Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sunandar
Abstrak :
Tesis ini dibuat dengan tujuan untuk melihat strategi pembangunan kelembagaan dan hubungan kelembagaan yang ada di Cerebrovascular Center (CVC) RSPAD-GS antara Akademisi-Bisnis-Pemerintah dan Pengguna. Keberadaan CVC RSPAD-GS berawal dari kebutuhan dasar dalam menangani penderita stroke yang semakin meningkat tiap tahunnya di Indonesia menurut data Riskesda tahun 2007 Kementerian Kesehatan. Kendala yang dialami dalam proses pengorganisasian adalah panjangnya birokrasi yang harus ditempuh sementara pelayanan tetap harus berjalan dengan baik. Perlunya fasilitas dan sarana prasarana, sumberdaya manusia, anggaran, struktur internal dan seorang pemimpin merupakan hal yang dibutuhkan dalam pengembangan CVC RSPAD-GS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisa data deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah manajemen pengelolaan secara umum dibawah Kepala RSPAD yang bersifat sentralistis sehingga otoritas kebijakan baik pengadaan dan pengolaan SDM, Sarana prasarana serta hal lainnya dibawah kendali dan pengawasan Kepala RSPAD. Hubungan kerjasama yang terjalin antara CVC RSPAD-GS dengan Akademisi-Bisnis-Pemerintah dan Pengguna dalam bersifat personal. ......This thesis is aims to look at the institutional building strategies and institutional relationship that exist in the Cerebrovascular Center (CVC) Army Hospital Center Gatot Soebroto (RSPAD-GS) between Academia, Business, Government and Users. CVC existence starts from a basic necessity in dealing with patients with stroke are increasing every year in Indonesia, according to Basic Health Research data (Riskesda) in 2007 from the Ministry of Health Republic of Indonesia. Constraints experienced in the organizing process is lengthy bureaucratic process that must be taken while the service remains to be going well. The need for facilities and infrastructure, human resources, budget, internal structure and a leader is needed in the development of CVC RSPAD-GS. This study used a qualitative approach with descriptive data analysis. Results from this study are generally under the management of Chief of Army Hospital Center Gatot Soebroto are to be centralized so that both policy authorities refineries procurement and human resources, facilities and infrastructure as well as other matters under the control and supervision of Chief of Army Hospital. Cooperative relationship that exists between CVC Army Hospital with Business-Academia-Government and the User is personal.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayatun Izma
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dilakukan selama 2 bulan pada bulan September-Oktober 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik. RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, sedangkan untuk pelayanan farmasi klinik yang belum terlaksana yaitu Pemantauan Kadar Obat dalam Daram PKOD .
ABSTRACT
Intership at Gatot Soebroto Ditkesad Indonesian Central Army Hospital was done for 2 months in September October 2016. This intership was intended to make Apotechary student understand the roles, duties and responsibilities of Pharmacists in pharmaceutical care, includes managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also clinical pharmacy activities. Managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in Gatot Soebroto Ditkesad Indonesian Central Army Hospital are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 58 Year 2014 about Standarization of Pharmaceutical Care in Hospital, while for clinical pharmacy activities has not done is monitoring of drug levels in blood.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amiratul Haq Rasyid
Abstrak :
Praktik kerja profesi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Periode Bulan Januari-Februari Tahun 2018 bertujuan untuk memahami peranan, fungsi dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di rumah sakit, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik kefarmasian di rumah sakit. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama dua bulan dengan tugas khusus yaitu ldquo;Pemantauan Terapi Obat pada Pasien dengan Unstable VT Post Cardioversi, NSTEMI, Advanced Heart Failure pada DCM efisiensi 18 , PPOK, Pneumonia dan BPH-LUTS di Lantai 2 Ruang Perawatan Jantung rdquo;. Tujuan dari tugas khusus ini adalah agar calon apoteker dapat memonitoring, mengidentifikasi dan memberikan rekomendasi usulan terkait dengan penyelesaian masalah pemberian obat pada pasien, mempelari dan memahami tugas, fungsi, serta peran farmasi klinis di ruang perawatan pasien, serta mempelajari cara berkomunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lain seperti dokter dan perawat dalam penyelesaian masalah terkait pemberian pengobatan pasien. ...... Internship at Gatot Soebroto Army Hospital Period January-February 2018 aims to understand the roles, functions and responsibilities of pharmacists in hospitals, as well as to practice pharmaceutical services in accordance with applicable laws and ethics, have the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practices in hospitals, can also have the insight of pharmaceutical practice issues and learn strategies and activities that can be undertaken in the course of pharmaceutical practice development in hospitals. This internship at was conducted for two months with special assignment Drug Monitoring in Patients with Unstable VT Post Cardioversi, NSTEMI, Advanced Heart Failure on DCM efficiency 18 , COPD, Pneumonia and BPH-LUTS on the 2nd Floor Heart Treatment Room . The purpose of this special assignment is that the prospective pharmacist may monitor, identify and provide recommendations to solve drug related problem, study and understand the duties, functions, and role of clinical pharmacy in patient care rooms, and learn how to communicate with patients and other health workers such as doctors and nurses in solving drug related problems to the treatment of patients.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tan Suyono
Abstrak :
Rumah sakit tentara yang semula hanya mempunyai fungsi untuk melayani kesehatan prajurit dan keluarganya, sebetulnya tidak memerlukan konsep pemasaran, karena sudah memiliki langganan tetap yang jelas. Akan tetapi mengikuti perkembangan zaman maka saat ini rumah sakit tentara juga dibuka untuk umum, maka sebagai akibatnya status rumah sakit tersebut juga mengalami perubahan, dari yang semula hanya untuk kalangan tentara dan keluarganya sendiri sekarang berubah menuju ke mekanisme pasar. Rumah Sakit Tingkat IV Cijantung Kesdam Jaya merupakan rumah sakit tentara milik TNI-AD tingkat IV, yang setara dengan rumah sakit pemerintah tipe D dengan kemampuan tempat tidur sebanyak 66 TT pada tahun 2002. Pada tahun 2001 dengan tempat tidur sebanyak 66 TT angka Bed Occupancy Rate (BOR) 60,6 %, terdiri dari anggota 55 % dan pasien umum hanya 45 %, maka kapasitas Unit Rawat Inap RS. Cijantung belum optimal dan seharusnya masih dapat melayani masyarakat umum, sehingga dengan perbandingan antara fasilitas yang ada dengan BOR pasien umum maka terlihat angka BOR nya rendah. Unit Rawat Inap RS. Tk. IV Cijantung Kesdam Jaya belum mempunyai rencana strategi pemasaran. Persaingan rumah sakit khususnya pelayanan rawat inap cukup berat sehingga perlu dilakukan penyusunan rencana strategik pemasaran yang tepat untuk unit rawat inap RS.Tk. IV Cijantung Kesdam Jaya Tahun 2002. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi faktor pada lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi unit rawat inap, kemudian menghasilkan strategi pemasaran yang tepat. Dari hasil analisis faktor eksternal (EFE Matriks) yang menyimpulkan semua peluang dan ancaman, serta analisis faktor internal (IFE Matriks) yang menyimpulkan semua kekuatan dan kelemahan unit rawat inap melalui proses Consensus Decesion Making (CDM). Kemudian dengan mengunakan TOWS matriks dan IE matriks ditentukan alternatif strategi pemasaran. Posisi Unit Rawat Inap RS. Cijantung pada matriks TOWS terletak pada posisi Future Quadrant(SO) dan dengan matriks IE terletak pada posisi "Hold and Maintain", kemudian dilakukan matching didapat alternatif strategi yang dianjurkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan nilai total masing-masing alternatif strategi prioritas dengan menggunakan QSPM maka strategi terpilih yang harus dikembangkan adalah penetrasi pasar. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian dianjurkan dilakukan cara meningkatkan pangsa pasar unit rawat inap RS. Cijantung melalui promosi serta pemasaran agresif, penambahan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, melengkapi fasilitas sarana dan prasarana, pengembangan jenis pelayanan sub spesialistik serta meningkatkan kerjasama dengan perusahaan. ...... The Army Hospital, firstly function as medical treatment hospital for the army and family, actually does not implement the marketing concept. However in globalization, hospital made opened for public which caused its status change from the army and family facility to market mechanism. The Forth Grade Cijantung Kesdam Jaya Hospital is the property of the Forth Grade Armed Forced which is the same as Type D Government Hospital that has 66 bedrooms in 2002. In 2002, with 66 bedrooms, BOR (Bed Occupancy Rate) has shown 60.6% consists of 55% are members and 45% are public. The comparison of hospital facilities and its BOR public patient is still low due to unplanned marketing strategy. The competition in In-Patient Medical Treatment considered moderate, so that it is important to implement its marketing strategy accordingly for the Forth Grade Cijantung Kesdam Jaya Hospital in 2002. The purpose of this research is to have some information factors externally and internally which resulting the right strategy. The result of the external analysis (EFE Matrix) determines opportunity and threats, strength and weakness by Consensus Decision Making (CDM). The next is the matching stage; determine its goals and alternative strategy using TOWS and IE Matrix. The position of In-Patient at TOWS Matrix curvently is on Future Quadrant position (SO) and in "Hold and Maintain" position on IE Matrix. Then the analysis is matched to obtain recommended alternative strategy, market penetration and product development. The alternative strategy suggested by QSPM Matrix is the Market Penetration. The suggestion implemented according to the research to develop the market for In-Patient Unit Cijantung Hospital is by doing Aggressive Marketing Promotion, value added and developing its human resources, increasing its facilities, improving sub-specialist services and working and making a good relationship to companies.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Suharto
Abstrak :
Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk Organisasi yang unik dan komplek yang padat dana, padat waktu dan padat karya. Untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat yang makin meningkat dan perdagangan bebas rumah sakit harus proaktif dimana setiap unit kerja harus saling bekerja sama dengan baik, terkoordinasi, terarah dan terpadu sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu efektif dan efesien. RSPAD Gatot Soebroto sebagai Rumah Sakit rujukan tertinggi bagi ABRI, memerlukan Sumber Daya Manusia, baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Keinginan mengabdikan diri menjadi dokter militer saat ini cenderung menurun. Hal ini mungkin disebabkan karena ada ketidakpuasan kerja sebagai dokter militer. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh 2 faktor yakni : faktor Karakteristik Individu dan Kondisi Lingkungan Kerja. Belum ada informasi tingkat kepuasan dokter militer di RSPAD Gatot Soebroto. Di lakukan penelitian apakah ada hubungan antara Karakteristik Individu dan Kondisi Lingkungan Kerja dokter militer di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metoda survei dengan pengumpulan data secara Cross Sectional terhadap total sampel 69 dokter militer RSPAD Gatot Soebroto. Instrumen penelitian ini adalah Kuisioner yang dibuat berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep penelitian. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah Kepuasan Kerja dengan Sub variabel otonomi, citra profesi dan jabatan. Sedang variabel bebasnya adalah : Karakteristik dengan Subvariabel umur, masa kerja, pangkat., Kondisi kerja dengan Subvariabel Lingkungan Fisik, Interaksi, Kepemimpinan, Pola Karir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1.Sebagian besar responden (76,81%) akan pensiun dalam waktu 10 tahun mendatang. Perlu dilakukan upaya regenerasi personil dan kebijaksanaan penugasan dokter militer muda terpilih di RSPAD Gatot Soebroto yang mempunyai potensi akademik dan kepedulian terhadap organisasi yang tinggi. 2.Terhadap pola karier sebagian besar responden menyatakan puas terhadap pola karir (79,72%). Demikian juga terhadap jabatan yang dipangkunya rasa puas dinyatakan oleh 71,02% responden. Rasa puas responden ini menurut penulis lebih disebabkan oleh karena adanya proses peminjaman jabatan, sehingga perlu diberlakukan pola karir alternatif dengan jabatan fungsional dengan mempergunakan nilai kredit prestasi. 3.Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur, masa kerja, pangkat dengan Kepuasan Kerja p > 0,05. 4.Terdapat hubungan yang bermakna antara Lingkungan Fisik, Interaksi, Kepemimpinan, Pola Karir dengan Kepuasan Kerja p< 0,05. Untuk meningkatkan kepuasan dokter militer di RSPAD Gatot Soebroto disarankan langkah-langkah : 1.Revalidasi Organisasi RSPAD Gatot Soebroto yang menampung baik jabatan Struktural maupun jabatan Fungsional. 2.Diberlakukannya Pola Karir alternatif lain melalui Pola Karir jabatan fungsional dengan memakai nilai kredit prestasi. Selain pola karir Perwira yang saat ini berlaku Skep Kasad 327 /V1/ 1987. 3.Mengembalikan Kewenangan RSPAD Gatot Soebroto menjadi RS pendidikan mandiri (Hospital Base), sehingga dapat memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialisnya sendiri baik untuk kepentingan RSPAD Gatot Soebroto maupun RS ABRI lainnya.
Hospital is a unique and complex organization which needs a lot of fund, person time consuming and numerous personnel. To anticipate the public demands and free trade era, hospital has to be proactive. Every unit in the hospital has to cooperate to provide quality care effectively and efficiently. The Central Army Hospital Gatot Soebroto as a top referral hospital among the Armed Forces hospital, needs a qualitative and quantitative reliable human resources. The new graduated doctor's desire to serve the medical armed forces department is decreasing currently. One of the reason is probably related to job satisfaction. Job satisfaction is influenced by two factors, individual characteristics and the work condition. This research is about the relationship between the individual characteristics and the work condition with job satisfaction among military medical doctors in The Central Army Hospital Gatot Soebroto. The research represents quantitative, applying survey method with cross sectional data collection from the total sample of 69 military doctors. The research instrument is a structured questionnaire which is based on literature and research frame work. The dependent variable is job satisfaction which includes autonomy, profession image, and position. The independent variables consists of individual characteristics with which includes age, work period, rank, and work condition which includes physical environment, interaction, leadership, and career path. The study result shows that : 1. Most of the respondent (76,81%) will retired within the next ten . years, therefore regeneration and recruitment of the younger military medical doctors need to be done. 2. Most of the respondents are satisfied with their career path (79,72%) and current position (71,02%), even though some of their position are "borrowed" from different working units. Alternative career patterns with functional positions should be applied. 3.There are no significant relationship between age, work period, and rank with job satisfaction (p > 0,05). 4.There are significant relationship between physical environment, interaction, leadership and career path with job satisfaction (p< 0,05). To increase. the military medical doctor's job satisfaction in The Central Army Hospital Gatot Soebroto, it is suggested that some steps should be carried out, such as : 1.Reorganization of The Central Army Hospital Gatot Soebroto that accommodate both structural and functional positions. 2.Adopt alternative career pattern which accommodate career paths for functional positions. 3.Return the authority of the Central Army Hospital Gatot Soebroto as a teaching hospital so it can train specialists both for the Gatot Soebroto Hospital itself and other military hospitals.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutopo
Abstrak :
Standarisasi benang bedah di bedah sentral rumah sakit penting untuk tujuan efisiensi biaya dan sumber daya, mengurangi terjadinya benang kadaluarsa dan kehilangan. Kesulitan untuk standarisasi sering kali disebabkan pemakai mempunyai kesukaan terhadap benang tertentu, munculnya dokter bedah baru menyebabkan muncul pula kode kode baru dan kode-kode sebelumnya menjadi tidak bergerak lagi atau lambat bergeraknya. Standarisasi akan menghilangkan resiko yang akan datang terhadap stok yang berlebihan. Secara keseluruhan mengurangi kesulitan dalam administrasi dari inventors yang juga berarti mengurangi biaya inventori. Tersedianya data yang akurat pemakaian benang dapat dijadikan dasar yang lebih baik untuk menganalisa, memperkirakan dan merencanakan pemakaian berikutnya. Data sekunder persediaan benang bedah di Bedah Sentral RSPAD Gatot Soebroto periode Maret 1997 sampai dengan April 1998 diteliti dengan Analisis ABC sehingga diketahui pemakaian yang banyak ( fast moving) dan sedikit ( slow moving) demikian pula diketahui nilai investasi yang tinggi, sedang dan rendah. Dipilih 14 dokter spesialis sebagai respondens mewakili semua spesialis pemakai bedah sentral untuk mengisi kuesioner, sehingga didapatkan nilai kritis dari masing-masing benang bedah. Dengan pembobotan nilai investasi, nilai pemakaian dan nilai kritis tersebut didapatkan indeks kritis dari masing-masing benang. Hasil Analisis Indeks Kritis ABC sebagai berikut : Kelompok A merupakan kelompok kritis tinggi terdapat 44 jenis benang bedah (28,39%) dengan nilai kumulatif pemakaian Rp 188.834.636,- (46,31 %) dan kelompok B merupakan kelompok kritis sedang terdapat 65 jenis benang (41,84%) dengan nilai kumulatif Rp 75.132.959,- (18.42%) dan kelompok C merupakan kelompok kritis rendah terdapat 46 jenis benang (29,77%) dengan nilai investasi Rp. 143.807.411,- (35,27%). Hasil Analisis Indeks Kritis ABC tersebut selanjutnya didiskusikan untuk disederhanakan dengan cara menghapuskan jenis benang yang spesifikasinya sama dari berbagai produk dan dengan pertimbangan penilaian kritisnya benang oleh para dokter spesialis. Hasil dari penyederhanaan jenis benang tersebut dari semula 155 jenis dapat disederhanakan menjadi 62 jenis benang. Susunan 62 jenis benang bedah tersebut merupakan standar benang bedah di Bedah Sentral RSPAD Gatot Soebroto dan ditetapkan sebagai Daftar Benang Esensial RSPAD Gatot Soebroto. Saran selanjutnya kepada rumah sakit adalah mengembangkan suatu formula benang bedah yang tepat yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam prosedur standar operasi dan lapisan jaringan. Menyusun Efficient Pack (Paket Hemat) dengan cara mengidentitikasi pemakaian benang bedah yang paling efisien dengan menentukan jumlah yang dibutuhkan dan meminimalkan benang yang terbuang. Rumah Sakit diharapkan dalam situasi krisis moneter saat ini dapat menetapkan biaya Palle (Paket Hemat) setiap prosedur dengan tetap mengutamakan kualitas penanganan pasien, sehingga harga terjangkau dengan kualitas terjamin.
The standardization of surgical suture at the Central Surgery Unit is of great importance for cost efficiency and human resources. It checks the possibility of using expired suture and prevents loss. There are several difficulties in developing a standard on suture. First, standardization would be more difficult if surgeons has different preferences for certain kinds of suture. Second, new surgeons would devise new codes and thus make old codes unworkable or just too slow-moving. Standardization could decrease a possibility of over-stocking. On the whole, it helps in inventory control and saves cost. The availability of accurate data on the use of sutures is useful for analyzing, estimating and planning future needs. Secondary data on the inventory of surgical sutures at the Central Surgery Unlit of the Central Army Hospital (RSPAD Gatot Soebroto ) during the period March 1997 to April 1998 were used and analyzed using ABC Analysis. This analysis separated fast-moving and slow-moving sutures. In addition the analysis who divided high investment value of suture from the low one. Fourteen specialist doctors representing deferent specialties and who frequently used the Central Surgery Unit for surgery were asked using questionnaires. A critical score of the use of each type of suture was gathered. After compiling the investment score, usage score, and critical score. A critical index for each type of suture were developed. The result was as follows Group A represented the high critical group. This group used 44 different types of surgical suture ( 28.39 %) amounting to a cumulative usage value of Rp. 188.834.636,- ( 46.31 % ). Group B which represented the medium critical group, used 65 different types of surgical suture ( 41.84 %) amounting to a cumulative usage value of Rp. 75.132.959,- ( 18.42 % ).Group C , which represented the low critical group, used 46 different types of sugical suture (29.77 %) amounting to a cumulative usage value of Rp. 143.807.411,- ( 35.27 % ). Based on the importance of critical index value of sutures used by specialist doctors, the ABC Critical Index Analysis was further simplified by eliminate sutures of the same specification from different producers. Finally, 62 types of sutures out of originally 155 were chosen to be the standard surgical suture to be used at the Central Surgery Unit of the Central Army Hospital (RSPAD Gatot Soebroto ) ,and called as the Essential Sutures of the Central Army Hospital ((RSPAD Gatot Soebroto ). It is suggested that a special formula for surgical suture should be developed, in accordance to appropriateness of standard operating procedure and tissues layer. An Efficient Pack (Paket Hemat) should also be devised by identifying the most efficient use of surgical suture and by determining the amount to be used, to minimize its wastage. In conclusion, during this monetary crisis, hospitals should try to establish the cost of such an Efficient Pack (PaHe) for each procedure affordable to the patient without even decreasing the quality of care for patients. Bibliography : 35 (1978 - 1993)
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T8220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Abdullah Yahya
Abstrak :
Dalam era globalisasi saat ini dunia berada dalam situasi perubahan yang cukup hebat. Terjadi perubahan-perubahan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan baik sosial, budaya maupun ekonomi termasuk bisnis. Tidak terkecuali dunia perumahsakitan yang merupakan kegiatan "sosio ekonomi", dan cenderung menjadi "industri kesehatan" atau "bisnis rumah sakit" juga mengalami dampak perubahan global ini. Menghadapi dampak perubahan semacam ini diperlukan adanya manajer yang memiliki kemampuan sebagai pemimpin yang mampu membuat perubahan. Kepemimpinan yang efektif akan mampu menghasilkan perubahan yang sangat bermanfaat bagi organisasi perumahsakitan. RSPAD Gatot Soebroto sebagai rumah sakit yang cukup besar dan berskala nasional juga membutuhkan kepemimpinan yang efektif dari para manajernya guna menghadapi tantangan global yang kompetitif. Dalam pelaksanaan tugas selama ini dilingkungan RSPAD Gatot Soebroto dirasakan masih ada kesenjangan kepemimpinan terutama pada tingkat manajer menengah sebagai pelaksana fungsi . Hal ini bisa dilihat dengan timbulnya gejala-gejala seperti misalnya : penegakan disiplin sulit dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten, penatalaksanaan "reward and punishment " yang tidak memadai , konflik internal di lingkungan eselon pelaksana masih menjadi masalah pimpinan, kebijakan pimpinan seringkali tidak terjabarkan secara sempurna pada tingkat pelaksana dan tenaga-tenaga profesional yang sulit diatur. Hal - hal semacam ini menjadi bahan penelitian bagaimana sesungguhnya situasi kepemimpinan tingkat manajer menengah di jajaran RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini berdasarkan pendekatan kesesuaian pemimpin dengan menggunakan perangkat penilaian efektifitas kepemimpinan dari Fred E. Fidlrer dan Martin M Chemers untuk menilai gaya kepemimpinan dan situasi kepemimpinan . Gaya kepemimpinan menggunakan skor LPC sedang untuk situasi kepemimpinan yang dinilai adalah tingkat kendali situasi (situational control scale) yang komponennya terdiri dari : Hubungan Pemimpin - Bawahan dengan alat ukur Leader- Member Relations Scale , Susunan Tugas dengan alat ukur Task Structure Rating Scale dan tingkat Kewenangan Jabatan menggunakan alat ukur Position Power Rating Scale. Dari hasil penelitian dengan menggunakan perangkat tersebut diatas ditemukan gaya kepemimpinan pada manajer menengah RSPAD sebagian besar adalah LPC tinggi atau termotivasi hubungan, sedangkan sebagian kecil LPC rendah atau termotivasi tugas, satu orang dengan LPC sedang (Socio-Independent). Untuk tingkat kendali situasi ditemukan bahwa sebagian besar memiliki tingkat kendali tinggi dan sebagian kecil dengan tingkat kendali rendah. Dari penyesuaian gaya kepemimpinan dengan kendali situasi ditemukan bahwa 55 % menunjukan kinerja " jelek ", 40 % kinerja " Baik" dan 5 % kinerja " sedang ". Untuk lebih mendalami masalah yang diteliti dilakukan studi kasus yang diambil dari kelompok dengan kinerja "baik" , kelompok dengan kinerja"jelek"dan "sedang". Dari studi kasus untuk kelompok dengan kinerja " jelek " dan "sedang" dibahas tentang perlunya tindakan - tindakan tertentu untuk meningkatkan kinerja tersebut. Selain itu untuk menilai efektifitas kepemimpinan yang nyata pada saat ini, dilakukan wawancara mendalam guna menilai tingkat pemahaman/penghayatan akan peran kepemimpinan serta tugas pokok yang harus dilaksanakan. Dari hasil wawancara mendalam dengan manajer menengah ini ditemukan bahwa sebagian masih belum menyadari/memahami betul tentang peran kepemimpinannya, selain itu sebagian juga masih belum memiliki persepsi yang benar tentang tugas pokok yang harus dilaksanakannya. Untuk menilai hasil kinerja kelompok yang menggambarkan efektifitas kepemimpinan digunakan indikator mutu rumah sakit. Dari hasil penelitian dengan menggunakan data audit medik RSPAD, ditemukan bahwa masih terdapat beberapa indikator mutu yang perlu ditingkatkan. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah telah teridentifikasi gaya kepemimpinan para manajer menengah RSPAD serta tingkat kendali situasinya, sehingga dapat ditemukan tingkat efektifitas kepemimpinannya. Dari hasil tersebut disarankan untuk para kepala departemen dan pimpinan RSPAD perlu melakukan tindakan-tindakan intervensi untuk merubah situasi kepemimpinan pada tingkat departemen di RSPAD yang berpenampilan "jelek " dan "sedang", dari aspek hubungan pimpinan - bawahan, susunan tugas maupun tingkat kewenangan untuk mencapai tingkat kesesuaian pemimpin yang optimal yang tnencerminkan tingkat efektifitas kepemimpinannya. Daftar Kepustakaan : 29 ( 1984-2003)
Analysis of the Leadership Effectiveness within Middle Management in Gatot Soebroto Central Army Hospital, Year 2004 (Based on Leader Match Approach)Today?s globalization had made a quite drastic changes with in our social , cultural and even economics, which include business and the health industry goes with out exception. Highly skilled professionals are needed to tackle and effectively overcome these problems. We need "change leaders" or "transformational leaders", that willl be able to bring the organization including hospital organization into dramatic changes to faces the competition. Even Gatot Soebroto Hospital considered to be our large and nationwide hospital which provides superior health services would also need a team of skilled people to run it effectively within competitive global market. But there are still gaps within the management of Gatot Soebroto Hospital which still have to be overcome. Discipline and responsibility in the hierarchy is still lacking, directions from the superior are not clearly received by subordinates that can also create misunderstanding. According to the researcher's observation these conditions are caused by lacking of leadership within the middle managers. This research is done based on written work by Fred E.Fiedler and Martin M.Chemers that stipulate the concept of leadership style and leadership situation. We use Least Preferred Coworker (LPC) score to identify the "Leadership style", whilst leadership situation is judged by : - the leader - member relationship, task structure and position power. This research shows that most of the middle managers at Gatot Soebroto hospital belong to the High LPC people. Relationship motivated group, while the rest belong to the low LPC people - Task Motivated group and Middle LPC people ( Socio-Independent). The matching of leadership style and leadership situation found fifty five percent shows" poor" performance, forty percent shows" good" performance and five percent " moderate". To study it further, some more case study was done from the samples of the "poor" performance, "good" performance and "moderate" performance. To identify the leadership effectiveness factually , the indepth interview was done to judge the level of visualizing the implementation of leadership functions, and jobs to be done. The result of case study from the "poor" and "moderate" performance groups , indicated that steps has to be taken to upgrade the performance of these particular groups. The result of in depth interview shows that. some of the middle managers still not able to comprehend the implementation of leadership functions , and also lack of perception about the jobs criteria. To identify the leadership effectiveness by the group outcomes, we use the hospital quality indicators. The result of the Gatot Soebroto Hospital's medical audit study shows the need to upgrade some services. The conclusions of this research shows that the leadership style and leadership situations are identified, so the degree of leadership effectiveness can be stated. From this result suggestions are made for the middle managers and head of Gatot Soebroto Hospital's to take actions to change the leadership situations for the " poor" and " moderate" performance group, by intervene the leader-member relationships ,task structure and position power of the related departments, in order to achieve the optimum leader match condition that reflect the optimum leadership effectiveness. References : 29 ( 1984-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Warsino
Abstrak :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia(1990) memperkirakan bahwa pada tahun 2010 terdapat 6 juta wanita yang mengalami usia menopause. Peristiwa menopause merupakan peristiwa yang fisiologis, namun tidak semua wanita dapat beradaptasi dengan menopause tersebut. Hal ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor, salah satunya adalah karakteristik individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan adaptasi menopause diklinik menopause departeman Obstetri Gynekologi RSPAD Gatot Soebroto Jakarta 2004. Sebagai variabel independen adalah karakteristik individu (Umur menopause, Pendidikan, Pengetahuan, Pekerjaan, Jumlah perkawinan dan Paritas). Sedangkan sebagai variabel dependen adalah adaptasi terhadap- menopause. Penelitian ini dilakukan diklinik menopause Departemen Obstetri Gynekologi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta mulai 10 Juni - 10 Juli 2004. Disain studi adalah cross. sectional dengan menggunakan data primer. Sampel penelitian ini adalah ibu-ibu yang sudah menopause dan saat menopause masih bersuami yang datang berobat di klinik menopause, maupun yang tercatat sebagai pasien selama lima bulan terakhir. Besar sampel dihitung dengan menggunakan metode survei dengan proporsi mutlak serta menggunakan presisi 10% dan jumlah sampel 96 orang ditambah 10% menjadi 106 orang. Dilakukan analisis univariat, bivariat dan multi variat dengan regresi logistik sederhana. Kejadian adaptasi menopause 45.7 %. Dari analisis bivariat, karakteristik individu yang berhubungan dengan adapatsi menopause adalah pengetahuan (OR.6.83), paritas (OR.3.30) dan umur menopause (OR.3.48), pendidikan (OR. 2.22). Dan analisis multivariate, karakteristik individu yang berhubungan dengan adaptasi menopause adalah pengetahuan, paritas dan umur menopause. Perlu adanya suatu upaya mensosialisasikan tanda dan gejala menopause pada masyarakat luas, dan dikembangkan dan diperbanyak klinik menopause dan konseling menopause dan rumah sakit pusat sampai rumah sakit tingkat daerah dan puskesmas-puskesmas. Perlu dipersiapkan tenaga yang handal untuk menunjang pelaksanaan klinik menopause dan konseling menopause tersebut. ...... Individual Characteristic Relation with the Adaptation Menopause in Clinic of Menopause Hospital Center the Army of Gatot Soebroto Jakarta Year 2004Health Department ( 1990) predicted in the year 2010 there 6 million natural woman in menopause age. Event Menopause represent the physiological event, but do not all woman can adapt by menopause. This matter can be happened caused by some factor, one of them have individual characteristic. This research aim to know the relation of between individual characteristics to adaptation of menopause of clinic of menopause department Obstetric Gynecology RSPAD Gatot Soebroto Jakarta 2004. As independent variable is individual characteristic ( Old age the menopause, Education, Knowledge, Work, Amount of marriage and Parity). While as variable of dependent adaptation to menopause. This research is conducted by Departmental clinic menopause of Obstetric Gynecology Hospital Center The Army of Gatot Soebroto Jakarta start 10 June - 10 July 2004. Design the study cross sectional by using primary data. this Sampel Research mother of menopause and moment of menopause still have incoming husband to medicines the clinic menopause, and also noted by as patient of during last five month moon. Sample by using method survey by proportion absolute and use the preition 10% and sum up the sample 106 people. Analysis univariate, bivariate and multi variat by regression simple logistics. occurrence of Adaptation menopause 45.7 %. From bivariate analysis, individual characteristic related to adaptation menopause is knowledge (OR.6.83), parity (OR.3.30) And age menopause (OR.3.48), education (OR. 2.22). From analysis multivariate, individual characteristic related to adaptation menopause is knowledge, parity and age menopause. Need the existence of an effort socialize the sign and symptom menopause wide of society, and developed and multiplied clinic of menopause and counselling menopause from home pain center until hospital mount the area and puskesmaspuskesmas. Require to be drawn up a reliable energy to support the execution of clinic of menopause and the counselling menopause.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Mailana
Abstrak :
ABSTRAK
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Apoteker mempunyai peranan yang penting dalam pelayanan kefarmasian di IFRS yang meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA dilakukan pada 18 Juli-31 Agustus 2016 di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Melalui PKPA tersebut, diharapkan calon apoteker dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik di rumah sakit sesuai dengan PMK No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad telah terlaksana dengan cukup baik namun belum semua dilaksanakan dengan maksimal seperti kegiatan visite, edukasi kepada pasien yang akan pulang, home care, dan pemantauan kadar obat dalam darah. Tugas khusus yang diberikan berjudul Analisis Drug Related Problem Pasien Ulkus DM Pedis Sinistra dengan CKD Stage V On HD. Tujuan penyusunan tugas khusus ini adalah untuk mengidentifikasi, menganalisa, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat atau DRP yang terjadi pada rejimen pengobatan pasien Ulkus DM Pedis Sinistra dengan CKD stage V on HD.
ABSTRACT
Hospital is a health care institution which organizes plenary personal health services that provides inpatient, outpatient, and emergency services. Pharmacists have an important role in pharmaceutical services in IFRS which includes the management of pharmaceutical and clinical pharmacy services. Profession internship at Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad was held for two months started from July, 18th 2016 until August, 31th 2016. The internship was intended to make prospective pharmacists understand roles and responsibilities of pharmacist in hospital, understand managerial activities of pharmaceutical products, medical devices, and single use medical tools in Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad are appropriate to Regulation of Minister of Health No. 58 Year 2014 about Standardization of Pharmaceutical Care in Hospital. Clinical pharmacy activities in Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad that are not done maximum are visite, home pharmacy care, educating the patient will go home, and monitoring of drug concentration in blood. The internship given spesific assigment titled Analysis of Drug Related Problem for patient diabetic ulcer with CKD Stage V On HD. The purpose of this spesific assignment is to identify, analyze, prevent, and resolve drug related problems or DRP that occurs in treatment regimens patients diabetic ulcer with CKD stage V on HD.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Rahmi Zaen
Abstrak :
Praktek kerja profesi di RSPAD Gatot Soebroto bertujuan untuk memahami peran dan tanggung jawab Apoteker di Rumah Sakit. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP serta pelayanan farmasi klinik di RSPAD Gatot Soebroto telah sesuai dengan Permenkes No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Sedangkan tugas khusus yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui peranan apoteker pada kegiatan pemantauan terapi obat serta dalam mengatasi masalah terkait penggunaan obat pada pasien skizofrenia. ...... Pharmacist Internship at Gatot Soebroto Indonesia Central Army Hospital aims to understand the role and responsibilities of Pharmacist in Hospital. Managerial activities of pharmaceutical products, medical devices, and single use medical tools, and also clinical pharmaceutical cares at Gatot Soebroto Indonesia Central Army Hospital are appropiate to Regulation of Ministry of Health No.58 2014. Meanwhile, the purpose of spesific asignment is knowing therapeutic drug monitoring and also pharmacist role in solving skizophrenia patient rsquo s drug related problems.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>