Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Putri Andana Kusuma
"Penelitian ini mengkaji naskah "Putri Jaleka" (selanjutnya disingkat PJ) yang disimpan di Perpustakaan Universitas Indonesia. Teks PJ ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa dalam bentuk tembang macapat. Teks PJ ditransliterasikan ke aksara latin dengan menggunakan metode edisi kritis. Setelah itu, teks diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Teks PJ berisi kisah perjalanan hidup Putri Jaleka. Ada kemungkinan, teks PJ direkonstruksi dari cerita Nabi Yusuf atau Serat Yusup yang terdapat dalam khazanah kesusastraan Jawa. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya kesamaan nama tokoh dan kesamaan bagian cerita. Berdasarkan isinya, teks PJ menjadi cerita yang berdiri sendiri dengan fokus pada kisah berdasarkan sudut pandang Jaleka. Teks PJ berisi gambaran perjalanan keimanan Jaleka. Ketika dianalisis, urutan metrum tembang macapat dalam teks PJ seolah-olah tidak sesuai dengan urutan metrum tembang yang menggambarkan perjalanan hidup manusia. Oleh karena itu, urutan metrum tembang dalam teks PJ dikaji dengan menunjukkan strategi naratif dan narasi teks PJ sebagai rekreasi penulisnya. Berdasarkan urutan metrum dari strategi naratifnya, narasi teks PJ menjadi tidak runut. Sehubungan dengan itu, Serat Yusup dijadikan pedoman untuk menyusun kembali narasi teks Putri Jaleka. Penyusunan kembali narasi teks PJ berdampak pada perubahan urutan metrumnya. Urutan metrum yang telah berubah tersebut membuat narasi teks PJ menjadi lebih runut dan memperlihatkan perjalanan keimanan tokoh Jaleka.

This study examines the manuscript "Putri Jaleka" (hereinafter abbreviated PJ) which is kept in the University of Indonesia Library. The research will focus on PJ text. PJ text is written in Javanese language and in the form of tembang macapat. The PJ text was transliterated into the Latin script using the critical edition method. After that, the text is translated into Indonesian. PJ's text contains the story of Princess Jaleka's life journey. It is possible that the PJ text was reconstructed from the Story of Yusuf (Serat Yusuf) in Javanese literary treasures. This can be seen from the similarity of the names of the characters and parts of the story. Based on its contents, the PJ text becomes a new story focused on Jaleka's point of view. The PJ text contains a description of Jaleka's faith journey. When analyzing the song (tembang macapat) sequence in PJ, it is seen that the sequence does not seem to match the song metrics (metrum tembang) sequence that describes the course of human life. Therefore, the sequence of song metrics in PJ texts is analyzed by showing narrative strategies and narration of PJ texts as the author's recreation. Based on the metrics sequence of the narrative strategy, the PJ text narratives are not sequential. Therefore, Serat Yusup is used as a guideline for rearranging the narrative text of Princess Jaleka. The rearrangement of the PJ narrative text has an impact on the changing order of the metrics. The changing order of the metrics makes the PJ narrative text more sequential and shows Jaleka's faith journey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T55235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Sinung Widagdo
"Cerita Ramayana tidak hanya berkembang di Indonesia saja, tapi hampir seluruh negara di Asia Tenggara sudah tersebar cerita Ramayana. Salah satu kawasan geografis yang unik dalam budaya Melayu penting mendapatkan perhatian, yakni Malaysia. Wayang kulit Melayu Kelantan tidak dapat dipisahkan dari pengaruh yang melekat di dalamnya yakni Jawa dan Thailand. Cerita Ramayana tidak lepas dari kisah perjuangan Sri Rama dan Rahwana yang ingin mendapatkan atau menikahi Dewi Shinta untuk menjadi istrinya. Realisasi gagasan pada pergelaran meskipun pada umumnya sama pada alur cerita Ramayana yang sudah tersebar luas di Asia Tenggara dan sekitarnya, mengalami perubahan pada masing – masing wilayah. Terbukti dalam alur cerita yang dirangkai dalam pergelaran wayang kulit lakon “Sayembara Sita” yang dipentaskan oleh dalang Pak Nasir Yussof dan dalang Ki Cahyo Kuntadi. Penulis mengambil studi kasus Strategi Naratif dan Kreativitas Teatrikal Citra dan Simbol dalam Pertunjukan Wayang Kulit Lakon “Sayembara Sita” Karya Ki Cahyo Kuntadi (Indonesia) dan Pak Nasir Yussof (Malaysia), untuk mengetahui bagaimana citra dan simbol dari tokoh Sita yang dikemas melalui strategi naratif yang memiliki unsur tokoh penokohan, rangkaian adegan, serta latar tempat, waktu dan social. Selain strategi naratif yang disusun oleh dalang, kreativitas teatrikal juga menentukan bagaimana citra dan symbol itu bisa terlihat pada sebuah karya pertunjukan wayang yang beberapa unsur diantaranya meliputi garap wicara, garap musik, gerak wayang, dan klasifikasi tokoh wayang pada wayang kulit purwa gaya Surakarta dan wayang Kelantan Melayu. untuk meneliti hal tersebut, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan komparasi budaya / sastra, serta melakukan wawancara berbagai narasumber untuk memperkuat informasi terkait permasalahan yang akan diangkat pada tulisan ini.

Ramayana stories are not only developed in Indonesia, but almost all countries in Southeast Asia have spread Ramayana stories. One geographical area that is unique in Malay culture deserves attention, namely Malaysia. Kelantan Malay shadow puppetry cannot be separated from its inherent Javanese and Thai influences. The Ramayana story cannot be separated from the story of the struggle of Sri Rama and Rahwana who want to get or marry Dewi Shinta to become his wife. The realization of ideas in the performance, although generally the same in the Ramayana storyline that has been widespread in Southeast Asia and beyond, has changed in each region. This is evident in the storyline that is assembled in the shadow puppet play "Sayembara Sita" performed by puppeteer Mr. Nasir Yussof and puppeteer Ki Cahyo Kuntadi. The author takes a case study of Narrative Strategy and Theatrical Creativity of Images and Symbols in the Wayang Kulit Play "Sayembara Sita" by Ki Cahyo Kuntadi (Indonesia) and Pak Nasir Yussof (Malaysia), to find out how the images and symbols of the character Sita are packaged through a narrative strategy that has elements of characterization, a series of scenes, as well as place, time and social settings. In addition to the narrative strategy developed by the puppeteer, theatrical creativity also determines how images and symbols can be seen in a puppet performance work, some of which elements include speech work, music work, puppet movements, and the classification of puppet characters in Surakarta style wayang kulit purwa and Malay Kelantan puppets. to examine this, the author uses descriptive qualitative methods, and cultural / literary comparisons, as well as conducting interviews with various sources to strengthen information related to the issues to be raised in this paper."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Saputro
"Tesis ini merupakan kajian interdisipliner studi cerita (naratologi) dan studi ingatan budaya terhadap novel Merajut Harkat (2010) karangan Putu Oka Sukanta. Argumentasi utama tesis ini adalah ingatan peristiwa 1965/1966 mengenai pemenjaraan para tahanan politik yang dituduh sebagai pengkhianat dan komunis serta mengalami berbagai perendahan martabat kemanusiaan di penjara. Berdasarkan teori situasi narasi Franz Karl Stanzel, cerita pada Merajut Harkat menggunakan situasi first person narrative dan authorial narrative sebagai strategi penceritaan yang mengarahkan pembacaan pada pemahaman terhadap narasi personal "aku" Mawa sebagai persona yang hadir, mengalami, dan menceritakan peristiwa. Dalam studi ingatan, hal itu berhubungan dengan "aku" yang mengingat, dan "aku" yang merekonstruksi ingatan personalnya sebagai tahanan politik. Peristiwa 1965/1966 yang didasarkan pada ingatan personal tersebut mengarahkan empati pembaca pada subjek-subjek yang dianggap sebagai pengkhianat agar dapat dipahami dan diterima untuk masuk kembali menjadi bagian dari Indonesia sebagai bangsa.

This thesis is an interdisciplinary study of the narratologi and the cultural memory studies of the novel entitled Merajut Harkat (2010) written by Putu Oka Sukanta. The main argument of this thesis is the recollection of 1965/1966 events regarding the imprisonment of political prisoners who were accused of being traitors and communists who have a variety of degrading human dignity in prison. Based on Franz Karl Stanzel's theory of narrative situations, the story of Merajut Harkat uses the first person and authorial narrative situations as narrative strategies in directing the reading to the understanding of the personal narration "I", Mawa is the personage who presents, experiences, and tells the events. In memorial study, it relates to the "remembering "I" and "I" who reconstructs his personal memories as a political prisoner. The events of 1965/1966 which are described under personal memory direct the reader empathetic feeling for the subjects who are considered as traitors in order to be understood and accepted and to be back as the part of Indonesia as a nation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30484
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library