Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmawan
"Telah dilakukan pene1itinuntuk mempelajari pengaruh
radiasi gamma pada sifat kimidan fisika serbuk Neomycin
su1fat dan Streptomycin sulfat dengan 'dosis radiasi 0, 10
20 dan 30 kGy dan penyimpanan2sampai 12 minggu.
Perubahan sifat kimia yang terjadi diamati dengan kró-.
matografi cairan-cairan tekann tinggi, sedangkan perubahan
sifat fisika diamati dengan spektroskopi resonansi spin
elektron.
Hasil pehguisn nenunjuk1an bahwa dosis radiasi dan
penyimpanan memberikan pengaruh yang bermakna ( p(O,Ol )
pada konsentrasiNeomycin sulfat. Pada Streptomycin sulfat,
dosis radiasi memberikan pengaruh yang bermakna ( p .(O,01 ),
sedangkan penyimpanan tidak memberikan pengaruh yang bermakna.
Dosis radiasi 10, 20 dan: 30 kGy menimbulkari radikal bebas
dengan konsentrasi masing.-masing 315,8 x 1o17 ; 375,3 X
1017 dan 500,6 x 1017 spin/g üntuk Neomycin sulfat dan
150 1 2X 1015 ; 182,5 x 1015 dan 205,5 x io spin/g untuk
streptomycin sulfat. Penyirnpanan menyebabkan penurunan konsentrasi
radikal bebas Neomycin sulfat den Streptomycin
sulfat mengikuti persamaan eksponensial.

The effects of gamma radiation on'•che
:•:? \
f_ J) \
•L
•.' 'T /
p1fsical
characteristic's of Neomycin sulphate and Streptomycin sulphate
powder with radiation doses of 0., 10 9 20 and 30 kGy
and storage periods of 2 to 12 weeks were isvestigated.
The chemical change was observed by high pressure liquid
chromatography, while physical change by electron spin
resonance spectroscopy.
The results of the test showed that radiation doses
gave significant effect ( p( 0,01 ) on Neomycin sulphate
concentration. For Streptomycin sulphate, radiation doses
gave significant effect ( p4(0 9 01 ), but storage periods
gave no significant effect.
Radiation doses of 10, 20 and 30 kGy produced free radicals
concentration of 315 9 8 X 1017 ; 3753 X 10 17 and
500 2 5 X 1017 spin/g for Neomycin sulphate respectively and
150 9 2 X 10 ; 182,5 X 1015 and 205,5 X spin/g for
Streptomycin sulphate. Storage periods caused the decrease
of Neomycin sulphate and Streptomycin sulphate free radicals
concentration following exponential equation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Nastiti Suryandari
"Hingga sekarang ini metode analisis kuantitatif sulfat yang telah ada cukup banyak, contohnya adalah metode graviraetri, voluraetri dan instrumen. Tetapi metodemetode tersebut sulit dilakukan dan raemberikan basil analisis yang kurang baik, terutamabila digunakan untuk menganalisis senyawagaram sulfat didalam sediaan farmasi. Selain itu metode-metode tersebut ditujukan untuk analisis dalam skalamakro. Penelitian ini dilakukan untuk mencari kondisi optimal analisis kuantitatif sulfat secara spektrofotometri sinar tampak dalam skala mikro dan menerapkan kondisi optimal tersebut pada analisis beberapa senyawa garam sulfat Dalam penelitian ini ditetapkan kondisi optimal analisis dengan parameter waktu pembentukan wama, komposisi pelarut, pH larutan, kestabilan kompleks, dan konsentrasi ion barium dan larutan torin 0,2% b/v yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kondisi optimal analisis yang dapatdi' gunakan untuk analisis sulfat secara kuantitatif adalah waktu pembentukan wama pada menit ke 30 sampai 40, komposisi pelarut air-etanol dengan perbandingan 40:60; 30:70; 20:80, pH larutan antara 4,0 sampai 5,0 , konsentrasi maksimum ion barium sisasebesar 39,6786.10'^ mek/2S mL (12 ppm ion barium) dengan 1,5 mL larutan torin 0,2% b/v dan konsentrasi ion sulfat antara 0,0000 sampai 49,974.10^ mek/25 mL (0-10 ppm ion sulfat). Analisis yang dilakukan terhadap senyawagaram sulfat didalam percobaan ini umumnya memberikan hasil analisis yang cukup baik dengan kesalahan analisis berkisar antara -5,551% sampai 0,400%.

At this moment, there were some methods of sulfate analysis such as by gravimetri, volumetri and instrument But these methods were difficult to do and did not gave good enough result, especially when applied to analyze some sulfate salt compounds in pharmacy preparatioa Besides these methods were applied to analyze in macro scales. Hiese research's aim was to find an optimal sulfate analysis condition quantatively by visible spectrofotometiy in a micro scale and apply these result to analyze so me sulfate salt coumponds. In this research, it was determined optimal analysis condi tion with parameter of time developing color, solvent Composition, pH of solutions, a complex stability and barium ions - thorin solution 0,2% w/v concentration. The optimal analysis condition were time developing color of minutes 30- 40; water-ethanol compositions of 40:60; 30:70; 20:80; pHof solution between 4,0 - 5,0 ; maximum excess barium ions concentration 39.6786 x 10"^ meq/25 mL (12 ppm barium ions) with 1,5 ml 0,2% w/v thorin solution and sulfate ions concen tration of 0.0000 - 49.9740 x 10"^ meq/25 mL (0-10 ppm sulfate ions). Analysis of sulfate salt compounds in this research gave good enough results with estimation from -5,551% until 0,400%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Zamzam
1992
S29874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siahaan, Baha
"Selain diperoleh dari buah vanilla dengan cara isolasi, vanili juga dapat
diperoleh dengan cara sintesis. Salah satu bahan dasar dalam sintesis vanili adalah
guaiakol yang merupakan komponen utama dari tumbuhan Guaiacum spp.
Pada prinsipnya sintesis vanili dari guaiakol melalui penataan ulang Fries
dilakukan dalam empat tahapan reaksi. Tahapan pertafna adalah asetilasi guaiakol
membentuk guaiakol asetat. Tahapan kedua reaksi penatan ulang Fries guaiakol
asetat membentuk apocynin. Tahapan ketiga adalah reaksi oksidasi apocynin
membentuk asam vaniloil format. Tahapan keempat adalah reaksi dekarboksilasi
asam vaniloil format menjadi vanili.
Penelitian ini bertujuan rnituk mensiiitesis vanili dari guaiakol melalui reaksi
penataan ulang Fries serta mempelajari dan mengamati reaksi yang terjadi dalam sintesis tersebut. Reaksi asetilasi menggunakan anhidrida asetat yahg dikatalis oleh
asam sulfat. Pada tahapan reaksi penataan ulang Fries menggunakan AICI3 anhidrat.
Pada tahapan oksidasi menggunakan nitrobenzena dalam suasana basa. Sedangkan
pada tahapan oksidasi menggunakan A'", dimetil -p- toluidin.
Produk reaksi asetilasi dari guaiakol yaitu adalah 96,98% guaiakol asetat.
Produk reaksi penataan ulang Fries guaiakol asetat adalah 46,98 % apocynin. Produk
oksidasi apocynin menghasilkan 80,05 % asam vaniloil format. Sedangkan produk
vanili yang dihasilkan dari reaksi dekarboksilasi asam vaniloil format adalah 91,84 %
atau 33,49 % dari substrat awal guaiakol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T40273
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1463
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiah Rachmatiah
"Dewasa mi gentamisin masih inerupakan obat yang penting
untuk mengatasi infeksi berat kuman gram negatif; Karena batas keamanan gentamisin sempit maka hal ml merupkrn masalah dalam penggunaannya. Telah dilakukan pengukuran kadar gentamisin dalam serum dari 16 orang penderita pasca bedah di Bagian Kebidanan 115CM. Setiap penderita disuntikkan 80 mg gen,tamisin secara intramuskuler setiap 12 jam,selama 5 hari.pengambilam--.saxpel'.'dila kukan pada saat sebeluzn d.isuntikkan,3- jam,1 jam, 13- jam,3jam.,
8 jam, 12 jam seteiah pemberian dan sesaat sebelum diberikan dosis
Penentuan kadar gentamisin dalam serum dilakukan dengan cara difusi agar menurut Sabath 1930 (26) ,yang telah
fikasi. Basil pengukuran yang diperoleb kemudian dicari kadar puncak dan dihiung waktu paruh gentamisin dalam serum, Dari penelitian ini didapatkan kadar puncak yang bervariasiantara 2,6 santpai 9,3 mcg/ml, ditemukan kadar subtera-
peutik pada 2 penderita, waktu paruh rata-rata 2,4 jam dengan variasi antara 1 1,6 sampai Li.,6 jam. Dengan cara dan dosis yang lazim digunakan saat mi di. Bagian Kebidanan RSCM tidak ada kecenderungan terjadi toksisitas a k i b a t kumulasi, tetapi pada sebagian penderita tampaknya kadar terapeutik tidak ter
capai.

Gentaniicin is still an important drug to overcome serious
infections due to gram-negative pathogens.The narrow mar
gin of safety of this drug raises proble!n in its therapeutic
uses.
Serum levels of gentanilcin were determined from 16 post
operativepatients in the Gynaecological Department of RSCM
Each patient was given intramuscular injection of 80 mg of
gentainicin every 12 hours for five days.Blood sampling was
done at the moment before injection and half, one, one and a
half, three, eight, twelve hours after administration and at
the moment before the last dose was given.
Gentaniicin level in the serum was determined using modi
fied agar diffusion assay according to Sabath 1980 (26).
From the result of the measurement the peak level was detected
and calculation of half-life inerum was done. Peak level between 2,6 and 9,3 mc/m1 were obtained from this studies in which two-patients.--showed subtherapeutic
levels.The mean of half-life was 2,4 hours ; range between
1,6 and 4,6 hours. It is concluded that this dose regimen does not likely to cause accumulation of drug. It may otherwise gives subtherapeut.ic levels.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Gumilar
"Air baku yang terdapat di alam tidak semuanya memenuhi persyaratan air bersih yang bisa digunakan sesuai dcugan persyaralan yang dilelapl-;an. Kcbululian akan air bersih bagi kehidupan manusia mendorong untuk diremukannya berbagai teknologi pengolahan air, Salah satunya adalah teknologi rnembran mikrofiltrasi.
Melodc unluk meningkalkan elbklifilas koagulasi dan kincrja membran mikrofiltrasi adalah deugau mellanlbalikali hahan hanlu koagulan (L`f1{J'{lfIff'(2'Hf ffffllv) dan penyesuaian pl-I air urnpan sesuai dengan kondisi kerja optimum koagulasi Pada penelitian ini koagulan yang digunakan adalah Aluminum sulfat (Al2(SO4)3_l8H;O) dan bahan bantu koagulan berupa zeolit alam Lampung, dengan variasi perbandingan closis tertentu.
Tujuan penelitian adalah untuk mcngetahui pengaruh penambahan zeolit dan kondisi pH air umpau terhadap efektifitas koagulasi menggunakan koagulan alum sulfat, serta menentukan perbandingan dosis alum:zeolit dan pH operasi optimum untuk proses koagulasi.
Efektiitas koagulasi cendenmg meningkat seiring dengan penambahan zeolit hingga mencapai perbandingan dosis alum : zeolit optimum (l:4). Sedangkan, kondisi pH air umpan mempengaruhi kondisi kerja optimlun koagulan Aluminum sulfat, sehingga akan mempengaruhi efektifitas koagulasi dan kinerja membran.
Dari hasil penelitian didapatkau bahwa untuk koagulan (A|;(SO4)3_l8H3O) dengan dosis 50 ppm, penambahan zeolit dengan perbandingan alum:zeolit sebesar l:4, meningkatkan efektiiitas koagulasi llingga mencapai 52 % unluk penyisihan (removal) TDS dan 48 % umuk penyisillan COD-nya.
Sedangkan untuk pengaruh pH umpan terhadap efektifitas koagulasi didapat bahwa pada pl-l 7 efektifitas koagulasi, menggunakan dosis alum-zeolit optimum, mencapai 50 % untuk penyisihan TDS dan 46 %lu\l11k penyisilian COD-nya_ Fluks permeat yang diperolcli sebesar 0,013 |n3f1n2:’ja1n_ Persentase penyisihan TDS dan COD dalam proses mikrofiltrasinya ialah 37 % dan 24 %.
Selain itu, penelitian ini juga melillal pengaruh zeolil terhadap penyisilian logam Ca dan Mg yang terdapat dalam air Lunpan. Unmk perbandingan dosis allun-zeolit optimum (l:4), persentase penyisilian logam Ca sebesar 7,5 % dan logam Mg sebesar 17 %"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
"ABSTRAK
Tulisan ini memuat hasil penelitian yang dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Indonesia tentang peranan mikrosilika sebagai aditif mineral dalam meningkatkan ketahanan beton, dalam hal ini beton mutu sedang, terhadap lingkungan agresif yang mengandung garam sulfat, dalam rangka usaha untuk lebih mendayagunakan beton sebagai bahan bangunan di bawah tanah, terutama sehubungan dengan banyaknya rencana pembangungan infrastuktur bawah tanah di Jakarta. Ternyata penambahan mikrosilika dalam dosis yang tepat pada campuran beton dapat meningkatkan ketahanan beton terhadap agresi garam sulfat, sebagaimana disampaikan dalam kesimpulan penelitian di bagian akhir tulisan ini."
Fakultas Teknik , 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>