Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Ratman
Abstrak :
ABSTRAK Untuk bisa mewujudkan misi dan objektifnya, setiap organisasi memerlukan strategi. Strategi dirumuskan dengan Manajemen Strategi. Manajemen Strategi memiliki empat elemen dasar yaitu : analisa situasi, formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi serta kontrol. Penelitian ini hanya fokus pada dua elemen pertama yaitu analisa situasi dan formulasi strategi. Metode analisa situasi dan strategi yang banyak dijelaskan dalam berbagai literatur cenderung untuk industri manufaktur, Pekerjaan jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari pekerjaan manufaktur seperti : intangabilitiy, inseparability, perishability, variability, ownership dan consumer as a participant in the service process. Jika perbedaan ini diabaikan maka dapat terjadi kesalahan dalam menangani pekerjaan jasa. Pada kesempatan ini, telah dibuat metode analisa situasi dan formulasi strategi khusus untuk industri jasa. Metode ini dikembangkan dari metode yang sudah ada dengan memasukkan karakteristik unik pekerjaan jasa padanya, Akibatnya adalah terjadi perubahan pada beberapa bagian dari metode yang ada. Karakter intangability memiliki implikasi pada industry environment yaitu dengan perlunya penambahan elemen baru ' Pengakuan'. Elemen baru ini juga ditambahkan pada Basic Competitive Forces. Karakter inseparability memiliki implikasi pada value chain, yaitu fungsi outbond logistic menjadi tidak diperlukan, serta fungsi produksi dan fungsi marketing disatukan. Akhirnya, pada kesempatan ini dibuat Strategy Formulator, yaitu berupa satu paket pertanyaan-pertanyaan dan arahan-arahan yang akan menghantarkan pengguna merumuskan strategi yang sesuai bagi organisasi jasanya. Strategy formulator ini telah dicobakan pada suatu industri jasa, tempat penulis bekerja yaitu UPT XYZ.
ABSTRACT Strategy is needed by an organization to accomplish its mission and objectives. The strategy has to be formulated by Strategic Management. Strategic Management consist of four basic elements, that are : situation analysis (environmental scanning), strategy formulation, strategy implementation and evaluation/control. This research was focused on the first two elements, i.e situation analysis and strategy formulation. Situation analysis and strategy formulation method which is explained in many references is more suitable for manufacturing or processing industry. Services sector has a number of distinctive characteristics which differentiate them from manufacturing, such as : intangability, inseparability, perishability, variability, ownership and consumer as participant in the service process. ignoring the differences will result in failure in managing service organizations. By this research, a method for situation analysis and strategy formulation specifically for service sector had been created. This method was developed from the already presence method which is good for manufacturing, by introducing the distinctive characteristics of service sector to the method. It had consequences of change in the already presence method. The intangabilily character had implication on industry environment that need new additional element Pengakuan=Registered'. This new element is also added into Basic Competitive Forces. The inseparability character had implication on value chain analysis, that is the outbond logistic function is not needed anymore, and production function is united with marketing function. Finally, by this research had been created a Strategy Formulator that is a package of questions and directions which will drive the user easily to formulate strategy for its service organization. This Strategy Formulator had been tested on a service organization, UPT XYZ, where researcher is working.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emerald,
661 ISI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmina Thalib
Abstrak :
ABSTRAK
Pariwisata merupakan salah satu industri jasa yang sangat berperan sebagai sumber penghasil devisa bagi banyak negara, termasuk Indonesia dan mempunyai potensi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta pendapatan daerah. Ditunjang dengan kekayaan alam dan keindahan alam serta keramahan masyarakatnya, maka Indonesia semakin giat memajukan sektor pariwisatanya. Pengusaha pariwisata mengembangkan bisnis yang memanfaatkan sumber daya tadi satu di antaranya adalah industri resor. Resor Bandung Giri Gahana memanfaatkan daya tarik alam tadi dengan membangun resor yang dilengkapi lapangan golf.

Krisis moneter tahun 1997 yang menyeret Indonesia pada ketidakstabilan ekonomi, politik dan sosial yang berkepanjangan, menyebabkan banyak perubahan yang signifikan. Dalam dunia pariwisata khususnya keadaan ini sangat berpengaruh karena daya beli masyarakat yang sebagian besar menurun. Oleh karena itu, resor Bandung Giri Gahana harus mengidentifikasi posisi bersaing perusahaan dalam pasar industri, identifikasi posisi harus berdasarkan persaingan antar perusahaan, potensi masuknya kompetitor baru, ancaman produk subtitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, dan kekuatan pelanggan, agar dalam perumusan strategi nantinya memang berpijak pada realitas, berdasarkan analisis yang nyata dan dukungan data / informasi yang valid, maka penyusunan dan pemilihan strategi bersaing dan strategi pemasaran akan tepat sasaran dan dicapai.

Dengan menggunakan kerangka perencanaan pemasaran strategik, penilitian diawali dengan menggunakan matrix GE (General Electric). Guna menentukan derajat kepentingannya penelitian ini menggunakan metode Proses Hierarki Analisis (PHA) dan dibantu alat pemrosesan data "expert choice".

Dari penelitian yang dilakukan hasil yang diperoleh adalah bahwa posisi perusahaan pada GE Matrix terletak pada sal IV dengan strategi "tumbuh selektif". Berdasarkan posisi bersaing pada kekuatan bisnis tinggi dan daya tarik industri sedang, maka strategi perusahaan adalah investasi besar di segmen yang paling menarik, bangun kekuatan hadapi pesaing, dan tingkatkan laba dengan produktivitas yang ada. Kemudian berdasarkan pada posisi bersaing perusahaan dan strategi yang diambil perusahaan, maka agar selaras dengan tujuan strategi bauran pemasaran harus mengacu pada strategi besar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Melani Setio Hati
Abstrak :
Industri di bidang jasa itu cukup bervariasi. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain , yang pads dasarnya tidak terwujud. Salah satunya adalah Institusi keuangan atau bank yang rnerupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa, di mana sifatnya adalah memberikan pelayanan dan kepuasan kepada nasabahnya. Jasa juga muncul pada internet . Tidak hanya produk yang bersifat tangibel , atas produk yang bersifat intangibel seperti jasa ini tetap harus "ditouch" dengan strategi komunikasi yang baik , Sepatutnya keberhasilan strategi komunikasi itu juga mengacu pada nilai-nilai (consumption value) yang terkandung di dalam produk tersebut. Nilai -nilai tersebut mencakup nilai fungsional, nilai sosial, nilai emosional , nilai kondisional dan juga nilai epistemik . Begitu juga dengan keputusan nasabah dalam menggunakan produk Internet Banking. Penulis dalam penelitian ini ingin mengetahui bentuk komunikasi yang sudah dijalankan oleh BCA dan ingin pula mengetahui hubungan antara consumption value yang dimiliki produk dengan keputusan penggunaan intemet banking . Metoda yang digunakan adalah analisis pendahuluan yaitu deskriptif dan analisa eksplanatif sebagai analisa lanjutan. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui sikap dan perilaku konsumen terhadap produk ini dan wawancara kepada pihak BCA untuk mengetahui strategi komunikasi yang telah dijalankan. Data diolah dengan program SPSS 11.5 dan dianalisa dengan tabel distribusi frekuensi untuk analisis desktiptif, sedangkan untuk keperluan analisis lanjutan , dilakukan analisis Pearson correlation dan Multiple Regre. Populasi penelitian adalah karyawan yang bekerja di Jakarta , usia produktif 20-50 tahun dengan jumlah sample 100 orang. Teknik sampling menggunakan sampling probabilitas dengan menggunakan system Sampling cluster, yaitu peneliti membagi populasi berdasarkan wilayah pekerjaan di Jakarta, yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Pusat , Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa BCA sudah mendapat tempat bagi para penggunanya terlihat bahwa 100% pengguna produk ini mengetahui iklan atau publisitas yang dijalankan oleh BCA. Selain karena produk Internet Banking yang dikenal dengan Klik BCA mempunyai nilai fungsional dan nilai kondisional yang besar dimana nilai tersebut mempunyai hubungan yang positif terhadap penggunaan Internet Banking tersebut. Konsumen lebih melihat nilai kegunaan atau fungsinya dan jugs nilai kondisional yang dimiliki oleh produk tersebut untuk mengkonsumsi produk ini disamping BCA memang giat dalam mempromosikannya dan sungguh-sungguh dalam menangani masalah keamanan bertransaksi .
Service Industry has many variations. Service is the activity that can be offered between one party to another and its very intangible. One of the example is financial institution , the company that has service product which is giving the best service to their client. Service is also shown in the internet industry . Not only in the tangible product, the intangible product is also have to be touch by the perfect communication strategy. It should be depend on the consumption values that include in the product. The consumption values including fungtional value, social value, emotional value, conditional value, and epistemic value. In this opportunity , the writer wants to know about the type of communication strategy that have been done by BCA and wants to know about the relationship between the consumption values and the consumer behavior. The Method that used by the writer is descriptive analysis and explanative analysis. Survey is the way on this method. Data is taken by questioners to know about the attitude and consumer behavior of this product. It also taken from the management of BCA by interview to know about the communication strategy that they have done. Data is processed by software, named SPSS 11.5 and analyzed by the distribution frequency for descriptive analysis, and for the explanative analysis using the pearson's corellation coeficient, and the multiple regretion . The population if this research is the customer of bank BCA which has age between 20 -50 years old (productive age) with total sample is 100 persons. The technique of sampling is using cluster sampling analysis, it means the population is devided by the job area in Jakarta, such as Jakarta Barat, Timur, Selatan, Pusat and Utara. The output if this research shows that BCA has been had a place from the user that shown that 100% users kow about the advertisement and the publicity of the products beside this product, click BCA is famous by the big fungtional and conditional value. That values are also have a positive relationship with the consumer behavior . The facilitator , BCA, is also has a willingness to promote their secure transaction.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Subagio
Abstrak :
Dunia perdagangan yang berkembang dengan pesat di mana ekonomi dunia yang makin interpenden dan global, memberi konsekuensi besar berupa peningkatan arus perdagangan barang maupun jasa. Industri jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) tidak akan terlepas dari kepentingan antara penjual (eksportir) dan pembeli (importir), di mana transportasi merupakan kebutuhan yang sangat esensial, karena keberadaan sistem angkutan global yang serba cepat, tepat dan handal telah menciptakan fenomena dunia tanpa batas, mempermudah keputusan untuk merelokasikan kegiatan usaha dari suatu negara kesatu atau beberapa negara lain. Penelitian ini bertujuan melihat keberadaan freight forwarding dalam dunia perdagangan dengan menggunakan sistem yang konvensional maupun Multimodal Transport Operation (MTO) yang sangat bermanfaat bagi eksportir maupun importir, di mana dengan hanya menggunakan satu dokumen pengiriman dapat dilaksanakan pengiriman barang dengan berbagai mode transportasi baik laut, darat maupun udara secara terintegrasi. Dari hasil survey terhadap 12 orang responden yang bergerak dalam bidang yang terkait di sektor perdagangan maupun transportasi, telah dilakukan analisis SWOT dengan uji AHP dan didapatkan hasil perhitungan nilai tertimbang yang menunjukkan bahwa posisi keberadaan Freight Forwarding di dalam bisnis perdagangan terletak pada situasi yang menguntungkan karena Freight Forwarding memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, di mana Freight Forwarding merupakan bisnis jasa yang selalu mengikuti pertumbuhan perdagangan (follow the trade). Kemitraan dengan forwarder asing dapat dimanfaatkan untuk memperluas jaringan operasional secara internasional, dan memanfaatkan secara optimal akses teknologi dan pasar global.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Don Farid Agusta
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis klinik kecantikan semakin kompetitif dengan munculnya banyak klinik-klinik kecantikan baru. Impressions Body Care Centre adalah pelopor sekaligus pemimpin pasar dalam industri klinik kecantikan ini dengan 52 cabangnya yang tersebar luas di penjuru Indonesia. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, Impressions mengandalkan komunikasi pemasaran terpadu (IMC) untuk mempertahankan dan menambah jumlah pelanggannya. Impressions telah melakukan berbagai upaya komunikasi pemasaran yang memakan waktu, biaya, dan tenaga kerja yang tidak sedikit. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menganalisa apa saja yang berhasil ditanwnkan di benak konsumen melalui komunikasi pemasaran terpadu Impressions. Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi efektifitas program IMC yang telah dilakukan tersebut sehingga dapat menghasilkan masukan-masukan berharga untuk memperbaiki komunikasi pemasaran terpadu yang sudah dilakukan. Penelitian dilakukan melalui pengolahan data dari divisi pemasaran Impressions mengenai strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan dan dengan penyebaran kuesioner kepada responden yang dianggap mewakili populasi konsumen klinik kecantikan. Adapun ruang lingkup penelitian ini dibatasi karena menyadari keterbatasan waktu, tenaga, dan pengalaman penulis dan juga agar konsentrasi penelitian tidak menjadi terlalu melebar. Pembatasan tersebut adalah terhadap responden yang berumur antara 36-45 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki pengeluaran rumah tangga perbulan di atas Rp. 5 juta, berdomisili di DKI Jakarta dan tentunya pernah melakukan perawatan di klinik kecantikan. Kesimpulan yang didapatkan dari pengolahan data hasil penelitian adalah bahwa iklan dan publisitas Impressions tidak semenarik apa yang dimiliki para pesaingnya menurut penilaian responden. Ini berbanding terbalik dengan promosi penjualan Impressions yang dinilai oleh konsumen lebih menarik dari apa yang ditawarkan para pesaingnya. Terlebih dari itu, Impressions merupakan merek top of mind dalam benak mayoritas konsumen yang menjadikannya sebagai merek yang memiliki brand awareness dan jumlah konsumen yang sering melakukan perawatan tertinggi. Hal lain yang terungkap adalah bahwa konsumen pengguna jasa layanan klinik kecantikan tidak mudah tezpengaruh oleh komunikasi pemasaran (iklan, publisitas, dan promosi penjualan) yang juga berarti mereka memiliki tendensi untuk menjadi brand loyalists. Saran yang bisa diberikan berdasarkan tulisan ini adalah bahwa Impressions perlu mempertahankan keunggulannya dalam menawarkan promosi-promosi penjualan yang menarik sesuai dengan keinginan target market tanpa terjerumus dalam melakukan promosi yang bersifat pengurangan harga secara berlebihan karena akan berdampak pada persepsi kualitas yang menurun, meningkatkan price sensitivity pelanggan, dan tidak akan bisa digunakan untuk menarik brand loyalists. Selain dari itu, Impressions juga perlu memperbaiki iklan dan publisitasnya yang dinilai kalah menarik dibandingkan dengan milik para pesaingnya agar usaha pemasangan iklan tidak menjadi sia-sia belaka. Impressions juga harus mempertahankan posisi sebagai merek top of mind di benak konsumen karena hal tersebut mampu menjaring para pelanggan dengan frekuensi pembelian tinggi. Yang terakhir namun juga yang terpenting adalah agar Impressions tidak terlalu mengandalkan komunikasi pemasaran sebagai sarana menjaring pelangganpelanggan setia, ini karena mayoritas konsumen tidak menganggap komunikasi pemasaran mampu mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
During recent years, the beauty clinic industry has been getting more competitive as new players emerge. Impressions Body Care Centre was the first mover and is the current market leader in the industry with 52 beauty clinics scattered across the country. In facing the stiff competition, Impressions relies on Integrated marketing Communications (IMC) to retain and attract consumers. Impressions has carried out various marketing communication efforts that consume a lot of time, money, and man-hours. Therefore, this paper is written with the purpose of analyzing what has been successfully ingrained in the consumers' minds through Impressions' IMC. The next step is to evaluate the effectiveness of such IMC to generate valuable recommendations on how to improve the IMC efforts which have been undertaken. The research is carried out through data extraction from Impressions' marketing unit concerning the IMC strategy and also survey response collection from related respondents that represent the market as a whole. Even so, the research is restricted due to the writer's limited time, manpower, and experience and also as not to get sidetracked from the research's main purpose. Restrictions are imposed on the respondents' age group (between 36 and 45 years old), gender (female), household expenditures (over 5 million Rupiahs per month), city of residence (Jakarta), and experience of undergoing a beauty treatment. There are several conclusions produced by computing the data. Impressions' advertisements and publicity materials are deemed uninteresting by the consumers compared to its competitors'. On the other hand, Impressions' sales promotion offers are regarded to be the most attractive when compared to those of it competitors'. Moreover, the respondents acknowledge that Impressions is the brand on top of their mind and thus is the brand with the highest brand awareness and total number of frequent buyers. Another interesting fact uncovered is that most beauty clinic consumers are not easily affected by marketing communication efforts (advertisement, publicity or sales promotion) which also means that they have the tendency to be brand loyalists. One recommendation that can be made is for Impressions to maintain its dominance iii sales promotion attractiveness whilst ensuring that no unnecessary price related sales promotion is carried out which would cause diminished quality perception, increase customers' price sensitivity, and would be futile in an attempt to attract brand loyalists. Furthermore, Impressions needs to enhance its advertising and publicity materials which are currently considered not as attractive as those of its competitors'. In addition, Impressions has to retain its position as the top of mind brand in order to attract and retain frequent buyers. Finally, Impressions must not rely too much on marketing communication efforts because they are simply not the most important factor that consumers look at; the majority of consumers admitted to having been insignificantly persuaded by advertising, publicity, or sales promotion efforts.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Triagustina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang terjadi di PT X yang bergerak di industri jasa logistik. PT X belum pernah mencapai target laba sejak lima tahun terakhir. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu descriptive analysis dan content analysis berdasarkan performance theory. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT X tidak dapat mencapai target laba dikarenakan adanya alokasi biaya yang tidak memperhitungkan biaya tidak langsung dan penentuan tarif yang tidak didasarkan oleh perhitungan harga pokok penjualan. Untuk keakuratan alokasi biaya dan penentuan tarif, penelitian ini memberikan usulan pada PT X untuk melakukan Customer Profitability Analysis, menggunakan Time-Driven Activity Based Costing untuk alokasi biaya serta menerapkan sistem pengendalian internal. ......This research aims to answer the problem arising in PTX, a logistic services company, that never achieved target profit over five past years. This study is conducted using a case study with a qualitative research method. The data are analysed using descriptive analysis and content analysis techniques based on performance theory. Results shows that PT X can not achieve target profit due to inaccurate allocation of product cost and inaccurate price setting. To improve product cost and price setting accuracy, this research recommends PT X to conduct Customer Profitability Analysis, apply Time-Driven Activity Based Costing to cost allocation and apply internal control system.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Hamdi
Abstrak :

Penelitian disertasi ini mengkaji hubungan pengelolaan pengetahuan terhadap orkestrasi sumber daya dengan mempertimbangkan aspek kognitif manajer serta mengkaji apakah secara bersama-sama hal tersebut akan mendorong terbentuknya kapabilitas perubahan model bisnis. Hal ini dilakukan untuk memahami fenomena strategi usaha di industri padat pengetahuan dengan ketidakpastian tinggi yang diwakili oleh industri jasa teknis migas di Indonesia. Penelitian ini bersifat eksplorasi, berorientasi prediksi terhadap construct-construct yang diteliti dan dilakukan untuk mengembangkan teori-teori Resource-Based View, Market-Based View, Knowledge-Based View maupun cara pandang perilaku Teori Organisasi dengan penekanan kepada aspek kognitif dan model bisnis sebagai sistem aktivitas. Penelitian ini menggunakan data dari 50 unit analisis perusahaan dan unit usaha jasa teknis migas di Indonesia dan melalui metode analisis Partial Least Square membuktikan bahwa kapabilitas kognitif manajer bertindak sebagai mediasi penuh dari hubungan pengaruh pengelolaan pengetahuan dan orkestrasi sumber daya yang lebih lanjut akan mendorong pembentukan kapabilitas perubahan model bisnis. Penelitian ini mengembangkan aspek kognitif struktur pengetahuan dengan kognitif model bisnis, serta mendapatkan pemahaman kapabilitas yang diwujudkan melalui rangkaian aktivitas dalam rangka mewujudkan kinerja usaha berkelanjutan. Didapatkan juga bukti bahwa persepsi ketidakpastian lingkungan usaha mempengaruhi perubahan model bisnis dan kegiatan mengenali pendorong perubahan mempengaruhi orkestrasi sumber daya.


This dissertation examines the relationship of knowledge management to resource orchestration by considering managerial cognitive aspect and examining that those relations altogether will contribute to the formation of business model change capabilities. This is to understand the phenomena of business strategy in knowledge-intensive industries with high uncertainties represented by oil and gas techical service firms in Indonesia.  This study explores and predict the constructs to develop theories of Resource-Based View, Market-Based View and Knowledge-Based View as well as Organization Theory by emphasizing cognitive aspect and business model as a system of activities. This study uses data from 50 oil and gas engineering services firms or business units in Indonesia as units of analysis and by using Partial Least Square method of analysis proves that managerial cognitive capability fully mediates the knowledge management and resource orchestration which furthermore will drive capability of business model change. This research relates cognitive aspects of knowledge structure with cognitive aspects of business models as well as gaining understanding of capabilities manifested by a series of activities in managing to attain sustainable of firm’s performance. There are evidences that perceived business uncertainties affects business model change and recognizing driver of changes affects resource orchestration.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandi Andrian Cindra Putra
Abstrak :
Penelitian ini membahas pengaruh corporate social responsibility dalam memperkuat brand image perusahaan. Konteks yang diambil adalah industri layanan telekomunikasi dengan studi kasus E-Learn XL Future Leaders. Dimensi CSR yang digunakan antara lain adalah tanggung jawab etis, filantropis dan juga keberlanjutan dari konsep Triple Bottom Line. Penelitian ini melakukan uji analisis menggunakan regresi hirarkis berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR terbukti dapat meningkatkan brand image. Variabel yang paling kontributif secara signifikan adalah tanggung jawab etis, sedangkan filantropis dan keberlanjutan cenderung lemah. Karena CSR merupakan konsep yang cukup kompleks, penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
This study discusses the influence of corporate social responsibility in strengthening the company 39 s brand image. The context taken in the telecommunication service industry with a case study of E Learn XL Future Leaders. The dimensions of CSR used include ethical and philanthropic responsibilities, and also sustainability from Triple Bottom Line concept. This research performs analysis test using hierarchical multiple regression. The results show that CSR is proven to increase brand image. The most significant contributive variable is ethical responsibility, whereas philanthropic and sustainability tend to be weak. Because CSR is a fairly complex concept, further research can be done with a qualitative approach.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matakupan, Henry Victor
Abstrak :
Industri Minyak dan Gas Lepas Pantai PT M Tahun 2018 Paparan kebisingan merupakan penyebab paling umum gangguan pendengaran, menyebabkan noise induced hearing loss (NIHL). Penelitian ini mengevaluasi gangguan pendengaran yang berhubungan dengan pajanan bising dikaitkan dengan usia, masa kerja, lama pajanan, pemakaian alat pelindung diri, kebiasaan merokok, hobi berhubungan kebisingan dan penyakit Diabetes Mellitus, hyperlipidemia dan hipertensi pada pekerja. Ini adalah penelitian observational cross sectional meneliti variabel independen, variabel dependen dan variabel perancu pada waktu bersamaan. Menggunakan data sekunder perusahaan melalui pengamatan, pengukuran dan questioner. Hasil pengukuran kebisingan area berpotensi kebisingan menunjukan potensi kebisingan terendah adalah 63 dBA dan tertinggi 110, 6 dBA,tingkat kebisingan area field berkisar 84.88 - 93 dBA. Kebisingan di area nonfield tertinggi 79.5 dBA. Pajanan bising efektif di bawah 80 dBA, baik di area field maupun nonfield; 7.1% pekerja bekerja > 20 tahun, didapatkan hubungan antara masa kerja > 20 tahun, terjadinya gangguan pendengaran pekerja sebanyak 5.6%, 40.5% pekerja berusia > 40 tahun, didapatkan hubungan antara usia pekerja dengan kejadian gangguan pendengaran. 42.9% pekerja memiliki kebiasaan merokok, tidak didapatkan hubungan antara perilaku merokok dengan gangguan pendengaran. Tingkat pemakaian APT pada pekerja didapatkan sebanyak 90.5% pekerja yang selalu memakai APT, tidak ada hubungan antara pemakaian APT dengan gangguan pendengaran. Tidak didapatkan hubungan antara hobi dengan terjadinya gangguan pendengaran Tidak didapatkan hubungan antara status kesehatan berupa profil lipid pekerja (kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida), kadar glukosa darah pekerja dan tekanan darah dengan gangguan pendengaran. ......Exposure to noise is the most common cause of hearing loss, leading to noise induced hearing loss (NIHL). This study evaluated hearing loss associated with noise exposure related to age, length of employment, length of exposure, the use of personal protective equipment, smoking habits, hobbies associated noise and diabetes mellitus, hyperlipidemia and hypertension in workers. This is a cross-sectional observational study examined the independent variable, the dependent variable, and confounding variables at the same time. Using the company secondary data, through observation, measurement and questionnaire. Noise measurement results indicate that the potential area of potential noise is 63 dBA as the lowest noise and the highest is 110, 6 dBA, field noise level area ranging from 84.88 - 93 dBA. Nonfield noise area 79.5 dBA. Exposure effective noise below 80 dBA, either in the field or nonfield area; 7.1% of workers worked > 20 years, working life > 20 years, the hearing loss of workers 5.6%, workers aged > 40 years 40 is 5%. 42.9% of workers have a smoking habit, not found a relationship between smoking behavior with hearing loss. HPD consumption levels in workers earned as much as 90.5% of the workers who always wear APT, there is no relationship between the use of HPD with hearing loss. There were no relationship between hobby with hearing loss. As well as no relationship found between workers health status such as lipid profile (total cholesterol, HDL, LDL, and triglycerides), worker glucose blood levels and blood pressure with hearing loss.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>