Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dantri Anjani
Abstrak :
Penelitian ini menyajikan suntingan teks dari naskah Hikayat Nabi Wafat dari Ambon. Dalam penyajian suntingan teks, metode yang digunakan adalah metode edisi kritis. Penelitian ini juga membahas kedudukan Hikayat Nabi Wafat dari Ambon dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan kedudukan Hikayat Nabi Wafat sebagai sastra Islam yang membahas Muhammad dan keluarganya.
Abstract
This research presents the editing text of Hikayat Nabi Wafat manuscript. Writer use critic method to present the editing text. The research also discuss about position of Hikayat Nabi Wafat in Classical Malay Literature and use qualitative method to present it. This Research seen the position of Hikayat Nabi Wafat in Classical Malay Literature as Islam literature about Muhammad Phophet and his family.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S509
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0464
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Lucia Hilman
Abstrak :
Hal yang saat ini menjadi masalah rumit dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah aneamat(disintegrasi bangsa yang disebabkan oleh adanya konflik antar etnis/ras maupun agama(SARA)yang timbal di heberapa daerah di Indonesia, misalnya apa yang terjadi di Ambon dan berbagai daerah lain di Indonesia. Merebaknyn konflik leltiehul sesungguhnya merupakan akibat dari politik masa Orde Baru yang berusaha 'membungkam' perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat melalui slogan persatuan dan keselarasan dalam masyarakat. Padahal sebagai bangsa, Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku dengan budaya serta agama yang berbeda pula. Penolakan terhadap keragaman, serta penekanan pada 'keselarasan' yang sekian lama ditanamkan penguasa, akhirnya meluap ke permukaan dan menimbulkan berbagni kerusuhan dalam masynrakat. Apabila ditelaah secara lebih mendalam, hal mendasar yang sesungguhnya dapat menjebatani masalah tersebut adalah adanya toleransi terhadap yang berbeda dalam masyarakat kitayang majemuk ini. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, patut dilelaah bagaimana pemahaman masyarakat mengenai toleransi. Pcmahaman dari suatu relasi toleransi menurut Francois Schanen diwujudkan dalam bentuk bahasa. Dengan demikian karya sastra dan esei-esei dalam surat kabar yang bertema SARA maupun disintegrasi bangsa merupakan pilihan tepat untuk meneliti pemahaman masyarakat tentang toleransi. Adapun karya-karya sastra yang dialialisis dalam penelitian ini adalah Malu Aku Jadi Orang Indonesia kumpulan sajak TaupikIsmail (tahun 1998), Samankarya Ayu Utami (tahun 1998), Dua Tenggorak Kepala kumpulan cerita pendekMotinggo Busye (tahun 1999) dan Jalan Menikungkarya Umar Kayam (tahun 1998). Karya-karya tersebut di atas menampilkan masalah toleransi dalam karya mereka, di samping permasalahan lainnya. Dari surat kabar dipilih esei-esei yang membahas masalah-masalah yang tidak memberi ruang hidup bagi toleransi terhadap yang berbeda. Sumber data ini diambil dari harian Kompas dun Republika antarakurun waktu 1998 dan 1999. Dari analisis interdiskursus antara teks sastra dan teks non-sasta dapat disimpulkan bahwa terdapat kesejajaran pola pikir yang ditawarkan teks sastra dan teks non-Sastra terhadap wacana toleransi di Indonesia, yaitu bahwa kekerasan di tanah air disebabkan tidak adanya toleransi terhadap yang berbeda baik itu perbedaan pendapat agama, etnis maupun ras. Hal itu menyebahkan meluasnya kebencian semu terhadap kelompok agama, ras dan etnis tertentu. Selain itu pengaruh hegemoni Jawa selama puluhan tahun di bidang politik dan pemerintahan, telah menyebabkansikap antipatiterhadap elit pemerintahan dan persepsi etnis Jawa yang merasa lebih dari etnis lainnya. Dasarnya manusia memanghidup dalam keloulpok kecil dan memhutuhkan tanda yang membedakannya dari kelompok lain, agar dapat membangun identitasnya. Oleh karena itu, keanekaragaman itu sendiri harus diinginkan dan diterima sebagai suatu yang produktif dan tidak destruktif. Hal itu hanya mungkin, jika setiap agama/budaya diterima sebagai salah satu varian yang mungkin ada, dan bukannya sebagai representasi eksklusif dari kemanusian.
An intricate problem in the lives of the Indonesian people is momentarily the threat of national disintegration caused by the existing conflict within ethnic/racial as well as religions (SARA) erupting in various areas in Indonesia, for example as what has transpired in Ambon and several other areas in Indonesia. The spread of such conflicts was in actual fact due to the Orde Baru period politics, which went to great lengths to 'silence' existing differences within the society through slogans of unity and the synchronization within society. The Indonesian people as a nation consist of a variety of ethnic groups with differentiated cultures as well as religions. A rejection towards the differences, as well as the emphasis on 'synchronization' which has been planted over such long periods by the authorities, has finally exploded coming to the surface and causing various rioting in society. Should a more in-depth analysis be made then, the actual basic matter to bridge the problem is the existing tolerance for the differences within our multicultural society. The point of departure from such facts as mentioned above, should necessarily be investigated on how society understands this concept of tolerance. An understanding of a certain related tolerance according to Francois Shanen is expressed in language. As such, literary works and other essays in newspapers with SARA as themes as well as the national disintegration, forms the right choice to make a thorough investigation of how society perceive tolerance. The literature analyzed in this research are as following: I am ashamed to be an Indonesian a collection of poems by Taufik Ismail (year 1998), Saman by Ayu Utami (year 1998), Two Head skulls a collection of short stories by Motinggo Busye (year I999) and A road bent written by Umar Kayam (year 1998). Such works mentioned above have brought forth the problem of tolerance in their work, apart from other problems. Newspapers essays illustrate problems when tolerance is not given space for those who differ. This Data source has been taken from the Kompas and Republika between the periods of 1998 and 1999. From the analysis of the interdiscourse between literary and non-literary texts, it has been possible to conclude that there exists a parallel of thought patterns offered by the literary and non-literary texts against the insight of tolerance in Indonesia, that is violence in the country as caused by there being no tolerance for that which is different be it differing opinions as to religion, ethnicity or race. Such matters has brought forth the spread of deceptive haired against religious, racial and certain ethnic groups, Apart from this the influence of Javanese hegemony for decades in the political forum and government, has caused a certain attitude of antipathy towards the elite government and the perception of the Javanese ethnicity who feel themselves to be better than other ethnic groups. Man basically live in small groups and-need some differentiation from other groups, so as to establish their identity. Therefore variety as such has to be desired and accepted as something productive and not as something destructive. This is only possible, if each religion/culture can be accepted as one of the variants which may exist, and not as something representing exclusiveness of humanity.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Sugiharto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini adalah sebuah terjemahan beranotasi. Penerjemahan beranotasi adalah terjemahan yang didukung dengan komentar penerjemah sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pemilihan kesepadanan. Analisa berfokus pada istilah ciptaan pengarang yang banyak terdapat dalam novel Soulless. Haque 2012 mengatakan bahwa penerjemahan teks sastra adalah proses yang rumit karena penerjemah dituntut untuk kreatif. Penelitian ini didukung dengan teori-teori penerjemahan seperti teori skopos, teori kesepadanan Baker, dan teknik penerjemahan Molina Albir. Teori-teori itu dipilih untuk menghasilkan terjemahan yang akurat, wajar, dan berterima. Pengasingan adalah ideologi yang dominan dalam menerjemahkan TSu. Hal itu dikarenakan TSu sarat akan kata budaya. Ideologi pengasingan dilakukan untuk mempertahankan alur dan latar belakang cerita. Ideologi pengasingan juga dapat membantu pembaca sasaran dalam memahami budaya Inggris. Hasil dari penelitian ini adalah teknik yang sering digunakan untuk memadankan istilah ciptaan pengarang adalah pungutan. Penelitian ini dapat menunjukkan pentingnya teknik penerjemahan Molina Albir dalam menerjemahkan teks sastra. Penerjemahan teks sastra membutuhkan penerjemah yang fasih di dalam TSu maupun TSa dan tidak terbatas dalam tata bahasa melainkan juga budaya.
ABSTRACT
This study is an annotated translation which is a translation supported by annotations translator rsquo s commentary as his her accountability on the chosen equivalents. The data is taken by focusing in author rsquo s invented terms. The reason is that Haque 2012 mentioned that a literary translation is a complicated process because it demands the creativity of translator. This study is supported by several translation theories, such as skopos theory, Baker rsquo s equivalence theory, and Molina Albir rsquo s translation technique. These theories are selected to produce a good translation. Foreignization ideology is a dominant factor in translating the ST due to the cultural terms and contexts in the ST to preserve the plot and the background of the ST. Foreignization could also assist target readers in understanding the English cultures. This result found in this study is the most commonly used technique in translating author rsquo s invented terms is borrowing. This research could help enlighten the importance of Molina Albir rsquo s translation technique in literary translation and also cold help to bridge the gap between translation theory and translation practice. Literary translation demands a capable translator who is proficient in the SL and TL and also requires creativity in searching for the appropriate equivalence.
2017
T47866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mike Nurjana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerjemahan kata budaya dalam novel Laskar Pelangi ke bahasa Jepang, dalam novel Niji no Shoonentachi. Penelitian ini menggunakan ancangan deskriptif dengan model komparatif. Kata budaya dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan klasifikasiyang dikemukakan oleh Newmark. Dalam penelitian ini telah dikumpulkan 186 data dari dua kategori unsur budaya saja, yaitu materi dan ekologi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak, artinya membaca kedua teks itu. Analisis komparatif atas data menggunakan alat kerja berupa kamus baik cetak maupun daring. Sebagai hasilnya, ditemukan terjemahan 161 kata budaya yang sepadan dan 25 tidak sepadan. Strategi yang digunakan oleh penerjemah adalah penerjemahan harfiah, kata umum, penyulihan budaya, kuplet, naturalisasi bahasa Indonesia, penghilangan, deskriptif, naturalisasi bahasa Inggris, dan kalki. Sementara itu, gaya bahasa penerjemah cenderung mengikuti gaya bahasa pengarang atau mempertahankan nilai estetis teks sumber. Dengan begitu, penerjemah menerjemahkan Laskar Pelangi berdasarkan ideologi penerjemahan pengasingan dan telah menghasilkan terjemahan yang berkualitas. ......This research aims to clarify the method and technique of the translation of cultural words in ldquo Laskar Pelangi rdquo into Japanese novel, ldquo Niji no Shoonentachi. rdquo This research uses descriptive approach with comparative models. Cultural words in this study are determined based on the classification proposed by Newmark rsquo s models. In this research 186 data have been collected according to the two cultural categories, namely, material one and ecological one. The data collection is done by comparing Japanese the target language, and Indonesian the source language. This comparative analysis of the data uses work tools such as dictionaries, both prints and online.As a result, there are 161 equivalences and 25 not equivalences found out of the 186 data in the translation. The strategy used by the translator consists of literal translation, using general words, cultural substitution, couplet, naturalization from Indonesian, omission, descriptive, naturalization from English and calque. Meanwhile, style of a translator tends to follow that of literal expression of an author, trying to bring out the aesthetic value of the source language. Following this tendency and attitude, the translator of ldquo Laskar Pelangi rdquo has produced the quality of translation.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T47296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library