Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sela Diah Kenanga
Abstrak :
Saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia April 2020, industri otomotif menjadi sektor yang mengalami penurunan paling signifikan dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal ini terjadi karena lemahnya permintaan mobil dan motor secara domestik dan luar negeri yang menyebabkan pemangkasan produksi. Dari kejadian ini, seluruh industri otomotif harus cepat beradaptasi dari disrupsi yang terjadi untuk mengembalikan keadaan secara normal pasca terjadinya disrupsi. Key Performance Indicator (KPI) dengan konteks Supply Chain Resilience (SCR) yang digunakan organisasi untuk mengontrol dan mengelola rencana target industri dapat menjadi salah satu tindakan preventif bagi industri ketika terjadi disrupsi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat KPI dengan konteks SCR agar indikator yang berhubungan dengan disrupsi dapat lebih diperhatikan sebagai tindakan jangka panjang. Penelitian ini menggunakan literatur review untuk mengumpulkan indikator, metode Content Validity Index (CVI) untuk validasi indikator yang dinilai oleh ahli, dan Dematel based ANP untuk mengetahui hubungan antar setiap indikator. Hasil dari CVI menunjukkan bahwa dari 11 Indikator dan 46 sub indikator SCR yang dikumpulkan, semua indikator dan 27 sub indikator SCR dinyatakan valid oleh 6 ahli di bidang otomotif dengan rata-rata nilai I-CVI 0.81. Dari keseluruhan indikator, indikator security merupakan indikator yang sangat mempengaruhi indikator lainnya sedangkan indikator risk management merupakan indikator yang paling mudah terpengaruh oleh indikator lainnya ......Since the Covid-19 pandemic entered Indonesia in April 2020, the automotive industry experienced the most significant decline compared to the other sectors. The downfall was due to weak demand for cars and motorcycles from the domestic and foreign market, leading to production cuts. This incident forced the entire automotive industry to adjust to returning to normal conditions after the disruption occurred as quickly as possible. There in need for Key Performance Indicators (KPI) for Supply Chain Resilience (SCR) to control and manage the company's target plans when a disruption occurs. This study aims to design KPI to assessing the indicators related to disruption as long-term measures. This study utilized literature review for collect the indicators, Content Validity Index (CVI) for validation of indicators that already assessed by ahli, and Dematel based ANP to know the relation between each indicator. CVI result showed from 11 indicators and 46 sub-indicators of SCR, all indicators and 27 sub-indicators were validated by six ahlis in the sector, with an average I-CVI value of 0.81. Of all the indicators, the security indicator is an indicator that greatly influences other indicators, while the risk management indicator is the indicator that is most easily affected by other indicators.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aufi Shabrina
Abstrak :

Globalisasi di era yang semakin maju tanpa adanya pembatasan pergerakan telah mendorong pergerakan barang. Perkembangan pergerakan barang mendorong pertumbuhan permintaan akan kegiatan jasa logistik. Di antara lapangan usaha yang berkembang di Indonesia, industri jasa logistik memiliki peluang pertumbuhan yang paling tinggi diantara lapangan usaha lainnya. Pada saat yang sama, perkembangan proses bisnis berpotensi berada dalam ketidakpastian dan meningkatkan risiko gangguan. Oleh karena itu, perusahaan industri jasa logistik memerlukan strategi rantai pasok yang tangguh untuk membantu perusahaan bertahan dari segala kemungkinan risiko yang dapat merugikan perusahaan. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan struktur strategi supply chain resilience yang relevan untuk industri jasa logistik di Indonesia. Data diambil dari tinjauan pustaka untuk mendapatkan daftar pendek awal dari strategi ketahanan rantai pasok yang ada. Kemudian strategi dinilai dan divalidasi oleh enam pakar logistik dari industri, asosiasi industri, dan akademisi. Selanjutnya, skor dianalisis menggunakan indeks validitas isi-item (I-CVI) dan statistik kappa (K) yang dimodifikasi. Dan bantuan dari metode Interpretive Structural Modelling (ISM) dana analisis MICMAC untuk menyusun strategi dalam bentuk struktural hierarki. Penelitian ini menghasilkan 16 strategi dari 3 dimensi, dan struktur strategi yang dapat digunakan oleh industri jasa logistik untuk mencapai sistem ketahanan rantai pasoknya. ......Globalization in an increasingly advanced era without any restrictions on movement has encouraged the movement of goods. The development of the movement of goods encourages growth in demand for logistics services activities. Among the growing business fields in Indonesia, the logistics services industry has the highest growth opportunity among other business fields. At the same time, developments in business processes have the potential to be in a state of uncertainty and increase the risk of disruption. Hence, logistics service industry companies need a resilient supply chain strategy to help companies survive all possible risks that can harm the company. This study aims to develop a relevant supply chain resilience strategy for the logistics services industry in Indonesia. The data is taken from the literature review to obtain an initial shortlist of existing supply chain resilience strategies. Then strategies were assessed and validated by six logistic experts from industry, industry associations, and academic. Next, the scores were analyzed using the item-content validity index (I-CVI) and the modified kappa (K) statistic. And an approach of Interpretive Structural Modelling (ISM) method and MICMAC analysis to develop strategies in a hierarchical structural form. This research resulted in 16 strategies from 3 dimensions, and the strategic structure that can be used by the logistics services industry to achieve its supply chain resilience system.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Nabilla Supit
Abstrak :
Fungsi rantai pasokan telah memungkinkan perusahaan barang konsumsi yang bergerak cepat atau fast-moving consumer goods (FMCG) untuk mencapai keunggulan kompetitif. Namun, gangguan geopolitik telah memperkenalkan tantangan signifikan terhadap rantai pasokan mereka. Meskipun studi telah menunjukkan minat untuk relokasi ke Asia Tenggara guna meningkatkan ketahanan rantai pasokan atau Supply Chain Resilience (SCR), hanya ada sedikit fokus pada langkah-langkah spesifik yang harus diadopsi industri FMCG selama relokasi tersebut. Studi ini mengisi kesenjangan tersebut dengan melakukan analisis induktif dari lima wawancara mendalam dengan profesional rantai pasokan dari berbagai perusahaan FMCG. Hasil menunjukkan bahwa gangguan telah memaksa perusahaan FMCG untuk pindah ke Asia Tenggara, sehingga tidak hanya memulihkan tetapi juga meningkatkan posisi kompetitif mereka dan SCR mereka. Temuan utama diartikulasikan ke dalam tiga dimensi: dampak gangguan, keunggulan kompetitif relokasi ke Asia Tenggara, dan langkah-langkah yang diadopsi untuk meningkatkan SCR setelah relokasi. Penelitian ini memperluas literatur dengan menawarkan rekomendasi praktis untuk meningkatkan SCR di antara rantai pasokan FMCG. ......Supply chain functions have enabled fast-moving consumer goods (FMCG) companies to achieve competitive advantages. However, geopolitical disruptions have introduced significant challenges to their supply chains. Although studies have shown interest in relocating to Southeast Asia (SEA) to enhance supply chain resiliency (SCR), there has been minimal focus on the specific measures FMCG industries should adopt during such relocations. This study fills this gap by employing an inductive analysis of five in-depth interviews with supply chain professionals from diverse FMCG companies. Results indicate that disruptions have compelled FMCG firms to move to SEA, thereby not only restoring but also improving their competitive stance and SCR. Key findings are articulated into three dimensions: the impact of disruptions, the competitive advantage of relocation to SEA, and measures adopted to boost SCR post- relocation. This research extends the literature by offering practical recommendations for enhancing SCR among FMCG supply chains.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiery Widiandito Martokoesoemo
Abstrak :
Manajemen risiko mencakup proses sistematis untuk mengenali, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko dalam semua aktivitas perusahaan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi secara keseluruhan dalam upaya meningkatkan ketahanan rantai pasok. Dalam studi ini, metode House of Risk (HOR) diterapkan. Metode ini diadaptasi dari Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan model korelasi Quality Function Deployment (QFD). Penelitian ini difokuskan pada proses rantai pasokan gudang perakitan di PT XYZ. Analisis risiko pada HOR 1 dimulai dengan mengidentifikasi risiko melalui diskusi dengan para ahli dan tinjauan literatur, diikuti dengan penilaian tingkat keparahan kejadian risiko dan nilai kejadian agen risiko. Temuan dari HOR 1 mengidentifikasi 18 kejadian risiko dan 27 agen risiko. Dengan menggunakan analisis Pareto, 13 agen risiko prioritas telah diidentifikasi, dengan agen risiko tertinggi adalah ketidaksesuaian kualitas material dari pemasok, yang memiliki nilai ARP sebesar 3216. HOR 2 merumuskan 13 tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko prioritas ini. Pemrosesan data pada HOR 2 mengungkapkan bahwa terdapat tiga kelompok tindakan pencegahan yang harus diimplementasikan yaitu tiga kelompok tindakan pencegahannya yaitu menyusun dan melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP) yang komprehensif serta program pelatihan, mengevaluasi dan menerapkan sistem teknologi informasi terbaru, menerapkan Warehouse Management System (WMS) secara real-time. ......Risk management includes a systematic process for identifying, evaluating, and controlling risks in all company activities to enhance overall effectiveness and efficiency in efforts to improve supply chain resilience. In this study, the House of Risk (HOR) methodology is applied. This method is adapted from the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and the Quality Function Deployment (QFD) correlation model. The research is focused on the assembly warehouse supply chain process at PT XYZ. The risk analysis in HOR 1 begins with identifying risks through expert discussions and literature review, followed by an assessment of the severity of risk events and the occurrence values of risk agents. The findings from HOR 1 indicate 18 risk events and 27 risk agents. Using Pareto analysis, 13 priority risk agents were identified, with the top risk agent being the unsuitability of material quality from suppliers, which has an ARP value of 3216. HOR 2 outlines 13 preventive measures to mitigate these priority risks. Data processing at HOR 2 revealed three groups of preventive measures to be implemented: developing and implementing comprehensive SOPs and training programs, evaluating and adopting the latest information technology systems, and implementing a real-time Warehouse Management System (WMS).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meralda Abida Rinaldy
Abstrak :
Penelitian ini membahas peningkatan ketahanan atau resiliensi rantai pasokan dalam industri pelumas, dengan fokus pada pengembangan dan implementasi langkah-langkah mitigasi gangguan strategis. Memastikan kinerja yang kuat terhadap gangguan adalah hal yang terpenting bagi perusahaan untuk menjaga kontinuitas bisnis dan meminimalkan kerugian selama masa krisis. Studi ini menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR), sebuah kerangka kerja yang komprehensif untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas rantai pasokan melalui metrik proses yang terstandardisasi dan Importance Performance Analysis (IPA) untuk memetakan indikator kerja yang dipriotitaskan untuk diperbaiki. Data penelitian diambil saat pandemi COVID-19 bertujuan untuk mengukur kerentanan dalam rantai pasokan pelumas dan mengusulkan usulan strategi yang tepat untuk meningkatkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi selama gangguan/disrupsi. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai kinerja rantai pasok perusahaan pada saat terjadinya disrupsi sebesar 49,37% dimana difokuskan pada masalah pemenuhan permintaan pelanggan tidak tepat waktu, kurang efisiensinya pengelolaan material dan mesin, serta kurang adaptif dalam menghadapi permintaan pasar yang fluktuatif. Usulan strategi perbaikan diantara lain dengan implementasi advanced manufacturing seperti Asset Management Software (AMS) dan Manufacturing Execution System (MES), memakai metode peramalan dengan model TISM-MICMAC dan Machine Learning, serta penggabungan seluruh proses rantai pasok di dalam satu portal yang terintegrasi. ......This research addresses improving supply chain resilience in the lubricants industry, focusing on the development and implementation of strategic disruption mitigation measures. Ensuring robust performance against disruptions is paramount for companies to maintain business continuity and minimize losses during times of crisis. This study uses the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model, a comprehensive framework for evaluating and improving supply chain effectiveness through standardized process metrics and Importance Performance Analysis (IPA) to map work indicators that are prioritized for improvement. The research data was collected during the COVID-19 pandemic to measure vulnerabilities in the lubricant supply chain and propose appropriate strategies to improve resilience and adaptability during disruptions. The results of this study obtained a value of the company's supply chain performance at the time of disruption of 49.37% which focused on the problem of fulfilling customer requests not on time, less efficient management of materials and machinery, and less adaptive in dealing with fluctuating market demand. Proposed improvement strategies include the implementation of advanced manufacturing such as Asset Management Software (AMS) and Manufacturing Execution System (MES), using forecasting methods with TISM-MICMAC and Machine Learning models, and combining all supply chain processes in one integrated portal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library