Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aufa Salsabilla
"Penambahan material Transition Metal Dichalcogedines (TMD) pada fotodetektor berbasis ZnO telah menarik banyak perhatian karena dapat meningkatkan kinerja fotodetektor. Material TMD yang digunakan pada pekerjaan ini adalah Tungsten disulfide (WS2). WS2 menunjukan sifat optik dan listrik yang lebih baik saat bentuknya berubah dari bulk menjadi monolayer. Pada pekerjaan ini, kami melaporkan pengaruh penambahan WS2 nanosheet pada fotodetektor berbasis ZnO nanorods. ZnO disiapkan menggunakan metode hidrotermal selama 6 jam dan WS2 disiapkan dengan metode liquid phase exfoliation selama 8 jam. Larutan WS2 yang telah dieksfoliasi kemudian dideposisi di atas permukaan ZnO nanorods menggunakan metode spin coat. Sampel dikarakterisasi menggunakan SEM, TEM, EDS, Raman spektroskopi, UV-Vis spectrometer dan Uji fotodetektor dengan penyinaran cahaya 365, 505, dan 625 nm. Keberhasilan yang didapatkan dari penelitian ini adalah berupa penurunan nilai dark current yang terjadi akibat penambahan lapisan WS2 di atas permukaan ZnO nanorods. Penurunan nilai dark current ini berdampak pada peningkatan ketiga parameter kinerja fotodetektor yaitu Sensitivitas, Responsivitas, dan Detektivitas yang dihitung pada tegangan 5V. Dibawah penyinaran sinar UV (365 nm) dengan daya 3.0 mW, nilai sensitivitas meningkat dari 129.06% menjadi 334.04%, nilai responsivitas meningkat dari 0.93 A/W menjadi 1.11 A/W, dan kemampuan detektivitas naik dari 2.5x109 menjadi 4.4 x 109 Jones.

The addition of Transition Metal Dichalcogedines (TMD) towards the photodetector based on ZnO has attracted much attention due to their ability to improve the performance of photodetector. TMD that used in this work is Tungsten disulfide (WS2). WS2 shows better optical and electrical properties when it changed from bulk to monolayer. In this work, we report the effect of  WS2 nanosheets addition to the performance of photodetector based on ZnO nanorods. ZnO were prepared by hydrothermal method for 6 hours and WS2 were prepared by liquid phase exfoliation for 8 hours. Exfoliated WS2 was deposited on the ZnO nanorods surface by spin-coating method. The sample was characterized by SEM, EDS, TEM, Raman spectroscopy, UV-Vis spectrometer, and photodetector test using 365, 505, and 625 nm incident lights. Our work has successfully lowered the dark current after WS2 addition on ZnO nanorods surface. It has an impact to the enhancement of photodetector performances such as sensitivity, responsivity, and detectivity that measured at voltage bias 5V. Under the illumination of UV light with 3.0 mW power, the sensitivity increased from 129.06% to 334.04%, responsivity increased from 0.93 to 1.11 A/W, and the detectivity increased from 2.5 x 109  to 4.4 x 109 Jones."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Soegijono
"ABSTRAK
Alloy Co-Cr yang dilapisi keramik telah banyak digunakan pada berbagai bidang. Tetapi penelitian mengenai komposisi kimia untuk memperoleh ikatan keramik-metal yang baik masih perlu dilakukan, khususnya mengenai elemen-elemen tambahan yang mungkin dapat memperbaiki ikatan tersebut. Dalam karya tulis ini dipaparkan hasil penelitian mengenai pengaruh Tungsten dan Aluminium pada ikatan keramik-metal alloy Co-Cr. Diteliti pula pengaruh oksidasi anal dan pengkasaran permukaan metal sebelum dilapisi keramik. Untuk penelitian ini dilakukan uji coba tarik pasangan keramik-metal, dilatometri diferensial, serta ESCA dan mikrosonde, untuk mengidentifikasi elemen-elemen pada interface keramik-metal. Untuk mempelajari kinetika perpindahan ion-ion dari keramik ke metal atau sebaliknya, dilakukan percobaan difusi unsur radioaktif.
Hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian yang sama pada alloy standar CDS 2. Ternyata alloy yang diteliti tidak sebaik alloy CDS 2, sedangkan yang hasilnya mendekati alloy CDS 2 adalah G5. Tungsten dapat memperbaiki ikatan keramik-metal sampai batas maksimum tertentu kadar Tungsten. Sedangkan Aluminium tidak berpengaruh terhadap ikatan keramik-metal.
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahadian Dwi Putra
"Pada penelitian ini dilakukan penyambungan alumunium paduan AA 1100 dengan menggunakan lasan Tungsten Inert Gas TIG pada sambungan tumpul butt joint. Metode pengumpanan logam pengisi secara berselang intermittent digunakan untuk mencari pengaruhnya terhadap porositas dan kekuatan tarik hasil pengelasan. Dimensi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu panjang 12 mm, lebar 5 mm serta ketebalan 3 mm. Pengelasan dilakukan dengan kecepatan dan arus yang tetap, yaitu 2 mm/s dan 160 A. Rasio yang digunakan yaitu konfigurasi dari waktu pengumpanan dan waktu diam. Rasio yang divariasikan yaitu dari rasio 1 hingga 6.
Dari hasil penelitian didapatkan, lebar manik berbanding terbalik dengan rasio kecepatan pengumpanan logam pengisi. Kemudian untuk mendeteksi porositas menggunakan X-Ray Radiografi, didapati bahwa bertambahnya porositas berbnading lurus dengan bertambahnya rasio kecepatan pengumpanan logam pengisi. Untuk kekuatan tarik terdapat faktor annealing yang dapat memengaruhi nilai dari kekuatan tarik hasil pengelasan.

In this research, 1100 aluminum alloys were welded by using Tungsten Inert Gas TIG weld on square butt joint. The intermittent filler feed method was proposed to find the corelations between the effect of porosity and tensile strength of weld product. The dimension of base material was 12 mm x 5 mm x 3 mm. The welding process was performed with fixed speed of weld and current, 2 mm s and 160 A respectively. The used of ratio is the configuration of the filler time and delay time and was varied from the ratio 1 to ratio 6.
From the results obtained, the bead width is inversely proportional to the ratio of feeding metal filler speed. Then to detect porosity using X Ray Radiography, it was found that the increase in porosity was directly proportional to the increase in the ratio of the feeding rate of the fill metal. For tensile strength there are annealing factors that can affect the value of the tensile strength of welding result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomy Abuzairi
"
ABSTRACT
Tungsten oxide, has many interesting optical, electrical, structural, and chemical
properties, are an ideal choice material for electrochromic smart windows devices. In
this study, tungsten oxide thin films were prepared by the thermal oxidization on
Tungsten/ITO/glass substrates at different heat-treatment temperatures. The optimum
heat-treatment temperature, corresponding to the maximum electrochromic
performance, was achieved by 550 oC. X-ray diffraction (XRD) analysis indicates that
a tetragonal WO3 phase formed at temperatures below 550 oC and the phase
transformed to monoclinic W18O49 after the temperature was raised to 650 oC. The
electrical properties analysis confirmed that the highest electrical conductivity show
the superior electrochromic performance, with the maximum coloration efficiency
value of 60.4 cm2/C. The tetragonal WO3 films, with heat-treatment temperature 550
oC and 450 oC, exhibit good electrochromic properties such as a high diffusion
coefficient (1.7x10-11 cm2/s), fast electrochromic response time (coloration time 1.6 s,
bleaching time 1.2 s), and high coloration efficiency (60.4 cm2/C).
Furthermore, tungsten oxide nanowires were prepared on a tungsten film
(W)/ITO-glass substrate at 500 oC for electrochromic devices using the heat-treatment technique. The electrical properties analysis confirmed that the highest electrical
conductivity achieve the superior electrochromic performance with the maximum
coloration efficiency value. The tungsten oxide nanowires shows excellent
electrochromic properties such as a higher diffusion coefficient (2x10-9 cm2/s), faster
electrochromic response time (coloration time 1.7 s, bleaching time 1.1 s), and higher
coloration efficiency (67.41 cm2/C) than other tungsten oxide films without
nanowires. Therefore, the tungsten oxides nanowire prepared by heat-treatment
technique, corresponding to the maximum electrochromic performance, would be
further adopted in the commercial application of smart windows."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30157
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Serafina Purti Deborah
"Proses pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) merupakan salah satu proses pengelasan yang paling banyak digunakan di berbagai industri manufaktur karena hasil yang permukaan manik yang baik. Pengelasan dengan metode TIG merupakan pengelasan dengan kualitas tinggi yang menggunakan elektroda tidak terumpan dan arus yang lebih rendah. Hal tersebut menyebabkan pengelasan ini telah banyak diaplikasikan pada berbagai macam logam, salah satunya adalah aluminium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari rasio pengumpanan logam pengisi (filler) ER5356 pada proses pengelasan TIG otomatis terhadap struktur mikro, komposisi kimia, dan kekerasan hasil lasan dengan menggunakan pelat aluiminium paduan AA 6063. Pada penelitian ini, pengelasan dilakukan menggunakan sambungan tumpul (butt joint) dan logam pengisi akan diumpankan secara non-kontinyu (intermittent). Dimensi spesimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu panjang 12 cm, lebar 5 cm, dan tebal 3 mm. Pengelasan dilakukan dengan kecepatan dan arus yang tetap, yaitu 1,5 mm/s dan 115 A. Rasio yang digunakan yaitu konfigurasi dari waktu pengumpanan dan waktu diam. Rasio yang divariasikan yaitu rasio 4 hingga 6. Pada masing-masing rasio, terdapat tiga waktu pengumpanan logam pengisi, yaitu 0,375 sekon, 0,5 sekon dan 0,75 sekon yang ditetapkan sebagai variabel bebas. Struktur mikro yang diamati adalah daerah Weld Metal (WM) dan Partially Melted Zone (PMZ) dimana struktur mikro yang terbentuk pada setiap hasil lasan masing-masing rasio memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Struktur mikro yang terbentuk akan memengaruhi nilai kekerasan. Struktur butiran yang relatif halus akan mengakibatkan nilai kekerasan meningkat. Sebaliknya, butiran dengan struktur kasar relatif akan mengakibatkan nilai kekerasan menurun. Pengolahan data pada uji komposisi kimia menunjukkan bahwa rasio panjang pengumpanan logam pengisi memiliki hubungan berbanding lurus dengan rata-rata %Wt MgK dimana nilai %Wt MgK cenderung homogen di seluruh daerah WM.

Tungsten Inert Gas Welding is one of the most widely used welding methods in various manufacturing industries because of its good bead surface results. This welding method is a high-quality welding that uses non-consumable electrodes and lower currents. These causes TIG Welding has been widely applied to various metals, one of which is aluminum. This study aims to determine the effect of the ER5356 filler feed ratio on the automatic TIG welding process towards the microstructure, chemical composition, and hardness of welds using AA 6063 aluminum alloy plates. In this study, the material will be joined using a butt joint and the filler will be fed using intermittent method. The dimension of the specimen was 12 cm x 5 cm x 3 mm. The welding process was performed with fixed speed of weld and current, 1.5 mm/s and 160 A respectively. The ratio is the configuration of the filler feed time and delay time and was varied from the ratio 4 to ratio 6. In each ratio, there are three different filler time, 0,375 second, 0,5 second, and 0,75 second that set to be independent variables. The microstructure observed was the Weld Metal (WM) and Partially Melted Zone (PMZ) area where each microstructure on each specimen has different characteristics. Microstructure that formed will affect the hardness value. Fine-grain structure will increase the hardness value. Otherwise, the coarser grain structure will decrease the hardness value. Based on the chemical composition test, it can be concluded that the filler feed ratio directly proportional with the average of %Wt MgK where %Wt MgK value tends to be homogeneous in the whole WM area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Secuandra Elania RH.
"Heat treatable low alloy steel (HTLA) mempalam baja paduan rendah yang memiliki kekuatan mekanis, hardenability, dan kekerasan yang tinggi. Tetapi pada pengelasan baja. IITLA sering terjadi retak dingin atau hydrogen '|;7Id'Il6Gd cracking yung discbabkan ohh sinzldwr mikro Q/071g kcras, hidrogen yang bB1"d’|:fIl-Sl; kc dalam Zogam indulc, dan tcgrmgan tennal pada benda lcezja. Hardanability yang tinggi dapat dcngau mudah menghasiflcmz struktur 'mm-tensit yang sangat keras. Scmalcin tinggi kekerasan pada deposit Las dan, dacrah HAZ, scmakin tinggi pfula sans-itivitas tm-hudap hydrogen induced cmclcing. Pembentulcan strulctuf fmikro pada daerah HAZ dipcngaruhi old: silclua tcrmal las selama pengelascm. Pada pendinginan 'yang sangat cepat dapnt tcrbersmk martzmsit yang mempalcan .sftmktur m11h-ro yang lwras. Untuk 'mermimi-maU¢an pembrmtulcnn marlcnsit dalam pe/ngelasan baja 4340 dapat dilalculfan dengcm mengumngi laju pfmdinginan nwlalzvi pfmggnmaan penumasan awal sebesar 3009.1 35011, 40033 dan pcngaturafn masznlcan pcmas mclalui pfmgaturan arus scbesar 100, 150 dan 200/1 sclama pcngclasan. Dari hasil pengmnatavz dipcrobeh bahwa pada pengelasan tanpa pemanasa/n awal sangat scnsitrftcrhadap hydrogen induced cracking karcna kclcerasan pada dacrah deposit Las dan .HAZ > 350HB atau 370 HVa1c:`bat adanya struktur mikro yang keras. Kekerasan pada dacrah HAZ mcnunm sccara bertahap dengan adwnya pcmafnaswn awal. Namun dc1ru7c£a1z!cclfcrasan pad# daerah deposit las cenderufng tidal; tcrpengaruh olch. adafnya pemcmnasan naval mengifngat pengalasan pada pcnatitian fini dilakulcau secara autagcmous. Pada, dacrah HAZ dengan pcmanasan awal 400‘C tmjadi peningkatan kclccrasan Iwmbali Dacrah, HAZ dcngwn pcmanasan awal scbesar 350"C dan arus pcngclasan 200A juga mefngalmni pcningkatfm kclwrasan kmnbali. Dapaf dérimprdlcan, bahwa pemanasfm awal dapat mcnzheimalkan pcmbcntukan strukiur miicro yang kcras pada daemh HAZ, saiangfran masulcan panas kurang ¢;fc.Fct1§f dalam m¢'m1In1I1naUu1.1fx pcmbcntmdca-11 stfulctwr 'mikro im; Pcngclasan baja HTL./1 4340 dengan pcmanasan awal scbesar 300°da'n 350‘U dengan arus sebesar 100 dan 15011 'mcnglzadlkan Fmkcrasan yang dapat mcngurangi scns‘£t'£_{itas im-hadap 'rcéak Irhmnumya pada dacmlr HAZ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Haridho M. Wiendarto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Kemal
"ABSTRAK
Masalah keausan menjadi salah satu faktor utama kegagalan material pada industri penerbangan, militer dan otomotif. Salah satu komponen yang mengalami hal tersebut adalah cetakan mesin pada industri otomotif. Masalah keausan dapat mengurangi umur pakai cetakan yang mengakibatkan berkurangnya efisiensi produksi, maka dari itu perlu ditingkatkan ketahanan aus dari material cetakan tersebut agar efisiensi meningkat. Semprot logam nyala api merupakan salah satu medote yang dapat menurunkan laju aus permukaan material dengan membentuk lapisan coating pada permukaan substrat. Pada penelitian ini, baja perkakas Dievar akan dilapis dengan serbuk campuran MWCNT-WC mengingat bahwa kedua serbuk tersebut memiliki kemampuan untuk menurunkan laju aus. Kedua serbuk dicampurkan menggunakan ball mill dan CNT diberi perlakuan dispersi sebelumnya agar tidak teraglomerasi. Karakterisasi permukaan baja difokuskan pada struktur mikro, distribusi kekerasan dan keausan permukaan. Hasil ditemukan bahwa pelapisan MWCNT-WC dengan metode semprot logam nyala api dapat meningkatkan kekerasan mikro dan menurunkan laju aus. Kekerasan mikro meningkat dari 550 HV hingga 1717 HV dan laju aus menurun dari 0.86 mm3/min menjadi 0.017 mm3/min.

ABSTRACT
Wear is one of the major failure occurs in aircraft, military, and automotive industry. In automotive industry, dies are one of the material which is easily subjected to wear. This failure can cause decrease in lifetime which then cause decrease in the production efficiency. Therefore, wear resistance in dies must be improved. Flame hardening is one of the methods which can decrease wear rate of a material by creating coating layer on the surface of a substrate. In this study, Dievar tool steel was coated by mixed of MWCNT WC powder, due to their ability to decrease wear rate. The powder was mixed by ball mill and CNT are dispersed to prevent agglomeration. Characterization was focused on microstructure, hardness distribution, and surface wear. Results showed that MWCNT WC coating increased microhardness and decreased wear rate. Microhardness increased from 550 HV to 1717 HV and wear rate decreased from 0.86 mm3 min to 0.017 mm3 min."
2017
S66500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhamad Fiqih Fadzli
" ABSTRAK
Pelapisan dengan tungsten karbida banyak digunakan sebagai bahan pelapis memberikan kombinasi sifat mekanik ketangguhan tinggi, kekerasan tinggi, dan kekuatan yang baik. Pada penelitian ini 0,05 wt dan 0,15 wt MWCNT dicampur dengan proses ball milling pada larutan etanol dengan material serbuk WC Tungtec 10112. Sebelum pencampuran dengan WC Tungtec 10112 dilakukan, dispersi dan deagglomerasi dari MWCNT dilakukan melalui metode ultrasonikasi dengan larutan SDS. Hasil pencampuran serbuk nanokomposit selanjutnya dilakukan penyemprotan logam nyala api oksi asetilen pada sebuah substrat baja perkakas. Mikrostruktur dari lapisan yang Diamati dengan menggunakan scanning electron microscope SEM , energy dispersive X-ray spectroscopy EDS , dan X-ray diffraction XRD digunakan untuk mengamati senyawa yang terbentuk. Kekerasan mikro diukur dengan metode mikrovickers dan ketahanan aus abrasif diuji dengan menggunakan mesin ogoshi berdasarkan standar ASTM E384. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa proses dispersi dengan ultrasonikasi menggunakan larutan SDS dan pencampuran dengan balll-milling baik digunakan untuk proses dispersi CNT dengan matriks Tungtec 10112 karena menghasilkan dispersi dan ditribusi yang baik antara CNT dan serbuk Tungtec 10112 sehingga mampu meningkatkan nilai kekerasan dan ketahanan aus lapisan. Penambahan sebanyak 0,15 wt CNT Menunjukkan Kenaikan ketahanan aus hingga 50 Dibandingkan dengan pelapisan WC tanpa penguat CNT. Kekerasan lapisan dengan penguat CNT juga Meningkat Dibandingkan dengan lapisan WC tanpa penguat dan substrat dengan nilai kekerasan sebesar 1717 HV. Hasil pelapisan dengan penambahan penguat CNT Menunjukkan ketahanan aus abrasif tinggi daripada lapisan tanpa penguat CNT menyimpulkan bahwa CNT dapat menjadi alternatif yang baik untuk meningkatkan ketahanan aus abrasif lapisan.
ABSTRACT WC is widely used as a tribological coating material providing a combination of high toughness, high hardness, and good strength. In this work, 0.05 wt. 0,15 wt of CNTs were mixed by ball milling in ethanol solution with WC Tungtec 10112 powders. Before mixing with WC Tungtec 10112, dispersion is done through ultrasonication method with SDS solution. The mixture was thermally sprayed using the flame spraying process onto a plain tool steel substrate. The microstructures of the coatings were characterized using scanning electron microscope SEM , energy dispersive X ray spectroscopy EDS , and X ray diffraction XRD were used for phase identification . The microhardness was measured by Vickers indentation and the abrasive wear resistance was evaluated using ogoshi machine according to ASTM E384 standard. Effects of CNTs on the microstructure, abrasion wear and microhardness of the coatings were investigated. Experimental results have shown ultrasonication using SDS solution and ball milling was suitable to disperse CNTs with WC Tungtec 10112 feed powders since it produces an adequate relationship between CNTs 39 and WC Tungtec 10112 which enhances the microhardness and wear resistance of coatings. The 0,15 wt CNT WC coating showed an increase in wear resistance of almost 50 compared with WC coating without CNT reinforced,The hardness of coating reinforced CNT is increased compared to the WC coating and substrate with the value of 1717 HV. All reinforced coatings showed a higher abrasive wear resistance than non reinforced indicating that CNTs are a good alternative to improve abrasion wear resistance of WC coatings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>