Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryu, Dae-Hyeon
Seoul: Saerounb Jean, 2011
KOR 381.351 9 RYU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Wulandari
"Kehamilan remaja menjadi masalah serius karena usia remaja yang semakin awal mengalami kehamilan, remaja awal memiliki respon yang bermakna sebelum dan selama masa kehamilan. Tujuan penelitian ini mengeksplorasi makna kehamilan bagi perempuan remaja awal. Penelitian ini mengunakan pendekatan fenomenologi interpretatif beserta analisisnya hingga menghasilkan tema. Partisipan yaitu 12 perempuan remaja awal yang mengungkapkan makna kehamilan. Hasil penelitian ini mengungkapkan makna yang diperoleh dari latar belakang kehamilan, kemampuan mengidentifikasi, proses penerimaan hingga motivasi menjaga kehamilan pada remaja awal, kehamilan remaja mendapat respon dan dukungan dari pacar, keluarga, teman sebaya, sekolah, masyarakat hingga tenaga kesehatan sehingga remaja memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik. Tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang menyeluruh dan bekerjasama dengan keluarga serta masyarakat dalam mendampingi remaja selama kehamilan.

Teenage pregnancy becomes a serious problem because adolescents are getting earlier in pregnancy, early adolescents have a meaningful response before and during pregnancy. The aim of this study is to explore the meaning of pregnancy for early adolescent women. This study uses an interpretive phenomenological approach and its analysis to produce a theme. Participants were 12 early adolescent women who revealed the meaning of pregnancy. The results of this study reveal the meaning obtained from the background of pregnancy, the ability to identify, theprocess of acceptance to motivation to maintain pregnancy in early adolescents, adolescent pregnancies get responses and support from boyfriends, family, peers, schools, communities to health workers so that adolescents have hope for a better future. Health workers are expected to be able to provide comprehensive services and cooperate with families and the community in assisting adolescents during pregnancy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbitya Pradiza Putra
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana pengguna Twitter yang sebagian besar adalah remaja dengan kisaran usia 12-25 tahun membuat Twitter menjelma menjadi sebuah lifestyle. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, paradigma konstruktivis dengan strategi fenomenologi. Wawancara mendalam dilakukan kepada 3 orang informan remaja untuk mengetahui bagaimana dan mengapa mereka melakukan ekspresi afeksi terhadap pasangan dalam Twitter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi afeksi yang dilakukan oleh para informan lebih merupakan suatu kebutuhan untuk mendapatkan perhatian pasangan, disamping itu sebagai akibat adanya peer pressure. Dari hasil keseluruhan wawancara mendalam pada informan terungkap bahwa adanya kebutuhan ekspresi afeksi dan peer pressure menyebabkan terjadinya fenomena bergesernya batasan privacy.

ABSTRACT
This research aim to provide a review how teens, between 12-25 years old, as majority users in Twitter make Twitter stand out as a lifestyle. This research use qualitative approach, constructivist paradigm, and the research method is phenomenology. Indepth interview are conduct in 3 different teens to know how and why they express their affection to their spouse in Twitter. Research outcome shows that teen affection expression is form of their needs to attract spouse attention adn peer pressure also trigger this. From interviewing all teens sources the needs of expressing their affection and peer pressure applied are reason why teens tends to have constant renegotiate privacy boundaries."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shaumiyatul Ghufronia
"Siswa-siswi yang sebagian besar masih berusia remaja, sangat rentan terhadap tampilan mengenai remaja perempuan ideal. Setidaknya Remaja SMA 1 Depok merupakan remaja yang kelas menengah dan atas. Salah satu media yang tanggap perubahan fashion adalah majalah khususnya pada rubrik fashion. Di sekolah SMA 1 Depok remaja banyak ragam menampilkan berbagai gaya fashion yang menjadi gaya tarik masing-masing.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif , tehnik pengamatan dilakukan dengan cara observasi keadaan sekolah dan wawancara kepada salah satu informan yang gemar, berlangganan membaca majalah. Hasil data penelitian di analisis sesuai sesuai teori atau konsep. Dari hasil penelitian siswa-siswi SMA 1 Depok persepsi media majalah merupakan acuan pertama untuk merubah penampilan dan fashion remaja. Majalah merupakan alasan satu cara Remaja untuk membentuk identitas di sekolah atau di lingkungan masyarakat.

Most of students which are adolescent, are particularly vurnerable to the appearance of ideal female teen. At least, teens at SMA 1 Depok are in a middle and upper class category. One of the up to date information about fashion dynamic is a magazine, especially in a fashion session. At SMA 1 Depok, teens have showed many different styles of fashion which have their own uniqueness. This study is a qualitative research, data collections are done by observing the school condition and indepth interview with the informants who have the qualification reading a magazine. The result of the this research was analized by the suitable theory and conceptual. Based on the result of this research in teens at SMA 1 Depok, magazine perception is a first reference to change the appearance and teens fashion. A Magazine is one of the teens? reason to form an identity at school or the environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Velda Demetria Raharjo
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana komunitas merek (brand community) Pigeon Teens atau dikenal dengan Teens Club memanfaatkan pendekatan digital dalam membangun loyalitas merek pada segmen remaja di Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data survei terhadap 30 anggota komunitas Teens Club. Variabel yang diteliti mencakup brand community identification, digital community engagement, dan brand loyalty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand community identification,memiliki pengaruh signifikan terhadap digital community engagement, yang pada akhirnya meningkatkan brand loyalty. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melibatkan lebih banyak responden, mengeksplorasi faktor eksternal, dan menggunakan desain longitudinal guna memahami dinamika komunitas merek dalam jangka panjang.

This study aims to analyze how the brand community of Pigeon Teens, known as Teens Club, utilizes digital approaches to build brand loyalty among the teenage segment in Indonesia. A quantitative approach was applied, using survey techniques to collect data from 30 members of the Teens Club community. The variables studied include brand community identification, digital community engagement, and brand loyalty. The results show that brand community identification significantly influences digital community engagement, which subsequently enhances brand loyalty. Future studies are recommended to involve larger sample sizes, explore external factors, and adopt a longitudinal design to better understand the dynamics of brand communities over time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jaka Warsihna
"ABSTRAK
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam memasarkan suatu produk, mulai dari desain kemasan, periklanan, pemasaran langsung, komunikasi getok tular, layanan konsumen, hingga pemilihan media. Proses pemasaran yang dilakukan untuk memasarkan organisasi nonprofit (nirlaba) sama dengan yang digunakan untuk organisasi profit (bisnis).
Tesis ini membahas strategi apa yang digunakan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam memasarkan Program Kesehatan Reproduksi untuk Remaja di wilayah DKI Jakarta pada tahun 1997, sehingga remaja di DKI Jakarta mengenal, bertambah pengetahuannya, dan memahami tentang kesehatan reproduksi pada dirinya.
Penulis mendeskripsikan berbagai startegi yang dilakukan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia dalam memasarkan program Kesehatan Reproduksi untuk Remaja sebagai bentuk komunikasi dan penggunaan media yang dipilih di wilayah DKI Jakarta pada tahun 1997, serta melihat apakah penggunaan media tersebut sudah tepat, sehingga pesan sampai kepada khalayak sasarannya.
Beberapa teori clan konsep yang digunakan di sini antara lain konsep dasar komunikasi pemasaran sosial, model perencanaan komunikasi pemasaran sosial, strategi komunikasi pemasaran sosial, memonitor strategi komunikasi pemasaran sosial.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dengan ripe deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu data primer dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan data skunder diperoleh dengan mengacu dari sumber tertulis yang sudah ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah pendidikan kesehatan reproduksi harus diberikan kepada seluruh masyarakat terutama kepada remaja dan orangtuanya, sehingga tidak terjadi masalah yang diakibatkan kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi, seperti kehamilan di luar nikah, aborsi, penyakit menular seksual, dan lain-Iain, serta pendidikan kesehatan reproduksi tidak ditafsirkan sebagai pendidikan seks secara terbuka
Namun dalam pelaksanaannya, program tersebut juga menemui masalah baik dari sisi sumber yang menyangkut keluar masuk relawan, masalah informasi program dalam kaitan dengan pemilihan media, dan masalah dari sisi penerima pesan yaitu remaja dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran-saran untuk penyempurnaan bentuk komunikasi pemasaran kesehatan reproduksi bagi remaja antara lain dengan selalu mengadakan perekrutan dan pelatihan relawan, perbaikan dalam segi kemasan pesan komunikai, negosiasi dengan Dep P dan K dan Dep Agama agar masuk dalam kurikulum SLTP dan SLTA, dan penggunaan berbagai media yang tepat.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanette Retnasanti Suwantara
"Penelitian ini mengenai efektivitas dua program pelatihan 'untuk orangtua, yaitu P.E.T. dan STEP/Teen dalam hal meningkatkan kualitas hubungan di dalam keluarga. Minat untuk mengadakan penelitian berawal dari kenyataan bahwa akhir-akhir ini banyak masalah remaja yang timbul sebagai akibat dari tidak terselenggaranya komunikasi yang baik antara orangtua-anak. Dari hasil penelitian yang ada dapat disimpulkan bahwa hubungan orangtua-anak yang dingin, kurangnya kesediaan orang tua untuk mendengarkan, merupakan penyebab dari timbulnya berbagai masalah pada remaja.
Masa remaja adalah masa yang rumit. Terjadi hentakan dalam pertumbuhan anak. Anak remaja mulai mencari identitas dirinya, yang muncul dalam berbagai bentuk tingkah laku yang tidak selamanya positif. Hubungan orangtua-anak tidak berubah menjadi buruk dengan datangnya masa remaja, tetapi pasti akan berubah. Ini yang harus disadari oleh orangtua. la memerlukan kasih sayang dan kepercayaan dari orangtuanya untuk mendapatkan kemandirian emosional yang merupakan bagian dari tugas perkembangannya. Orangtua -- terutama ibu dengan anak remaja -- harus lebih menumbuhkan rasa percaya pada anaknya yang remaja. Adanya rasa percaya ini merupakan kualitas tersendiri dalam hubungan orangtuaanak.
Dalam keluarga yang sejahtera, ada beberapa kualitas/ciri yang menandai hubungan di dalam keluarga tersebut. Salah satunya adalah adanya rasa percaya ini. Yang Iainnya adalah adanya komunikasi yang terbuka dan kesediaan untuk mendengarkan, dukungan dari keluarga, penghargaan dan respek, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi keluarga.
Penelitian ini ingin melihat apakah program P.E.T. dan STEPITeen dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas hubungan di dalam keluarga, yang sangat dibutuhkan dewasa ini. Peningkatannya dilihat melalui adanya perubahan sikap pada pesertanya.
Responden penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak berusia di antara 11-16 tahun. Untuk melihat efektivitas pelatihan ini pada keluarga, anak dan ayahnya juga diminta untuk mengisi kuesioner-kuesioner penelitian. Pelatihan hanya kepada ibu bertujuan untuk melihat apakah selain terjadi peningkatan hubungan ibu-anak, efek pelatihan juga mengenai hubunganhubungan lain daiam keluarga (suami-isteri, ayah-anak). Hal ini berawal dari teori yang mengatakan bahwa keluarga adalah juga suatu sistem, perubahan pada satu unit dapat mempengaruhi unit lainnya di dalam sistem, karena adanya mekanisme umpan-balik. Juga melihat kenyataan bahwa ibu -- meskipun pada anak remaja --tetap menjadi pengasuh utama untuk anak.
Responden penelitian ini adalah 40 orang ibu yang mendapat pelatihan P.E.T. (K1), 40 orang ibu mendapat pelatihan STEPITeen (K2) dan 40 orang ibu sebagai Kontrol (K3). Rancangan penelitian ini adalah rancangan quasieksperimental, the untreated control group design with pretest and posttest dari Cook dan Campbell. Untuk sampel yang dapat terambil, tidak memungkinkan dipakainya rancangan lain.
Untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan dipakai Survei Sikap Orangtua (SSO), Latihan Mendengarkan, Evaluasi Akhir yang hanya diisi oleh ibu; Persepsi Anak tentang Sikap Ibu dan Ayah (PAS1 dan PASA) yang diisi oleh anak; Persepsi Pribadi atas Intimitas Relasi (PPAIR) dan Survei Keadaan Keluarga (SKK) yang diisi oleh ibu dan ayah.
P.E.T. dan STEPITeen diberikan selama 8 minggu berturut-turut, satu kali seminggu, sekitar 3 jam setiap pertemuan, sesuai dengan program yang telah digariskan untuk tercapainya perubahan yang diharapkan menetap. Pada STEPITeen dilakukan pemadatan dari progam aslinya (dari 10 kali menjadi 8 kali) dengan penambahan jam setiap pertemuan. Pada masing-masing kelompok ditambahkan satu kali pertemuan untuk membicarakan aspek-aspek pokok dari program yang Iainnya. Kuesioner prauji diberikan seminggu sebelum pelatihan dimulai dan kuesioner pascauji diberikan pada akhir minggu kedelapan.
Dengan menggunakan analisis kovarians multivariat, diperoleh hasil berikut
Ada perbedaan pada sikap ibu setelah pelatihan, terutama dalam hal kepercayaan dan penerimaan kepada anak, ibu P.E.T. menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dibanding dengan ibu STEP/Teen. Ibu P.E.T. dan Step/Teen memahami prinsip-prinsip Mendengar Aktif -- salah satu keterampilan yang biasa dipakai konselor profesional. Ibu P.E.T. dapat memahaminya dengan lebih baik dari Ibu STEP/Teen, sedangkan ibu Kontrol tidak mempunyai pemahaman. Dari analisis data kualitatif, tampak ibu sudah dapat menggunakan Mendengar Aktif dengan berhasil. Anak mempersepsi adanya perubahan umum dalam sikap ibu. Sekitar 50% anak menyatakan adanya perubahan sikap ke arah positif seperti lebih mau mendengarkan, lebih memberi kebebasan; tetapi melalui dimensi-dimensi PAST perubahan ini tidak kelihatan.
PPAIR dan SKK yang diisi ibu dan ayah tidak menunjukkan adanya perbedaan setelah pelatihan. Demikian pula persepsi anak tentang sikap ayah melalul PASA tidak menunjukkan adanya perbedaan.
Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah ada peningkatan kualitas dalam hubungan ibu-anak, tetapi efek pada keseluruhan keluarga belum terukur secara kuantitatif. Data kualitatif menunjukkan arah yang positif. P.E.T. sepertinya lebih banyak membawa perubahan sikap dan keterampilan dibandingkan dengan STEP/Teen.
Pelatihan pada ibu saja belum mencukupi untuk membawa perubahan pada keluarga secara keseluruhan, ayah sebaiknya diikutsertakan dalam pelatihan.
Program pelatihan kepada orangtua dapat dipakai sebagai sarana intervensi dan prevensi untuk meningkatkan kualitas hubungan orangtua-anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
D223
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Augustina Zai
"Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini pada remaja di Indonesia tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara faktor individu, faktor keluarga dan faktor lingkungan dengan pernikahan dini pada remaja di Indonesia tahun 2010. Disain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang mewakili 33 povinsi di Indonesia, sedangkan sampel penelitian adalah anggota rumah tangga yang termasuk dalam rentang usia remaja (10-19 tahun) yang berjumlah 44.844 responden. Penelitian menemukan prevalensi pernikahan dini pada remaja usia 10-19 tahun sebesar 3%. Penelitian melakukan kontrol terhadap variabel umur dan jenis kelamin untuk beberapa variabel independen.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara tempat tinggal, pendidikan remaja dan orangtua, pekerjaan remaja, status ekonomi keluarga, umur menarche, dan penyuluhan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini pada remaja. Namun, penelitian tidak mendapatkan hubungan antara pekerjaan orangtua dan pernikahan dini pada remaja.

This study discusses the factors associated with early marriage among adolescents in Indonesia in 2010. The purpose of this study is to know the relationship between individual, family and environmental in adolescents with early marriage in Indonesia in 2010. The design of the study is a cross-sectional using secondary data from Riskesdas 2010. This study population is all households representing 33 provinces in Indonesia, while the study sample was a member of the household who is included in the adolescent age range (10-19 years), amounting to 44,844 respondents. The study found the prevalence of early marriage in adolescents aged 10-19 years was 3%. Control over the variables age and sex for several independent variables was made.
The results of statistical tests indicated a relationship between place of residence, education and parenting teens, youth employment, family economic status, age of menarche, and reproductive health education in adolescents with early marriage. However, there was no relationship found between parental employment and early marriage in adolescents.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naedi
"Perilaku seksual yang tidak sehat dikalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah semakin meningkat. Dalam era globalisasi ini semua informasi yang berkaitan dengan seksualitas sangat mudah diakses oleh remaja, baik melalui media cetak dan elektronik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan seks bebas pada remaja kelas XI salah satu SMA Negeri di kabupaten Bogor. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan tingkat pengetahuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cileungsi sudah baik. Pengetahuan yang sudah baik ini pihak sekolah agar dipertahankan dan ditingkatkan melalui pemberian sex education di sekolah.

Unhealthy sexual behavior among adolescents especially unmarried adolescents is increasing. All of informations related to sexuality is easily accessible by young people in the global era, through print and electronic media. This research has objective to describe the youth level of knowledge about free sex at XI class Senior High School 1 Cileungsi-Bogor. It used descriptive design with total sampling technique.
The results showed overall knowledge's level of students at XI class Senior High School 1 Cileungsi-Bogor were good. It is recommended for school to maintain and enhance their students knowledge through sex education at school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43154
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library