Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarwintyas Prahastuti
Jakarta: LIPI, 2004
580 SAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pitra Ariesta
Abstrak :
Tujuan: Menilai keamanan rebusan daun sirih terhadap kornea, konjungtiva dan bilik mata depan kelinci New Zealand White Metode: Penelitian ini merupakan uji eksperimental pada kelinci percobaan. Rebusan daun sirih yang diuji terdiri dari 3 konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 20%. Penilaian dilakukan secara klinis pada jam ke 1, 24, 48 dan 72. Pemeriksaan histopatologi dilakukan pada jam ke 72. Hasil penelitian akan didasarkan pada protokol The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) guideline for "Acute Eye Irritation/Corrosion" no 405 Hasil: Hasil pemeriksaan klinis pada mata kelinci untuk semua konsentrasi rebusan daun sirih tidak menunjukkan reaksi toksik pada jam ke 1 - 72. Pada pemeriksaan histopatologis jam ke 72, tidak ditemukan sebukan sel radang maupun kerusakan sel pada kornea dan konjungtiva untuk semua konsentrasi rebusan daun sirih. Kesimpulan: Rebusan daun sirih konsentrasi 5%, 10% dan 20% aman pada mata kelinci untuk pemakaian dalam jangka waktu singkat (72 jam). Penelitian ini sebaiknya dilanjutkan untuk melihat keamanannya pada mata manusia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T57259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Hartono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nenggih Susilowati
Abstrak :
ABSTRAK
Budaya mengunyah sirih sering dikaitkan dengan migrasi penutur bahasa Austronesia dari Taiwan ke Nusantara pada masa prasejarah. Budaya ini yang berlanjut hingga masa-masa kemudian menjadi tradisi hampir semua suku-suku di Nusantara, termasung Mandailing-Angkola di Sumatera Utara. Tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah untuk mengetahui fungsi atau arti penting sirih dan kerbau pada upacara adat di Angkola - Mandailing, serta mengetahuo makna yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian etnografi serta diterapkan Teori Interaksi Simbolik. Sirih juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari (tradisi makan sirih atau sebagai obat), dan juga penting dalam kegiatan adat (horja) seperti horja siriaon (upacara adat suka cita-kelahiran anak, memasuki rumah baru, perkawinan). Apabila yang dilaksanakan adalah upacara adat besar (horja godang) maka hewan yang disembelih wajib kerbau. Horja godang merupakan kegiatan adat yang ditandai dengan kegiatan makkobar, margondang, manotor, dan menyembelih kerbau. Di dalam kaitannya dengan Teori Interaksi Simbolik, sirih dan kerbau merupakan bentuk komunikasi nonverbal sebagai simbol undangan dan penyelenggaraan kegiatan adat. Di sisi lain sebagai bentuk komunikasi verbal melalui perkataan dalam hata adat yang terucap dalam makkobar pada suatu horja godang.
Medan: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2017
930 BAS 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Luthfiana Sholikhah
Abstrak :
Tari Sekapur Sirih adalah tari penyambutan tamu agung di Jambi. Tari ini wajib dibawakan untuk menyambut tamu agung di bandara/pelabuhan. Ditarikan oleh 9 orang perempuan dan 3 laki-laki sebagai pengawal. Gerakan yang ditampilkan bersifat feminin yaitu gerak wanita sedang merias diri. Penulis membahas beroperasinya male gaze yang terjadi di dalam tari Sekapur Sirih Jambi. Male gaze merupakan teori untuk membedah film. Penulis menggunakan teori ini untuk membedah seni pertunjukan yakni tari. Untuk melihat beroperasinya male gaze di dalam tari dapat dilihat dari panggung pertunjukan dan juga gerak tarinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan studi pustaka, observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa beroperasinya male gaze dalam sebuah seni pertunjukan taridapat dilihat dari bentuk panggung, pencahayaan dan gerak penari.
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2020
400 JANTRA 15:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Septina Suriatmini
Abstrak :
Sirih telah lama dikenal sebagai tanaman obat. Rebusan daunnya biasa digunakan sebagai antiseptik. Rebusan daun sirih dikemudian hari diharapkan dapat berkembang menjadi sediaan steril, seperti pencuci mata. Namun, ada kemungkinan proses sterilisasi menurunkan stabilitas sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara sterilisasi terhadap stabilitas rebusan daun sirih. Rebusan daun sirih disterilkan dengan cara sterilisasi uap (menggunakan otoklaf, 121°C, 15 menit) dan filtrasi. Setelah disterilkan, rebusan daun sirih disimpan selama 1 bulan pada 30, 40 dan 50°C. Pemeriksaan warna, kejernihan, pH dan kadar fenol total rebusan daun sirih dilakukan dalam interval waktu 1 minggu. Kadar fenol total rebusan daun sirih ditentukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah sterilisasi uap dan filtrasi, kejernihan, pH dan kadar fenol total rebusan daun sirih tetap stabil. Namun, warna rebusan daun sirih menjadi lebih gelap setelah sterilisasi uap. Pada penyimpanan minggu pertama dan kedua, pH dan kadar fenol total mengalami penurunan, dan pada minggu ketiga mulai timbul endapan.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Daun sirih merah (Piper cf. fragile, Benth.) telah sering digunakan secara tradisional sebagai obat berbagai penyakit, salah satunya sebagai antidiabetes. Mekanisme antidiabetes dari daun sirih merah kemungkinan berhubungan dengan aktivitas antioksidan yang dimilikinya. Tujuan penelitian ini untuk menentukan aktivitas antioksidan daun sirih merah serta golongan senyawa aktif. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antioksidan adalah metode peredaman radikal DPPH dan reducing power sedangkan untuk identifikasi golongan senyawa aktif digunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Ekstrak metanol difraksinasi menggunakan pelarut dengan kepolaran yang meningkat, berturut-turut n-heksan, kloroform, etil asetat, dan n-butanol. Dengan uji peredaman radikal DPPH didapatkan hasil fraksi yang aktif yaitu fraksi etil asetat dan n-butanol yang mempunyai nilai IC50 berturut-turut 18,30 μg/ml dan 37,31 μg/ml sedangkan dengan metode reducing power didapat hasil fraksi yang aktif adalah n-heksan. Dua fraksi teraktif dari metode peredaman radikal DPPH diidentifikasi kandungan kimianya dengan teknik KLT. Identifikasi kimia menunjukkan bahwa senyawa golongan flavonoid sebagai senyawa dengan aktivitas antioksidan pada fraksi etil asetat dan fraksi n-butanol.
Universitas Indonesia, 2010
S33179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Kartika Marsaulina S.
Abstrak :
Daun sirih Piper betle L memiliki kemampuan anti bakteri yang baik. Profil antibakteri tersebut disediakan oleh kandungan metabolit sekunder di dalam sediaan. Ekstrak etanol 80 daun sirih memiliki kompatibilitas yang baik untuk dijadikan sediaan farmasi. Penelitian oleh American Podiatric Medical Association pada tahun 2014 menunjukkan bahwa bau kaki menjadi permasalahan pada kaki yang banyak dialami masyarakat pada saat ini. Bau kaki tersebut banyak disebabkan oleh adanya bakteri, yakni bakteri Bacillus subtilis. Untuk mengatasi bau kaki dibuat sebuah sediaan antibaukaki. Sediaan spray dipilih karena menyediakan kenyamanan yang tinggi bagi pengguna. Penelitian ini menguji berbagai konsentrasi ekstrak dalam formula untuk menemukan konsentrasi kandungan ekstrak etanol yang paling baik, yang dapat menunjukkan diameter zona hambat terhadap bakteri Bacillus subtilis. Selain itu, dilakukan juga uji stabilitas fisik pada penyimpanan selama 8 minggu di suhu kamar 28 2°C , suhu tinggi 40 2°C, dan suhu rendah 4 2°C. Kontrol, Formula 1, Formula 2, dan Formula 3. Hasil uji stabilitas menunjukkan profil stabilitas fisik dengan parameter organoleptis yang baik. Kadar ekstrak etanol 80 daun sirih yang tepat untuk dapat memberikan diameter zona hambat minimum, diberikan oleh Formula 3, yakni ge; 2 mg/ml, dengan angka zona hambat minimum terhadap bakteri Bacillus subtilis, dengan diameter hambat yang terbentuk sebesar 2 mm. ......Betel leaf has long been proven and widely used in Indonesia for its antibacterial activities. Betel leaf 80 ethanolic extract has high compatibility to be made as a widely used pharmaceutical product, including spray. In 2014 American Podiatric Medical Association, studied a significant increasing of foot odor prevalence between our citizens. One of the reason of foot odor is caused by bacteria, mostly by Bacillus subitilis. This study focussed on creating a pharmaceutical product with a strong antibacterial that showed minimum bactericidal concentration MBC towards bacteria that caused foot odor. Spray product was chosen because of the great pleasant experience for the user. The study tested various concentrations of betel leaf 80 ethanolic extract, to study its antibacterial activity. Stability testing towards its physical property on 8 week storage in three different temperature room temperature 28 2°C, high tempreature 40 2°C, and low temperature 4 2°C, was also conducted. The three spray showed great physical stability profile on organoleptic parameters. Betel leaf 80 ethanolic extract, in the Formulation 3 showed Minimum Bactericidal Concentration MBC in 2 mm area with the formula that contained ge 2 mg ml Ethanolic Extract.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>