Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"This Infoline presents four phases associated with telecommuting training: 1) orientation; 2) telecommuter training; 3) supervisor training; and 4) training supervisors to manage the non-telecommuter staffs. Inside you'll find a sample telecommuter contract, a sample supervisor training outline, and other sample forms and checklists."

"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh implementasi telecommuting terhadap produktivitas karyawan di PT Jatis Solution. Evolusi teknologi yang berkembang dengan pesat telah memberikan kemudahan terhadap berbagai aspek dalam kehidupan manusia khususnya dalam aspek komunikasi. Saat ini batasan geografis tidak lagi menjadi hambatan untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Hal ini membuat perubahan yang besar pada perusahaan khususnya dibidang kepegawaian. Salah perubahana yang muncul dalah kemampuan karyawan untuk bekerja diluar kantor melalui jaringan komputer atau yang disebut oleh Jack Nilles sebagai Telecommuting. Telecommuting telah membuat paradigmma baru terhadap tempat kerja modern akibat kemudahan teknologi dimana kehadiran karyawan tidak lagi menjadi permasalahan dalam proses bisnis. Survei yang bersifat cross-sectional dilakukan pada karyawan-karyawan PT Jatis Solution yang melakukan telecommuting. Metode kuantitatif diberlakukan menggunakan korelasi Pearson untuk menganalisis data yang diperoleh. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara telecommuting terhadap produktivitas karyawan.

---

The aim of this study is to analyze the impact of telecommuting implementation on employee productivity in PT Jatis Solution. The rapid growth of technology enhances various aspects in human life particularly in communication. Nowadays, geographical limits are no longer an obstacle to communicate with each other. This makes big changes in companies especially in human resources field. One of the changes that appear is the ability of employees to work outside the office through a computer network or so called by Jack Nilles as telecommuting. Telecommuting has made a new paradigm on modern workplace due to ease of technology where the presence of employee is no longer a problem in business process. This study is conducted in cross-sectional survey on the PT Jatis Solution employees who performs telecommuting. A quantitative method is employed using Pearson Correlation to analyze the collected data. The result of the study shows that there is influence between telecommuting on employee productivity."

"DKI Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia dengan tingkat kemacetan yang tinggi. Namun, upaya yang hingga saat ini diterapkan oleh Pemerintah hanya berupa kebijakan transportasi dengan objektif pelaku perjalanan sehingga belum dapat mengatasi kemacetan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat kesediaan perusahaan terkait kebijakan teleworking oleh Pemeritah, preferensi kebijakan teleworking pada perusahaan, dan pengaruh kebijakan teleworking terhadap tarikan perjalanan di DKI Jakarta. Penelitian ini berbasis pada sebaran data yang dianalisis dengan metode statistik deskriptif dan statistik nonparametrik seperti data terpusat, distribusi data, uji normalitas, dan uji komparasi. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada penetap kebijakan perusahaan. Data tersebut terdiri atas identitas perusahaan dan preferensi perusahaan terkait skema teleworking. Dalam pengolahan data, sampel dikelompokkan menjadi tiga klaster sampel yaitu Perusahaan yang bergerak di bidang Produk, Jasa, dan Start Up. Ketiga klaster sampel tersebut dibagi menjadi dua sektor sampel berdasarkan sistem kerja yang diterapkan saat pascapandemi, yaitu WFO dan WFH. Kurva kumulatif dan nilai terpusat diperoleh untuk dapat menganalisis perbedaan tingkat kesediaan tiap sektor perusahaan terkait preferensi skema teleworking. Berdasarkan hasil kurva kumulatif dan nilai terpusat, terdapat perbedaan tingkat kesediaan di tiap sektor sampel perusahaan terkait skema teleworking. Uji komparasi dilakukan dengan membandingkan tiap sektor hingga klaster sampel untuk menganalisis signifikansi perbedaan skema teleworking. Kedua perusahaan yang memiliki hasil signifikansi tidak berbeda signifikan akan menerapkan skema teleworking yang sama. Berdasarkan uji komparasi Mann Whitney, dihasilkan dua golongan perusahaan dengan skema teleworking yang berbeda. Selain itu, dilakukan uji komparasi terhadap tiap nilai terpusat yang diperoleh untuk mendapatkan nilai yang representatif pada tiap golongan perusahaan yang terbentuk. Berdasarkan analisis tersebut, Golongan I (Produk dan Jasa WFO) diberikan dispensasi bekerja secara remote sebesar 60% pekerja dan 12 hari dalam sebulan. Sementara itu, Golongan II (Start up dan Jasa WFH) diberikan dispensasi bekerja secara remote dengan 80% pekerja dan 16 hari dalam sebulan. Dengan menyesuaikan kondisi saat ini, sebagian besar perusahaan kembali menerapkan WFO, penerapan kebijakan teleworking sebagai strategi TDM mampu mengurangi tarikan perjalanan sebesar 60% di DKI Jakarta.

---

DKI Jakarta is a metropolitan city in Indonesia with a high level of congestion. However, the efforts that have been implemented by the Government so far have only been in the form of transportation policies with the objective of travellers, so they have not been able to overcome congestion optimally. This study aims to analyze the different willingness of companies regarding teleworking policies by the Government, the preferences of companies regarding teleworking policies, and the influence of teleworking policies on travel attraction in DKI Jakarta. This research is based on the distribution of data analyzed by descriptive statistical methods and nonparametric statistics such as centralized data, data distribution, normality tests, and comparison tests. Research data was obtained by distributing questionnaires online to company policymakers. The data consists of corporate identity and company preferences regarding teleworking schemes. In data processing, the samples were grouped into three sample clusters, namely companies engaged in products, services, and startups. The three sample clusters were divided into two sample sectors based on the work systems implemented during the post-pandemic period, namely WFO and WFH. Cumulative curves and centered values are obtained to be able to analyze the different willingness of each company sector regarding preferences for teleworking schemes. Based on the results of the cumulative curve and centered value, there are different willingness in each sector of the sample companies regarding teleworking schemes. Comparative tests are carried out by comparing each sector to sample clusters to analyze the significance of differences in teleworking schemes. The two companies whose results are not significantly different will apply the same teleworking scheme. Based on the Mann Whitney comparative test, two groups of companies with different teleworking schemes were produced. In addition, a comparative test was carried out on each centered value obtained to obtain a representative value for each group of companies formed. Based on this analysis, Group I (WFO Products and Services) are given the dispensation of working remotely for 60% of workers and 12 days a month. Meanwhile, Group II (Start up and WFH Services) are given the dispensation of working remotely with 80% of workers and 16 days a month. By adjusting to current conditions, most companies are re-implementing WFO, implementing teleworking policies as a TDM strategy, which is able to reduce travel attraction by 60% in DKI Jakarta."

"Iklim inovasi dipengaruhi berbagai aspek, antara lain leadership, lingkungan organisasi dan individu yang menjadi anggotanya. Sehingga innovative behavior karyawan menjadi modal berharga perusahaan untuk tetap unggul serta sulit ditiru perusahaan lain. Penelitian mengenai keterkaitan work-life conflict dan innovative behavior menunjukkan indikasi pengaruh dari work-life conflict pada pembentukan innovative behavior. Kemampuan perusahaan membangun lingkungan organisasi yang positif secara psikologis memicu intensitas karyawan untuk melakukan eksplorasi peluang, lahirnya ide, serta implementasinya. Namun, penelitian terdahulu terkait topik ini dilakukan pada era sebelum diterapkannya protokol kesehatan terkait pandemi Covid-19, dimana interaksi antar karyawan masih didominasi tatap muka secara normal. Penerapan protokol kesehatan yang mengubah tatanan dan pola kerja dengan membatasi interaksi fisik antara individu dan grup. Perubahan pola bekerja ke arah telecommuting menggunakan komunikasi virtual. Hal ini tentu akan membawa dampak bagi karyawan, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bermaksud menjembatani gap dan memperbaharui pengetahuan terkait peran work-life conflict terhadap innovative behavior melalui analisis atas data yang diperoleh. Selain meneliti pengaruh secara langsung, penelitian ini juga akan meneliti hubungan variabel-variabel tersebut menggunakan variabel mediasi psychological capital, leader member exchange, dan resistance to change. Data kuantitatif untuk mendukung penelitian akan diperoleh melalui survey terhadap sekitar 200 orang karyawan yang melakukan aktivitas telecommuting sejak penerapan protokol kesehatan pada sebuah perusahaan asuransi umum di Indonesia. Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi, menggunakan dan mengoptimalkan psychological capital untuk menjaga kelangsungan dan berkembangnya innovative behavior ditengah perubahan yang terjadi.

---

The innovation climate is influence by leadership, the organizational environment, and the individuals who are its members. Thus, employees' innovative behavior becomes the company's valuable capital to remain superior and difficult to imitate. Studies related to work-life conflict show tendency to influence innovative behavior. The company's ability to build a positive organizational environment psychologically triggers employees' intensity to explore opportunities, generate ideas, and implement them. However, the research conducted so far carries out in the era before the health protocol implementation related to the Covid-19 pandemic, where employees could normally interact in a face-to-face situation. The health protocol adoption changes work arrangements and patterns since it limits the physical interactions between individuals and groups. Work patterns are changing using virtual communication and prioritizing teleworking to limit employee commuting. Therefore, the output of this restriction on innovative employee behavior requires further research. This study intends to bridge the knowledge gap in this regard by analysing the quantitative data obtained. This reserch also studied the interaction between the variables with several mediators such as psychological capital, leader member exchange, dan resistance to change. The quantitative data will be collected through a survey of around 200 employees who have engaged in telecommuting activities since the implementation of the health protocol in an insurance company in Indonesia. The managerial implication from this study is to provide empirical evidence to the company to identify, use, and optimize the psychological capital level as a tool to maintain a climate of creativity and innovative behavior amid the changes that occur."