling menguntungkan, sehingga terbuka peluang privatisasi organisasi melalui pertahapan yang wajar.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The study that located at southern of Lembeh Strait, Bitung, North Sulawesi, include five locations, those are Kandang ayam, Tanjung Merah, Dermaga Penyu and Pin-pin...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sasutji
"The atmospheric effects reduction in this study which covers path radiance effect decrement and ground reflectivity extraction of Landsat MSS Data.
When radiation travels through the atmosphere, energy is attenuated through scattering and absorption, an enhanced due to atmospheric emission and path radiance. Ground reflected radiance, from which information is extracted for remote sensing application,
is altered by the atmosphere when it reaches the satellite. Besides that, radiance reflected by the background area surrounding the target may also reach the
satellite. Therefore, the effects of atmosphere on Landsat data must be reduced, before data processing for any purposes.
The effective reflectivity which is observed from the satellite can be computed as a function of ground reflectivity. Relation between the effective reflectivity and ground reflectivity is linear approximately.
Land cover classification which is processed by Maximum Likelihood method is used in this study, in order to evaluate the atmospheric effects reduction method."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library