Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faishal Rizky
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi implementasi Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pembinaan dan Pengawasan Ketertiban umum: Studi tentang Alih Fungsi Trotoar untuk Usaha/Berjualan di Jalan Margonda Raya. Implementasi yang dilakukan berupa sosialisasi terkait isi perda, monitoring dan penertiban. Pendekatan penelitian ini adalah kulaitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi perda tersebut. Implementasi perda ketertiban umum ini masih belum maksimal, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi implementasi perda tersebut yaitu yaitu sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah, pengawasan oleh Satpol PP, sumber daya, sikap dari Satpol PP, struktur birokrasi, integrtias Satpol PP dan kesadaran hukum dari PKL dan pembeli. Faktor yang paling memengaruhi yaitu sumber daya manusia.

This research discusses about the affective factors of the implementating Depok city policy (No.16 Yr. 2012) about guidance and supervision of public order. This research focus on the function change of sidewalk Jalan Margonda Raya from pedestrian use to street merchant. The policy implementation includes the socialization of the policy's contents, guidance and supervision.This qualitative research uses in depth interview and literature study metodh to summon up the data. This research aims to determine the factors that affect the implementation of this city policy. In conclusion, this research shows that the implementation is not effective yet and indicate several factors that affect the implementation of the city policy, which are : socialization from the government, supervision , attitude, bureaucracy structures and integration of satpol pp, also the legal awareness of the street merchant and theirs costumers. Factor that the most affect is human resources."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S58133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zanne Sharra Putry Sapatundai
"Desakan pembaruan yang meningkat dalam perkotaan menjadi tantangan baru bagi kota untuk terus mengayomi kenyamanan masyarakatnya, terutama pada trotoar sebagai fasilitas utama. Beberapa trotoar masih kurang hidup (aktif) meskipun telah dilakukan revitalisasi. Keaktifan dalam kota yang hidup merupakan aspek yang sangat penting dimana merupakan badan penggerak kota. Elemennya mencakup relasi orang dengan orang, orang dengan bangunan, orang dengan kendaraan, dan orang dengan lingkungannya. Kawasan Jalan Sudirman Yogyakarta merupakan salah satu jalan yang telah direvitalisasi dengan berprinsip hijau dan livable.
Skripsi ini merupakan penulisan deskriptif yang membahas tentang aspek keaktifan pada revitalisasi trotoar dalam ruang lingkup kota dengan menggunakan alat analisis dari pakar perkotaan dan korelasi dengan perkembangan historisnya sebagai penentu. Untuk mendapatkan dukungan data dilakukan observasi yang relevan, terkait; data livabilitas secara keseluruhan, morfologi, serta dokumentasi kawasan. Skripsi ini bertujuan untuk memahami tentang aspek keaktifan di kota yang layak huni, khususnya tentang revitalisasi trotoar pada kota di luar ibu kota dan upaya untuk mempelajari faktor-faktor di lokasi yang berkontribusi terhadap keaktifan trotoar seiring berjalannya sistem pejalan kaki dengan melihat trotoar hasil revitalisasi di Jalan Jend. Sudirman Yogyakarta sebagai contoh.
Abstrak Berbahasa Inggris:
The increasing demand for renewal in urban areas is a new challenge for city to continue to protect the comfort of its people, especially on sidewalks, as its main facility. Some sidewalks are still less active (less alive) even though they have been revitalized. Liveliness is a very important aspect which serve as the driving body of the city. Its elements include the interactions of individuals with one another, buildings, moving vehicles, and their surroundings. One of the roads that has been revitalized using green and livable principles is Sudirman Street in Yogyakarta.
......This thesis is a descriptive writing that discusses the liveliness aspect of the revitalization of sidewalks within the scope of the city, using analysis tools from urban experts and correlations with historical developments as determinants. Relevant observations are conducted to gather data support, including data on overall livability, morphology, and area documentation. This thesis aims to understand the aspects of liveliness in a livable city, in particular the revitalization of sidewalks in cities outside the capital city and efforts to study the factors that contribute to lively sidewalks as the pedestrian system goes by looking at the revitalized sidewalks on Sudirman Street Yogyakarta as an example."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
Sapatundai
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistya Indriani
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Skripsi ini membahas bagaimana sebuah sidewalk sebagai jalur pejalan kaki yang digunakan dari dan menuju sebuah destiasi yang dapat menghasilkan a self-reinforcing process berupa aktivitas-aktivitas dalam waktu tertentu. Hal tersebut dipicu oleh kehadiran dan persepi para pengguna yang beragam berdasarkan konteks dari sidewalk tersebut. Fenomena tersebut dapat diamati dari sepanjang jalur pejalan kaki di area Pasar Tanah Abang. Konteks dari Sidewalk Jalan Jatibaru Raya Tanah Abang yang berada di area transit dekat Stasiun Tanah Abang dan area komersial dekat Pasar Tanah Abang memengaruhi beragam aktivitas pada sidewalk. Sehingga aktivitasnya tak hanya berjalan kaki melainkan transaksi jual-beli dan menunggu. Pengamatan ini berupa deskripsi analisis yang mengungkap bahwa lingkungan fisik merupakan faktor utama pengumpul manusia. Kemudian pejalan kaki menjadi sumber referensi utama untuk aktor-aktor lain datang dan beraktivitas pada sidewalk Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang. Sumber referensi untuk aktor tersebut termasuk ke dalam a self-reinforcing process. Proses tersebut terjadi ketika seseorang memulai untuk melakukan sesuatu, maka ada kecenderungan yang jelas untuk lainnya bergabung di dalamnya, baik dengan berpartisipasi di dalamnya ataupun hanya mengalami atau melihat apa yang dilakukan oleh orang lain. Keterhubungan antar aktor tersebut tak terlepas dari faktor aktivitas, ruang dan waktu. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan bahwa waktu hadir sebagai pemberi performa pada aktor nonmanusia dan manusia, serta sebagai penonaktifan peraturan yang berlaku pada sidewalk.

ABSTRACT
The focus of this study analyzes a sidewalk as a pedestrian path which is used from and towards a destination which can produce a self reinforcing process as activities in a certain time. These activities are certainly triggered by the presence and perceptions of various users based on the sidewalk context. The phenomenon can be seen along the pedestrian area in Tanah Abang Market area. The context of sidewalk Jalan Jatibaru Raya Tanah Abang which is in a transit area near Tanah Abang Station and commercial area near Tanah Abang Market certainly influences the activities that are in sidewalk. So the activities in the sidewalk are not just for walking but also for selling, buying and waiting. This observation is an analysis description which reveals that physical environment is a main factor of human gatherers. Then, pedestrians become a main reference for other actors to come and do activities on sidewalk Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang. The reference of actor is included in a self reinforcing process. This process happens whereby a person starts doing something, thus there is a leaning of someone else for participating, experiencing or seeing in it. The interconnection between the actors is inseparable from activity, space and time. This matter is based on a result of observation that time as a giver of human and nonhuman performance, as well as deactivation that applies to the sidewalk. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasir Djalili
"Pengertian hubungan Kecepatan - Arus - Kepadatan adalah sangat penting untuk perencanaan, perancangan dan operasi dari fasilitas pejalan kaki, disana banyak kesamaan antara phenomena arus dari kendaraan dan pejalan kaki. Tujuh model diterapkan untuk mencari model terbaik dalam hubungan Kecepatan - Arus - Kepadatan aliran pejalan kaki dengan mengunakan fasilitas pejalan kaki berupa trotoar, 7 model tersebut terdiri dari 3 model aliran tunggal (single-regime model) yaitu : Greenshields, Underwood dan Greenberg dan 2 model aliran berganda (multi-regime model) yaitu : Greenberg dan Edie, berdasarkan kondisi yang dihadapi dilakukan pengembangan model yang sesuai dengan kondisi (U . I Depok model) diterapkan baik untuk single regime model maupun multi regime model.
Lokasi pengamatan berada didepan stasiun kereta api di Kampus UI Depok, dengan mengunakan kamera video yang ditempatkan pada ketinggian ± 5,50 meter dari muka tanah. Dan 7 model tersebut didapat 5 model yang terbaik dan realitis. Kondisi single regime model diwakili oleh model : Greenshields dan Underwood, sedangkan multi regime model diwakili oleh ketiga model yaitu : Greenberg, Edie dan modifikasi UI Depok model. Kesesuaian model tersebut diuji berdasarkan kondisi hubungan antara Kecepatan - Kepadatan dan berdasarkan hasil pengujian t dan uji F satistis.
Dari hasil pengujian diperoleh Greenshields model adalah model terbaik untuk single regime model, dikarenakan Underwood mempunyai kelemahan dalam menentukan besarnya kepadatan macet atau maksimum (jam density) hasilnya kurang realitis dan hasil uji t menunjukan kurang memenuhi syarat. UI Depok model adalah model terbaik untuk multi regime model dengan memperhitungkan standard kesalahan yang paling minimal dan hasil uji t terbaik dari 2 multi regime model lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang "Implementasi Kebijakan Penertiban Pedagang Kaki Lima, Studi Kasus di Pasar Ciputat, Tangerang, Banten." Penelitian ini penting dilakukan karena pedagang kaki lima merupakan salah satu permasalahn kota yang hingga kini belum tertangani dengan baik. Selama ini kebijakan yang diterapkan adalah mengusir dan menggusur para pedagang kaki lima karena dinggap membuat kotor, kumuh dan macet. Padahal di sisi lain, pedagang kaki lima mempunyai daya serap tenaga kerja yang tinggi apalagi pasta krisis ekonomi. Pemerintah daerah Tangerang juga memberikan perhatian khusus terhadap penanganan pedagang kaki lima dengan menggelar operasi penertiban. Namun, operasi penertiban ini tidak efektif membuat jera para pedagang kaki lima dan bahkan mereka seolah-olah "main petak umpet" dengan aparat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan jenis penelitian deskriptif karena tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan penertiban pedagang kaki lima di pasar Ciputat. Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara, studi pustaka serta observasi langsung ke lapangan. Data yang diperoleh dari lapangan akan di olah sesuai dengan kebutuhan penelitian dan akan dianalisis dengan teori yang terkait dengan penelitian.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencakup sepuiar sektor informal, lebih spesifik tentang karakteristik usnum pedagang kaki lima, peranan pedagang kaki lima, permasalahan yang seringkali muncul akibat keberada pedagang kaki lima, dan beberapa penanganan pedagang kaki lima. Teori yang terkait dengan penelitian ini juga adalah teori kebijakan publik, baik itu sebagai produk, proses, dan analisis, implementasi kebijakan publik dan variable yang mempengaruhi keberhasilan kebijakan publik
Berdasarkan temuan lapangan bahwa implementasi kebijakan penertiban pedagang kaki lima tidak berjalan dengan baik karena terdapat beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh para pelaksana kebijakan yakni tidak mengikuti prosedur yag telah ditetapkan dalam SK Bupati No. 180 tahun 1995 tentang Petunjuk Teknis Praktis Penegakan Hukum dalam Bidang Pemerintahan. Penyimpangan itu antara lain adalah tidak adanya sangsi berupa tindak pidana ringan bagi para pelanggar dan tidak adanya sikap konsistensi aparat pemerintah terhadap operasi penertiban pedagang kaki lima. Dari implementasi kebijakan yang sedemikian rupa menghasilkan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keindahan, kebeisihan dan ketertiban hanya dapat dirasakan secara sementara. Tidak berhasilnya penertiban tersebut disebabkan oleh beberapa kendala yakni kendala internal meliputi tidak adanya SOP (Standart Operating Procedures), tidak adanya kesepahaman antar aparat pemerintah, terbatasnya personil aparat pemerintah, terbatasnya dana operasional dan kendala eksternal yang terdiri dari rendahnya kesadaran pedagang kaki lima dan terbatasnya lahan dagang di pasar Ciputat.
Hasil analisis mengemukakan kebijakan yang diterapkan Pemda Tangerang dalam menangani pedagang kaki lima termasuk dalam-kategori relokasi sangat keras karena dilarang berjualan kembali di tempat yang dilarang tanpa ada solusi alternatif yang memihak pedagang kaki lima. Terdapat beberapa point yang tidak terpenuhi dalam implementasi kebijakan penertiban pedagang kaki lima di ciputat baik dari aspek komunikasi, sumber daya, sikap dan struktur birokrasi. Oleh karena itu kebijakan yang diterapkan dikategorikan unseccesfull implementation.
Oleh karena itu perlu ada beberapa perbaikan yakni pada aspek dasar hukum sebagai landasan operasional yang perlu dibuat juknis penertiban dan direvisi perda tentang penertiban, dialokasikan dana operasional dalam APBD secara tepat, adanya komunikasi antara Camat dengan dinas yang terkait dalam menangani pedagang kaki lima, ditambahnya personil satuan polisi pamong praja dalam meningkatkan kinerjanya dan disediakan lahan khusus untuk pedagang kaki lima yang sudah lama berjualan di lahan pasar Ciputat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra
"Citra tempat adalah suatu kumpulan kepercayaan, ide, serta pemikiran yang dimiliki individu atau masyarakat terhadap suatu tempat. Perubahan fisik pada suatu tempat dapat mengubah citra tempat yang dimilikinya. Salah satu perubahan fisik yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperbaiki citra tempat adalah revitalisasi trotoar yang salah satunya dilakukan di Jalan Cikini Raya. Jalan Cikini Raya sebagai koridor bersejarah, koridor seni, maupun koridor perekonomian, terletak di Kecamatan Menteng, telah memiliki citra sebagai bagian dari Kota Taman Menteng. Dengan adanya revitalisasi trotoar di jalan ini, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra tempat Jl. Cikini Raya sebelum dan setelah revitalisasi trotoar dilakukan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, penyebaran kuesioner secara daring, dan wawancara dengan dua orang ahli dengan menggunakan Metode Delphi. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Kotler mengenai enam situasi citra tempat dan selanjutnya mengkajinya dengan merujuk pada pendapat para ahli dan literatur yang ada. Pada penelitian ini ditemukan bahwa citra yang dimiliki pada tempat sebelum revitalisasi trotoar dilakukan didominasi oleh segmen-segmen yang tidak memiliki makna mendalam dari segi sejarah dan seni. Setelah revitalisasi trotoar dilakukan, telah terjadi beberapa perubahan. Perubahan tersebut terjadi di segmen yang telah memanfaatkan ruang yang ada sehingga makna sejarah dan seni dari segmen tersebut dapat lebih menonjol apabila dibandingkan dengan sebelum revitalisasi trotoar dilakukan. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua tempat yang direvitalisasi berubah citranya. Perubahan terjadi apabila kondisi menjadi lebih tertib, namun citra tidak berubah jika tidak sesuai dengan makna dan fungsi Jalan Cikin Raya sebagai jalan bersejarah dan jalan seni.

ABSTRACT
The image of a place is a collection of beliefs, ideas, and thoughts that an individual or society has about a place. Physical changes in a place can change the image of the place it has. One of the physical changes made by the Provincial Government of DKI Jakarta to improve the image of the place is the revitalization of sidewalks, one of which is done on Jalan Cikini Raya. Jalan Cikini Raya as a historic corridor, art corridor, and economic corridor, located in Menteng District, has an image of being part of Taman Menteng City. With the sidewalk revitalization on this road, this study aims to determine the image of the place at Jl. Cikini Raya before and after the sidewalk revitalization was carried out. The data was collected through field observations, online questionnaires, and interviews with two experts using the Delphi Method. The analysis was carried out using the method proposed by Kotler regarding the six image situations of the place and then examined them by referring to the opinions of experts and existing literature. Before the revitalization, in terms of history and art, the sidewalk's image was dominated by segments that had no deep meaning. After the pavement revitalization was carried out, several changes have occurred. These changes occur in segments that utilizing space better so that the historical and artistic meaning of the segment can be more obvious. The conclusion of this study shows that not all revitalized places have changed Jalan Cikini Raya image. Change occurs when conditions become more well-ordered, but the image does not change if it is not concord the meaning and function of Jalan Cikin Raya as a historic street and an art street.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apep Insan Parid AP
"Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai respon pedagang kaki lima terhadap kebijakan penertiban yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung. Penelitian ini penting mengingat adanya respon pedagang yang mengakibatkan kebijakan penertiban berjalan tidak efektif, bahkan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Pemerintah Kota Bandung. Padahal kebijakan penertiban bertujuan untuk menata kota dalam rangka menyukseskan Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Genah, Mereunah dan Tumaninah.
Penelitian ini difokuskan di Jl. Merdeka sebagai lokasi yang terkena kebijakan sesuai dengan keputusan Walikota Nomor : 511.23/Kep.1322-huk/2001 Tentang Lokasi Bebas Kegiatan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bandung.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif melalui proses studi kepustakaan, wawancara dengan informan, dan pengamatan dilapangan. Informan penelitian berasal dari pejabat Pemerintah Kota Bandung dan beberapa pedagang kaki lima sebagai objek kebijakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa operasi penertiban yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung tidak disetujui oleh pedagang kaki lima, penertiban mendapat. perlawanan melalui tindakan anarkhis pedagang dan dalam perkembangannya respon pedagang seolah-olah tidak mengindahkan pelarangan perkembangannya respon pedagang seolah-olah tidak mengindahkan pelarangan berjualan. Mereka tetap menjalankan usahanya seiring dengan ditariknya petugas dari lokasi penertiban.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: tanggapan dan sikap pedagang, pengetahuan pedagang terhadap kebijakan, motivasi, pengalaman, kekompakan pedagang, dan budaya pedagang yang sulit diatur. Sedangkan faktor eksternal meliputi: tidak adanya fasilitas yang disediakan pemerintah, akses informasi yang kurang, perilaku petugas penertiban, situasi yang berkembang, lingkungan dan masyarakat sekitar, serta keberadaan organisasi pedagang.
Merujuk pada kondisi tersebut, perlu adanya suatu mekanisme operasi penertiban yang bisa diterima oleh pedagang dengan memberikan solusi pemecahan masalah sehingga kebijakan yang dijalankan menguntungkan kedua belah pihak, dalam hal ini pihak Pemerintah Kota Bandung dan pihak pedagang kaki lima."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Suryantika
"Penelitian ini berangkat dari ketertarikan peneliti mengenai dampak sosial relokasi terhadap pedagang kaki lima. Pokok masalah penelitiannya adalah bagaimana para pedagang kaki lima (PKL) untuk dapat berkesinambungan melakukan kegiatannya di lokasi binaan? Dan fokus tersebut, peneliti mempertanyakan mengenai tindakan para PKL dalam menjalankan usahanya terkait dengan adanya kebijakan relokasi ke wilayah binaan, termasuk faktor-faktor yang menyebabkan pedagang mendukung atau menolak adanya relokasi. Munculnya pertanyaan-pertanyaan demikian, karena belakangan ini banyak para pedagang yang melakukan aksi keluar dari lokasi pasar binaan ini. Sebagian diantara mereka membuka tempat dagangnya di lokasi semula, yakni di sepanjang jalan Pal Merah hingga ke dekat perempatan jalan dekat Tol Gatot Subroto.
Padahal relokasi yang diberlakukan Gubernur DKI Jakarta terhadap beberapa pedagang kaki lima di lokasi Paal Merah sedikit banyak dapat merubah kondisi sosial ekonomi pedagang maupun lingkungan disekitarnya. Setidaknya di kalangan pedagang kaki lima sendiri terdapat kesadaran bahwa kebijakan Pemda DKI ini akan membawa, pada perbaikan usaha mereka. Begitu pula dari segi ketentraman dan ketertiban, relokasi telah membawa pada kondisi yang lebih baik, yakni dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, mengurangi kekumuhan, serta membuat lingkungan menjadi nyaman dan aman.
Secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendasarkan pada metode deskriptif. Ada tiga teknik metode penggalian data, diantaranya: kajian literatur (literature review), wawancara mendalam (indepth interview), dan pengamatan (observation). Hasil data yang terkumpul kemudian dideskripsikan dan dianalisa.
Sedangkan landasan teori yang digunakan adalah teori sektor informal dan teori pedagang kaki lima. Dan untuk menopang kedua teori tersebut, peneliti juga menggunakan teori Weber mengenai tindakan ekonomi dapat dipandang sebagai tindakan sosial selama tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain. Pada sisi ini peneliti mencoba memahami bagaimana para pedagang memahami (verstehen) kebiasaan-kebiasaan, norma, hubungan sosial, dan jaringan yang dibentuk para pedagang.
Dari penetitian ini diperoleh gambaran bahwa dilakukannya relokasi terhadap para pedagang kaki lima ke Lokasi Binaan Pal Merah Kelurahan Gelora, ternyata membawa dampak yang cukup positif bagi usaha dan ketertiban lingkungan. Bagi para pedagang, relokasi tidak menghambat kelangsungan usaha mereka. Bahkan di lokasi yang barn ini mereka dapat lebih berkembang karena ditopang oleh adanya modal yang cukup dan jaringan yang memadai dengan pemasok dan pembeli.
Kenyataan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang melingkupinya, diantaranya: Panama, karena mereka ingin mendapatkan konsumen lebih banyak lagi. Kedua, karena fasilitas di lokasi pasar yang kurang terawat. Ketiga, kurangnya kepatuhan para pedagang kaki lima. Keempat, kurangnya ketegasan Pemda dan Pengelola pasar dalam melakukan penertiban di luar pasar. Kelima, adanya beberapa pedagang yang mendapatkan pekerjaan baru. Hal ini karena ada sebagian pedagang yang menjadikan kaki lima sebagai pekerjaan sampingan atau sementara sebelum diterima di tempat kerja yang lain. Keenam, mereka kembali ke kampung karena bekerja di Jakarta temyata dihadapkan pada persaingan yang ketat.
Meski demikian, pedagang yang tetap memilih berdagang di Lokasi Binaan ini masih cukup banyak. Ada beberapa faktor yang menjadi pendukung tetapnya mereka berjualan di lokasi tersebut, diantaranya: Pertama, pendapatan yang diperoleh para pedagang jika hanya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dianggap sudah cukup. Kedua, adanya kepatuhan yang dimunculkan oleh para pedagang. Sikap patuh menjadi salah satu elemen penting dalam implementasi suatu kebijakan Ktliga, tidak perlu menambah modal lebih besar lagi untuk pembuatan lapak dan biaya-biaya pungutan lainnya. Keempat, merasa lebih aman karena terhindar dari premanisme.
Sedangkan kesimpulan teori pada penelitian ini adalah bahwa usaha kaki lima sebagai salah satu bentuk sektor informal memang masih dipandang sebagai golongan nomor dua. Meski demikian, upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup mereka sudah mulai nampak dengan dilakukannya relokasi. Namun ini pun masih belum optimal. Sementara terkait dengan teori Weber mengenai tindakan ekonomi dapat dipandang sebagai tindakan sosial selama tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain, maka pengertian ini bersifat menguatkan teori tersebut. Sebab secara umum, di kalangan pedagang kaki lima terdapat intraksi sosial, hubungan sosial, dan jaringan yang dibangun untuk menopang usaha mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Kurniawan
"Hampir setiap orang adalah pejalan kaki. Pejalan kaki adalah suatu bentuk transportasi yang penting di daerah perkotaan, khususnya pada lokasi-lokasi yang memiliki permintaan tinggi dengan jarak pendek seperti pada terminal transportasi. Beberapa penelitian mengenai pejalan kaki di negara-negara Asia, menyimpulkan bahwa standar perencanaan fasilitas pejalan kaki untuk negara-negara Asia sebaiknya didasarkan pada karakteristik lokal pejalan kaki; sehingga standar perancangan lokal dibutuhkan pada fasilitas-fasilitas pejalan kaki di negara-negara Asia. Namun hingga saat ini, sebagian besar studi mengenai pejalan kaki masih diarahkan pada tingkatan makroskopik. Pada tingkatan studi ini tidak mempertimbangkan interaksi atau konflik diantara pejalan kaki dan lingkungan serta tidak cocok untuk memprediksi kinerja arus pejalan kaki di dalam area atau jalur pejalan kaki khususnya untuk di dalam bangunan.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian terhadap interaksi yang terjadi diantara pejalan kaki. Dari interaksi pejalan kaki tersebut akan menimbulkan adanya tundaan dan ketidaknyaman yang akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja arus dari koridor tersebut. Untuk mendapatkan penilaian tersebut maka studi yang bersifat mikroskopik perlu dilakukan pada penelitian ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam kaitannya dengan perencanaan dan perancangan fasilitas-fasilitas transportasi di Jakarta. Populasi yang digambarkan pada penelitian ini diharapkan dapat mewakili perjalanan tipikal pelaku pejalan kaki dari sebuah kota berkepadatan tinggi seperti Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>