Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edward Andriyanto Soetardhio
"Komunikasi dan bahasa merupakan hal penting dalam perkembangan dan kehidupan manusia. Bahasa dan komunikasi membantu seseorang dalam mengembangkan kognisi, mendapatkan informasi dan mengembangkan keahlian lainnya.
Beberapa individu memiliki masalah dalam berkomunikasi, baik sejak lahir, akibat kecelakaan maupun disebabkan karena pengabaian atau kecemasan. Selective mutism merupakan salah satu gangguan yang disebabkan karena kecemasan, kurang rasa percaya diri dan rendahnya ego strength seseorang.
Anak dengan gangguan selective mutism memilih untuk menolak bicara di lingkungan tertentu. Penolakkan untuk berbicara di lingkungan sekolah memiliki konsekuensi gangguan belajar sebagai akibat anak tidak mau menjawab pertanyaan lisan dan mengjukan pertanyaan guna mendapatkan informasi yang belum atau tidak dimengerti. Kegagalan yang dialami anak akan menambah kecemasan dan mengurangi rasa percaya diri, sehingga gangguan akan semakin parah atau menetap.
Diperlukan intervensi sedini mungkin bagi anak-anak dengan gangguan selective mutism. Terapi bermain merupakan intervensi bagi anak pada tahap early childhood dengan gangguan selective mutism, bagaimana dengan anak-anak yang berada pada tahap pra remaja?
Apakah fair play therapy dengan menggunakan media permainan papan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan ego strength anak? Apakah fair play therapy yang memadukan terapi bermain dengan menggunakan media pertmainan papan dan pemberian stimulasi di sekolah oleh guru wall kelas sebagai co-terapis dapat membantu anak pra-remaja dalam mengembangkan kemampuan komunikasinya sehingga anak tersebut tidak lagi mengalami gangguan selective mutism?"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17417
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinintya Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas cognitive behavioral play therapy dalam mengatasi selective mutism pada anak usia sekolah. Penelitian ini mengunakan desain single-subject. Subyek penelitian ini berjenis kelamin perempuan, berusia 10 tahun dan duduk di kelas lima Sekolah Dasar. Efektivitas program diukur dengan mengunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan data yang diperoleh melalui metode observasi. Sebagai intervensi, peneliti menggunakan cognitive behavioral play therapy. Hasil Penelitian menunjukkan program cognitive behavioral play therapy efektif dalam membangun pikiran alternatif yang adaptif, membentuk coping perilaku berupa deep breath dan meningkatkan frekuensi bicara pada L. Sebagai hasil tambahan program ini juga mempengaruhi motivasi subyek untuk mau bermain dengan teman-teman.

Cognitive behavioral play therapy are aplied to reduce selective mutism on middle childhood children. This research is single subject design with 10 years old little girl as subject. In qualitative and quantitative approch, this research use observational method. For cognitive and behavior change, researcher use cognitive behavior technic such as psychoeducation, cognitive change strategies (identifying and challenging maladaptive thought), positive self-statement, problem solving, bibliotherapy, modeling, role play, relaxation, exposure, and positive reinforcement. As the result, cognitive behavioral play therapy are effective to develop subject‟s alternative adaptive thought and adaptive behavior coping, and increase talk behavior frequencies."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Nathania
"Selective mutism (SM) merupakan gangguan pada anak yang ditandai dengan adanya kegagalan berbicara yang persisten pada situasi sosial yang spesifik, walaupun pada situasi spesifik lain, anak terlihat mampu berbicara. Gangguan ini kemudian berpengaruh pada fungsi akademis dan komunikasi sosial. Agar dampaknya tidak semakin luas, maka penanganan terhadap SM sangat diperlukan. Studi menunjukkan bahwa pendekatan multimodal/multifaset menunjukkan angka keberhasilan yang tinggi dalam menangani kasus SM. Child-parent relationship therapy (CPRT) merupakan 10 sesi filial therapy, salah satu intervensi yang menggunakan pendekatan multimodal. Pendekatan multimodal CPRT meliputi intervensi keluarga dan psikodinamika yang menggunakan terapi bermain. Penelitian ini kemudian ingin melihat efektivitas pendekatan CPRT dalam menurunkan gejala selective mutism pada anak yang berusia 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan CPRT efektif dalam menurunkan gejala SM dan meningkatkan kualitas hubungan orangtua dan anak, yang terukur melalui Child-Behavior Checklist (CBCL), Marschack Interaction Method (MIM), dan wawancara terstruktur.

Selective mutism (SM) is a childhood disorder that characterized by the persistent failure to speak in specific social settings despite possessing the ability to speak in other settings. The disorder substantially interferes with education and social communication. In order to reduce the impact from spreading, intervention of SM disorder is necessary. Studies indicate that multimodal/multifacet approach shows a high success rate in handling SM cases. Child-parent Relationship Therapy (CPRT) is a 10-session filial therapy, a multimodal interventions that combines family interventions and psychodynamic through play therapy. This study is aimed at examining the effectiveness of CPRT approach to decrease selective mutism symptom on a 10 year-old child. Findings indicated CPRT approach is effective in decreasing selective mutism symptoms and increasing the quality of parent-child relationship, measured by Child-Behavior Checklist (CBCL), Marschack Interaction Method (MIM), and structured interviews.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library