Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Besthari Anindita Pramitasari
Abstrak :
Sebanyak 46,1% masyarakat di Indonesia usia 20-55 tahun mengalami dehidrasi ringan. Dehidrasi ringan pada pria produktif berdampak pada kualitas kerja seseorang. Pria usia produktif yang sebagian besar merupakan tenaga kerja di Indonesia dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja. Kurangnya pengetahuan dan sikap dapat menjadi salah satu penyebab perilaku asupan cairan yang buruk. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik dan hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang asupan cairan serta hubungannya dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode wawancara dan kuesioner yang berisi pertanyaan pengetahuan, sikap, dan perilaku asupan cairan harian di Pejaten Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Pejaten Barat memiliki tingkat pengetahuan baik (77,2%), sikap cukup (61,4%), dan perilaku baik (83,1%). Dari uji chi-square ditemukan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap asupan cairan (p<0,001), namun tidak terdapat hubungan bermakna dengan variabel lainnya. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan faktor-faktor lain yang berhubungan (usia, tingkat pendidikan, jenis sumber informasi, dan jumlah informasi yang diperoleh subjek penelitian). ......A total of 46.1% of people aged 20-55 years in Indonesia occured to be in mild dehydration state. Mild dehydration impact on the quality of work. Men in productive age who are mostly workers in Indonesia can lead to the decreased quality of work if they work in mild dehydration state. Lack of knowledge and attitude may cause bad behavior of daily water intake. Therefore, this study aimed to investigate the characteristics and the association between knowledge, attitudes, and behavior of daily water intake and its relation to the related factors. This study used cross-sectional design with interview and questionnaire containing questions of knowledge, attitudes, and behavior of daily water intake. The results showed that people in Pejaten Barat had good level of knowledge (77.2%), quite level of attitude (61.4%), and good behavior (83.1%). The chi-square test claimed a significant relationship between knowledge and attitude of daily water intake (p<0.001), but there was no significant association with other variables. There was also no significant relationship between knowledge, attitudes, and behavior with other related factors (age, education level, type of resources, and the amount of information).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynaldi Ikhsan Kosasih
Abstrak :
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia produktif di kota administrasi Jakarta Pusat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kuantitatif observational cross-sectional dengan sumber data sekunder dan jumlah sampel 1166 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi hipertensi di kota administrasi Jakarta Pusat adalah sebesar 39,3. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian hipertensi adalah usia, riwayat hipertensi keluarga, kurang aktivitas fisik, dan status obesitas. ......Hypertension remains as a problem of public health in Indonesia. This research was aimed to reveal the prevalence of hypertension and factors related to it among people within productive ages in Central Jakarta administration city at year 2017. This research uses cross sectional design with secondary data and sample size of 1166. This research has shown that prevalence of hypertension in Central Jakarta administration city is 39,3 . Factors that significantly related with hypertension is age, family history of hypertension, lack of physical activities, and obesity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindra Eriska Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini terjadi peningkatan penduduk usia produktif (15-64 tahun) di negara berkembang khususnya Indonesia. Pada usia produktif terjadi peningkatan angka kejadian disabilitas. Disabilitas didefinisikan sebagai kesulitan atau ketidakmampuan yang dialami seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari (yang diukur melalui 12 parameter sesuai dengan WHODAS 2.0). Studi empiris telah menemukan banyak faktor risiko yang terkait dengan disabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor risiko disabilitas terhadap kejadian disabilitas pada penduduk Indonesia usia produktif sehingga dapat menentukan prioritas intervensi pelayanan kesehatan yang sebaiknya disediakan. Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar 2013 dengan besar sampel 665.546 orang berusia 15-64 tahun dengan studi cross-sectional. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa penduduk Indonesia usia produktif yang mengalami disabilitas ada sebanyak 14.2% dengan risiko mengalami disabilitas meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Faktor risiko yang meningkatkan kejadian disabilitas pada usia produktif di Indonesia yaitu : penyakit diabetes mellitus, hipertensi, stroke, tidak melakukan aktivitas fisik, merokok, obesitas, gangguan mental emosional, usia yang semakin tua, jenis kelamin perempuan, dan tidak/belum pernah sekolah. Faktor risiko yang dominan adalah stroke (OR = 5.045, 95% CI 4.045 ? 6.292) dan gangguan mental emosional (OR = 8.822, 95% CI 8.348 ? 9.323). Penyakit stroke dan gangguan mental emosional menjadi fokus intervensi pengendalian disabilitas pada usia produktif di Indonesia melalui program intervensi berbasis masyarakat.
ABSTRACT
There is an increased population of productive ages (15-64 years old) in developing countries, especially Indonesia. At the productive age there have been an increase in the incidence of disability. Disability is defined as the difficulty or inability of people conducting daily activities (as measured by the 12 parameters in accordance with WHODAS 2.0). Empirical studies have found many risk factors associated with disability. The purpose of this study was to determine the effect of risk factors on the incidence of disability in the Indonesian population of productive ages so that it can determine the priority of health care interventions that should be provided. This study uses data from Basic Health Research 2013 with the sample 665.546 people from 15-64 years old with a cross-sectional study. In this study showed that the Indonesian population of productive ages who have disabilities have as many as 14.2% with a risk of having a disability increases with increasing age. The risk factors that increase the incidence of disability in productive ages in Indonesia, namely: diabetes mellitus, hypertension, stroke, do not do physical activity, smoking, obesity, mental emotional disorder, increasingly older age, female gender, and do not / have never attended school. The most dominant risk factor are stroke (OR = 5.045, 95% CI 4045-6292) and mental emotional disorder (OR = 8822, 95% CI 8348-9323). Stroke and mental emotional disorder have become the focus of disability control interventions in the productive ages in Indonesia through community-based intervention program.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Rahmadona
Abstrak :
Tesis ini membahas implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat pada pendudukusia produktif di Tangerang Selatan pada tahun 2018. Variabel penelitian mengacu padateori impelementasi kebijakan Edwards III, yaitu aspek implementasi, komunikasi,disposisi, sumber daya dan struktur birokrasi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan April-Juni 2018 di Tangerang Selatan. Mengacu pada Inpres 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada informan yang bertanggung jawab untuk kegiatan Germas di tingkat daerah, yaitu kepala daerah yang dapat didelegasikan kepada sekretaris daerah dan atau kepala Bappeda sertapelaksana terkait dengan kegiatan Germas yang diteliti. Dengan mempertimbangkan kemampuan laksanaan penelitian baik dari aspek pengetahuan, sumber daya dan waktu penelitian, maka lingkup penelitian dibatasi pada kegiatan penyediaan ruang terbuka hijau dan sarana aktivitas fisik di dalamnya, sehingga informan yang diteliti dipersempit menjadi informan dari instansi yang bertanggungjawab pada Germas dan mempunyaitugas dalam kegiatan penyediaan ruang terbuka hijau dan sarana aktivitas fisik padaruang terbuka hijau. Hasil penelitian disimpulkan bahwa secara umum ada beberapa hal yang perlu diperbaiki terkait implementasi Germas pada penduduk usia produktif di Tangerang Selatan dikarenakan implementasi Germas masih dititikberatkan ke dinas kesehatan, belum ada pelibatan kebijakan Germas dalam dokumen perencanaan kebijakan daerah, belum ada kajian dan mapping kegiatan Germas, belum ada perdatentang Germas, serta belum ada supervsisi dan monitoring Germas. Dari segi disposisi, pemerintah Tangerang Selatan berkomitmen untuk menyediakan sarana aktivitas fisikseabagai bagian dari perwujudan Tangerang Selatan sebagai kota layak huni dan berwawasan lingkungan. ...... This thesis discusses the implementation of Healthy Living Community Movement at productive age population in South Tangerang in 2018. The research variables refer to Edwards III policy implementation theory, namely implementation aspect, communication, disposition, resource and bureaucratic structure. This research is descriptive analytic research with qualitative approach. The research was conductedthrough in depth interviews, observation, and document review. The implementation ofthis research is April June 2018 in South Tangerang. Referring to Presidential Instruction 1 year of 2017 on Healthy Living Community Movement, the scope of thisresearch is limited to informants responsible for Germas activities at the regional level,ie heads of regions that can be delegated to regional secretaries and or heads ofBappeda and implementers related to Germas activities. Considering research capability both from the aspect of knowledge, resources and time of research, the scope of research is limited to the activities of providing green open spaces and physical activity facilities in it, so that the informants studied are narrowed down to informants from the agencies responsible for Germas and have tasks in the provision of activities green open space and means of physical activity in green open space. The result of the research concluded that generally there are some things that need to be corrected related to the implementation of Germas in the productive age population in South Tangerang because the implementation of Germas is still focused on the local health departement, there has been no policy involvement of Germas in regional policy planning documents, no studies and mapping of Germas activities yet there is a regional regulation on Germas, and there has been no supervision and monitoring of Germas. In terms ofdisposition, the South Tangerang government is committed to providing the means ofphysical activity as part of the realization of Tangerang Selatan as a liveable andenvironmentally sound city.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Handryani
Abstrak :
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan karena merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan hipertensi pada penduduk usia produktif di Jakarta Timur pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 314 orang berumur 15-64 tahun. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Jakarta Timur berdasarkan data Posbindu Jakarta Timur adalah sebesar 47,1%. Faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan hipertensi adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, dan obesitas. ......Hypertension is a public health problem that must be considered because it is the major risk factor for cardiovascular disease and its prevalence is increasing year by year. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the relationship between risk factors for hypertension and hypertension in the productive age population in East Jakarta in 2017. The study used a cross sectional study design with a total sample of 314 people aged 15-64 years. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in East Jakarta based on East Jakarta Posbindu data is 47.1%. Risk factors that have a significant relationship with hypertension are age, sex, family history of hypertension, and obesity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani Azizah
Abstrak :
Penyakit tidak menular menjadi penyebab 41 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Salah satu yang memiliki prevalensi tertinggi adalah hipertensi. Kota Depok memiliki prevalensi hipertensi sebesar 34,13% di tahun 2018. Walaupun lebih banyak terjadi pada usia tua, namun kelompok usia muda juga berisiko mengalami hipertensi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular Kota Depok Tahun 2022 yang direkapitulasi oleh Dinas Kesehatan Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya prevalensi hipertensi sebesar 28,7% pada penduduk usia produktif di Kota Depok tahun 2022. Faktor-faktor yang berhubungan adalah usia 40-64 tahun (PR 3,084; 95% CI 2,808-3,388; p=0,001), tingkat pendidikan rendah (PR 1,534; 95% CI 1,344-1,750; p=0,001), riwayat hipertensi keluarga (PR 1,573; 95% CI 1,327-1,864; p=0,001), konsumsi garam berlebih (PR 2,094; 95% CI 1,766-2,483; p=0,001), obesitas (PR 2,089; 95% CI 1,888-2,311; p=0,001), obesitas sentral (PR 1,612; 95% CI 1,471-1,766; p=0,001), dan diabetes (PR 2,290; 95% CI 1,960-2,674; p=0,001). Variabel lain seperti jenis kelamin, pekerjaan, konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol tidak menunjukkan hubungan yang signifikan pada penelitian ini. ......Non-communicable diseases are the cause of 41 million deaths worldwide. One that has the highest prevalence is hypertension. In 2018, the prevalence of hypertension in Depok City was 34,13%. Although it occurs more frequently in older age, the younger age group is also at risk of hypertension. This research was conducted to determine risk factors associated with the incidence of hypertension in the productive age population in Depok City in 2022. The design of this study is cross-sectional using Non-Communicable Disease Information System for 2022 from Depok City Health Agency. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in the productive age population in Depok City was 28.7%. The related factors are adults aged 40-64 years (PR 3.084; 95% CI 2.808-3.388; p=0.001), low level of education (PR 1.534; 95% CI 1.344-1.750; p=0.001), family history of hypertension (PR 1.573; 95% CI 1.327-1.864; p=0.001), excessive salt consumption (PR 2.094; 95% CI 1.766-2.483; p=0.001), obesity (PR 2.089; 95% CI 1.888-2.311; p=0.001), central obesity (PR 1.612; 95% CI 1.471-1.766; p=0.001), and diabetes (PR 2.290; 95% CI 1.960-2.674; p=0.001). Gender, occupation, vegetable and fruit consumption, lack of physical activity, smoking and alcohol consumption did not show a significant relationship in this study.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alika Jasmine Indah Srikanti
Abstrak :
Media adalah alat komunikasi massa yang dapat memengaruhi pandangan publik tentang suatu peristiwa. Berbagai fakta yang disajikan oleh media akan membuat pemahaman yang berbeda. Framing merupakan pemilihan isu dan penonjolan aspek tertentu dalam media. Artikel ini bertujuan mengemukakan framing RT dan BBC dalam peristiwa reformasi usia produktif Rusia tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan analisis framing kualitatif dengan menggunakan elemen framing Entman. Pengidentifikasian bentuk frame menggunakan lima bentuk frame yang didefinisikan oleh Holli Semetko dan Patti M. Valkenburg. Hasilnya terdapat perbedaan framing yang dilakukan oleh RT dan BBC dalam memberitakan reformasi usia produktif Rusia. RT berfokus pada masalah kenaikan usia produktif, sedangkan BBC berfokus pada aksi protes masyarakat Rusia. Kedua media sama-sama menggunakan tiga frame, RT menggunakan frame ekonomi, frame moralitas, dan frame tanggung jawab, dan BBC menggunakan frame konflik, frame human interest, dan frame moralitas. Penggunaan frame tersebut menghasilkan opini publik yang berbeda. RT menunjukkan keadaan ekonomi Rusia sedang tidak baik sehingga kebijakan tersebut dinilai tepat untuk, sedangkan BBC menunjukkan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dinilai tidak tepat karena diprotes oleh masyarakat Rusia.
Media is a mass communication tool abled to influence public views on an event. Various facts presented by the media will construct a particular understanding. Framing is the selecting of issues by highlighting certain aspects in a media coverage. This article aims to reveal the ways the RT and BBC frame the events of Russia`s productive age reform in 2018. This research uses qualitative framing analysis based on framing elements proposed by Entman. The identification of models of framing uses five frames as defined by Holli Semetko and Patti M. Valkenburg. The results show the differences in framing made by RT and BBC in reporting 2018 Russian productive age reform. RT focuses on the issue of raising productive age, whereas the BBC focuses on Russian public protests. Both use three frames, RT using economic frame, morality frame, and responsibility frame and BBC using conflict frame, human interest frame, and morality frame. The usage of two sets of frames resulted in differing public opinions. RT show how the Russian economy is not doing well, therefore this reform is considered as one of the solutions to boost the country`s economy, whilst BBC establishes that the policy was ill-fitted because it is protested by people across Russia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Suhaema
Abstrak :
Terjadinya sindrom metabolik diduga berhubungan dengan pergeseran gaya hidup masyarakat yang berubah menuju masyarakat modern, dari mengonsumsi makanan tradisional beralih ke makanan instan dan kebaratbaratan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi sindrom metabolik dan determinannya dari pola konsumsi, meliputi konsumsi sayur dan buah serta pola makan makanan manis, asin, berlemak, lauk hewani berpengawet, dan penggunaan penyedap. Penelitian ini merupakan bagian dari analisis lanjut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 dengan desain potong lintang. Jumlah sampel setelah pembobotan adalah 1.878.578 orang dengan kriteria berusia 18 tahun ke atas. Pengumpulan data pola konsumsi, antropometri, klinis, dan biomedis telah dilakukan. Analisis data menggunakan kai kuadrat dan regresi logistik biner. Prevalensi sindrom metabolik di Indonesia sebesar 23%, pada perempuan 26,6% dan pada laki- laki 18,3%. Konsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari sebanyak 43,5% dan kurang dari satu kali per hari 10,5% dengan risiko mengalami sindrom metabolik sebesar 6,567 kali. Konsumsi makanan asin yang termasuk dalam kategori sering memiliki proporsi sindrom metabolik sebesar 100% dengan risiko mengalami sindrom metabolik sebanyak 6,363 kali. Terdapat hubungan yang signifikan (nilai p < 0,05) antara pola konsumsi sayur dan buah, frekuensi konsumsi makanan manis, asin, berlemak, lauk hewani yang diawetkan, penggunaan penyedap, dan mi instan dengan kejadian sindrom metabolik pada usia produktif. Kata kunci: Pola konsumsi makanan, sindrom

Occurrence of metabolic syndrome is assumedly related to the changing of people?s lifestyle into modern society, from consuming traditional food to instant food and be westernized. This study aimed to determine metabolic syndrome prevalence and its determinants from consumption patterns including vegetable and fruit consumption as well as consumption patterns of sweet, salty, fatty food, preserved animal side dishes and use of seasonings. This study was a part of advanced Basic Health Research 2013 data analysis by cross sectional design. A total of sample after weighting was 1,878,578 people on aged 18 years old and older. Collection of consumption pattern, anthropometry, clinic and biomedic data had been conducted. Data analysis used chi square and binary logistic regression. Metabolic syndrome prevalence in Indonesia is 23%, 26.6% on women and 18.3% on men. Consuming sweet food more than once a day was 43.5% and less than once a day was 10.5% with 6.567 times risk of suffering metabolic syndrome. Salty food consumption included into often category had metabolic syndrome proportion worth 100% with 6.363 times risk of suffering metabolic syndrome. There was a significant relation (p value < 0.05) between the pattern of vegetable and fruit consumption, frequency of sweet, salty, fatty food, preserved animal side dishes, the seasoning use and instant noodle with metabolic syndrome occurrence in productive age
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mataram, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fatma Kader
Abstrak :
ABSTRAK
Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia bagian tengah yang masih endemis malaria baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Prevalensi kejadian malaria cenderung meningkat dari 2,12% pada tahun 2010 menjadi 10% di tahun 2013 dengan angka API di tahun 2013 adalah 6,4% lebih tinggi dari angka API nasional 1,38%. Prevalensi tertinggi terjadi di wilayah pedesaan dibandingkan perkotaan dan terbanyak di usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeterminasi faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah perkotan dan pedesaan menggunakan desain cross sectional, sumber data adalah data sekunder Riskesdas 2013 yang dianalisis menggunakan uji statistik regresi logistik terhadap sampel masyarakat usia produktif sebanyak 7381 sampel diwilayah perkotaan dan 8489 sampel di wilayah pedesaan. Penelitian menemukan bahwa prevalensi malaria di perkotan sebesar 2,4% dan di pedesaan sebesar 5,8%. Ditemukan adanya hubungan antara plafon rumah serta jenis kelamin di wilayah perkotaan dan pedesaan, sementara di wilayah pedesaan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan penggunaan obat semprot insektisida berhubungan terhadap kejadian malaria. Faktor yang paling dominan memiliki hubungan dengan kejadian malaria adalah plafon rumah di wilayah perkotaan (nilai p=0,005; OR 2,6 95% CI 1,28-5,26) dan penggunaan insektisida di wilayah pedesaan (nilai p=0,019; OR 2,77 95% CI 1,19-6,47)
ABSTRACT
North Sulawesi is one of the provinces in the central part of which is still endemic malaria in urban and rural areas. The prevalence of malaria incidence is increase from 2,12% in 2010 to 10% in 2013 with the Annual Paracite Index (API) in 2013 were 6,4% higher than the national API about 1,38%. Prevalence was highest in rural areas rather than urban areas and highest in adulthood. This study aims to determinant associated incidence of in the region of urban and rural areas with cross-sectional design, the data source is a secondary data of Riskesdas 2013 were analyzed using statistical test of logistic regression on samples of reproductive age as many as 7381 samples in urban area and about 8489 samples in rural area. The result of study showed that prevalence of malaria in urban is about 2,4% and about 5.8% in rural areas. There were association between the ceiling of the house and sex in urban and rural areas, level of education, type of work and the behavior of insecticide sprays in rural areas were related to malaria incidence. The most dominant factor has a relationship with the incidence of malaria is the ceiling of the house in urban areas (0,05; OR 2,6 95% CI 1,26-5,26) and the use of insecticides in rural areas (p = 0,019; OR 2,77 95% CI 1,19-6,47)
2016
T46032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Amin
Abstrak :
Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan kesehatan pada usia produktif merupakan hak dasar penduduk usia 15-59 tahun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah kab/kota. Dengan status akreditasi puskesmas yang sudah diraih dan manajemen puskesmas yang sudah diterapkan, capaian SPM pelayanan kesehatan pada usia produktif di Kota Cirebon masih rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek status akreditasi dan manajemen puskesmas terhadap capaian SPM pelayanan kesehatan pada usia produktif puskesmas di Kota Cirebon. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian crossectional. Populasi penelitian adalah seluruh puskesmas di Kota Cirebon. Sampel penelitian adalah 22 puskesmas (total sampling). Analisis statistik menggunakan uji annova one way, uji korelasi dan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan status akreditasi puskesmas tidak berefek terhadap capaian SPM pelayanan kesehatan pada usia produktif, sedangkan semua aspek manajemen puskesmas berkorelasi cukup kuat dan kuat kecuali fokus pelanggan yang berkorelasi lemah/tidak berkorelasi. Diperlukan penerapan manajemen puskesmas yang berkualitas dan dukungan dinas kesehatan agar SPM pelayanan kesehatan pada usia produktif dapat tercapai.   ......Minimum Service Standards (SPM) for health services at productive age are the basic rights of the population aged 15-59 years to obtain health services according to the standards that must be met by the district/city regional government. With the accreditation status of the public health center that has been achieved and the management of the public health center that has been implemented, the achievement of SPM for health services at productive age in Cirebon City is still low. The aim of the study was to determine the effect of the accreditation status and management of the public health center on the achievement of the MSS for health services at the productive age of the public health center in Cirebon City. This type of research is quantitative research with a cross-sectional research design. The research population was all health centers in Cirebon City. The research sample was 22 health centers (total sampling). Statistical analysis using one-way annova test, correlation test and simple linear regression test. The results showed that the accreditation status of the public health center had no effect on the achievement of SPM for health services at productive age, while all aspects of public health center management had a fairly strong and strong correlation except for customer focus which had a weak correlation/no correlation. It is necessary to implement quality health center management and the support of the health office so that the SPM for health services at productive age can be achieved.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>