Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Gusti Ayu Shinta Dewi Prameswari
Abstrak :
Jumlah anak yang didiagnosis dengan Gangguan Spektrum Autisme (GSA) semakin meningkat setiap tahunnya. GSA merupakan suatu gangguan perkembangan yang ditandai dengan adanya gangguan yang bertahan dalam komunikasi dan interaksi sosial, serta munculnya pola tingkah laku, minat, serta aktivitas yang berulang. Menjadi orang tua dari anak dengan Spektrum Autisme (SA) menyajikan tantangan tersendiri. Meski bukan pengasuh utama, ayah juga turut terlibat dalam pengasuhan dan menghadapi berbagai tantangan yang dapat membuat mereka mengalami stres. Namun demikian, penelitian mengenai stres pada ayah yang memiliki anak dengan SA masih terbatas. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk memeroleh gambaran yang mendalam mengenai stres pengasuhan ayah yang memiliki anak dengan SA. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan wawancara semi terstruktur dan observasi terhadap 4 orang ayah yang memiliki anak laki-laki dengan SA yang berusia remaja hingga dewasa muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para ayah mengalami stres yang bersumber dari berbagai tantangan yang muncul pada tiap tahapan perkembangan anak mereka. Salah satu sumber stres yang sering disebut adalah finansial. Penerimaan terhadap kondisi anak dan cara yang digunakan dalam menangani stres sangat memengaruhi tingkat stres yang dirasakan oleh ayah. Melalui pengalaman mereka mengasuh anak dengan SA, para ayah juga mengalami berbagai perubahan positif dalam hidupnya.
The number of children diagnosed with Autism Spectrum Disorder (ASD) is increasing every year. ASD is a developmental disorder characterized by persistent deficits in communication and social interaction, and the emergence of repetitive behavioral patterns, interests, and activities. Being a parent of children with Autism Spectrum (AS) presents its own challenges. Although not the primary caregiver, fathers are also involved in parenting and facing various challenges that can make them experience stress. However, research on stress in fathers who have children with AS is still limited. For this reason, this study was carried out to obtain an overview of parenting stress of fathers who have children with AS. This research was conducted with a qualitative method using semi-structured interviews and observations of 4 fathers who have teenager to young adult boys with AS. The results of the study showed that fathers experienced stress resulting from various challenges that arose at each stage of their childs development. One of the most commonly mentioned stressor is financial. Acceptance of the childs condition and the coping strategy used to deal with stressor greatly influences the level of stress felt by the father. Through their experience in raising children with AS, fathers also experienced positive changes in their life.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Larasati
Abstrak :
Pengasuhan terhadap anak dengan ASD bukan suatu hal yang mudah dan seringkali dapat membuat tingkat stres yang tinggi pada orang tua (Shattnawi dkk., 2020; Bonis, 2016). Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan stres yang baik salah satunya dengan melakukan pemecahan masalah secara bersama dengan pasangan atau disebut common dyadic coping. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara penggunaan strategi common dyadic coping dengan stres pengasuhan pada orang tua yang memiliki anak dengan Autistic Spectrum Disorder. Penelitian dilakukan pada 94 partisipan orang tua yang memiliki anak dengan Autistic Spectrum Disorder. Alat ukur yang digunakan berupa Dyadic Coping Inventory (DCI) dan Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang negatif antara penerapan strategi common dyadic coping dengan stres pengasuhan pada orang tua yang memiliki anak dengan Autistic Spectrum Disorder (r = -0,291, n = 82, r2 = 0,0846). Penelitian ini dapat menjadi implikasi pada bidang psikologi dalam psikoedukasi terkait dengan common dyadic coping dan stress pengasuhan. ......Taking care of children with Autistic Spectrum Disorder can be quite challenging, often leading to high levels of stress in parents (Shattnawi et al., 2020; Bonis, 2016). Therefore, an effective stress management in parents is essential, such as engaging in joint problem-solving with a partner, which is referred to as common dyadic coping. This study aims to examine the relationship between the use of common dyadic coping strategies and parenting stress in parents who have children with Autistic Spectrum Disorder. The study was conducted on 94 parents who had children with Autistic Spectrum Disorder. Dyadic Coping Inventory (DCI) and Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF) are used to measure common dyadic coping and parenting stress in parents. The results showed that there was a negative relationship between the implementation of common dyadic coping strategies and parenting stress in parents who have children with Autistic Spectrum Disorder (r = -0.291, n = 82, r2 = 0.0846). This research can be implication in the field of psychology related to common dyadic coping and parenting stress.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Affi Fatunnisa
Abstrak :
1000 hari pertama kehidupan anak merupakan masa dimana tumbuh kembang berjalan sangat optimal. Sehingga peran orang tua sebagai pembimbing anak saat tumbuh kembangnya sejak kecil sangatlah penting. Orang tua harus dapat menjalankan perannya dengan sadar untuk memenuhi dan menyeimbangkan pengasuhan yang kadang dapat mewujudkan stres pengasuhan pada mereka. Oleh karena itu, penting untuk tepat menilai stres pengasuhan yang merupakan hambatan perkembangan kesehatan anak. Instrumen Parenting Stress Index diperlukan untuk mengidentifikasi stres pengasuhan orang tua dengan anak usia 6-23 bulan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah instrumen PSI merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Penelitian deskriptif dilakukan pada 200 responden dengan pengambilan data secara online dengan pendekatan cross sectional dan teknik purposive sampling. Uji validitas menunjukkan 19 butir item valid. Uji reliabilitas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,605 yang menunjukan instrument reliabel untuk digunakan. Sehingga instrument PSI dapat digunakan untuk mengidentifikasi stres pengasuhan orang tua pada anak usia 6-23 bulan. ......The first 1000 days of a child's life are a period of optimal growth and development. So that the role of parents as a guide for children when growing and developing since childhood is crucial. Parents must be able to carry out their role intentionally to fulfill and balance parenting which can sometimes manifest parenting stress on them. Therefore, it is important to properly assess parenting stress which is a developmental obstacle to a child's health. The Parenting Stress Index instrument is required to identify the stress of parenting with children aged 6-23 months. The purpose of the study was to determine whether the PSI instrument was valid and reliable. Descriptive research was conducted on 200 respondents with online data collection with a cross-sectional approach and purposive sampling technique. The validity test showed that 19 items were valid. The reliability test reveals the Cronbach's Alpha value of 0.605 which implies a reliable instrument to use. So the PSI instrument can be used to identify parenting stress in children aged 6-23 months.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Devina
Abstrak :
Kompetensi sosial merupakan tugas perkembangan yang krusial serta perlu untuk dioptimalkan bagi anak usia prasekolah karena pada rentang usia ini terjadi peningkatan kompleksitas dan variasi interaksi sosial. Penelitian sebelumnya sudah menemukan bahwa stres pengasuhan dan perilaku pengasuhan orangtua secara signifikan memengaruhi perkembangan kompetensi sosial anak usia prasekolah. Hanya saja, mekanisme hubungan antara stres pengasuhan, perilaku pengasuhan orangtua, dan perkembangan kompetensi sosial anak belum banyak diteliti. Penelitian kali ini bertujuan untuk mempelajari peran autonomy support Ibu sebagai mediator dalam hubungan antara stres pengasuhan dan kompetensi sosial anak prasekolah. Metode convenience sampling digunakan untuk merekrut partisipan. Terdapat 56 anak usia 48-72 bulan beserta Ibunya yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Autonomy support Ibu diobservasi melalui kegiatan interaksi bersama anak dalam mengerjakan puzzle. Kompetensi sosial anak diukur dengan kuesioner Preschool and Kindergarten Behavior Scale – Skala A yang diisi oleh orangtua, sedangkan stres pengasuhan diukur dengan kuesioner Parental Stress Scale. Hasil menunjukkan bahwa autonomy support memediasi penuh hubungan stres pengasuhan dan kompetensi sosial anak usia prasekolah. Penelitian ini memperluas temuan sebelumnya tentang pengaruh tidak langsung stres orang tua terhadap kompetensi sosial anak prasekolah yang dimediasi oleh perilaku pengasuhan autonomy support. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi profesional untuk mengembangkan program intervensi yang berfokus pada peningkatan kemampuan Ibu untuk mengelola stres pengasuhan serta peningkatan keterampilan pengasuhan autonomy support. ......Social competence is a crucial developmental task for preschool children that needs to be optimized due to the increasing complexity and variety of the social interactions. Research has revealed the significance of parental stress and parenting behavior in influencing the development of social competence during the preschool period. Nonetheless, the mechanism of relationship between parental stress, parenting behavior, and child's social competence development has not been well explored. Furthermore, limited studies have investigated the mediating role of mother’s parenting practice in the relationship between parental stress and child's social competence. This research aims to explore the role of mother’s autonomy support as one of parenting behavior as a mediator in the relationship of parental stress and preschool child's social competence. Children aged 48-72 months old (N = 56) and their mothers participated in the current study. Children's social competence and parents' level of parental stress were measured through two different parent-report questionnaires, Preschool and Kindergarten Behavior Scale – Skala A dan Parental Stress Scale. Mother’s autonomy support was observed during the dyadic interaction between the mother and the child in the context of structured play. Data collection and observations are conducted online. Results indicate that mother’s autonomy support fully mediates the relationship of parental stress and preschool children's social competence. This research extends previous studies about the indirect effect of parental stress on preschool children's social competence mediated by parenting behavior in a pandemic condition. The results of this study can become a basis for professionals to develop program interventions that focus on increasing mothers' ability to manage parenting stress and increase the level of autonomy support.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Arimukti
Abstrak :
Individu dapat mengalami stres pengasuhan yang berasal dari peran yang diembannya sebagai orangtua. Stres pengasuhan diketahui mencapai puncaknya saat orangtua mengasuh anak toddler (12-36 bulan). Sementara itu, religiusitas diketahui merupakan salah satu hal yang dapat membantu individu mengelola stres. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas Islam dan stres pengasuhan pada orangtua dari toddler. Variabel religiusitas Islam diukur dengan menggunakan The Revised Muslim Religiosity-Personality Inventory (R-MRPI) dan variabel stres pengasuhan diukur dengan menggunakan Parenting Stress Index - Short Form (PSI-SF). Penelitian ini melibatkan 107 partisipan yang merupakan pria atau wanita beragama Islam yang memiliki anak toddler. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Religiusitas Islam dan Stres Pengasuhan. Lebih spesifik, hubungan diantara kedua variabel tersebut merupakan hubungan negatif (r = - 0.365, n = 107, p< 0.05, two tailed). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi religiusitas individu maka semakin rendah stres pengasuhan yang dialaminya. ...... Individu can experience parenting stress which comes from her/his role as parent. Parenting stress known will be culminated when parents bring up a toddler (12-36 months). Meanwhile, religiosity can help individu to manage stress. So, the purpose of this study is to examine the relationship between Islamic religiosity and parenting stress of parents with toddler. Islamic religiosity measured with The Revised Muslim Religiosity-Personality Inventory (R-MRPI) and Parenting Stress measured with Parenting Stress Index- Short Form (PSI-SF). 107 Muslim Parents with toddler were participated in this study. Result from this study show that there is significant correlation of Islamic religiosity and Parenting Stress. Specifically, the correlation from both variable is negative (r = - 0.365, n = 107, p< 0.05, two tailed). This finding suggest that individu who have higher Islamic religiosity will have lower parenting stress.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Anggreyani
Abstrak :
ABSTRAK
Merawat anak berkebutuhan khusus lebih kompleks dari pada anak normal, sehingga orang tua lebih rentan terhadap stres dan membutuhkan dukungan sosial dari keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan stres pola asuh pada orang tua anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik cross-sectional yang melibatkan 85 orang tua siswa di Sekolah Luar Biasa Kota Depok melalui metode purposive sampling dengan pendekatan convenience sampling. Pengukuran dukungan sosial keluarga menggunakan kuesioner Dukungan Sosial Keluarga yang dimodifikasi, sedangkan untuk variabel stres parenting menggunakan kuesioner standar Parental Stress Scale (PSS). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan stres pengasuhan, yaitu jika semakin tinggi dukungan sosial keluarga maka semakin rendah stres pengasuhan yang dialami oleh orang tua (r = -0,419; p <0,0001; CI 95% ). Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi dan konseling kepada orang tua mengenai tumbuh kembang anak, serta masalah yang mungkin timbul selama menjadi parenting dan strategi efektif bagi orang tua untuk mengatasi stres.
ABSTRACT
Caring for children with special needs is more complex than normal children, so that parents are more vulnerable to stress and need social support from family. This study aims to determine the relationship between family social support and parenting stress in parents of children with special needs. This study used a cross-sectional analytic descriptive study design involving 85 parents of students at the Depok City Special School through a purposive sampling method with a convenience sampling approach. Measurement of family social support used a modified Family Social Support questionnaire, while for parenting stress variables used the standard Parental Stress Scale (PSS) questionnaire. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between family social support and parenting stress, namely if the higher the family social support, the lower the parenting stress experienced by parents (r = -0.419; p <0.0001; 95% CI). This study recommends providing education and counseling to parents regarding children's growth and development, as well as problems that may arise during parenting and effective strategies for parents to deal with stress.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Azzahra Putri
Abstrak :
Orang tua dari anak dengan ASD mengalami stres pengasuhan yang lebih tinggi daripada anak tanpa ASD. Jika tidak diatasi dengan baik, maka stres pengasuhan bisa berdampak bagi penurunan kualitas pengasuhan, serta berkaitan dengan hubungan pasangan. Oleh karena itu, diperlukan strategi coping untuk menghadapi stres pengasuhan pada orang tua dari anak dengan ASD. Dyadic coping dapat digunakan untuk menghadapi stres pengasuhan dalam mengasuh anak dengan ASD. Dyadic coping terdiri dari positive dan negative dyadic coping. Positive dyadic coping terdiri dari supportive, delegated, dan common dyadic coping. Peneliti berfokus pada supportive dyadic coping karena menampilkan dukungan yang diberikan dan didapatkan pasangan dalam menghadapi stres pengasuhan. Tujuan penelitian adalah melihat hubungan antara supportive dyadic coping dan stres pengasuhan pada orang tua dengan anak ASD. Partisipan penelitian berjumlah 82 ayah atau ibu dari anak dengan ASD di Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah subskala supportive dyadic coping (by partner dan by self) dari Dyadic Coping Inventory (DCI) dan Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF). Hasil penelitian menampilkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara supportive dyadic coping dan stres pengasuhan pada orang tua dengan anak ASD (r=-.261, N=82, p<.01, one-tailed). Artinya, semakin tinggi supportive dyadic coping, maka semakin rendah stres pengasuhan orang tua dengan anak ASD. ...... Parents of ASD children experience higher parenting stress than those without ASD children. If it doesn't dealt properly, there is a chance that parenting stress has an impact on the quality of parenting and couple's relationship. Therefore, coping strategies are needed to deal with parenting stress for parents of ASD children. Dyadic coping can be used to deal with parenting stress in rearing ASD children. Dyadic coping consists of positive and negative dyadic coping. Positive dyadic coping consists of supportive, delegated, and common dyadic coping. This study focused on supportive dyadic coping because it displays the support by self and partner in dealing with parenting stress. The purpose of this study was to assess the relationship between supportive dyadic coping and parenting stress in parents of ASD children. There are 82 fathers or mothers of ASD children in Indonesia that participated in this study. The measurement tools used in this study were the supportive dyadic coping subscales (by partner and by self) of the Dyadic Coping Inventory (DCI) and the Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF). The results showed that there was a significant negative relationship between supportive dyadic coping and parenting stress in parents of ASD children (r=-.261, N=82, p<.01, one-tailed). That is, the higher the supportive dyadic coping, the lower the parenting stress of parents of ASD children.
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhani Dea Asy-Syifa
Abstrak :
Perempuan yang menjadi ibu sekaligus pekerja merupakan salah satu subjek yang paling terdampak dari perubahan aktivitas kerja selama pandemi COVID-19. Kemampuan resiliensi berperan penting untuk menghadapi situasi sulit, sehingga resiliensi menjadi salah satu faktor individu ibu bekerja untuk tidak mengalami dampak psikologis berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lebih lanjut gambaran tingkat resiliensi dan stres pengasuhan serta hubungan antara resiliensi dengan stres pengasuhan pada ibu yang bekerja selama pandemi COVID- 19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian studi korelasi. Sebanyak 296 ibu bekerja terlibat pada penelitian ini dan dikumpulkan melalui teknik convenience sampling. Hasil analisis univariat menemukan bahwa lebih dari sebagian ibu bekerja memiliki tingkat resiliensi tinggi (53.7%) dan sebagian besar memiliki tingkat stres pengasuhan rata-rata (66.5%) selama pandemi COVID-19. Analisis bivariat dengan uji chi-square dilakukan untuk menganalisis hubungan antara resiliensi dan stres pengasuhan dan hasil yang dapatkan nilai p value=0.001 sehingga terdapat hubungan antara resiliensi dengan stres pengasuhan pada ibu yang bekerja selama pandemi COVID-19. Resiliensi yang tinggi perlu dipertahankan, salah satu upayanya dengan promosi kesehatan mental agar dapat menurunkan kondisi stres yang dialami ibu bekerja. ......Women who become mothers and workers are one of the subjects most affected by changes in work activities during the COVID-19 pandemic. Resilience ability plays an important role in dealing with difficult situations, so resilience is one of the individual factors for working mothers to not experience ongoing psychological impacts. This study aims to further identify the level of resilience and parenting stress and the relationship between resilience and parenting stress in working mothers during the COVID-19 pandemic. This research uses quantitative research methods with a correlation study research design. A total of 296 working mothers were involved in this study and were collected through convenience sampling technique. The results of the univariate analysis found that most of the working mothers had a high level of resilience (53.7%) and an average level of parenting stress (66.5%) during the COVID-19 pandemic. Bivariate analysis with chi-square test was conducted to analyze the relationship between resilience and parenting stress and the results obtained p value = 0.001 so that there is a relationship between resilience and parenting stress in working mothers during the COVID-19 pandemic. High resilience needs to be maintained, one of the efforts is by promoting mental health in order to reduce the stress conditions experienced by working mothers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Thalita Margriet M
Abstrak :
Sejak adanya pembatasan aktivitas di luar rumah akibat masuknya virus corona ke Indonesia, aktivitas bekerja dan bersekolah harus mengalami perubahan dari luring menjadi daring. Bekerja secara remote menjadi cara yang digunakan banyak perusahaan dalam upaya penyesuaian di tengah kondisi pandemi. Ibu yang bekerja selama pandemi akhirnya harus menginjakkan kaki mereka di banyak peran dan harus menggantikan peran guru bagi anak-anaknya di rumah. Menggunakan uji korelasi pearson product moment, ditemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara stres pengasuhan dan kebahagiaan pada ibu yang bekerja dari rumah di masa pandemi. Hal ini berarti semakin tinggi stres yang dialami oleh ibu menyebabkan penurunan kebahagiaan yang dirasakan. ......Since the outdoor activities restrictions due to the Corona virus in Indonesia, work and school activities are experiencing changes from offline to online. Working remotely is becoming a new method that is used by many companies in an effort to adjust to the pandemic situation. Mothers who worked during the pandemic had to set foot in many roles and have to replace the role as teacher for their children at home. By using the pearson product moment correlation test, it was found that there was stress experienced by the parenting process that was related to happiness in mothers who worked from home during the pandemic. This means, that the higher the stress experienced by the mother causes a decrease in the happiness felt.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Kusuma Dewi
Abstrak :
Keluarga militer cenderung memiliki budaya khas yang berbeda dari keluarga pada umumnya. Budaya tersebut mencakup praktik pengasuhan bergaya militer, stres finansial, frekuensi perpindahan tempat tinggal yang tinggi (relokasi) dan perpisahan dengan pasangan akibat tugas dinas jarak jauh (deployment). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa budaya tersebut dapat memunculkan tantangan-tantangan yang dapat meningkatkan kerentanan stres pengasuhan pada istri anggota militer. Di samping itu, tugas pengasuhan anak usia sekolah dasar dapat menjadi tantangan tambahan yang dapat memicu stres pengasuhan pada istri anggota militer. Sehubungan dengan hal tersebut, sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa praktik mindful parenting berhubungan dengan penurunan tingkat stres pengasuhan pada ibu dari berbagai latar belakang sosial. Selanjutnya, partisipan (n=135) diuji menggunakan Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale untuk mengukur mindful parenting dan The Parenting Stress Index – Short Form untuk mengukur tingkat stres pengasuhan. Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitain korelasional dengan jumlah sampel 135. Selanjutnya, uji korelasi menunjukkan adanya hubungan negatif antara mindful parenting dan stres pengasuhan. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi keterampilan mindful parenting maka semakin rendah tingkat stres pengasuhan. Hasil menunjukkan terdapat korelasi negatif antara kedua variabel, maupun dengan dimensi-dimensi mindful parenting. ......Military families tend to have a distinctive culture which different from other families. This culture includes military-style parenting practices, financial stress, high frequency of relocation and separation from spouse due to long-distance service assignments (deployment). A number of studies have shown that this culture can present challenges which can increase the vulnerability to parenting stress in mothers from military families. In addition, the task of caring for school age children which can be an additional challenge that can trigger parenting stress for mothers from military families. In this regard, a number of studies have shown that mindful parenting practices are associated with reduced levels of parenting stress in mothers from various social backgrounds. Thus, this study wanted to examine the relationship between mindful parenting and parenting stress on mothers from military families with school age children (6 to 12 years). Furthermore, participants (n=135) were tested using the Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale to measure mindful parenting capacity and The Parenting Stress Index – Short Form to measure the level of parenting stress. Trough convencience sampling technicque, participants with an age range of 24 until 55 years (M = 39, SD = 6,2). The correlation test showed a negative correlation between mindful parenting and parenting stress. This result indicates that the higher the mindful parenting skill, the lower the level of parenting stress.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>