Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prayitno
Abstrak :
TNI sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan negara, memiliki karakteristik berbeda dengan organisasi non militer yaitu adanya prinsip kesatuan komando (Unity of Command) yang berarti keputusan diambil secara sentralisasi dan pelaksanaan secara desentralisasi. Komandan satuan (pimpinan cabang) tidak berwenang mengambil keputusan, tetapi hanya melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan pusat. Berbeda dengan di swasta, pimpinan cabang berwenang membuat keputusan untuk mencapai tujuan organisasi (emppwerment). Agar tu[ok dapat berjalan optimal, TNI harus mampu mengumpulkan, menyimpan, mengolah data menjadi informasi, dan menyebarluaskannya dengan mudah dan cepat, serta adaptive terhadap perubahan yang terjadi (internal/ eksternal). Selain itu, TNI harus memiliki keselarasan (aligntment), dan keterpaduan (integration) di semua level manajemen. Hal tersebut, hanya dapat diwujudkan melalui pemanfaatan kemajuan TI secara optimal. saat ini, TNI telah memanfaatkan TI namun hasilnya belum optimal yang disebabkan antara lain: Pengembangan SI/TI masih bersifat ad-hoc (business opportunities are missed): SI yang ada belum terintegrasi (lack of integration of system): Adanya duplikasi SI, sehingga pengolahan data tidak efektif (ineffective information management produces duplication of effort): , dan pengelolaan SI/TI belum terpadu dan terencana (lack of understanding and agreed direction). Menjadi keharusan bagi TNI memiliki rencana strategis SI, agar dapat terarah dalam mengembangkan SI/TI di masa mendatang. Oleh karena itu perlu melakukan perencanaan strategis SI yang sesuai dengan karakteristik TNI yang berorientasi kepada visi dan misi. Namun mencari model perencanaan strategis SI yang dapat dijadikan acuan bagi TNI sangat sulit, karena kecenderungan model yang ada lebih diarahkan kepada organisasi bisnis/profit yang bersifat decentralized/distributed. Penelitian ini, bertujuan untuk memperoleh model perencanaan Strategis SI yang tepat untuk TNI dengan studi kasus di TNI AU. Untuk itu dilakukan pengkajian terhadap enam dokumen perencanaan strategis SI milik swasta dan pemerintah yaitu Lembaga Sandi Negara, PT Jamsostek, PT. Perkebunan Nusantara V Riau (PTPN V), U.S. Departement of Defense (US DoD), U.S. General Service Administration (US GSA), dan U.S. Departement of Justice (US DoJ). Melalui perbandingan beberapa model tersebut, dan penggunaan kombinasi metodologi perencanaan SI versi Ward & Peppard, Tozer, dan James Martin, diperoleh model pengelolaan SI/TI yang sesuai untuk diterapkan di TNI AU yaitu model federal yang berupa kombinasi antara terpusat (centralized) dan tersebar (decentralized), yaitu fungsi komando dilakukan secara terpusat dan operasional SI/TI secara tersebar da satuan kerja SI/TI TNI AU. Hasil penelitian ini, diharpkan dapat digunakan sebagai acuanbagi komponen TNI lainnya yaitu Mabes TNI, TNI AD dan TNI AL, tentunya dengan melakukan penyesuaian sesuai karakteristik masing-masing.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) is a military organization in Indonesian Characteristic's TNI differ from organization of non military, the decision taken by centralized and execution decentralized. In TNI, commandant set of (head branch) unqualified take decision, but only execute policy specified by head center. It is difference from business/ profit organization, head of authoritative branch makes decision to reach organizationl target (empowerment). In Order to optimal main task, TNI have to able to collect, store, processes of data become information, and overspread it easily and quickly, and also adaptive to change that happened in internal or external. Others, TNI have to own compatibility and integrity in all level management. The mentioned, can only be realized by through exploiting of progress of Technology Information (IT) in an optimal fashion. In this time, TNI have exploited TI but it is not optimal yet caused for example Development Information System (IS) Technology Information (TI) still have the character of ad-hoc (business opportunities acre missed); So, The Information System existing not yet integrated. Data processing is ineffective information management produces duplication of effort and both of Management IS/TI not yet in wrought and planed made lack of understanding and agreed direction. TNI have to own strategic plan for Information System to earn directional in developing systems. Therefore require to conduct strategic plan of IS matching with characteristic TNI orienting to mission and vision. Searching type of strategic plan of IS which can be made by reference for TNI very difficult, because this is existing type tendency more instructed to business organization having the character of decentralized and distributed. This research, aim to obtain gets of strategic planning of the correct for TNI with case study in Indonesian Air Force (TNI AU). For that conducted by study to six documents of strategic plan of IS property of private sector and governmental that is Lembaga Sandi Negara, PT Jamsostek, PT. Perkebunan Nusantara V Riau (PTPN V), U.S. Department of Defense (US DoD), U.S. General Service Administration (US GSA), and U.S. Department of Defense (US.DoD), US. Gener ServiceAdministration (US GSA), and US Department of Justice (US DoJ). Through comparison of some the type, and use of combination of methodologies of planning of IS version Ward & Peppard, Tozer, and James Martin, obtained a model management of appropriate SI/TI to be applied in TNI AU that is federal type is which is in the form of combination of between centralized and decntralized, where is function command centrally and operational of SI/TI blazed abroad in set of job of SI / TI TNI AU. Result of this research, is expected serve the purpose of reference for each of TNI (Mabes TNI, TNI AD and TNI AL). perhaps conducted is adjustment of according to characteristic of them.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudyanto
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S7560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Subagio S.
Abstrak :
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang manfaat penggunaan kacamata merah sebagai alat bantu dan memperpendek waktu adaptasi gelap (WADG) awak pesawat TNI-AU / ABRI di dalam simulator "Night Vision Trainer" (NVT) Lakespra S. Kacamata mata merah telah digunakan oleh awak pesawat untuk membantu proses adaptasi gelap, tetapi belum dilakukan penelitian tentang manfaat dari alat tersebut. Disain penelitian bersifat pre dan post eksperimen laboratorium tanpa kontrol. Sampel dengan syarat stakes I-II Jukniskesau 1993 diambil secara acak sederhana dari populasi awak pesawat TNI-AU / ABRI yang datang ke Lakespra S untuk "medical examination" (medex) dan mendapatkan Indoktrinasi dan Latihan Aerofisiologi (ILA) secara rutin. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 171 awak pesawat, terdiri dari 86 penerbang dan 85 non penerbang. Hasil penelitian menunjukkan - Rata-rata WADG dengan memakai kacamata merah 27 men it 16 detik lebih cepat secara bermakna dibandingkan dengan rata-rata WADG tanpa memakai kacamata merah yaitu 30 menit 13 detik (p < 0,001). - Terbukti bahwa umur dan merokok merupakan faktor perancu terhadap proses adaptasi gelap / WADG. - Rata-rata WADG awak pesawat umur < 30 tahun lebih cepat secara bermakna dibandingkan dengan rata-rata WADG awak pesawat umur > 30 tahun. - Rata-rata WADG awak pesawat tidak merokok lebih cepat secara bermakna dibandingkan rata-rata WADG awak pesawat yang perokok. - Rata-rata WADG pada penerbang lebih pendek secara bermakna dibandingkan dengan rata-rata WADG non penerbang. - Lama sebagai anggota ABRI / awak pesawat seiring dengan umur yang juga bermakna terhadap WADG tanpa kacamata merah dan WADG dengan kacamata merah. Semakin lama bekerja, semakin tua umurnya dan semakin lama WADG. - Rata-rata WADG awak pesawat yang memakai kacamata hitam/"sunglasses" bila berada di bawah sinar yang many-Haulm / matahari lebih cepat secara bermakna dibandingkan dengan rata-rata WADG tidak memakai kacamata hitam.
ABSTRACT A study had been carried out using the Night Vision Trainer (NVT) simulator on the efficacy of red lens goggles as a tool to shorten the dark adaptation time (DAT) among the aircrews of the Indonesian Air Force / Indonesian Armed Forces. The red lens goggles had been used for quite a long time among the aircrews but there was no evaluation study to indentify its usefulness. The design of the study was pre and post laboratory experiment with no control. The sample of the study were aircrews with the pre requisities "Stakes I - II Jukniskesau 1993" who came to Lakespra S. for medical examination (Hedex) and got Indoctrination and Aerofisiological Training routinely. The number of the samples collected were 171 aircrews consisted of 86 pilots and 85 non pilots. The result of the study were as follows - the mean of the DAT using red lens gloggles was 27 minutes 16 seconds is significantly shorter compare to not using red lens goggles of 30 minutes 13 seconds (p < 0,001). - age and smoking were proved to be the confounders to the DAT. - the mean of the DAT among aircrews with age < 30 years old is significantly shorter compare to the mean of DAT among aircrews with age ? 30 years old. - the mean of the DAT among smoking aircrews is significantly longer compare to not smoking. - the mean of the DAT among pilots is significantly shorter than among non pilot. - both the length of time as Indonesian military and as aircrew member-ships along with increasing the age are significantly longer to the mean of the DAT both with and without red lens goggles. The longer working, the older of aircrew the longer the DAT. - the mean of the DAT among those who wear sunglasses when they were in open area is significantly shorter than those who were not wear sunglasses.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Taryono
Abstrak :
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada segenap anggota militer TNI-AU, dimana di satu pihak terdapat kebutuhan dan tuntutan Akan pelayanan kesehatan yang semakin bertamhah sedangkan di lain pihak tersedianya anggaran yang semakin terbatas, diperlukan suatu perencanaan program kegiatan dan penggunaan anggaran yang lebih terarah dan efisien. Suatu perencanaan program pelayanan kesehatan yang terarah adalah perencanaan yang tidak hanya didasarkan kepada kebutuhan (need) semata-mata, melainkan memperhatikan pula pola pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut. Untuk maksud tersehut diperlukan beberapa masukan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tersedia. Penelitian ini hcrtujuan untuk mcmperoleh masukan tentang faktor-faktor pada anggota militer TNI-AU yang herhuhungan. dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Pangkalan Udara X. Dipilihnya Pangkalan Udara X sebagai objek penelitian, karena peneliti ingin menyumbangkan hasil penelitian tcrsebut kepada Instansi asal peneliti yaitu TNT-AU. Penelitian ini merupakan studi korelasi, dimana pengumpulan datanya dilakukan secara ?cross sectional? melalui pengisian kuesioner oleh responden yang jumlahnya telah ditentukan secara ?proportional stratified simple random sampling? Teknik analisa yang digunakan adalah Tabel Silang, Uji Chi Square dan Uji Korelasi. Dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa terdapat faktor-faktor pada anggota militer TNI-AU yang berhubungan dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Pangkalan Udara X. Faktor Pendapat Kecukupan Obat, faktor Pendapat Kecukupan Spesialis dan faktor Kebutuhan Yang Dirasakan, merupakan faktor yang berhubungan bermakna dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Pangkalan Udara X dengan tingkat keeratan paling tinggi. Faktor Persepsi Sakit, Pangkat, Pendapat Sikap Paramedis, dan Pendapat Sikap Dokter, berhubungan bermakna dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Lanud X dengan tingkat keeratan lebih rendah. Faktor Pendapaian Perkapita ternyata tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan Poliklinik tersebut. Kecuali itu terungkap pula bahwa sebagian responden masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang kesehatan. Demikian pula diketahui habwa masih terdapat sebagian tenaga paramedislmedis bersikap kurang memuaskan dalam memberikan pelayanan juga tentang kecukupan obat dan spesialis, sebagian anggota menyatakan masih kurang. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, disarankan agar diambil tindakan intervensi seperlunya sejauh kemampuan yang ada. Untuk inelengkapi hasil penelitian ini, kepada Peneliti lain di lingkungan Direktorat Kesehatan TNI-AU disarankan untuk mengadakan penelitian lainnya yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu Faktor Poliklinik Rumah Sakit Lanud X dan Faktor Pelayanau Kesehatan Lain.
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hastuti Handayani
Abstrak :
Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok TNI Angkatan Udara tidak terlepas dari kesiapan yang optimal dari seluruh komponen kekuatan TNI AU, khususnya komponen yang paling kompleks dan sangat menentukan, yaitu sumber daya manusia. Betapapun canggihnya teknologi maupun pesawat terbang yang dimiliki, tanpa didukung sumber daya penerbang yang berkualitas maka sangat sulit bagi TNI AU untuk menyelesaikan misi atau operasi penerbangan dengan baik. Sumber daya manusia memang merupakan faktor penting dalam suatu organisasi. Untuk itu organisasi harus memastikan bahwa sumber daya manusia yang ada di dalamnya dievaluasi dan dikembangkan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, organisasi perlu membuat kebijakan-kebijakan untuk mengelola sumber daya manusianya. Satah satu kebijakan yang saat ini banyak digunakan adalah penggunaan kompetensi. Hal ini disebabkan penggunaan kompetensi lebih dapat meramalkan tingkah laku dalam bekerja sehingga memudahkan sistem pengembangan sumber daya manusia. Dalam tulisan ini, penulis memberikan usulan kepada Dinas Psikologi TNI AU selaku instansi dalam pembinaan psikologi personel TNI AU untuk membuat kompetensi yang dapat dijadikan acuan bagi pengembangan kemasnpuan profesi maupun karir penerbangan seorang penerbang. Standar kompetensi sebenarnya sudah banyak digunakan dalam industri penerbangan di luar negeri baik penerbangan sipil maupun militer. Namun di Indonesia, khususnya di TNI AU belum ada standar kompetensi untuk penerbang. Padahal standar tersebut perlu dibuat demi tercapainya kinerja efektif dalam meiaksanakan tugas maupun misi penerbangan serta tercapainya keselamatan penerbangan. Rancangan pembuatan kompetensi yang diusulkan adalah untuk tiap level/jenjang profesi/kualifikasi penerbang. Rancangan ini terdiri dan langkah-langkah dalam pembuatan model kompetensi. Selanjutnya setelah model kompetensi ini diterapkan, dalam periode waktu tertentu dilakukan validasi dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana efektivitas model kompetensi tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dinas Penerangan TNI AU, 2016
358.4 TEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pusparani Hasjim
Abstrak :
PIA Ardhya Garini adalah organisasi istri Angkatan Udara yang lahir di Bandung tanggal 25 November 1956, merupakan organisasi di bawah pembinaan TNI Angkatan Udara dan berinduk pada organisasi Dharma Pertiwi. Pada struktur organsiasi TNI Angkatan Udara, kedudukan PIA Ardhya Garini merupakan kedudukan non-struktural, artinya PIA Ardhya Garini tidak memiliki garis komando di dalam kedinasan TNI Angkatan Udara, organisasi PIA Ardhya Garini hanya mendukung tugas pokok TNI Angkatan Udara dalam meningkatkan kesejahteraan anggota TNI Angkatan Udara dan keluarganya. Anggota PIA Ardhya Garini saat ini berjumlah ± 25000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, berdomisili di pangkalan-pangkalan udara tipe A, B, C, D dan sekitarnya. Istri perwira berjumlah 5382 (Penyebaran anggota PIA Ardhya Garini terdapat pada lampiran 1). Seorang wanita yang menikah dengan anggota TNI Angkatan Udara secara otomatis akan menjadi anggota PIA Ardhya Garini. Artinya apabila ia mempunyai profesi atau keahlian tertentu ia akan menyandang peran tambahan, selain sebagai istri dari seorang suami yang TNI Angkatan Udara, ia juga mempunyai peran tambahan lain sebagai anggota organisasi PIA Ardhya Garini dan peran anggota masyarakat dengan profesi tertentu. Apabila ia mernpunyai anak maka tambahan peran lainnya adalah seorang ibu, mengurus suami, anggota organisasi PIA Ardhya Garini, anggota masyarakat dan mempunyai profesi tertentu, dan seterusnya. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah tertangkap keluhan :
  1. Anggota PIA mengalami konflik internal tentang peran ganda dalam kapasitas sebagai isteri prajurit. Di satu sisi sebagai istri yang dinikahi oleh prajurut TNI-AU secara otomatis terikat dengan "kebiasaan" dalam organisasi TNI-AU sebagai anggota dari isteri prajurit (PIA). Di sisi lain sebagai seorang istri, tambahan peran yang merupakan konsekuensi dari tambahan status baru sebagai seorang wanita mungkin kurang dihayati dan ditangkap sebagai hal yang positif, sehingga yang bersangkutan merasakannya "kebingungan" untuk mengelola peran yang menimbulkan konflik internal.
  2. Seorang prajurit, terutama perwira TNI-AU yang menetapkan untuk berkeluarga, memperoleh wanita pendamping dalam perjalanan hidup dan karir di TNI-AU, mungkin kurang mampu membayangkan konsekuensi-konsekuensi yang akan dialami pasangannya sejak mereka terikat dalam status perkawinan. Mereka (suami) lebih mengenal dengan baik peran yang akan diembang pasangannya sebagai isteri dalam tata cara kebiasaan budaya yang ada di Indonesia (isteri dikenal sebagai ?kanca wingking?). Dengan konsep yang demikian dapat dimengerti bila anggota TNI-AU bersikap kurang supportif terhadap peran istri dalam organisasi isteri prajurit, khususnya sebagai pengurus. Sikap yang kurang supportif kemungkinan menggambarkan terjadinya disonansi kognitif (pembenturan kognitif) pada perwira yang pada gilirannya memperkuat gejala di butir pertama tentang : terdapat kerancuan tentang peran ganda isteri (sebagai istri dari pasangan dan sebagai istri perwira yang otomatis menjadi anggota PIA).
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
pengisian jabatan kososng sebagai bagian dari proses tour of area (TOA) dan tour of duty (TOD) maupun promosi jabatan sekaligus pembinaan karir perwira di lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) sering mengalami kendala untuk meminimalkan kendala tersebut diperlukan suatu sistem pendukung keoutusan yang dapat menganalisis para perwira yang memiliki profil sesuai dengan jabatan yang tersedia. sistem yang dimaksud disebut profile matching. aplikasi yang dimaksud merupakan software yang dibuat berdasarkan data dan petunjuk teknis yang tersedia di lingkungan TNI AU.
050 JDST 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library