Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Satria Masri
"This thesis analyzes the determinants of investment attraction in Padang Pariaman by considering the post-earthquake conditions, through: 1) the investor characteristics and perception about factors influence the determinants of investment attractiveness, 2) potential and the dominant sectors of the economy the potential and 3) investor perceptions of the factors influence the decisions making.
Research method used is a combination of qualitative approach to the survey prepared by Analytic Hierarchy Process (AHP) and quantitative analysis of economic structure, economic growth, economic base (Location Quotient) and Shift Share.
Obtain qualitative approach factors of physical infrastructure, especially roads most positively perceived countries by the respondents. While local government service factors are the most negatively perceived. Both findings are consistent with the results of AHP which also given the highest priority for local government services and the availability of physical infrastructure which is a subcriteria of economic criteria.
Meanwhile, sectors that have a comparative advantage are essentially the same except the Mining and Quarrying sector. These sectors are: Agriculture, Mining and Quarrying; Electricity, Gas and Water Supply; Transport and Communication as well as services.

Tesis ini menganalisis faktor-faktor penentu daya tarik investasi di Kabupaten Padang Pariaman dengan mempertimbangkan kondisi pasca gempa bumi, melalui: 1) karakteristik dan persepsi investor terhadap faktor-faktor penentu daya tarik investasi dan keputusan investasi, 2) potensi dan sektor-sektor unggulan perekonomian yang potensial dikembangkan serta 3) persepsi investor terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan berinvestasi di Kabupaten Padang Pariaman.
Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara pendekatan kualitatif melalui survey yang diolah dengan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan kuantitatif menggunakan analisis struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi, basis ekonomi (Location Quotient) dan Shift Share.
Pendekatan kualitatif memperoleh faktor infrastruktur fisik terutama jalan negara dipersepsi paling positif oleh responden. Sedangkan faktor pelayanan pemerintah daerah dipersepsi paling negatif oleh responden. Kedua temuan ini sesuai dengan hasil AHP yang juga memberikan prioritas tertinggi untuk pelayanan pemerintah daerah dan ketersediaan infrastruktur fisik yang merupakan sub kriteria dari kriteria perekonomian.
Sedangkan melalui pendekatan kuantitatif diperoleh hasil bahwa, sektorsektor memiliki keunggulan komparatif terhadap perekonomian Propinsi Sumatera Barat dan Nasional pada dasarnya sama kecuali sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor-sektor itu adalah: Pertanian, Pertambangan dan Penggalian; Listrik, Gas dan Air Bersih; Pengangkutan dan Komunikasi serta Jasa-jasa."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T28768
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Partogi, Josua
"Beam-column joint is one of the most important elements in a reinforced concrete structure. The failure in this area of structure will lead to the collapse of the whole structure. In this area the transfer oi'axial, flexure, and shear forces from beams to the column occurs, therefore the joint indeed requires a great deal of attention. A method that is usually used to analyze this problem is the strong column-weak beam method. In this method the column is designed to be stronger that it really needs to be, And at the same time designing the beam according to its proportional strength. By implementing this method of design the failure on beam will likely to occur first. This condition is desired for several reasons. First, is that by allowing the beam to have the first failure, it is expected that the occupants of a building under heavy loading Siich as earthquake, can save themselves in time before the whole building collapse. This is achieved because at the time the beam reaches their yield stress, the column is yet to reach theirs. Secondly, is that beams are a lot easier repaired than columns or joints. The conditions stated above is commonly used in the design of buildings lhat is subjected to earthquakes. This became quite important for us in Indones'a, knowing that we are subjected to numerous occasions of earthquake. In this final assignment, the writer would like to investigate the effect of the lengthened tensile steel on the performance of the structuie. The model of beam-column joint used in this final assignment will be designed using the Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SK-SNI T-l 5-1991 -03. From the experiment conducted a number of conclusions can be drawn: specimen with longer anchorage has the ability to sustain larger moment, has better cracking pattern, and has a better stiffness degradation mechanism than specimen with normal anchorage.

Pertemuan balok-kolom adalah bagian yang amat penting dari suatu struktur beton bertulang. Kegagalan pada pertemuan ini akan mengakibatkan terjadinya keruntuhan dari struktur tersebut. Pada pertemuan ini terjadi transfer gaya-gaya aksial, lentur, dan geser, sehingga diperlukan perhatian khusus yang dibeiikan kepada bagian ini. Suatu pendekatan yang lazim digunakan dalam merencanakan pertemuan ini adalah metode strong column-weak beam. Pendekatan ini berusaha untuk membuat kolom memiliki kekuatan yang lebih besar dari kekuatan yang diperlukan. Pada saat yang bersamaan, kekuatan dari balok didesain sesuai dengan kebutuhannya. Dengan melakukan hal tersebut, diharapkan kegagalan akan terjadi pertama kali pada bagian balok. Hal ini diinginkan karena berbagai alasan. Pertama adalah bahwa dengan mengizinkan balok untuk mengalami kegagalan terlebih dahulu, diharapkan para penghuni dari gedung tersebut dapat menyelamatkan diri karena gedung tersebut belum runtuh, Hal ini dikarenakan kolom yang didesain lebih kuat dari kuat rencananya masih belum mencapai tegangan hancurnya. Kedua adalah bahwa bagian balok lebih rnudah untuk diperbaiki dari pada bagian kolom atau sambungan balok-kolom. Kondisi diatas pada umumnya digunakan pada saat kita membicarakan suatu struktur yang didesain untuk menahan gempa. Hal ini menjadi cukup penting bagi kita di Indonesia, karena Indonesia merupakan daerah yang cukup rawan gempa. Pada skripsi ini, penulis ingin menyelidiki pengaruh dari perpanjangan tulangan tank pada performa kerja dari struktur. Model sambungan balok-kolom pada perelitian ini di disain sesuai dengan Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SK-SNIT-15-1991-03. Dari eksperi men yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah bahwa spesimen dengan perpanjangan penjangkaran memiliki kekuatan menahan momen yang lebih besar, pola retak yang lebih baik, serta penurunan kekakuan (stiffness degradation) yang lebih baik dibandingkan dengan spesimen dengan penjangkaran standar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Ajeng Widati H.
"Peminimalisasian luasan tulangan minimum dalam pengedaannya erat kaitannya dengan keterbatasan sumber daya material yang tersedia di pasaran dan keterbatasan biaya yang hares dikeluarkan. Namun, peminimalisasian iuas tulangan ini jugs harus tetap dapat menahan gaya yang mungkin tedadi sesuai dengan rencana. Dalam pelaksanaannya balok (struktur) yang aman adalah yang dapat menahm daktilitas yang cukup besar tanpa menimbulkan keruntuhan yang membahayakan dan memberikan nilai layan yang baik. Daktilitas itu sendiri adalah kemampuan suatu struktur untuk melakukan perubahan bentuk tanpa mengalami kenmtuhan. Pada penelitian ini akan diteliti mengenai pengaruh underrienforced terhadap daktilitas balok. Underreinforced adalah balok yang memiliki persentase tulangan dibawah atau sama dengan tulangan balok dalam kondisi balance. Dalarn penelitian ini digunakan balok beton fc'=33,2 MPa, dengan penampang 200x150 mm dan bentang 2010 mm. Untuk tulangan baja pada balok digunakan tulangan baja ?8 nun polos dengan fy=321,2 MPa dan D10 mm ulir dengan fy=535,3 MPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liany Kartika
"Semakin berkembangnya dunia pembangunan, maka kebutuhan infrastruktur akan semakin meningkat. Perkembangan ini mempengaruhi secara langsung terhadap perkembangan semen di Indonesia. Semakin meningkatnya kualitas semen akhir-akhir ini dilatarbelakangi meningkatnya dalam hal perkonstruksian yaitu dalam pelaksanaan kecepatan pelaksanaan, jaminan mutu, kebutuhan standarisasi, mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan konstruksi, mengurangi kemungkinan adanya bahan terbuang sehingga secara tidak langsung menunjang program kelestarian lingkungan, serta alasan ekonomi dan teknik lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut maka diadakan penelitian yang berhubungan dengan semen yang sekarang ini beredar di pasaran yaitu PCC (Portland Composite Cement). Penelitian diawali dengan menentukan kekuatan beton yang akan dipakai yakni fc = 30 MPa. Kemudian dilanjutkan dengan menguji agregat yang akan digunakan (pasir dan split). Dilakukan Trial Mix dan uji pada umur tertentu saja (7, 14, dan 21 hari) kemudian dikoreksi dengan faktor konversi, sehingga kekuatan beton mencapai 30 MPa. Jika sudah memenuhi target strength maka dilakukan pembuatan 265 benda uji silinder dalam beberapa tahap untuk umur beton dari 1 hari sampai 56 hari. Penelitian dengan metode uji tekan dan uji belah dengan waktu umur beton yang berbeda selama 56 hari. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah dapat menentukan perkembangan kuat tekan berupa umur konversi sampai beton umur 56 hari. Serta menentukan korelasi dari kekuatan tekan beton ke kekuatan tarik beton yang nilainya berkisar 9% - 15% dari kekuatan tekannya. Analisis dilakukan dengan metode statistik (Chi-Square dan Uji T). Kedua uji ini memiliki nilai batas atas dan nilai batas bawah yang dipakai untuk umur 3, 7, 14, 21, 28, dan 56 hari. Sisa hari lainnya dipilih sesuai dengan nilai yang mendekati garis trendline yang sudah dibatasi. Dengan pemilihan nilai-nilai ini dapat dibuat persamaan logaritmik yang dapat memenuhi faktor konversi beton untuk umur tertentu. Dapat mententukan faktor konversi kekuatan beton untuk umur tertentu dan mengetahui korelasi antara kuat tekan dan kuat tarik beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bram L. L.
"ABSTRAK
Berkembangnya proses komputerisasi di masa sekarang ini turut menjadi pemicu adanya sistem komputerisasi untuk pengambilan data suatu pengujian. Terlepas dari jenis pengujian yang dilakukan. sistem komputerisasi pengambilan data pengujian jelas memberikan beragam nilai tambah bagi pengujian itu sendiri. Dari hasil komputerisasi pengambilan dan pengolahan data uji tarik menggunakan mesin tarno didapat bahwa dengan sistem komputerisasi, laju pengambilan data dapat ditingkatkan secara signifikan dan memungkinkan adanya pengolahan data yang lebih mudah dikarenakan dimungkinkannya digunakan perangkat Iunak tambahan lainnya seperti Microsoft Excel. Akan tetapi harus diingat bahwa suatu sistem komputerisasi pengambilan data tetap bergantung kepada alat utamanya.
dalam hal ini mesin uji tarik Tarno, tanpa presisi dan kemampuan alat utama yang, baik maka suatu sistem komputerisasi pengambilan data akan menjadi tak berguna

"
2001
S41475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Alvis Abdilah
"Limbah Kaca dihasilkan dari kegiatan manusia baik kegiatan sosial ataupun kegiatan industri, pada kebanyakan kota besar seperti Jakarta kebanyakan limbah kaca ini dibuang lansung ke alam tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Seperti kita ketahui alam memerlukan waktu yang lama untuk mendaur ulang kaca, karena alasan itu harus ada inovasi untuk mengurangi limbah kaca ini. Karena alasan itu pula pada penelitian ini kaca akan dijadikan sebagai filler dan pengganti aggregat halus pada campuran beton. Pada penelitian ini akan dibuat dua variasi kaca sebagai filler (5 % dan 10 %) dan dibuat dua variasi kaca sebagai aggregat halus (20% dan 30%).
Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa penggunaan kaca sebagai filler dan aggregat halus akan menurunkan kekuatan tarik dari beton, hasil ini didapat dari hasil uji tarik belah dan uji pembebanan tiga titik, dimana uji keduanya berguna untuk mengetahui kekuatan tarik beton secara tidak langsung.

Glass waste is produce from human social live or industrial process, specialy in big city like jakarta many of this waste have no recovery psocess, but it is fill dirctly to the earth, as we know the earth can?t recover the glass immediately. Because that reason there must be innovation to reduce this glass waste. For that reason, this glass waste will be add to concrete as filler or substitute fine aggregate. In this research, the glass is make in two variant as filler (5% and 10 %), and two variant as fine aggregate (20 % and 30 %).
The result from this research we can see that tensile strength from concrete using glass as filler or fine aggregate is lower than normal concrete. This result is from spliting test and tird point load test, as we know both method is for explain tensile strength undirrectly.
"
2009
S50447
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Budi Susanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi bahan penyamak nabati dan sulfited oil terhadap sifat fisik yaitu kekuatan tarik, kadar minyak, kemuluran, kelemasan, dan suhu kerut dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik, kadar minyak, kemuluran, kelemasan, dan suhu kerut kulit hasil penyamakan. Kulit awet asam (pikel), kemudian diatur PHnya= 5 lalu disamak menggunakan variasi bahan penyamak nabati 15%, 17,5%, dan 20%. Pada proses peminyakan digunakan Sulfited oil dengan kombinasi penggunaan 12%, 15%, dan 18%. Kulit jaket yang dihasilkan diuji menggunakan SNI 4593:2011 kulit jaket domba/kambing. Dari kombinasi perlakuan ini dihasilkan 9 (Sembilan) variasi perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan 3 (tiga) kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi bahan penyamak nabati 17,5% dan sulfited oil 12% merupakan hasil variasi perlakuan yang optimum karena menghasilkan hasil variasi perlakuan yang optimum karena menghasilkan kulit dengan kekuatan tarik 208, 29 N/mm², kadar minyak 10,02%, kemuluran 50, 39% dan kelemasan 5,13mm memenuhi persyaratan SNI: 4593: 2011 dengan suhu kerut 79 ºC. Dari analisis varian menunjukkan bahan penyamak nabati merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kekuatan tarik, kadar minak dan suhu kerut sedang sulfited oil merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kadar minyak, kemuluran, dan kelemasan"
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Suharyono
"Pesatnya perkembangan Telekomunikasi di Indonesia telah menyebabkan persaingan yang ketat antar operator. Perang tarif antar operator kini semakin memprihatinkan, Pemerintah berinisiatif mengatur tarif ini dengan kebijakannya yaitu perubahan skema tarif interkoneksi yang efektif berlaku mulai 1 April 2008. Dengan perubahan skema tarif ini diharapkan menghilangkan dugaan terjadinya monopoli tarif, sehingga operator kecil pun dapat bertahan dengan persaingan yang ada. Berbagai promosi pun di gelar oleh operator dalam meraih pasar, dengan skema tarif yang baru ini tarif percakapan terkadang lebih murah dari tarif SMS.
Dengan perubahan skema tarif interkoneksi oleh pemerintah ini juga akan di lihat apakah terjadi pergeseran kepadatan trafik voice dengan SMS. Hal ini dikarenakan selisih tarif voice dan SMS yang terkadang pada suatu kondisi lebih murah tarif voice jika dibandingkan dengan tarif SMS. Ditambah lagi dengan maraknya promo yang digelar oleh operator dalam menarik pelanggan sebanyakbanyaknya. Perhitungan dilakukan di 5 kota di Jawa Tengah pada Bulan September dan Oktober 2007 dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2008 serta bulan Januari 2008 dibandingkan dengan Juli 2008 untuk mewakili kondisi trafik 3 bulan sebelum dan sesudah perubahan skema tarif.
Dari hasil perhitungan dan diperkuat dengan analisis statistik non parametrik chi square didapatkan bahwa Jumlah trafik di 5 kota yaitu Purwokerto, Pekalongan, Solo, Semarang dan Yogyakarta pasca perubahan skema tarif interkoneksi oleh Pemerintah menunjukan peningkatan trafik voice yang sangat signifikan bila dibandingkan dengan trafik SMS, meskipun Trafik SMS masih lebih besar dari trafik voice. Sementara dari sisi revenue operator mengalami peningkatan meskipun ada penurunan tarif, hal ini dikarenakan peningkatan trafik voice dan SMS yang sangat tinggi setelah perubahan skema Tarif Interkoneksi oleh Pemerintah.

Rapid telecommunication development in Indonesia has created through competition among operators. Tariff?s competition among operators becomes campaign competition, Government initiates to regulate this rate's tariff by turning schema of interconnection tariff's policy which effectively valid on April 1st 2008. This tariff schema changing to be intended in which it can omit tariff monopoly, that Minor Operator can keep operating in the hard competition. Almost all of Operators held any kind of promotions through the new tariff schema in which voice conversation is cheaper than SMS tariff.
Since the changing on interconnection tariff schema, that can be shown whether there is a significant friction on voice traffic compared to SMS traffic, due to condition where voice tariff is cheaper than SMS. Moreover, the situation is festive by any kind of promotion that being held by Operators to get more customers. Computation held at 5 cities in Central Java from September 2007 to October 2007 compared to same period on 2008 along with the result on January 2008 compared to July 2008 in representing traffic condition past three months and after the changing.
From the result of reckoning and analytic statistic of non parameter chi square can be known that amount of traffic in 5 cities such Purwekerto, Pekalongan, Solo, Semarang and Yogyakarta, after the changing of schema interconnection tariff by government showing that voice traffic increases significantly compared to SMS traffic, although SMS traffic is still higher than voice traffic. Meanwhile, due to increments of voice and SMS traffic significantly after the changing, revenue of Operator increases drastically though there are tariff decreasing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elszuary Abrar Uzi Zulkarnain S.P.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah afinitas konsumen dan etnosentrisme serta citra negara asing mampu mempengaruhi perilaku konsumen di Indonesia terkait persepsi resiko dan keinginan membeli produk asing negara afinitas. Model acuan merujuk kepada studi Oberecker dan Diamantapoulos (2011). Negara afinitas yang dijadikan objek penelitian adalah Negara Jepang. Jumlah sampel responden penelitian berjumlah 164 responden. Desain penelitian menggunakan model SEM dengan pendekatan CFA (confirmatory factor analysis). Hasil analisis menunjukkan jika pada sisi afeksi, pengaruh etnosentrisme berperan lebih dominan daripada afinitas dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Sementara pada sisi kognisi, citra produk suatu negara mampu membangkitkan hasrat konsumen untuk mengkonsumsi produk asing.

This research aims to determine whether the consumer affinity and ethnocentrism as well as the image of a foreign country are able to influence consumer behavior in Indonesia related to the perceived risk and willingness to buy foreign products from the affinity country. Our model refers to the study of Oberecker & Diamantapoulos (2011). Japan would be the object of affinity country. Total sample of respondents were 164 respondents. The study design uses SEM Model with CFA approach (confirmatory factor analysis). The results show us that the ethnocentrism has dominant affection role compared to affinity in order to influence consumer behavior meanwhile, the product country image has cognition role to evoke consumer desire to consume foreign products.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Nadira Dinisari
"ABSTRACT
The purpose of this study is to develop a rating for celebrities in Indonesia based on the factors familiarity, attractiveness, compatibility, influence, and future potential. The study also aims to determine how strong the correlation is between each factor. The data were collected through surveys, data mining, and the judgment of experts. Five hypotheses were developed. The hypotheses were tested using bivariate correlation with primary data, the unit analysis being celebrity. There is a total of thirty celebrities used in this study, therefore n 30. From this study, it is found that compatibility has a significant correlation with rating, while influence has the lowest correlation with rating. In addition, influence has a significant negative correlation with familiarity and attractiveness.

ABSTRAK
Mengembangkan Rating untuk Selebriti di IndonesiaTujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan rating untuk selebriti di Indonesia berdasarkan faktor keakraban, daya tarik, keselarasan, pengaruh, dan potensi masa depan. Penelitian ini juga bertujuan untuk menetapkan seberapa besar korelasi antar faktor. Data diperoleh melalui survei, data mining, dan pertimbangan dari ahli. Lima hipotesis telah dikembangkan. Kelima hipotesis tersebut diuji dengan data primer, dengan unit analisis adalah selebriti. Jumlah selebriti yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga puluh, sehingga n=30/ Dari penelitian ini, ditemukan bahwa keselarasan mempunyai korelasi yang signifikan dengan rating, sementara pengaruh mempunyai korelasi yang paling rendah. Ditemukan pula bahwa pengaruh mempunyai korelasi negative dengan keakraban dan daya tarik. "
2017
S67625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>