Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Huggett, Richard John
London: Routledge , 1995
574.522 HUG g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
South, A.
London: Chapman and Hall, 1992
594.38 SOU t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rezi Muharmen
"ABSTRAK
Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 38P/HUM/2012 tanggal 3 April 2012 yang disampaikan pada tanggal 26 September 2013, memerintahkan pencabutan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 22/PER/M.KOMINFO/11/2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free to Air) setelah munculnya gugatan dari Asosiasi TV Lokal Indonesia. Lalu pemerintah kembali mengeluarkan Peraturan Menteri komunikasi dan Informatika Republik Indonesia nomor 32 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Penyiaran TV Secara Digital Dan Penyiaran Multipleksing Melalui Sistem Terestrial. Dalam peraturan ini jadwal Analog Switched Off (ASO) tidak disebutkan lagi dan juga peraturan ini hanya menetapkan implementasi TV Digital Free to Air di Indonesia menggunakan sistem terrestrial.
Penelitian ini melakukan analisis antara implementasi TV Digital dengan sistem terrestrial dengan sistem multiplatform yaitu kombinasi antara terrestrial dan satelit dengan menggunakan metodelogi Net Benefit Analysis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terbukti implementasi TV Digital dengan sistem terrestrial tidak layak diimplementasikan untuk seluruh wilayah Indonesia, namun hanya bisa diimplementasikan di wilayah yang sebagian besar sudah tercover oleh infrastruktur eksisting. Sedangkan wilayah yang sebagian besar belum tercover oleh infrastruktur eksisting, lebih layak digunakan sistem multiplatform atau kombinasi antara terrestrial dan satelit.

ABSTRACT
Based on the Kep. Mahkamah Agung Number 38 p/HUM/2012 at 3 April 2012 wich was delivered on 26 September 2013, ordered the removal of the Permen Number 22 / PER / M.KOMINFO / 11/2011 on the Implementation of Digital Television Terrestrial Broadcasting Reception Stay There Paid (Free to Air) after the emergence of a lawsuit from the Association of Indonesian Local TV. Then the government again issued a Permen number 32 / PER / M.KOMINFO / 2013 on the Implementation of Digital TV Broadcasting In multiplexing Through And Broadcasting Terrestrial Sistem. In this regulation schedule Analog Switched Off (ASO) is not mentioned again and also the regulation merely sets the implementation of the Free to Air Digital TV in Indonesia using terrestrial sistem.
This research analyzes between implementation of Digital TV with terrestrial sistems and implementation of Digital TV with multi-platform sistem that is a combination of terrestrial and satellite by using Net Benefit Analysis methodology. Based on conclusion of the research, proven implementation of Digital TV with terrestrial sistem is not feasible to implement for the entire territory of Indonesia, but can only be implemented in the area that most are already covered by existing infrastructure. While most of the region that have not been covered by the existing infrastructure, is more appropriate to use multiplatform sistem or a combination of terrestrial and satellite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hallianty Perbawa Mukti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas penghentian terhadap dugaan kasus kepemilikan silang oleh PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), suatu perseroan terbatas terbuka yang dibentuk untuk menaungi dan mengelola berbagai unit usaha media di bawah payung satu perusahaan induk yang memiliki dan mengoperasikan 3 (tiga) stasiun televisi nasional yang ada di Indonesia. Mengingat adanya potensi yang sangat besar, mendorong para pelaku usaha lain bersaing untuk mencari keuntungan dibidang industri televisi terrestrial ini, adanya laporan dari Masyarakat Pers dan Penyiaran Indonesia (MPPI) yang masuk ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Adapun laporan tersebut berisi mengenai adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh MNC terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Namun, KPPU menghentikan penelurusan dugaan kasus kepemilikan silang tersebut dengan mengeluarkan Saran dan Pertimbangan KPPU Nomor : 338/K/VI/2008 tanggal 5 juni 2008. Penelitian ini menggunakan Jetode normatif empiris. Hasil penelitian menyarankan agar para pelaku usaha khususnya para pelaku usaha di bidang industri televisi terrestrial hendaknya dalam menjalankan usaha tetap dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku serta agar Pemerintah dapat membenahi ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kepemilikan silang di industri televisi terrestrial.

ABSTRACT
The focus of this study is termination of suspected cases of cross-ownership in PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), a limited liability company to incorporate its media business units under one holding which owns and operates 3 (three) Free-To-Air national television broadcasting networks in Indonesia. Because of there is a big potential competition among business actors in the terrestrial television industry, Masyarakat Pers dan Penyiaran Indonesia (MPPI) reports to Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) that MNC violating anti trust law and broadcasting law. But KPPU decisions to stop the investigation with Saran dan Pertimbangan KPPU Nomor : 338/K/VI/2008 tanggal 5 juni 2008. This research is normative empiric. The researcher suggests that business actors should run the business in the corridor and applicable law and Government should review the cross ownership regulations in the terrestrial television industry."
2009
T26628
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
James Bernanto
"Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) adalah sebuah standar penyiaran televisi digital yang dikeluarkan oleh European Telecommunication Standards Institute (ETSI). Salah satu tujuan dikeluarkannya standar ini adalah untuk memberikan parameter-parameter transmisi digital yang paling optimal untuk siaran televisi melalui udara secara terrestrial atau tanpa menggunakan sistem satelit. Untuk dapat beradaptasi dengan karakteristik kanal transmisi yang berbeda-beda pada tiap daerah penyiaran, maka ETSI memberikan pilihan parameter-parameter yang dapat digunakan untuk siaran televisi dalam format DVB-T.
Dalam tugas skripsi ini, dibuat sebuah program simulasi yang dapat digunakan untuk menganalisa unjuk kerja masing-masing pilihan parameter pada standar DVB-T tersebut. Penggunaan Reed Solomon coding, pemilihan convolutional coding rate, penggunaan inner interleaver dan pemilihan jenis mapper konstelasi adalah fitur-fitur yang dapat dipilih pada program simulasi ini.
Dengan melakukan simulasi dan pengambilan data untuk jenis kanal yang berbeda serta tingkat intensitas derau yang berbeda-beda pula diharapkan unjuk kerja dari masing-masing pilihan parameter dapat dianulisa untuk tiap karakteristik kanal transmisi.
Hasil simulasi menunjukkan kedua jenis error correction coding yang digunakan yaitu Reed Solomon Coding dan Convolutional coding masing-masing memberikan coding gain yang relatif signifikan berkisar antara I dB hingga 7dB tergantung pada jenis skenario yang digunakan. Analisa perbandingan unjuk kerja mapper konstelasi menunjukkan konstelasi QPSK paling tahan terhadap distorsi kanal sementara konstelasi 64QAM yang paling rentan. Dari segi efisiensi diperoleh bahwa konstelasi 64QAM adalah yang paling efsien sementara konstelasi QPSK adalah yang paling tidak efisien."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumurur, Veronica Adelin
"ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari keinginan peneliti untuk menguji secara empirik tentang pengaruh perubahan pola pemanfaatan ruang daratan terhadap eutrofikasi danau. Perlunya mengkaji perubahan pola pemanfaatan di kawasan sekitar danau disebabkan adanya fakta kecenderungan perubahan pola pemanfaatan ruang daratan di sekitar Donau Mooat yang terjadi terus-menerus dan tidak terkendali. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dalam kurun waktu enam tahun (1987-1993) telah terjadi perubahan pola pemanfaatan ruang daratan di sebagian besar ruang di sisi sebelah timur Danau Mooat dari kawasan lindung menjadi kawasan budidaya. Dalam kurun waktu tersebut telah terjadi peningkatan keadaan trofik dari oligotrofik ke mesotrofik. Kondisi ini akan mengancam keberadaan dan kelestarian fungsi danau sebagai sumberdaya bagi masyarakat sekitarnya.
Hipotesis yang akan diuji adalah adanya pengaruh perubahan pola pemanfaatan ruang daratan di kawasan sekitar danau terhadap eutrofikasi danau. Pengujian hipotesis didasarkan pada data perubahan luas daratan kawasan lindung dan kawasan budidaya yang terjadi setiap tahun, jumlah unsur hara (unsur nitrogen dan fosfor) yang diekspor oleh kawasan lindung dan kawasan budidaya ke dalam perairan Danau Mooat serta perubahan keadaan trofik Danau Mooat dalam rentang waktu 11 tahun (1987-1998).
Penelitian ini bertuiuan menganalisis perubahan pola pemanfaatan ruang daratan di kawasan sekitar danau dan pengaruhnya terhadap eutrofikasi danau. Studi ini dilakukan di kawasan sekitar Danau Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara yang mencakup pola perubahan pemanfaatan ruang daratan di kawasan sekitar danau dan kondisi Danau Mooat.
Dalam memperoleh perubahan pola pemanfaatan ruang daratan yang terjadi di kawasan sekitar Danau Mooat, digunakan metode overlay atau metode tumpang tindih. Metode ini menggunakan peta rupa bumi Kotamobagu skala 1:50.000 yang diterbitkan oleh Bakosurtanal pada tahun 1991, sebagai peta dasar (data I). Sebagai data pembanding (data ke-n) digunakan peta gabungan antara peta tata guna lahan tahun 1992 Kabupaten Bolaang Mongondow-Kabupaten Minahasa dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bolaang Mongondow dan peta pemanfaatan ruang daratan hasil pengukuran langsung di lapangan dengan skala 1:50.000.
Kondisi Danau Mooat khususnya keadaan trofik dan mutu air danau, diperoleh dengan mengukur setiap parameter keadaan trofik dan mutu air pada setiap sampel air yang diambil pada tujuh stasiun yang telah ditentukan.
Perubahan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di kawasan sekitar danau dalam rentang waktu 11 tahun (1987-1998), telah mengalami perubahan luas lahan, sebagai berikut : (1) tahun
1987 total luas lahan kawasan lindung adalah 2389,975 ha, dan pada tahun 1998 total luas lahan berubah menjadi 1208,925 ha.; (2) tahun 1987 total luas lahan kawasan budidaya adalah 647,6 ha, dan tahun 1998 total luas lahan berubah menjadi 1828,7 ha. Dari data tersebut diperoleh bahwa sejak tahun 1987 sampai dengan tahun 1998 telah terjadi konversi kawasan lindung menjadi kawasan budidaya sebesar 1 18,1 1 ha atau 4% setiap tahun. setiap parameter keadaan trofik Danau Mooat pada rentang waktu 1987-1998 mengalami perubahan drastis rata-rata 98% setiap tahun. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa komposisi pemanfaatan ruang daratan pada tahun 1987 di mana 79% adalah kawasan lindung dan 21% kawasan budidaya telah menempatkan kondisi Danau Mooat pada kategori oligotrofik. Pada tahun 1998 di mana 40% adalah kawasan lindung dan 60% kawasan budidaya telah menempatkan kondisi Danau Mooat pada kategori hipereutrofik atau hipertrofik. Disimpulkan pula bahwa perubahan pola pemanfaatan ruang daratan di kawasan sekitar danau telah memberikan pengaruh terhadap eutrofikasi Danau Mooat. Dalam kurun waktu 11 tahun keadaan trofik Danau Mooat berubah dari oligotrofik (konsentrasi fosfat 4,43 ppb/tahun) tahun 1987 menjadi hipereutrofik (konsentrasi fosfat 260,48 ppb/tahun) tahun 1998. Dengan pertambahan konsentrasi fosfat sebesar 50,83 ppb setiap tahun dan tanpa pengelolaan (tanpa rehabilitasi dan revitalisasi pemanfaatan ruang di kawasan sekitar Danau), diprediksi Danau Mooat akan masuk pada kategori danau hipereutrofik atau hipertrofik di mana konsentrasi fosfat lebih dari 5000 ppb setiap tahun pada tahun 2092.
Hasil analisis data yang diperoleh ternyata mendukung dugaan dan membuktikan hipotesis peneliti, sehingga hipotesis penelitian tentang masalah yang diteliti di mana perubahan pola pemanfaatan ruang daratan di kawasan sekitar danau telah memberikan pengaruh terhadap eutrofikasi perairan Donau Mooat telah teruji dan dapat diterima.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi penentu kebijakan dalam upaya melestarikan dan mengelola kawasan sekitar Danau Mooat. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang sama atau penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metodologi pola pemanfaatan ruang daratan dan pengaruhnya terhadap kawasan sekitar danau.
Daftar Kepustakaan : 62 (1952 - 1998)

ABSTRACT
The Influence of Pattern Change in Terrestrial Space Utilization on Lake Eutrophication (A Case Study of Space Utilization Surrounding Area of Lake Mooat, North Sulawesi)This research starts from researcher's desire to test empirically about the influence of pattern change in the terrestrial space utilization on the lake eutrophication. The needs to study the change of utilization pattern within the lake area is caused by the fact that there is a tendency in the change of the terrestrial space utilization pattern around Lake Mooat which is taking place continuously and uncontrollably. From the research result, it is found that within a period of six years (1987-1993) a change of terrestrial space utilization pattern at most of the east part of Lake Mooat was converted from the protected area to the cultivated area. Within that period of time an increase has taken place on trophic condition from on olygotrophic to mesotrophic. This condition will threaten the existence and preservation of the lake function as living resources for the surrounding community.
The hypothesis is to seek whether there is an influence on the change of terrestrial space utilization pattern in the area occurred every year. The tested hypothesis is based on the yearly data of the pattern change of the protected area into cultivated area. Also taken into calculating is the amount of nutrient elements, especially nitrogen and phosphor sent by the protected area and the cultivated area into Lake Mooat waters, and also the change of the trophic condition of Lake Mooat waters which has been taking place within 11 years since 1987 to 1998.
This research aim to analyze the change in that terrestrial space utilization pattern within the lake area and its influence on the lake eutrophication. This study is carried out at the area around Lake Mooat, Bolaang Mongondow Regency, North Sulawesi, including in the space utilization surrounding of the lake and the condition of Lake Mooat waters.
In order to obtain the change in the terrestrial space utilization pattern taking place at the area around Lake Mooat, the overlay method is applied. This method applies the Kotamobagu geographical map with a scale of 1:50,000, published by Bakosurtanal in 1991 as the basic map (data I). As the comparison map (n-th data), the combined map of the land use map of 1992 of Bolaang Mongondow Regency-Minahasa Regency of the National Agrarian Agency (BPN) of Bolaang Mongondow Regency and the result of carried out by measurement at site of terrestrial space utilization, where both recorded in the Kotamobagu geographical map with a scale of 1:50,000 published by Bakosurtanal in 1991.
The condition of Lake Mooat, in particular the trophic condition and quality of the lake water, is obtained by measuring each parameter of the trophic condition, direct and is carried out by measurement at site.
The pattern change in terrestrial space utilization within the area around the lake in a span of 11 years (1987-1998), are as follows : (1) in 1987 the total extent of the protected area was 2389.975 ha, and in 1998 the total extent of area changed into 1208.925 ha; (2) in 1987 the total extent of the cultivated area was 647.6 ha; and in 1998 the total extent of area changed in to 1828.7 ha. From the data, it is found that from 1987 to 1998, 118.11 ha of the protected area was converted to cultivated area or loss of 4% each year. It is also found out that each parameter of the trophic condition of Lake Mooat from 1987 to 1998 experienced a change of an average of 98% each year. Of the above data, it is concluded that in 1987 the composition of the area space utilization within the area around Lake Mooat, where the protected area occupied 79% and cultivated area of 21% of the area extent, quotation has placed the trophic condition of Lake Mooat waters under the olygotrophic category (4.43 ppb phosphor year'). In 1998 where the protected area occupied 40% and the cultivated area occupied 60% of the land extent, quotation has placed the trophical condition of Lake Mooat waters at the hypereutrophic or hypertrophic category (50.83 ppb phosphor year''). At such condition, without rehabilitation and revitalization of space utilization surrounding area of the lake, Lake Mooat waters is predicted to enter the hypereutrophic or hypertrophic category (more than 5000 ppb phosphor year') in 2092.
The data obtained and analysis taken has proven the researcher's assumption hypothesis, the tested hypothesis about the change in the terrestrial space utilization pattern in the area around the lake exerts an influence on the eutrophication of Lake Mooat waters is proven and accepted.
The result of this research is expected to give input for the policy makers in the attempt to preserve and to manage the area around Lake Mooat. Further, the result of this research can be used as a reference for similar research or any further research with using the methodology of terrestrial space utilization pattern and its impact on the area around the lake.
Bibliography: 62 (1952 - 1998)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Murdika
"Perkembangan teknologi multimedia saat ini, mendorong peningkatan kebutuhan bandwidth dan kecepatan transfer yang tinggi. Kemudahan instalasi dan media komunikasi yang fleksibel menjadi syarat dalam mengakomodasi perkembangan tersebut. Pilihan teknologi yang ada misalnya broadband nirkabel, namun penelitian saat ini banyak yang mengembangkan teknologi menggunakan cahaya yang ditransmisikan dalam ruang bebas yang dikenal sebagai Free Space Optical Communications atau FSOC.
FSOC adalah teknologi line-of-sight yang menggunakan cahaya yang dipancarkan dalam ruang bebas. Keuntungan teknologi FSOC, yaitu tidak membutuhkan media waveguide, sehingga fleksibilitasnya tinggi, dan bandwidth tinggi serta biaya lebih ekonomis dan tanpa perlu lisensi spektrum dibandingkan media transmisi lain. Namun, kelemahan teknologi FSOC ini membutuhkan sumber cahaya berdaya tinggi untuk mengompensasi penyerapan dan hamburan yang terjadi pada medium propagasi. Sumber cahaya optik seperti laser/LED berdaya tinggi yang ada masih terbatas sehingga peralatan tersebut menjadi mahal.
Pada penelitian ini, untuk mengantisipasi kebutuhan laser berdaya tinggi, diusulkan menggabungkan beberapa laser berdaya rendah yang lebih ekonomis namun berdaya guna tinggi jika digabungkan. Diharapkan dari penggabungan ini diperoleh sumber cahaya koheren, kontinyu dan berdaya tinggi. Superposisi dua cahaya laser yang berbeda wavelength memunculkan masalah beat frekuensi yang tidak diharapkan. Karenanya dilakukan pengaturan terhadap polarisasi untuk meminimalisasi efek beat frekuensi tersebut. Input cahaya laser digabungkan sesuai metode superposisi menggunakan coupler dan dihubungkan pada fiber optik menuju beam expander pada sisi kirim. Selanjutnya menganalisa beat frekuensi dan beat polarisasi serta pengaruhnya terhadap maksimum modulationrate. Sumber cahaya laser berdaya tinggi tersebut berpotensi besar sebagai sumber cahaya optik pada sistem Terrestrial Free Space Optical Communications.
......Recent development of multimedia technology, present demand on higher bandwidth and faster transfer rate is increasing. Furthermore, ease of installation and flexibility of communication medium to accommodate network topology change, add complexities to the solution of the aforementioned requirements. Although broadband wireless communication has been taken as an option, recent works also reveal the implementation possibility of transmitting lights in a free space for data communication, which is widely known as Free Space Optical Communications (FSOC).
FSOC is a line-of-sight technology utilizing lights as communication media traversed in a free space. This technology does not require a waveguide medium, hence it has a higher flexibility with higher bandwidth. In addition, no special license to secure the frequency spectrum is required as applies to other wireless technology. On the other hand, a high power supply is necessary for the light source to compensate absorption and dispersion during light transmission, which leads to higher cost of building such system. This remains a research challenge to develop a high power yet cost-effective light source.
In this research, we propose a new approach in building a high power laser source by combining several low power and inexpensive laser sources. It is expected that a coherent, continuous and high power laser source can be realized from this combination. Superposition of two different wavelength laser light raises the issue of the beat frequency is not expected. Therefore made polarization arrangements to minimize the effect of the beat frequency. Input lasers are combined according to superposition method using coupler and then connected through a fiber optic link to beam expander at the sending end. Beat frequency and beat polarization are then analyzed to investigate their effects to maximum modulation rate. The obtained high power laser can then be utilized as a light source for a terrestrial free-space optical communications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30078
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Thermo-hydrodynamic design of fluidized bed combustors : estimating metal wastage is a unique volume that finds that the most sensitive parameters affecting metal wastage are superficial fluidizing velocity, particle diameter, and particle sphericity. Gross consistencies between disparate data sources using different techniques were found when the erosion rates are compared on the same basis using the concept of renormalization. The simplified mechanistic models and correlations, when validated, can be used to renormalize any experimental data so they can be compared on a consistent basis using a master equation."
New York: Springer, 2012
e20418278
eBooks  Universitas Indonesia Library