Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Syaltut
"Latar belakang: Regurgitasi trikuspid (RT) derajat sedang atau berat yang tidak dioperasi berasosiasi dengan prognosis buruk atau tingkat kematian yang lebih tinggi, bahkan pada kasus tanpa disertai disfungsi ventrikel kiri atau hipertensi pulmonal (HP). Terdapat beberapa teknik perbaikan katup trikuspid, yaitu teknik penjahitan yang salah satunya dinamakan teknik De Vega, serta pemasangan annuloplasty ring atau band. Penelitian-penelitian sebelumnya membandingkan antara metode penjahitan dan ring annuloplasty dalam mengurangi lesi RT dan peningkatan kapasitas fungsional pasien pascaoperasi, namun tidak terfokus pada masalah katup trikuspid yang muncul bersamaan dengan komorbid yang signifikan, yaitu HP. Tujuan: Menguji efektivitas jangka pendek pemasangan annuloplasty band dalam menurunkan derajat RT pada pasien dengan RT sedang-berat dengan hipertensi pulmonal sedang-berat dibandingkan dengan teknik De Vega. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dari bank data bagian Bedah Jantung Dewasa Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita periode Januari 2018-Desember 2019. Didapatkan total keseluruhan 72 pasien RT sedang-berat yang menjalani operasi perbaikan katup trikuspid dengan teknik pemasangan annuloplasty band atau teknik De Vega bersamaan dengan operasi perbaikan atau penggantian katup mitral dan/atau aorta. Penilaian fungsi ventrikel kiri, tricuspid annular plane systolic excursion (TAPSE), tricuspid valve gradient (TVG), dan maximal tricuspid regurgitation velocity (TR Vmax) dilakukan menggunakan ekokardigrafi, kemudian dievaluasi dan dibandingkan sebelum dan setelah tindakan dilakukan pada masing-masing kelompok. Hasil:Dari 49 subjek kelompok band annuloplasty, didapatkan perbedaan klasifikasi RT yang bermakna antara sebelum dan sesudah tindakan (p = 0,000). Temuan serupa juga didapatkan pada kelompok teknik penjahitan De Vega (p = 0,000). Hampir seluruh subjek dengan RT sedang-berat mengalami penurunan derajat RT pascaoperasi, kecuali satu subjek pada kelompok teknik De Vega yang tetap berada pada klasifikasi yang sama sebelum tindakan dilakukan. Berdasarkan evaluasi ekokardiografi pascaoperasi, tidak ditemukan penurunan fungsi ventrikel kiri yang bermakna dinilai dari variabel EF pada kedua kelompok band annuloplasty (p = 0,123) dan teknik De Vega (p = 0,176). Namun, terdapat penurunan yang signifikan pada variabel TAPSE pascaoperasi dengan selisih 7,02 (IK 95% 5,51 – 8,52; p = 0,000) pada kelompokband annuloplasty dan 6,96 (IK 95% 5,09 – 8,82; p = 0,000) pada kelompok teknik De Vega. Penurunan bermakna juga ditemukan pada variabel TVG dan TR Vmax pada kedua kelompok (p <0,05). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik pemasangan annuloplasty band tidak lebih efektif dibandingkan dengan teknik De Vega pada operasi konkomitan perbaikan katup trikuspid.

Background: Non-operated moderate or severe tricuspid regurgitation (TR) is associated with poor prognosis or higher mortality, even in cases without left ventricular dysfunction or pulmonary hypertension (PH). There are several techniques for tricuspid valve repair, namely suture techniques, one of which is De Vega technique, and the implantation of ring or band annuloplasty. Previous studies compared suture and ring annuloplasty methods to reduce TR lesions and increase functional capacity of postoperative patients, but did not focus on tricuspid valve problems that concurrent with a significant comorbid, particularly pulmonary hypertension. Objective: To assess the short-term effectiveness of band annuloplasty implantation in reducing TR degree in patients with moderate-severe TR concurrent with moderate-severe PH compared to the De Vega technique. Methods: This study used a retrospective cohort study design from a database of the Adult Cardiac Surgery department of the National Cardiovascular Center Harapan Kita for the period of January 2018 to December 2019. A total of 72 moderate-severe TR patients who underwent tricuspid valve repair using band annuloplasty or De Vega technique concomitantly with mitral and/or aortic valve repair or replacement. Assessment of left ventricular function, tricuspid annular plane systolic excursion (TAPSE), tricuspid valve gradient (TVG), dan maximal tricuspid regurgitation velocity (TR Vmax) was performed using echocardigraphy, subsequently evaluated and compared before and after the procedure was performed in each group. Results: From 49 subjects in the band annuloplasty group, there was a significant difference in TR classification between pre- and post-surgery (p = 0,000). A similar finding was also found in the De Vega suture technique group (p = 0.000). Almost all subjects with moderate-severe TR had a postoperative decrease in TR degree, except for one subject in the De Vega technique group who remained in the same category before the procedure was done. Based on postoperative echocardiography evaluation, there was no significant decrease in left ventricular function assessed by the ejection fraction variable in both band annuloplasty (p = 0.123) and De Vega technique (p = 0.176) groups. However, there was a significant decrease in the postoperative TAPSE with a mean difference of 7.02 (95% CI 5.51 - 8.52; p = 0.000) in the band annuloplasty group and 6.96 (95% CI 5.09 - 8.82); p = 0.000) in the De Vega technique group. Significant decreases were also found in the TVG and TR Vmax variables in both groups (p <0.05). Conclusion: This study shows that the annuloplasty band implantation technique is no more effective than the De Vega technique in concomitant tricuspid valve repair. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Aditya Pratama
"Dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, banyak pihak memberikan layanan yang dapat dimanfaatkan untuk dapat mempermudah semua kegiatan. Salah satu media yang digunakan untuk berbagai tujuan yaitu website. Salah satu jenis website yaitu website e-learning. Website e learning akan akan menyimpan informasi sensitif seperti data penggunanya untuk dapat memberikan hak akses fasilitas terhadap website tersebut. Informasi sensitif inilah yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu website agar terhindar dari serangan cyber. Salah satu serangan yang sering terjadi pada website yaitu sql injection, dimana serangan ini terjadi dalam bentuk pencurian atau bahkan memodifikasi informasi pribadi oleh pihak yang tidak berhubungan. Untuk mencegah terjadi serangan pada website maka perlu dilakukannya penetration testing. Penetration testing bertujuan untuk mencari kerentanan yang ada pada website agar dapat segera ditangani sebelum dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan untuk mengidentifikasi kerentanan website yaitu reconnaissance, scanning, exploitation dan report. Pengujian dilakukan dengan menganalisis hasil yang didapatkan dari setiap tahapan penetration testing sehingga dapat diketahui kerentanan yang ada pada website. Dari kerentanan yang terdetaksi maka akan diketahui beberapa rekomendasi solusi untuk mengatasinya. Setiap tahapan penetration testing akan menggunakan beberapa tools pendukung. Selain itu juga dilakukan pengujian keamanan website dengan melakukan serangan sql injection dan xss attack.

With the current technological developments, many parties provide services that can be used to facilitate all activities. One of the media used for various purposes is the website. One type of website is an e-learning website. An e-learning website will store sensitive information such as user data to be able to grant facility access rights to the website. This sensitive information needs to be considered in developing a website to avoid cyber attacks. One of the attacks that often occurs on websites is sql injection, where this attack occurs in the form of stealing or even modifying personal information by unrelated parties. To prevent attacks on the website, it is necessary to do penetration testing. Penetration testing aims to find vulnerabilities on the website so that they can be addressed immediately before being exploited by irresponsible parties. There are several steps taken to identify website vulnerabilities, namely reconnaissance, scanning, exploitation and reports. Testing is carried out by analyzing the results obtained from each stage of penetration testing so that the vulnerabilities that exist on the website can be identified. From the detected vulnerabilities, several recommendations for solutions to overcome them will be identified. Each stage of penetration testing will use several supporting tools. Besides that, website security testing is also carried out by carrying out sql injection attacks and xss attacks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library