Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Rais Somang
"Kontribusi penerimaan dari pajak merupakan sumber penerimaan negara (APBN). Agar penerimaan pajak sesuai dengan target yang ditetapkan diperlukan langkah-langkah meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah pemahaman wajib pajak, pemeriksaan pajak, dan persepsi wajib pajak akan mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ada empat yaitu: pemahaman wajib pajak berpcngaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak; pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, persepsi wajib pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.
Metodologi penilitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan survei. Populasi penelitian adalah pcrusahaan yang telah menjadi wajib pajak di kabupaten Serang. Data penelitian dipcroleh dengan penyebaran kuisioner, kuisioner yang disebar berjumlah 100, dari jumlah tersebut kuisioner yang diterima peneliti berjumlah 35 dan yang dapat diolah berjumlah 35 kuisioner, karena 5 tidak lengkap pengisiannya. Untuk melihal pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini digunakan persamaan regresi sederhana dan regresi berganda.
Hasil analisis terhadap data penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signilikan antara pemahaman dengan tingkat kepatuhan hal ini ditunjukan dengan angka signifikansi sebesar 0,484 yang berarti lebih besar dari 0,05. Analisis terhadap hipotesis kedua menunjukan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak hal ini ditunjukan dengan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sedangkan terhadap hipotesis ketiga menunjukan persepsi wajib pajak tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, hal ini ditunjukan dengan angka signifikansi sebesar 0.498 yang berarti lebih besar dari 0,005, sedangkan terhadap hipotesis keempat secara bersama-sama ketiga variabel mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak, hal ini ditunjukah dengan angka signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05.
Dari hasil penelitian ini penulis menyarankan kepada aparat pajak untuk meningkatkan kegiatan pemeriksaan, kepada pemerintah untuk membuat aturan yang mudah dipahami oleh wajib pajak, dan kepada aparat pajak untuk menjaga kode etik sehingga ada persepsi yang positif dari wajb pajak.

The contribution of income from lax is an important resource slate budget (APBN) In order to obtain tax income target, therefore some steps to increase the level of tax payers? compliance are required.
The main problem in this research is whether the understanding of tax payers, tax inspection and tax payers? perception will have an effect on tax payers? compliance Level.
There are four hypotheses, which are raised in this paper, that is: Tax payers understanding will affect to the level of tax payers compliance. Tax inspection will influence to the level of tax payers compliance, tax payers' perception will affect to the level of tax payers compliance and finally, tax payers understanding. Tax inspection, and tax payers perception as a whole will have an effect to the level of tax payers compliance.
The usage of Research methodology is quantitative method with survey approach. Research population is companies that have become tax payers in Serang Regency. Research data was obtained by spreading questionnaires. The amount of questionnaires are 100 (one hundred) Among 100 questionnaires. Returned questionnaires were 35 (thirty-five) and processed questionnaire were only 30 (thirty), because 5 (five) questionnaires were incomplete. To analyze independent variable impact toward dependent variable, this research applies simple regression equation and multiplied regression equation.
The result of analysis toward research data proves that there is no significant influence between understanding (of tax payers) and the compliance (of tax payers), this is shown by significant rate of 0.484 which is higher than 0.05. However, the outcome of analysis toward the next hypothesis illustrates that tax inspection has an influence to the compliance (of tax payers). This is confirmed by significant rate of 0.000, smaller than 0.05. The third hypothesis explains that the perception (of tax payers) has no significant influence toward the compliance (of tax payers) this is shown by significant rate of 0.498 which is higher than 0.05, at last, the final hypothesis shows that three variables as a whole affect tax payers? compliance. This is proven by significant rate of 0.000 which is smaller than 0.05.
From this research, suggests to the tax authority to increase audit activities, proposes to the government to create a simple and an uncomplicated rule to the tax payers, and recommends to the tax authority to maintain ethical code of work, hence the perception from the tax payers will arise positively."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T19928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Solichin
"Kekurangan Energi dan Protein (KEP) pada balita merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi beban bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. KEP pada balita merupakan akibat langsung dari kurangnya asupan zat gizi dan status kesehatan yang buruk karena penyakit infeksi, dan akibat tidak langsung dari ketahanan pangan keluarga, pola asuh anak, pelayanan kesehatan, lingkungan dan faktor yang terdapat pada balita sendiri. Data PSG Balita di Dinas Kesehatan Kabupaten Serang tahun 2001 s/d 2003 menunjukkan adanya kecenderungan meningkat kasus gizi buruk walaupun sempat turun pada tahun 2002, namun kembali meningkat pada tahun 2003.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan basis data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten Serang yang dapat memberikan informasi tentang masalah gizi (termasuk sebaran gizi buruk) dengan cepat dan akurat sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan/kebijakan dalam program perbaikan gizi masyarakat, baik yang sifatnya penanggulangan (intervensi), maupun pencegahan.
Pengembangan sistem yang dihasilkan berupa pengembangan basis data PWS Gizi di Subdin Kesga, Dinkes Kab. Serang. Keluaran (output) yang dihasilkan dalam pengembangan basis data PWS Gizi berupa data penimbangan bulanan balita (F/III/Gizi), data pelayanan program gizi (LB3 Gizi), grafik kecenderungan penimbangan bulanan balita, grafik kecenderungan balita yang berada dibawah garis merah (BGM), dan grafik kecenderungan balita yang menderita gizi buruk, serta peta penyebaran balita BGM dan balita gizi buruk.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan PWS Gizi di Kabupaten Serang sudah sesuai dengan prosedur. Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan PWS Gizi meliputi 1) Komponen masukan dimana laporan dari Puskesmas sering terlambat dan tidak tepat waktu, 2) Komponen proses dimana pengolahan dan analisis data yang dilakukan masih secara manual, dan 3) Komponen keluaran dimana informasi yang didapat masih terbatas berupa laporan kegiatan untuk dilaporkan ke tingkat Propinsi.
Untuk mengatasi permasalahan ini diupayakan pembinaan administratif kepada Puskesmas, peningkatan kualitas pengelola program khususnya dalam pengolahan dan analisis data, di samping juga penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung dalam pelaksanaan PWS Gizi.
Daftar Pustaka: 39 (1979 - 2003)

Protein and Energy Malnutrition (PEM) among below 5 years children has been one of health problems burdening the developing countries, including Indonesia. These problems is a direct consequence of lack of nutrient intake and poor health status due to infectious diseases, and an indirect family food security, child rearing pattern, health care service, the environment, and internal factors of under fiver years children. Data of Nutrition Status Monitoring in Serang Regency from 2001 to 2003 showed that the number of malnourished increasing, whether decrease in year 2002 but increase in year 2003.
The objective of this study is to develop the database of local area monitoring on Nutrition Program in Serang Regency, which can give information of nutrition problems (including malnourished) faster and more accurate as source for decision maker in nutritional program, whether for intervention or to prevention.
The result of system development is the database of local area monitoring on Nutrition Program in Serang Regency. Output that resulted in database developing were the report of F/IIIIGizi, the report of LB3 Gizi, the graphic of monthly activity in Posyandu, the graphic of under red line (BGM) and malnourished children, and also the map of under red line (BGM) and malnourished children.
The result of this study showed that the implementing of local area monitoring on Nutrition Program in Serang Regency is good. The problem that faced are I) Input component that the report from Health Center is not routinely and also not on time, 2) Process component the method used in data processing is still manually, and 3) Output component the information still in report form that reporting to Province level.
To overcome the problems, it needed technical guidance for Health Center, enknowaging skill for officer especially in data processing and data analysis, beside to provide means and infrastructures properly in implementing the Local Area Monitoring in Nutrition Program at Serang Regency.
Refferences: 39 (1979 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Notoprodjo
"Sejalan dengan perkembangan IPTEK maka kebutuhan pelayanan kesehatan melalui tindakan bedah menjadi bentuk pelayanan yang spesialistik dan mahal. Terdapat kecenderungan penghematan biaya pada pelayanan rumah sakit dengan melakukan sentralisasi unit-unit yang memerlukan biaya tinggi atau unit sebagai cost centre diantaranya adalah kamar operasi. Rumah Sakit Umum Daerah Serang merupakan rujukan dari rumah sakit Se-Wilayah Banten . Salah satu pelayanan rujukan adalah pelayanan bedah, diantaranya tindakan operasi baik elektif maupun cito. Tidak semua operasi elektif bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana , ada pembatalan operasi yang membawa dampak selain pada pasien juga penampilan kerja rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pembatalan operasi elektif, yang dilaksanakan secara studi potong lintang selama 6 ( enam) bulan mulai 1 November 1997 sampai dengan 30 April 1998 di ruang Rawat Inap RSUD Serang. Pengumpulan data dilakukan dengan nenggunakan data primer berupa formulir isian dan data sekunder dari Instalasi Bedah Sentral, Rekam Medik dan Bagian personalia. Analisis statistik yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat.
Hasil yang didapat adalah :
1. Tidak semua data variabel dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pembatalan operasi elektif lengkap tercatat dalam buku register Instalasi Bedah Sentral terutama data pendidikan dan pekerjaan pasien.
2. Persentase pembatalan operasi elektif sebesar 6,8 % ( 57 dari 833 kasus )
3. Terdapat hubungan antara pembatalan operasi elektif dengan variabel :
a. Pasien : umur, pekerjaan, kondisi medik pasien, SIO.
b. Operator : umur,pendidikan lanjutan non formal,pengalaman kerja, jabatan rangkap, bekerja di RS lain, ketidakhadiran.
c. Manajemen Instalasi Bedah Sentral : cito operasi.
4. Tidak ada hubungan antara pembatalan operasi dengan variabel :
a. Pasien : jenis kelamin, penanggung biaya, persiapan darah.
b. Operator
c. Dokter spesialis anesthesi.
SARAN-SARAN
1. Agar dibentuk organisasi yang mantap dan meliputi unsur-unsur di Instalasi BedahSentral.
2. Agar alasan pembatalan operasi baik cito maupun elektif dicatat dibuku register untuk peningkatan mutu pelayanan operasi.
3. Agar obat-obat anesthesi disediakan di Instalasi Bedah Sentral baik untuk operasi cito maupun elektif.
4. Agar operasi cito dan elektif dipisahkan baik tempatnya maupun orangnya.
5. Agar jadwal rencana operasi disebarluaskan kepihak manajemen dan instalasi terkait.
6. Agar petugas rawat inap memahami dan mentaati peraturan Instalasi Bedah Sentral.
7. Agar dilakukan penelitian lain tentang lama dan Janis operasi untuk membantu perencanaan operasi di Instalasi Bedah Sentral.

In accordance with IPTEK ( Science & Technology) development, the necessity of health service for surgery becomes specialization and expensive service. To decrease service fee, hospital centralizes the high cost units or makes the units as a cost centre, such as surgery room. Public hospital of Serang regency is the referral of other hospitals in Banten. One of referrals is surgery service, either elective surgery or emergency surgery. Not all elective can be done the same as its planning. Cancellation of surgery gets bad effect not only on patients but also on job appearance of hospital.
The purpose of this research is to know the factors related with cancellation of surgery, which used crossway study during 6 ( six ) months, from 1 st Nov 1997 to 30 01 April 1998 in hospitalize room of RSUD Serang. Collecting data is done with using primary data, such as flling form and secondary data from Central Surgery Installation, Medical Record and Personnel Department. Analysis statistics which used are Univariat and Bivariat.
The results are as follows :
1. Not all variable data from factors that connected with cancellation of elective surgery is mentioned completely in registered book of Central Surgery Installation, especially education and job of patients.
2. Percentage of cancellation of elective surgery is 6,8 % ( 57 from 833 cases )
3. There is relationship between cancellation of elective surgery and variable :
a. Patient are ; age, job, medical condition of patient , operative permit.
b. Operator are : age , informal education, job experience, double position work in other hospital, surgeon's absence.
c. Management Central Surgery Installation : emergency surgery.
4. There is no relationship between cancellation of surgery and variable : sex, cost responsible, blood preparing for patients, surgeon and anesthetist.
Suggestion :
1. Forming strong organization which containing Central Surgery Installation,
2. Reason for cancellation of surgery, either emergency or elective must be written is registered book for increasing quality and surgery service
3. The drugs of anesthetist for emergency and elective surgery, should be available in Central Surgery Installation
4. Separating emergency from elective surgery , either the place or the person
5. Schedule of surgery is informed to the management and other related installations.
6. Hospital nurses have to understand and obey the rule of Central Surgery Installation.
7. Holding research about kind and duration of surgery to be easy in arranging the planning of Central Surgery Installation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triyaka Lisdiyanta
"DAS Cidanau mempunyai arti penting untuk tetap dipertahankan, karena DAS Cidanau selain sebagai penyedia air baku bagi masyarakat hulu juga berfungsi sebagai penyangga utama bagi kelangsungan industri di Cilegon. Selain itu, DAS Cidanau juga berfungsi sebagai penyedia air bagi kebutuhan domestik, masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya. Kebutuhan air DAS Cidanau bagi sektor industri dan domestik Cilegon mencapai 1.000 liter/detik. Hal tersebut, menuntut tetap lestarinya fungsi hidrorologi DAS dalam upaya menjamin kelanjutan proses pembangunan.
Meskipun berbagai program penghijauan dan reboisasi telah dijalankan di DAS tersebut, namun hingga saat ini kualitas lingkungan terus saja merosot. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator terjadi perbedaan debit maksimum dan minimum yang sangat tajam di DAS tersebut. Selain itu, laju erosi dan sedimentasi yang juga semakin tinggi telah mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan sungai.
Permasalahan penelitian yang dikemukakan adalah kurangnya peranserta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan sehingga belum dapat terbangun suatu hubungan hulu-hilir yang baik. Oleh karena itu, terjadi ancaman terhadap pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat, baik hulu maupun hilir.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana peranserta masyarakat hulu dalam membangun mekanisme hubungan hulu-hilir?; (2) Faktor apa saja yang menjadi potensi dan kendala dalam membangun mekanisme hubungan hulu-hilir DAS Cidanau?
Penelitian ini mempunyai tujuan dua hal yaitu: (1) Mengetahui peranserta masyarakat hulu untuk mekanisme hubungan hulu-hilir; (2) Mengetahui faktor yang menjadi potensi dan kendala dalam membangun mekansime hubungan hulu-hilir.
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif-kuantitatif dengan metode deskriptif-analitik dengan metode survey. Penelitian dilakukan selama dua bulan, antara bulan Januari -Februari 2004 di Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang Propinsi Banten. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu, dengan kuisioner, data sekunder dan studi literatur. Populasi penelitian adalah masyarakat di Desa Citaman yang ditentukan sebagai lokasi studi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah gabungan dari teknik purposive sampling untuk penentuan lokasi dan teknik random sampling dalam penentuan responden. Variabel penelitiannya adalah peranserta, kebutuhan air, insentif dan informasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Tingkat peranserta masyarakat hulu untuk membangun mekanisme hubungan hulu-hilir DAS Cidanau pada kategori sedang yang berhubungan dengan tingkat kebutuhan air dan insentif; (2) Sistem insentif menjadi potensi dalam upaya membangun mekanisme hubungan hulu-hilir sedangkan terbatasnya sumber informasi bagi masyarakat dalam pengelolaan DAS menjadi faktor kendala dalam membangun mekanisme tersebut.
Daftar kepustakaan: 39 (1962-2004).

DAS Cidanau needs to be preserved because it not only supplies water for upstream area people but also supports industries in Cilegon. Moreover, DAS Cidanau also supplies water for the household needs of people in the town of Cilegon and surrounding areas. Water demand of Cilegon's households and industries reaches 1,000/second, which requires preservation of DAS Cidanau's hydrological function so as to guarantee the continuity of development in the area.
Although different re-greening and reforestation programs have been carried out in DAS Cidanau, the quality of area environment has continued to drop. This is indicated by the stark difference between the maximum debit and the minimum debit of DAS Cidanau's water flows. Also, erosion and sedimentation in the area have increased, making the river shallow and narrow.
The problem detected in the survey is low participation of the focal people in environmental management so that links between upstream and downstream areas have not been properly developed. This situation could endanger efforts to meet area people's need for water, in upstream and downstream areas.
Considering abovementioned problems, questions arose from the survey: (1) How could upstream people participate in developing mechanisms of upstream-downstream links?; (2) What factors support and hinder the development of the mechanisms of DAS Cidanau's upstream-downstream links?. This survey had two objectives (1) Promotion of upstream people's participation in the mechanisms of upstream-downstream links; (2) Adequate knowledge about the potentials and constraints in the development of the mechanisms of upstream-downstream links.
This survey was carried out using qualitative-quantitative approaches, and descriptive-analytical and survey methods. The survey took two months for completion, January-February 2004, in Citaman Village, Ciomas District, Serang Regency, Banten Province. Data collection used questionnaires, secondary data collection and literature study. The population surveyed was Citaman villagers. Sampling method used in the survey was a mixture between purposive sampling that was meant to decide survey location and random sampling for deciding respondents. Variables used for the survey were participation, water demand, incentives and information.
From survey results, a conclusion was drawn: (1) The level of participation in developing mechanism of DAS Cidanau's upstream-downstream links at category medium and related to people's water demand and incentives; (2) Incentives system can be encourage them to develop mechanisms of upstream-downstream links and information limitedness for the upstream people can be constraint provided to develop mechanisms of upstream-downstream links.
Number of References: 39 (1962-2004)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library