Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Kabisat
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang analisis perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok, analisis faktor - faktor yang menentukan perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok dan analisis efektifitas pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Depok. Yang diharapkan dari adanya program STBM adalah menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total. Penelitian ini merupakan kajian empiris yang lebih banyak menggunakan data kuantitatif, baik sekunder maupun primer. Hasil penelitian melihat perkembangan sanitasi di Kota Depok dan Daerah Survey, efektivitas pelaksanaan STBM terjadi penurunan dari persentase rata ? rata kasus diare tahun 2007 ? 2011 sebesar 1,95% menjadi sebesar 1,52% pada tahun 2012 - 2014. Jadi program STBM cukup efektif menurunkan angka kasus diare. Terdapat peningkatan dalam efektivitas pelaksanaan STBM di Kota Depok, yang tadinya hanya mencakup 1 lokasi (1,59%) pada tahun 2012 menjadi 32 lokasi pada tahun 2013 (50,79%) dan pada tahun 2014 menjadi 60 lokasi (95,24%). Berdasarkan pengumpulan data primer, ditunjukkan bahwa rata-rata lama sakit akibat diare adalah 5 hari, dengan kerugian akibat kehilangan pendapatan sekitar Rp. 500.000,-. Karena itu benefit dari perbaikan sanitasi lingkungan adalah amat besar. Hampir seluruh rumah tangga, menggunakan dana sendiri untuk membuat jamban, tetapi umumnya tidak memiliki dana untuk membuat septic tank karena 61,1% responden tidak memiliki septic tank. Faktor yang mempengaruhi adalah kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan dan kebiasaan.
This thesis discusses the analysis of the development of environmental sanitation in the city of Depok, analysis of factors that determine the development of environmental sanitation in Depok and analysis of the effectiveness of the implementation of the Community Based Total Sanitation program in the city of Depok. Expected from the program CBTS is decreasing the incidence of diarrhea and disease based on environment related to sanitation and behavior through the creation of sanitary conditions in total. This research is more empirical studies using quantitative data, both secondary and primary. Results of the study saw the development of sanitation in the city of Depok and Regional Survey, effectiveness of implementation CBTS decrease of the percentage of the averages incidence of diarrhea in 2007 - 2011 of 1.95% to 1.52% in 2012 - 2014. So the program is quite effective CBTS reduce the number of cases of diarrhea. There is an increase in the effectiveness of the implementation of CBTS in Depok, which was only includes 1 location (1.59%) in 2012 to 32 locations in 2013 (50.79%) and in 2014 to 60 locations (95.24%). Based on primary data collection, indicated that the average length of illness due to diarrhea was 5 days, with losses due to lost revenues of approximately Rp. 500.000,-. Therefore benefit from the improvement of environmental sanitation is enormous. Almost all households use their own funds to make a latrine, but generally do not have the funds to make the septic tank because 61.1% of respondents do not have a septic tank. Factors that influence the government policy, the level of revenue and habits.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fazryani Mazita Torano
Abstrak :
Kota Serang telah menjalankan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sejak tahun 2012. Namun masih ditemukan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan akses masyarakat terhadap penggunaan jamban masih cederung sama dengan sebelum dilaksanakan program yaitu baru mencapai 60% dari target sebesar 90%. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kota Serang. Subyek penelitian adalah Dinas Kesehatan, Puskesmas, kader, dan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Program STBM Pilar Pertama di Kota Serang belum dilaksanakan secara optimal, media informasi sebagai sarana sosialisasi kebijakan masih kurang. Sikap pelaksana menunjukkan kurangnya komitmen dari pelaksana kebijakan dalam mengimpelentasikan kebijakan program STBM. Koordinasi dengan pihak eksternal belum berjalan dengan baik. Dibutuhkan strategi sosialisasi yang tepat dan merata kepada semua kalangan.
Serang has been doing the program of Community Based Total Sanitation (STBM) since 2012. However, there are still found the behavior of defecation carelessly (BABS) and the public access toward of the use of toilet is still same as before the program implemented, it is only reach 60% of the target of 90%. This study aims to analyze the implementation of program of Community Based Total Sanitation in Serang. The subjects are the Department of Health, Clinic, cadres and the public. The results of the study shows that the implementation of the First Pillar STBM program in Serang city has not been implemented optimally, media as a means of policy socialization is still lacking. The attitude of executive shows the lack of commitment of implementing policy in implementing the program policies STBM. Coordination with external parties have not been going well. It needs proper and equitable socialization strategy to all parties.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vica Asrianti Dwiputri
Abstrak :
Populasi di Kota Depok pada tahun 2021 mencapai 2.085.935 jiwa, dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk sebesar 1.92% per tahun. Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini menghasilkan efek ledakan penduduk yang berdampak pada kualitas kelestarian dan keseimbangan lingkungan di suatu daerah. Sanitasi lingkungan adalah upaya untuk mengendalikan semua faktor yang berpengaruh terhadap fisik lingkungan dan memiliki dampak berbahaya pada perubahan keseimbangan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Rata-rata ketercapaian lima pilar STBM di Kota Depok baru mencapai 79.12 persen. Tujuan dari penelitian ini adalah Merentangkan faktor yang mempengaruhi ketercapaian lima pilar STBM di Kota Depok dengan kurun waktu hampir 10 tahun, sebagai Lessons Learned dalam mengintervensi STBM. Metode penelitian ini menggunakan (Analytical Hierarchy Process) dan wawancara yang dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Sehingga hasil penelitiannya adalah faktor- faktor yang mempengaruhi ketercapaian STBM di Kota Depok ditinjau dari 3 Aspek, yaitu aspek kontekstual, aspek psikososial dan aspek teknologi. Pada aspek kontekstual faktor kebijakan, faktor akses ke sumber daya dan faktor latar belakang individu memiliki pengaruh yang sama-sama kuat. Pada aspek psikososial faktor yang berpengaruh adalah pengetahuan pentingnya sanitasi masyarakat dan inisiatif masyarakat, berikutnya pada aspek teknologi faktor yang berpengaruh adalah kepemilikan dan pemeliharaan fisik produk. Hal ini bisa dilihat dari pengaruh faktor terhadap satu pilar maupun beberapa pilar secara bersamaan. ......The population in Depok City in 2021 is projected to reach 2,085,935 people, with a population growth rate of 1.92% per year. The high population growth rate has led to a population explosion effect, which impacts the quality of environmental sustainability and balance in the area. Environmental sanitation is an effort to control all factors that affect the physical environment and hurt the balance of the environment, health, and human life sustainability. The average achievement of the five STBM pillars in Depok City has only reached 79.12 per cent. This study explores the factors influencing the achievement of the five STBM pillars in Depok City for nearly ten years, providing valuable lessons in intervening STBM. This research method utilizes the Analytical Hierarchy Process (AHP) and interviews compared to previous studies. The results of this research identify the factors influencing the achievement of STBM in Depok City across three aspects: contextual, psychosocial, and technological. Regarding contextual aspects, policy factors, access to resources, and individual background factors have an equally strong influence. Regarding psychosocial aspects, knowledge of the importance of community sanitation and community initiatives plays a significant role. Regarding technological aspects, ownership and physical maintenance of the product has an influence. This influence can be observed simultaneously in the impact on one or multiple pillars.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Ratna Sari
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis pelaksanaan program peningkatan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2014. Konsep yang digunakan adalah kerangka kerja Laverack (2000) dan data dikumpulkan dengan kuesioner rumah tangga dan wawancara mendalam. Temuan adalah sebagai berikut:
  1. Tujuan program puskesmas merujuk pada tujuan dan prioritas Suku Dinas Kesehatan.
  2. Belum ada keselarasan antara pelaksanaan program dengan pemberdayaan masyarakat.
  3. Untuk melaksanakan program, puskesmas kecamatan hanya memiliki dua sanitarian sedangkan idealnya terdapat 5 orang.
  4. Belum terdapat peraturan tentang pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
  5. Baru 37% responden rumah tangga mengikuti 1 kali pemicuan STBM.
  6. Ketua RT mendukung penggunaan jamban sehat namun rencana pembuatan septic tankbelum terlaksana.
  7. Hingga saat ini. pencapaian penggunaan jamban sehat puskesmas adalah 73.92% masih jauh dari target Suku Dinas Keshatan (100%).
Saran peneliti adalah dalam melakukan program STBM harus disesuaikan dengan karakteristik masyarakat, Suku Dinas Kesehatan agar menyusun kebijakan operasional dari peraturan STBM, dan meresmikan tim kerja masyarakat menjadi tim kerja khusus sesuai peraturan menteri kesehatan.


ABSTRACT This study identified and analyzed the implementation of healthy latrine usage at Kecamatan Kramat Jati,2014. Laverack theory was used to build the conceptual work and data was collected through questionnaire to households and in-depth interview to the health center staff. The findings were
  1. The program?s objectives of the health center referred to the vision and mission of the Sub District Health Office.
  2. The program implementation is yet to be aligned with the community empowerment.
  3. Health center only has two sanitarians whereas ideally has 5 sanitarians.
  4. There is no operational regulation for the STBM program.
  5. Only 37% respondents attended the trigger activities which was only once.
  6. The formal head of RT support the healthy latrine usage but septic tank was not built so far.
  7. Target of healthy latrine usage in health center is 73,92%, which is still so far from sub district health office target.
Recommendations given in implementing CLTS program should be adjusted with community characteristics,Sub District Health Office should arrange operational regulationsof CLTS programs, andformalizethe community workingteambecomesa specialteamwork according to the rulesof health minister.
2015
S60002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Syiami Fitri
Abstrak :
Penyakit berbasis lingkungan salah satunya diare masih menjadi penyebab kematian pada balita di Indonesia dengan proporsi 25,2%. Tujuan riset ini adalah mengetahui distribusi frekuensi kejadian diare; menganalisis pengaruh status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM terhadap kejadian diare; dan mendapatkan model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru. Metode riset yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi diare balita sebesar 38,6%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu dan status ekonomi keluarga dengan STBM dengan masing-masing sebesar 6,91% dan 9%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM dengan kejadian diare pada balita dengan masing-masing sebesar -2,25%, -0,16%, dan -24,7%. Terdapat pengaruh tidak langsung status sosial ibu dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -13,07% dan pengaruh tidak langsung status ekonomi keluarga dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -14,91%. Model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru didapat Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y. ......Environmental disease such as diarrhea becomes the cause of death on toddlers in Indonesia with a proportion 25,2%. The purpose of this research is to determine the frequency distribution of diarrheal; analyze the effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea; get structural model of diarrhea on toddlers in Johar Baru District. The research method used was quantitative. The research results show that diarrhea prevalence is 38,6%. There is a direct effect of mother's social standing and family's financial condition toward CLTS with 6.91% and 9%. There is a direct effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea with -2.25%, -0.16%, and -24.7%. There is an indirect effect of mother's social standing toward diarrhea through CLTS with -13.07% and there is an indirect effect of family's financial condition toward diarrhea through CLTS with -14.91%. Structural model of diarrhea on toddlers obtained Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Magdalena Killis
Abstrak :
ABSTRAK
Ketersediaan Sarana Air Bersih dan Jamban Dengan KejadianSchistosomiasis japonicumdi Kabupaten Poso dan KabupatenSigi Tahun 2014 - 2016Latar Belakang : Scistosomiasis termasuk dalam Penyakit Tropis yangTerabaikan NTD-Neglected Tropical Diseases . disebabkan oleh cacing pipihtrematoda darah dari genus Schistosoma. Schistosoma pada manusia yang dikenalada 3 tiga jenis yaitu: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni danSchistosoma haematobium. Berdasarkan tempat hidupnya dalam tubuh manusia,terbagi menjadi dua jenis yaitu dalam pembuluh darah vena usus Schistosomajaponicum dan Schistosoma mansoni , sedangkan dalam pembuluh darah venavesica urinari Schistosoma haematobium . Schistosomiasis masih menjadimasalah kesehatan masyarakat, terutama di 77 negara berkembang di daerahtropis maupun subtropis. Diperkirakan 240 juta orang yang terinfeksiSchistosomiasis, dengan sekitar 700 juta orang di seluruh dunia berisikoterinfeksi Schistosomiasis, di Indonesia prevalensi Schistosomiasis tahun 2015sebesar 1,7 , sama dengan prevalensi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 1,7 . Tujuan: penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara SaranaAir Bersih SAB dan jamban terhadap kejadian Schistosomiasis di KabupatenSigi dan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Metode : Penelitian iniadalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan analisisdesain studi ekologi, desa sebagai unit analisis. Hasil : Hasil analisis hubunganantara SAB dengan Kejadian Schistosomiasis dan Jamban di Kabupaten Poso danKabupaten Sigi selama tahun pengamatan 2014-2016, secara statistik tidakterdapat hubungan. Hasil analisis yang berhubungan adalah pelaksanaan ProgramSTBM dengan p-value = 0,010 Poso dan p-value = 0,0005 Sigi sertakeberadaan kader kesehatan lingkungan Kabupaten Poso p-value=0,001,pekerjaan p-value = 0,000 Sigi . Kesimpulan : Variabel pelaksanaan programSTBM dan ketersediaan kader kesehatan lingkungan, Penyuluhan Kesehatanlingkungan, pekerjaan dan kepadatan penduduk merupakan variabel yangberhubungan signifikan dari pada variabel lainnya.Kata Kunci : Schistosomiasis japonicum, SAB, Jamban dan ProgramSTBM
ABSTRACT
Availability of Water and Latrine Facility With the Incidenceof Japonicum Schistosomiasis at Kabupaten Poso andKabupaten Sigi in 2014 ndash 2016Introduction Scistosomiasis is included in the Neglected Tropical Diseases NTD , caused by flatworms of blood trematoda from the genus Schistosoma.There are three known Schistosoma in human, which are Schistosoma japonicum,Schistosoma mansoni and Schistosoma haematobium. Based on the place of itslife in the human body, is divided into two types, that is in the veins of intestinalveins Schistosoma japonicum and Schistosoma mansoni , and in the veins ofvenous vesica urinary Schistosoma haematobium . Schistosomiasis is still apublic health problem, especially in 77 developing countries in the tropics andsubtropics. Estimated, 240 million people infected with Schistosomiasis and about700 million people worldwide at risk of being infected with Schistosomiasis. InIndonesia the prevalence of Schistosomiasis by 2015 was 1.7 , is similar to theprevalence in Central Sulawesi. Objective This study was to analyze therelationship between the clean water facility and latrines against the incidence ofSchistosomiasis in Sigi and Poso districts of Central Sulawesi Province. Method This research is a descriptive quantitative research using ecological study designanalysis, and the village as unit of analysis. Result Result of analysis ofrelationship between SAB with insidence of Schistosomiasis and Jamban in Posoand Sigi District during observation year 2014 2016 showed statistically there wasno relationship. The result of related analysis is the implementation of TotalSanitation Based on Community Program with p value 0,010 Poso and pvalue 0.0005 Sigi and presence of health cadre of Kabupaten Poso p value 0,001, job p value 0,000 Sigi . Conclusion The implementation of TotalSanitation Based on Community Program, the availability of environmental healthcadres, environmental health counseling, occupation and population density werevariables which are significantly related to other variables.Keywords Schistosomiasis japonicum, water facility, latrine and TotalSanitation Based on Community Program
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Iskandar
Abstrak :
Penyakit infeksi seperti diare dapat menyebar melalui transmisi oral fecal. Menurut WHO, lebih dari 1,4 juta anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia meninggal akibat penyakit diare dapat dicegah dan diperkirakan bahwa 88% dari kasus-kasus ini terkait dengan air yang tidak aman atau sanitasi yang buruk. Di wilayah Asia Tenggara, hampir 48% atau diperkirakan 3.070.000 kematian setiap tahun yang dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan akut dan penyakit diare dengan beban tertinggi penyakit diare di lima negara: Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, dan Nepal di mana penyakit ini menyebabkan 60.000 kematian setiap tahunnya. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) terhadap kejadian diare pada balita di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi Indonesia tahun 2017. Dalam penelitian ini menggunakan analisis cross sectional. Data variabel mengenai sarana pembuangan tinja, jarak sumber air dengan tangki septik, kebiasaan membuang tinja balita, cuci tangan pakai sabun, sumber air minum, pengelolaan air minum, penyimpanan air minum, pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair rumah tangga dan pendidikan ibu di kumpulkan dengan wawancara dan observasi serta dikategorikan dan disaring dengan chi square. Hasil dalam penelitian ini didapat enam variabel dengan nilai p < 0,25 yang masuk kedalam analisis regresi logistik yang menghasilkan 2 variabel yang signifikan dengan nilai p < 0,05 (kebiasaan ibu membuang tinja anak balitanya dan cuci tangan pakai sabun). Uji regresi logistik di dapatkan kebiasaan membuang tinja anak (OR) 1,59 dan cuci tangan pakai sabun (OR) 1,48. Studi ini memyimpulkan bahwa kebiasaan ibu membuang tinja anak balitanya secara sembarangan dan aktivitas cuci tangan pakai sabun yang tidak memenuhi syarat mempunyai pengaruh terhadap terjadinya diare. ......Infectious diseases such as diarrhea can spread through fecal oral transmission. According to WHO, more than 1.4 million children under the age of five worldwide die from diarrheal diseases can be prevented and it is estimated that 88% of these cases are related to unsafe water or poor sanitation. In the Southeast Asian region, almost 48% or an estimated 3.070,000 deaths each year are associated with acute respiratory infections and diarrheal diseases with the highest burden of diarrheal disease in five countries: Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar and Nepal where the disease causes 60,000 deaths every year. The purpose of this study was to analyze the effect of total community-based sanitation factors (STBM) on the incidence of diarrhea in infants in Tebo Regency, Jambi Province, Indonesia in 2017. In this study using cross sectional analysis. Variable data regarding facilities for disposal of feces, distance of water sources with septic tanks, habits of removing toddler stools, hand washing with soap, drinking water sources, management of drinking water, storage of drinking water, household waste management, household wastewater management and maternal education in collect by interview and observation and categorized and filtered by chi square. The results in this study obtained six variables with a value of p <0.25 which entered the logistic regression analysis which produced 2 significant variables with a value of p <0.05 (the habit of the mother throwing away the feces of her toddler and washing hands with soap). The logistic regression test was given the habit of disposing of stool (OR) 1.59 and hand washing with soap (OR) 1.48. This study concluded that the habit of the mother throwing her toddler`s stool at random and handwashing with soap that did not meet the requirements had an influence on the occurrence of diarrhea.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minerva Nadia Putri A.T
Abstrak :
Kabupaten Lampung Tengah sudah menjalankan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sejak tahun 2012. Namun, ditemukan kendala dalam implementasinya. Insidens diare pada tahun 2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan, dan cenderung sama dengan sebelum dilaksanakan program. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi program STBM di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pelaksana program (implementor) dan kelompok sasaran program (masyarakat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program STBM tahun 2013 berjalan kurang optimal, disebabkan kurangnya tenaga pelaksana, kurangnya partisipasi aktif dari masyarakat dan dana yang relatif terbatas serta tidak berkesinambungan. Dibutuhkan perbaikan dari sisi pelaksana maupun kelompok sasaran (masyarakat) setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air besar sembarangan, setiap individu mencuci tangan pakai sabun dengan benar, dan setiap rumah tangga mengelola limbah sampah dengan benar. Diharapkan kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku dapat berkurang. ......Central Lampung Regency has been executing Community-Based Total Sanitation (CBTS) Program since 2012. However, challenges are still found. In 2013, diarrhea incidence rate did not significantly change. This study aimed to analyze the implementation of CBTS Program in Central Lampung Regency, 2013, by using qualitative in-depth interview with program implementer (implementor) and target group (community). The result showed that CBTS Program was not well implemented due to lack of human resource, lack of community participation, and limited fund. The study suggested to improve the program both from provider perspective as well as target group to achive the goal : everyone has an access to basic sanitation facilities, free from open defecation, properly wash their hand with soap, and correctly handle garbage. It is expected that the incidence of diarrheal diseases and other environmental related diseases could be reduced through improvement of sanitation and community behavior
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Magdalena Killis
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang : Scistosomiasis termasuk dalam Penyakit Tropis yang Terabaikan (NTD-Neglected Tropical Diseases). disebabkan oleh cacing pipih trematoda darah dari genus Schistosoma. Schistosoma pada manusia yang dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni dan Schistosoma haematobium. Berdasarkan tempat hidupnya dalam tubuh manusia, terbagi menjadi dua jenis yaitu dalam pembuluh darah vena usus (Schistosoma japonicum dan Schistosoma mansoni), sedangkan dalam pembuluh darah vena vesica urinari (Schistosoma haematobium). Schistosomiasis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di 77 negara berkembang di daerah tropis maupun subtropis. Diperkirakan 240 juta orang yang terinfeksi Schistosomiasis, dengan sekitar 700 juta orang di seluruh dunia berisiko terinfeksi Schistosomiasis, di Indonesia prevalensi Schistosomiasis tahun 2015 sebesar (1,7%), sama dengan prevalensi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar (1,7%). Tujuan: penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara Sarana Air Bersih (SAB) dan jamban terhadap kejadian Schistosomiasis di Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan analisis desain studi ekologi, desa sebagai unit analisis. Hasil : Hasil analisis hubungan antara SAB dengan Kejadian Schistosomiasis dan Jamban di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi selama tahun pengamatan 2014-2016, secara statistik tidak terdapat hubungan. Hasil analisis yang berhubungan adalah pelaksanaan Program STBM dengan p-value = 0,010 (Poso) dan p-value = 0,0005 (Sigi) serta keberadaan kader kesehatan lingkungan Kabupaten Poso p-value=0,001, pekerjaan p-value = 0,000 (Sigi). Kesimpulan : Variabel pelaksanaan program STBM dan ketersediaan kader kesehatan lingkungan, Penyuluhan Kesehatan lingkungan, pekerjaan dan kepadatan penduduk merupakan variabel yang berhubungan signifikan dari pada variabel lainnya.
ABSTRACT
Introduction: Scistosomiasis is included in the Neglected Tropical Diseases (NTD), caused by flatworms of blood trematoda from the genus Schistosoma. There are three known Schistosoma in human, which are: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni and Schistosoma haematobium. Based on the place of its life in the human body, is divided into two types, that is in the veins of intestinal veins (Schistosoma japonicum and Schistosoma mansoni), and in the veins of venous vesica urinary (Schistosoma haematobium). Schistosomiasis is still a public health problem, especially in 77 developing countries in the tropics and subtropics. Estimated, 240 million people infected with Schistosomiasis and about 700 million people worldwide at risk of being infected with Schistosomiasis. In Indonesia the prevalence of Schistosomiasis by 2015 was 1.7%, is similar to the prevalence in Central Sulawesi. Objective: This study was to analyze the relationship between the clean water facility and latrines against the incidence of Schistosomiasis in Sigi and Poso districts of Central Sulawesi Province. Method: This research is a descriptive quantitative research using ecological study design analysis, and the village as unit of analysis. Result: Result of analysis of relationship between SAB with insidence of Schistosomiasis and Jamban in Poso and Sigi District during observation year 2014-2016 showed statistically there was no relationship. The result of related analysis is the implementation of Total Sanitation Based on Community Program with p-value = 0,010 (Poso) and p-value = 0.0005 (Sigi) and presence of health cadre of Kabupaten Poso p-value = 0,001, job p-value = 0,000 (Sigi) . Conclusion: The implementation of Total Sanitation Based on Community Program, the availability of environmental health cadres, environmental health counseling, occupation and population density were variables which are significantly related to other variables.
2017
T49290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minerva Nadia Putri A.T
Abstrak :
ABSTRAK
Kabupaten Lampung Tengah sudah menjalankan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sejak tahun 2012. Namun, ditemukan kendala dalam implementasinya. Insidens diare pada tahun 2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan, dan cenderung sama dengan sebelum dilaksanakan program. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi program STBM di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pelaksana program (implementor) dan kelompok sasaran program (masyarakat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program STBM tahun 2013 berjalan kurang optimal, disebabkan kurangnya tenaga pelaksana, kurangnya partisipasi aktif dari masyarakat dan dana yang relatif terbatas serta tidak berkesinambungan. Dibutuhkan perbaikan dari sisi pelaksana maupun kelompok sasaran (masyarakat) setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air besar sembarangan, setiap individu mencuci tangan pakai sabun dengan benar, dan setiap rumah tangga mengelola limbah sampah dengan benar. Diharapkan kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku dapat berkurang.
ABSTRACT
Central Lampung Regency has been executing Community-Based Total Sanitation (CBTS) Program since 2012. However, challenges are still found. In 2013, diarrhea incidence rate did not significantly change. This study aimed to analyze the implementation of CBTS Program in Central Lampung Regency, 2013, by using qualitative in-depth interview with program implementer (implementor) and target group (community). The result showed that CBTS Program was not well implemented due to lack of human resource, lack of community participation, and limited fund. The study suggested to improve the program both from provider perspective as well as target group to achive the goal : everyone has an access to basic sanitation facilities, free from open defecation, properly wash their hand with soap, and correctly handle garbage. It is expected that the incidence of diarrheal diseases and other environmental related diseases could be reduced through improvement of sanitation and community behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>