Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haris Hakim
"ABSTRAK
Di dalam sistem tenaga listrik dikenal faktor rugi atau penyusutan dari
energi. Penyusutan ini dapat ditemukan di berbagai tempat pada jaringan tenaga
listik, mulai dari pembangkitan, transmisi sampai dengan jaringan distribusi
kepada konsumen. Sebagian besar susut ini terjadi pada jaringan distribusi. Hal ini
disebabkan karena pada jaringan distribusi, tegangan yang dipakai berada level
tegangan rendah dan menengah dimana arus yang mengalir juga menjadi besar
sehingga penyusutan bernilai besar. Faktor lain yang dapat mengakibatkan
terjadinya susut adalah perilaku pembebanan itu sendiri, dimana nilai susut
terbesar terjadi pada waktu beban puncak karena pada saat itu trafo bekerja pada
kondisi puncak dan arus yang mengalir pada jaringan bernilai besar. Dalam
penelitian ini didapatkan suatu hasil perhitungan dimana pada suatu kapasitas
sistem yang terpasang tetap, susut energi total terbesar terjadi pada komposisi
pelanggan bisnis B1100% yaitu setara dengan 5466 kWh (1.716% dari kapasitas
sistem). Nilai susut energi total terkecil terjadi pada komposisi 3 jenis beban
bisnis (B1 25%, B2 25%, B3 50%) yaitu setara dengan 2430 kWh (1.14% dari
kapasitas sistem). Untuk meminimalisir terjadinya susut ini yang mungkin
dilakukan adalah dengan menganalisa nilai susut teknis dan berusaha melakukan
pemindahan pemakaian listrik dari waku beban puncak ke luar waktu beban
puncak.

ABSTRACT
In electrical power system, there has known the factor of loss or shrinkage of
energy. This loss can be found in various places on the electrical power network,
from the generator, transmission, to the distribution network of electrical power to
the consumer. Most of the loss occurs in the distribution network. This happens
because in the distribution network, the voltage that being used is low voltage and
medium voltage in which current flow can rise so that the value of loss can
become greater. Other Factors that may lead to loss occurrence is the behavior of
the loading itself, when most of the loss happens when the load is reaching the
highest load because that is when the transformer works on peak condition, and
the current that flows on the network become greater. In this research, obtained a
result where at a fixed installed system capacity, the greatest energy losses occurs
on the 100% load from B1 business customer composition (energy mix) which is
the equivalent of 5466 kWh (5.360% of system capacity). The smallest energy
loss occurs when the composition (energy mix) of business load is 25% B1,
25%B2, and 50% B3 that is the equivalent of 2430 kWh (1.140% of system
capacity). To minimize the occurrence of this energy loss, what we may do is to
analyze the value of technical losses and attempt to transfer the consumption out
from peak load time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43897
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus R. Utomo
"ABSTRAK
Akhir tahun 1997 merupakan awal dari krisis ekonomi yang dipicu oleh krisis moneter di Indonesia. Akibat dari krisis ekonomi tersebut, konsumsi energi oleh masyarakat menurun, sehingga pemasok energi listrik, PT PLN (Persero), mengalami kelebihan daya (excess capacity). Sesuai dengan sifat alaminya, suplai yang berlehihan mengakibat terjadinya pemborosan, karena pola konsumsi dan pemakaian daya masyarakat tidak efisien. Berkaitan dengan kondisi tersebut, dalam periode 1997/1998 konsumsi energi listrik pada sistem distribusi PT PLN Distribusi Cabang Depok, menurun 1.36 %. Namun bebannya justru meningkat sebesnr 1.79 %. Faklor beban dengan sendirinya menurun sebesar 3.10 %. Sedangkan susut energi listrik meningkat secara dramatis. Susut energi pada jaringan meningkatan tinggi sekali hingga mencapai 48.26 %. Efisiensi sistem secara keseluruhan menurun 3.10 %. Akibat susut energi pada jaringan dalam periode tahun 1998, PT PLN Distribusi Cabang Depok, kehilangan peluang atau mengalami kerugaian senilai Rp. 5,487,197,858.372. Pola konsumsi energi dan pemakaian daya yang tak efisien memberikan dampak yang luas pada sistem, terutama menyebabkan terjadiya pemborosan dan kerugian yang besar."
2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Ramadhianto
"Di dalam suatu sistem tenaga listrik terdapat suatu faktor yang dinamakan faktor rugi rugi atau penyusutan dari energi. Penyusutan ini dapat ditemui di berbagai tempat pada jaringan tenaga listrik, mulai dari pembangkitan, transmisi, sampai dengan kepada distribusi kepada konsumen.
Terdapat dua jenis penyusutan pada sistem tenaga listrik, yaitu penyusutan teknis dan non-teknis. Penyusutan teknis adalah penyusutan yang terjadi sebagai akibat adanya impedansi pada peralatan pembangkitan maupun peralatan penyaluran dalam transmisi dan distribusi sehingga terdapat daya yang hilang. Penyusutan secara non teknis adalah susut yang disebabkan oleh kesalahan dalam pembacaan alat ukur, kesalahan kalibrasi di alat ukur, dan kesalahan akibat pemakaian yang tidak sah (pencurian) atau kesalahan kesalahan yang bersifat administratif lainnya.
Penyusutan daya tidak mungkin dihindari karena pada peralatan tidak mungkin memiliki tingkat efisiensi 100%, namun yang perlu mendapatkan perhatian adalah apakah penyusutan yang terjadi di dalam batas kewajaran. Sebagian besar penyusutan yang ada berada pada jaringan distribusi. Hal ini disebabkan karena pada jaringan distribusi, tegangan yang dipakai berada dalam rentang tegangan menengah dan tegangan rendah. Dimana untuk tegangan menengah dan tegangan rendah, arus yang mengalir pada jaringan nilainya besar untuk nilai daya yang sama, sehingga penyusutan energi juga akan besar.

On power ystem there is a factor known as losses factor of energy. These losses could be found in several places all over power network, from the power plant, transmission system, until the network end in distribution system.
Actually, there are two kinds of losses on power system network, which are technical losses and non-technica losses. Technical losses is losses that happen not only as an effect of impedance on power plant utilities,but also as an effect of impedance on equipment that used in transmission and distribution. In other side, the non-technical losses is a losses that caused by the mistake tha occurred when reading the measurement equipment, the mistake of equipment calibration, and a mistake that caused by illegal user or other administrative mistakes.
We can not avoid energy losses, because the equipment that we used can not possible have 100% efficiency, but there is one thng that should become our primary concern is the losses that occur are still in normal level or not. Mostly the energy losses happen on distribution network. Because on distribution network, the rate of voltage that being used is located in middle voltage and low voltage range. As we know, on middle voltage and low voltage, the amount of current that flow in the cable increasing for the same power. In the simple word, it will cause te energy losses bigger than before.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40523
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfan Yusuf Habibie
"Saluran distribusi primer merupakan bagian dari sistem transmisi tenaga listrik mulai dari gardu induk menuju ke gardu distribusi. Konsumsi energi listrik yang meningkat mengakibatkan pembebanan dalam penyulang semakin tinggi. Susut energi yang timbul dalam saluran distribusi primer dapat dianalisis dengan variasi pembebanan menggunakan jenis pelanggan yang berbeda. Analisis sistem distribusi primer dapat dilakukan dengan mengidentifikasi beberapa parameter seperti kapasitas trafo gardu distribusi, saluran penghantar, serta panjang saluran. Penyulang dikatakan mendekati ideal apabila memiliki nilai susut energi dan daya maksimum yang rendah. Susut energi berbanding terbalik dengan nilai efisiensi pada sistem. Standar deviasi juga dapat digunakan untuk menentukan nilai susut di dalam jaringan. Pada penyulang dengan satu jenis pelanggan nilai susut terendah yaitu sebesar 0.16 % pada pelanggan industri. Pada penyulang dengan dua jenis pelanggan yaitu variasi residensial dan industri dengan komposisi 30%:70% memiliki nilai susut terendah sebesar 0.16% dan untuk penyulang dengan tiga jenis pelanggan, nilai susut paling rendah yaitu 0.17% pada variasi beban merata.

Primary distribution line is part of electrical power transmission from the substation to the distribution substation. Increased electrical energy consumption results enlarge load in feeder. Energy losses built in primary distribution line can be analyzed with load variation that use different type of customers. Primary distribution system analysis can be done by identifying some parameters such as distribution transformer capacity, cable conductor, and length of line. Feeder is said close to the ideal condition if it has low energy losses and low maximum power. Electrical energy losses is inverse proportional with system efficiency. Standard deviation can also be used to determine the energy losses value in the system. In feeder with one type consumer, minimum losses is 0.16 % in industry consumer. In feeder with two type consumers that are residence and industry variation with composition 30%:70%, have minimum losses is 0.16% and for feeder with three type consumers, minimum losses is 0.17% in balance load variation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42976
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Prihambada
"Industri merupakan sektor usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tujuh persen per tahun. Untuk memenuhi keberlangsungan proses industri, pemerintah yang diwakili oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki kewajiban untuk menyediakan infrastruktur pendukung industri berupa pasokan listrik yang memadai. Sehubungan dengan itu, perlu dikaji bagaimana pengaruh susut teknis pada jaringan tegangan rendah dengan objek beban pelanggan industri. Pelanggan industri memiliki profil beban yang dapat digunakan untuk mencari susut teknis setiap jam sesuai dengan profil beban. Dengan demikian bisa didapatkan komposisi pembebanan pelanggan yang ideal, yaitu I1 (450-2200 VA) 50% - I1 (3500-14000 VA) 25% - I2 25% dengan efisiensi 98.76%.

Industry is a business sector that giving the highest contribution for economic by growing 7% year on year. In order to fulfill this industry, Indonesian Government represented by Perusahaan Listrik Negara (PLN) has obligation to develop infrastructure that support this industry with sufficient electricity. In relevancy of this, it should be examined how the influence of technical losses in low voltage networks to industrial customer object. Industrialized customer has a load profile that can be used to find technical losses per hour in accordance with the load profile. With this, the ideal composition of customer can be found: I1 (450-2200 VA) 50% - I1 (3500-14000 VA) 25% - I2 25% with efficiency of 98.76%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42229
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library