Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ova Kurniawan
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sari Andayani
Abstrak :
Anak yang dirawat di rumah sakit sering mengalami ketakutan, kecemasan dan stress karena adanya perubahan aktifitas dari yang biasa dilakukan dan merasa tidak nyaman pada saat dirawat di rumah sakit. Sikap regresi merupakan fenomena pada anak yang sedang mengalami rawat inap di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan perawat tentang perawatan atraumatik pada anak. Desain penelitian deskriptif korelatif ini melibatkan 66 perawat dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tentang perawatan atraumatik pada anak. Analisis univariat menyimpulkan mayoritas responden memeliki pengetahuan baik (95%) tentang perawatan atraumatik pada anak. Analisis bivariat menjelaskan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia,jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan dengan nilai p berturut-turut (p=0,41, p=0,3, p=0,35, dan p=0,89). Pengetahuan perawat tentang perawatan atraumatik perlu ditingkatkan melalui perilaku caring kepada anak, sehingga anak tidak merasa terbebani secara psikologis ketika berhadapan dengan tim kesehatan khususnya perawat. ......Children admitted to hospital often experience fear, anxiety and stress due changed from the usual activities, uncomfortable when hospitalized or called with atraumatic care . Attitude was a phenomenon or regression in children who were experiencing inpatient in the hospital. Descriptif correlation study design involving 66 respondents had a good knowledge 95% about atraumatic care in children . Bivariat analysis expalined that there was no relationship between age, sex, education, and years of service with the level of knowledge (p=0,8, p=0,3, p=0,89, p= 0,9). Knowledge of atraumatic care nurses need to be enhanced through child caring behavior to the patient, so that the child does not feel overwhelmed when dealing with psychological health team particularly nurses.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Millati Samha Arrasuli
Abstrak :
Asupan cairan dibutuhkan setiap hari dalam jumlah yang adekuat agar tubuh dapat berfungsi dengan baik dan mencegah timbulnya dampak buruk dehidrasi di mana dampak tersebut dapat berpengaruh besar terutama pada anak ndash anak karena sedang berada dalam proses tumbuh kembang Pengetahuan yang baik tentang asupan cairan diharapkan akan meningkatkan kesadaran individu untuk memenuhi kebutuhan asupan cairan harian dan terhindar dari risiko dehidrasi Tujuan penelitian ini adalah mengetahui asupan cairan dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan pada anak usia 7 ndash 9 tahun di Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Rancangan penelitian ini adalah studi cross sectional dengan metode pengambilan sampel total population Proses pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2012 ndash 29 Januari 2012 melalui pemberian kuesioner untuk tingkat pengetahuan tentang asupan cairan pada hari pertama dan catatan asupan cairan harian 2x24 jam selama dua hari berikutnya Setelah proses analisis data dari 31 subjek penelitian dengan 16 anak diantaranya berjenis kelamin perempuan hasil menunjukkan bahwa 9 dari 16 anak perempuan dan 7 dari 15 anak laki ndash laki memiliki tingkat pengetahuan tentang asupan cairan yang cukup Asupan cairan adekuat diperoleh dari 13 anak perempuan dan 11 anak laki ndash laki Secara keseluruhan asupan cairan adekuat diperoleh dari 3 anak dengan tingkat pengetahuan baik 15 anak berpengetahuan cukup dan 6 anak berpengetahuan kurang Uji Fischer menunjukkan adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan p 0 007 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan anak usia 7 ndash 9 tahun berhubungan dengan asupan cairan mereka sehari ndash hari.
Adequate fluid intake is needed daily for everybody in order to function optimally and to prevent negative impacts of dehydration particularly in children who are still growing up A good knowledge about fluid intake is expected to raise one rsquo s awareness to fulfill one rsquo s daily need of fluid intake as well as exempted from risks of dehydration The objective of this study is to determine the fluid intake and its relationship with knowledge level in children aged 7 ndash 9 years old at Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Using cross sectional research design and total population sampling the data were collected on January 27th ndash 29th 2012 by giving questionnaires about knowledge of fluid intake on the first day and 2x24 hours record of fluid intake for the next two consecutive days Data analysis from 31 subjects which 16 of them are girls shows that 9 out of 16 girls and 7 out of 15 boys have fair knowledge about fluid intake Adequate amount of fluid intake is obtained from 13 girls and 11 boys In general adequate fluid intake is obtained from 3 children with good knowledge 15 children with fair knowledge and 6 children with poor knowledge Fischer test shows that there is a relationship between fluid intake and knowledge level p 0 007 In conclusion knowledge level of fluid intake in children aged 7 ndash 9 years old is related to their daily fluid intake.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Faruq Fauzi
Abstrak :
Febrile neutropenia merupakan salah satu efek samping dari kemoterapi yang harus diperlakukan sebagai keadaan darurat medis onkologi. Febrile neutropenia 80% terjadi pada pasien pasca kemoterapi agresif yang diberikan untuk keganasan hematologi. Kemoterapi agresif dapat menyebabkan neutropenia ditambah dengan adanya pencetus lain seperti infeksi. Pengetahuan perawat yang rendah mengenai faktor risiko septikemia dan tempat infeksi utama pada pasien neutropenia sangat mengkhawatirkan. Hal tersebut akan menyebabkan perawatan dan pengobatan yang diberikan pada pasien febrile neutropenia dengan syok septik akan lebih sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang febrile neutropenia pada pasien leukemia pasca kemoterapi di Rumah Sakit Kanker di Jakarta. Desain penelitian adalah croos sectional deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random. Jumlah sampel sebanyak 150 perawat rawat inap dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan menggunakan uji frekuensi dengan persentase atau proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat 71,3% memiliki pengetahuan yang cukup tentang febrile neutropenia. Hasil analaisis juga menunjukkan bahwa usia, pendidikan, pengalaman kerja, serta pelatihan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan perawat tentang febrile neutropenia. Pentingnya upaya peningkatan pengetahuan secara berkala seperti pelatihan khusus tentang febrile neutropenia serta evaluasi kompetensi secara berkala penting untuk meningkatkan pengetahuan perawat. ......Febrile neutropenia is a side effect of chemotherapy that could be treated as a medical oncology emergency. Febrile neutropenia occurs in 80% of patients' post-aggressive chemotherapy for haematological malignancies. aggressive chemotherapy cause neutropenia coupled with other triggers such as infection. Nurses' low knowledge of risk factors for septicaemia and the main site of infection in neutropenic patients is very worrying. This makes the care and treatment given to febrile neutropenic patients with septic shock more difficult. This study aimed to describe the level of knowledge of nurses about febrile neutropenia in post-chemotherapy leukaemia patients at Cancer Hospital in Jakarta. The research design was descriptive. The sample was recruited using the Proportionate Stratified Random technique. The total sample is 150 nurses. The results showed that most of the nurses 71, 3% have a moderate knowledge of febrile neutropenia. The results of the analysis also showed that age, education, work experience, and training have a significant relationship with nurses' knowledge about febrile neutropenia. The importance of regular efforts to improve knowledge, such as special training on febrile neutropenia and periodic competency evaluations, is important to increase nurse knowledge
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Waluyo
Abstrak :
Kejadian depresi sering ditemui pada pasien penyakit ginjal kronik yang harus menjalani terapi hemodialisa rutin, Kejadian depresi ini diperberat dengan kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit ginjal kronik, prosedur hemodialisa dan diit ketat yang harus dijalani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi terhadap tingkat pengetahuan dan tingkat depresi yang dialami pasien PGK yang menjalani terapi hemodialisa rutin. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test without control group dengan intervensi terapi psikoedukasi. Pre test dilakukan pada 17 responden yang mengalami depresi yang menjalani terapi hemodialisa rutin di ruang Hemodialisa RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada bulan Juni 2014. Data dikumpulkan dengan cara responden mengisi kuesioner. Data dianalisis dengan Uji t. Hasil pre test menunjukan, data tingkat pengetahuan ratarata 7,88. Data tingkat depresi rata-rata 18,76. Setelah diberikan intervensi terapi psikoedukasi, tingkat pengetahuan responden rata-rata 18,35 yang secara statistik bermakna (p=0,000) dan tingkat depresi responden rata-rata 16,76 yang secara statistik juga bermakna (p=0,000). Disimpulkan bahwa terapi psikoedukasi meningkatkan pengetahuan responden dan menurunkan tingkat depresi. Terapi psikoedukasi direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai terapi keperawatan jiwa yang dapat diberikan pada pasien penyakit ginjal kronis dengan terapi hemodialisa yang mengalami depresi. ......The incidence of depression is often experienced by patients with chronic kidney disease (CKD) who must undergo regular hemodialysis therapy. Depression usually occurs early in patient wo undergo regular hemodialysis therapy. This research was conducted to determine the effect of therapies of psychoeducation on the level of knowledge and level of depression in patients with CKD who undergo regular hemodialysis therapy. The method used was quasi-experimental pre-post test without control group, sampling techniques was by purposive sampling, with a sample of 17 patients. Analysis of data using t test. The result showed that the mean of knowledge of the patients increased from 7,88 to 18,35 after psychoeducation therapy (statistically significant p = 0,000). And the mean of depression in patients decrease from 18,76 into 16,76 after psychoeducation therapy (statistically significant p = 0,000). Concluded that psychoeducation therapy increases the knowledge and decrease the depression of the respondents. Psychoeducation therapy is recommended for psychiatric nursing developed as a therapy that can be administered to patients with CKD who are depressed hemodialysis therapy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Apriliciciliana Aryani
Abstrak :
ABSTRAK
Bayi Berat Lahir Rendah BBLR merupakan faktor utama dalam peningkatan mortalitas neonatus, bayi, dan anak. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Metro Tahun 2016, BBLR merupakan penyebab nomor satu kematian bayi di Kota Metro. Selain itu, terjadi peningkatan prevalensi kejadian BBLR di Kota Metro selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. BBLR disebabkan oleh beberapa faktor seperti factor sosial demografi, maternal, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR serta menguji faktor mana yang paling dominan mempengaruhi kejadian BBLR di Kota Metro. Desain penelitian ini adalah kasus-kontrol dimana data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner. Jumlah responden adalah 102 yang terdiri dari 51 kasus dan 51 kontrol. Data dianalisis dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Kota Metro adalah pertambahan berat badan selama kehamilan, pekerjaan, tingkat pengetahuan, status ekonomi, paparan asap rokok, pantangan makan, dan akses ke pelayanan kesehatan. Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian BBLR di Kota Metro adalah pertambahan berat badan selama kehamilan yang berbeda menurut tingkat pengetahuan. Setelah dikontrol usia, aktivitas fisik, jarak kelahiran, dan riwayat melahirkan BBLR, ibu dengan pertambahan berat badan < 10 kilogram dibanding ibu dengan pertambahan berat badan ge; 10 kilogram, dengan tingkat pengetahuan kurang memiliki risiko 11 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR. Pada ibu dengan tingkat pengetahuan baik memiliki risiko 1,5 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR.
ABSTRACT
Low Birth Weight LBW is a major factor in the increased mortality of neonates, infants, and children. Based on data from the Metro City Health Office 2016, LBW is the number one cause of infant mortality in Metro City. In addition, there is an increasing prevalence of LBW occurrence in Metro City during 2014 until 2016. LBW is caused by several factors such as demography, maternal, and environmental factors. This study aims to determine the factors that affect the occurrence of BBLR and determine which factors are the most dominant influence the occurrence of LBW in Metro City. The design of this study is case control where data obtained through interview with questionnaire. The number of respondents was 102 consisting of 51 cases and 51 controls. Data were analyzed by multiple logistic regression. The results showed that factors related to LBW incidence in Metro City were weight gain during pregnancy, occupation, level of knowledge, economic status, exposure to cigarette smoke, dietary restrictions, and access to health services. The most significant factor associated with the occurrence of LBW in Metro City is weight gain during pregnancy that is different according to the level of knowledge. After controlled age, physical activity, birth spacing, and history of LBW birth, mothers with weight gain
2018
T50651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafa’atun Mirzanah
Abstrak :
Self management diabetes berdampak positif terhadap peningkatan outcome klinis. Observasi pada fasilitas pelayanan kesehatan menunjukkan pelaksanaan edukasi kurang efektif. Inovasi teknologi dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi masalah ini. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh aplikasi self management berbasis android terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku self management pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini berdesain quasi eksperimental pre-posttest dengan kelompok kontrol. Partisipan direkrut di poli rawat jalan dan rawat inap sejak Juni-Agustus 2020. Analisis data menggunakan SPSS versi 25 pada 66 responden. Pada analisis bivariat, terdapat peningkatan pengetahuan pada kelompok intervensi di akhir penelitian (p=0,07). Tidak ada pengaruh aplikasi terhadap perilaku self management diabetes (p=0,940). Pada analisis multivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara penggunaan aplikasi (p=0,045) dan tingkat pengetahuan sebelumnya (p=0,0001) terhadap tingkat pengetahuan posttest. Aplikasi D-SyIs berpotensi meningkatkan pengetahuan diabetes. Perbaikan desain aplikasi diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan aplikasi. ......Self management diabetes has positive impact on increasing clinical outcome. Field observation in healthcare setting showed an ineffective implementation of health education. Technology innovation could be an alternative solution to solve this problem. This research was to examine the effect of android based self management apps towards diabetes self management behavior and diabetes knowledge among type 2 diabetes mellitus patients. A pre-posttest quasy experimental design with control group is used. Participants were recruited from outpatient and inpatient from June to July 2020. SPSS version 25 was used to analyse 66 participants. In bivariat analysis, there was enhancement of diabetes knowledge in intervention group (p=0,07) at the end of research. There was no significant different in self management (p=0,908). In multivariate analysis, there were significant effect of D-SyIs apps (p=0,045) and previous diabetes knowledge (p=0,0001) towards diabetes knowledge. This apps has potential effects to increase diabetes knowledge. Upgrading the app design is needed to increase the apps effectiveness.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indy Larasati Wardhana
Abstrak :
Terdapat 35,5% mahasiswa di Indonesia perokok aktif. Padahal, mahasiswa harusnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Tingkat pengetahuan merupakan aspek penting yang dinilai mampu memengaruhi kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan untuk melihathubungan tingkat pengetahuan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) terhadap bahaya rokok dan kebiasaan merokok. Metode penelitian ini adalah studi potong lintang yang dilaksanakan di UIpada bulan Agustus2018 hingga Maret2019.Peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk disebarkan kepada 94 responden yang dipilih menggunakan teknik pengambilan acak.Uji yang dilakukan untuk menganalisis data adalah uji univariat untuk melihat distribusi perokok dan uji fisher untuk menilai hubungan variabel. Hasil analisis statistik menunjukkan9 responden (9,6%) merupakan perokok aktif. Dari 9 perokok aktif, mayoritas berjenis kelamin laki-laki(88,9%), berasal dari fakultas hukum (44,4%) menggunakan rokok putih(66,7%), usia awal merokok17 tahun(33,3%), mengonsumsi 5-10 batang rokok sehari (55,5%), hanyamenggunakan rokok konvensional(89%), dan derajat adiksi terhadap nikotinnya cenderung ringan. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan mengenai bahaya rokok yang tinggi, baik responden yang merokok(77%)maupun tidakmerokok (68%). Seluruhresponden mendapat informasi mengenai merokok dari media cetak dan elektronik (100%). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kebiasaan merokokmaupun derajat adiksi nikotin. Penelitian ini menunjukkan penggunaan rokok pada mahasiswa UIsudah tidak terlalu banyak. Namun, tingkat pengetahuan yang tinggi tidak membuat mahasiswa tidak merokok. Hal ini disebabkan oleh perokok cenderung menyepelekan bahaya dari merokok terhadap diri sendiri atau sekitarnya. Derajat adiksi nikotin pada mahasiswa UI cenderung ringan. Hal ini menunjukkan bahwa alasan mahasiswa UI merokok bukan disebabkan oleh kecanduan.
There are 35.5% of students in Indonesia who are active smokers. In fact, students should have a high level of education. The level of knowledge is an important aspect that is considered capable of influencing smoking habits. This study aims to examine the relationship between the level of knowledge of students at the University of Indonesia (UI) on the dangers of smoking and smoking habits. This research method is a cross-sectional study conducted at UI from August 2018 to March 2019. The researcher used a questionnaire as an instrument to be distributed to 94 respondents who were selected using a random sampling technique. assess variable relationships. The results of statistical analysis showed 9 respondents (9.6%) were active smokers. Of the 9 active smokers, the majority were male (88.9%), came from law school (44.4%) used white cigarettes (66.7%), the initial age of smoking was 17 years (33.3%). 5-10 cigarettes a day (55.5%), only using conventional cigarettes (89%), and the degree of addiction to nicotine tends to be mild. The majority of respondents have a high level of knowledge about the dangers of smoking, both respondents who smoke (77%) and non-smokers (68%). All respondents received information about smoking from print and electronic media (100%). No significant relationship was found between the level of knowledge with smoking habits and the degree of nicotine addiction. This study shows that the use of cigarettes in UI students is not too much. However, a high level of knowledge does not prevent students from smoking. This is because smokers tend to underestimate the dangers of smoking to themselves or those around them. The degree of nicotine addiction in UI students tends to be mild. This shows that the reason why UI students smoke is not caused by addiction.
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zebua, Gifta Hati Gemar
Abstrak :
Latar Belakang: Skabies merupakan penyakit menular yang berkaitan erat dengan perilaku kebersihan individu dan kondisi lingkungan populasi yang padat. Oleh karena itu, pesantren seringkali menjadi tempat populasi dengan kejadian skabies yang tinggi. Salah satu intervensi yang bisa dilakukan yaitu penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai skabies. Penyuluhan bukan saja ditujukan kepada santri pada pesantren, melainkan juga kepada keluarga santri sebagai komunitas terdekat dari santri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga santri mengenai skabies dengan kejadian skabies pada santri di pesantren Al Hidayah Bogor. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada 72 responden, yaitu keluarga santri yang hadir pada saat penyuluhan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai skabies. Data dianalisa dengan menggunakan uji chi square. Hasil: Dari total 72 responden, sebanyak 15 (45,5%) santri yang ditemukan menderita skabies memiliki keluarga dengan tingkat pengetahuan skabies yang baik. Sementara itu, sebanyak 20 (51,3%) santri yang ditemukan menderita skabies memiliki keluarga dengan tingkat pengetahuan skabies yang kurang baik. (p=0,798; OR 0,792; CI 95% 0,313-2,005). Kesimpulan: Dari hasil analisis, tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan keluarga santri mengenai skabies dengan kejadian skabies pada santri.
Background: Scabies infestation is a contagious disease that associated with individual health behaviors and enviromental condition, such as in over populated places. For these reasons, pesantren often become a place with high number of scabies occurrence. An effort to reduce the occurrence of scabies can be done through educational intervention in order to increase the level of knowledge about scabies. Educational intervention need to be delivered not only for the students but also for student's family, as one of the closest community within the student's life that can affect their health condition. Objective: The objective of this research is to find out the relationship between familys knowledge level on scabies and the occurrence of scabies in students at pesantren Al Hidayah Bogor. Method: Cross sectional study was conducted to 72 respondents of student's family that were presented during the educational intervention using a questionnaire to assess the level of knowledge of respondents regarding scabies. The collected data is then analyzed using the chi square test. Results: From the total of 72 respondents, about 15 (45,5%) students within the family with good level of knowledge were diagnosed with scabies. Whereas, about 20 (51,3%) students within the family with low level of knowledge were diagnosed with scabies. (p=0,798; OR 0,792; CI 95% 0,313-2,005). Conclusion: There is no significant relation between familys level of knowledge on scabies and the occurrence of scabies in students at pesantren Al Hidayah Bogor.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charissa Karyadi
Abstrak :
Prevalensi trikuriasis di Indonesia masih tinggi terutama pada anak yang tinggal di lingkungan padat penghuni, seperti di panti asuhan. Pengetahuan tentang trikuriasis penting untuk mencegah infeksi tersebut. Riset ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan mengenai trikuriasis sebelum dan setelah penyuluhan. Penelitian eksperimental dilakukan di sebuah panti asuhan di Desa Lubang Buaya, Jakarta Timur. Data diambil dengan mengisi kuesioner berisi pertanyaan mengenai trikuriasis sebelum dan setelah penyuluhan pada tanggal 10 Juni 2012. Anak panti yang menghadiri penyuluhan diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Data diolah menggunakan program SPSS versi 11,5 lalu dites dengan marginal homogeneity. Data yang didapat menunjukkan 59 (41,5%) responden laki-laki dan 83 (58,5%) perempuan, 78 (54,9%) murid SD, 55 (38,7%) SMP dan 9 (6,3%) SMA. Sebelum penyuluhan, responden dengan tingkat pengetahuan baik, sedang dan kurang adalah 4 (2,8%), 31 (20,4%), dan 107 (75,4%). Setelah penyuluhan, responden dengan pengetahuan baik meningkat menjadi 7 (4,9%) dan sedang menjadi 37 (26%), sedangkan responden dengan pengetahuan kurang menurun menjadi 98 (69,4%). Uji marginal homogenity menghasilkan perbedaan signifikan (p<0,01). Disimpulkan tingkat pengetahuan responden mengenai trikuriasis dipengaruhi penyuluhan. ......The prevalence of trichuriasis in Indonesia is still high, especially in children that live in crowded areas, like in an orphanage. Knowledge on trichuriasis is important to prevent the infection itself. This research is purposed to know the knowledge difference on trichuriasis before and after health education. An experimental study is conducted in an orphanage in Lubang Buaya Vilage, East Jakarta. Data was taken by completing questionnaires filled with questions on trichuriasis before and after health education on June 10th, 2012. All orphans that attended the health education are included as the research?s subject. Data was processed by SPSS version 11.5 and tested with marginal homogeneity. Data collections showed 59 (41.5%) are male respondents and 83 (58.5%) are female, 78 (54.9%) primary school students, 55 (38.7%) middle school students and 9 (6.3%) are high school students. Before health education, respondents with good, fair and poor knowledge level are 4 (2.8%), 31 (20.4%), and 107 (75.4%). After health education, respondent with good knowledge increased to 7 (4.9%) and fair became 37 (26%), and respondents with poor knowledge decreased becoming 98 (69.4%). Marginal homogeneity test showed significant difference (p<0.01). As a conclusion, respondent?s knowledge level on trichuriasis is affected by health education.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>