Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zakaria Ramadhan
"Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kepulihan kedua subyek dari gangguan skizofrenia ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya intensitas kemunculan gejala-gejala utama gangguan skizofrenia yang dialami sebelumnya, munculnya pemahaman terhadap gangguan skizofrenia yang dialami, munculnya penghargaan terhadap aktivitas kerja sehari-hari, dan munculnya kepuasan dari relasi yang dijalin dengan lingkungan. Pada subyek kedua (Tyas) juga ditandai dengan munculnya kesadaran akan perawatan diri. Penghayatan kedua subyek terhadap pengalaman kepulihan tersebut membuat keduanya merasakan hidup yang lebih berarti dan memiliki tujuan, merasakan adanya keberdayaan diri, serta merasa lebih memahami dirinya sendiri. Sehingga keduanya pun menunjukkan kepatuhan terhadap pengobatan yang dijalani. Kedua subyek juga merasa telah pulih. Namun, subyek pertama merasa tidak terlalu puas dengan keadaan dirinya sedangkan subyek kedua merasa cukup puas.
Selain itu, ditemukan juga bahwa faktor-faktor lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam mendukung kepulihan kedua. Bentuk dukungan yang diberikan oleh lingkungan keluarga subyek pertama adalah penerimaan dan pemahaman akan kondisi subyek. Sedangkan subyek kedua mendapatkan dukungan motivasional, penerimaan, dan pemahaman dari keluarga dan lingkungan tempat kerjanya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepulihan dari gangguan skizofrenia bagi kedua subyek meliputi seluruh aspek diri dalam bentuk perubahan sikap, cara pandang, pikiran, perasaan, dan perubahan cara bertindak. Walaupun penelitian ini belum dapat memberikan gambaran yang relatif utuh mengenai penghayatan terhadap kepulihan dari gangguan skizofrenia, data-data yang didapatkan telah cukup memberikan informasi yang mendalam mengenai penghayatan kedua subyek penelitian.

The results of this case study show that the two subject?s subjectiveexperience of recovery from schizophrenia is characterized by the disappearance or the low-level intensity of appearance of the subject?s primary symptoms of schizophrenia, gain some awareness of schizophrenia, feel appreciate about the day-to-day work activities and gain satisfaction from relationship with the environment. The second subject has also aware of the importance of self-care activities. The two subjects experience the worth and purposive life and also have more understand about them self than before. Those all subjective-experience make them realize about the need of medication. So they choose to comply to have medication now. Both of them believe that they have recovered. But the first subject, contrary to the second subject, is not very satisfied with her own self.
The result of this study also shows that supports from the social environment have an important role to the two subject?s achievement of recovery. The family has giving acceptance and understanding to the first subject. On the one hand, the second subject has motivational support, acceptance, and understanding from her family and her work environment.
The findings of the research show that the two subject?s recovery from schizophrenia involve the entire aspects of self in form of change of attitude, the way of thinking, thoughts, feelings, and change of the way of action. Although can not give a holistic picture about subjective-experience of recovery from schizophrenia, the research has shows quite deep information about the subjective-experience of the two subjects."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Wulandari
"Perilaku kekerasan merupakan gejala positif dari gangguan skizofrenia. Risiko perilaku kekerasan merupakan tindakan yang berisiko membahayakan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan,  yang dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Perilaku kekerasan ini dapat terjadi secara vebal maupun secara fisik. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan pada Tn. AG dengan gangguan skizofrenia paranoid. Implementasi pada klien dilakukan pada 28 April-7 Mei 2022. Intervensi yang diberikan adalah asuhan keperawatan generalis dengan berfokus pada penerapan teknik asertif verbal. Teknik asertif verbal ini bertujuan agar pasien mampu berbicara secara asertif dalam mengungkapkan marahnya. Hasil dari implementasi ini menunjukkan bahwa penerapan teknik asertif verbal berpengaruh dalam mengontol marah dan menurunkan tanda gejala risiko perilaku kekerasan. Teknik asertif verbal dalam pelayanan asuhan keperawatan dapat dimaksimalkan dengan melibatkan keluarga untuk perawatan pasien.

Violent behavior is a positive symptom of schizophrenia disorder. The risk of violent behavior is an act that risks endangering oneself, others, or the environment, which is carried out to express feelings of irritation or anger that are not constructive. This violent behavior can occur verbally or physically. The purpose of writing this scientific paper is to analyze nursing care for the risk of violent behavior in Mr. AG with paranoid schizophrenia disorder. Implementation on clients is carried out on April 28-7 May 2022. The intervention provided is generalist nursing care by focusing on the application of verbal assertive therapy. Verbal assertive therapy aims to make the patient able to speak assertively in expressing his anger. The results of this implementation indicate that the application of verbal assertive therapy has an effect on controlling anger and reducing signs and symptoms of the risk of violent behavior. Verbal assertive therapy in nursing care services can be maximized by involving the family for patient care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library