Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jauza Alayya
"Peristiwa terorisme memiliki nilai berita dan tidak mungkin dilewatkan oleh media. Pemberitaan terorisme dalam pandangan kritis tidaklah bebas nilai melainkan dipengaruhi banyak hal termasuk kepentingan dan ideologi media. Peran media dalam pemberitaan terorisme tidak hanya menyampaikan dan menyediakan informasi, melainkan mengkonstruksi realitas melalui wacana media yang menghasilkan wacana publik. Penelitian ini berupaya untuk menggambarkan wacana terorisme oleh media Jawa Pos pada peristiwa terorisme tahun 2018, sekaligus berupaya untuk menjelaskan faktor apa saja yang berpengaruh dalam pembentukan wacana. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis wacana kritis milik Fairclough yakni melalui tahapan analisis teks, analisis praktik diskursif, sampai dengan analisis sosial budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemberitaan terorisme tahun 2018, 1) Surat kabar Jawa Pos memiliki ketertarikan khusus terhadap isu terorisme, 2) Pro pemerintah, yakni fokus pada menyoroti tindakan sekaligus keberhasilan pemerintah dalam menangani aksi terorisme, yang secara tidak langsung merupakan upaya Jawa Pos untuk mengkonstruksi realitas tertentu yakni mengarahkan agar publik mempercayai bahwa pemerintah telah melakukan banyak hal dan aksi terorisme ditangani dengan baik oleh pemerintah, 3) Pemberitaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor individu, rutinitas media, organisasi media, ekstra media, dan ideologi media. Ideologi media tercatat sebagai faktor yang memegang peranan paling penting pada terciptanya wacana pro pemerintah melalui pemberitaan yang disajikan, dan 4) Pemberitaan terorisme versi Jawa Pos telah dijalankan dengan memegang prinsip jurnalisme positif sekaligus melakukan upaya counter-terrorism.
......Terrorist events have news value and cannot be ignored by the media. Reporting on terrorism in a critical view is not value-free but is influenced by many things including media interests and ideology. The role of the media in reporting on terrorism is not only conveying and providing information, but also constructing reality, namely through media discourse to produce public discourse. This study attempts to describe the terrorist discourse carried out by the Jawa Pos during the 2018 terrorism incident, while at the same time trying to describe the factors that influence the formation of this discourse. The research was conducted using the Fairclough critical discourse analysis method, namely through the stages of text analysis, analysis of discursive practices, to socio-cultural analysis. The results of the study show that in reporting on terrorism in 2018, 1) Jawa Pos has special interest in the issue of terrorism, 2) Jawa Pos is pro-government, focus on highlighting the actions and success of the government in dealing with acts of terrorism, which is indirectly an attempt by Jawa Pos to constructing a certain reality, namely directing the public to believe that the government has done many things and terrorism issue are well handled by the government, 3) Terrorism news are influenced by several factors, namely individual factors, media routines, media organizations, extra media, and media ideology. Media ideology is recorded as the factor that plays the most important role in the creation of pro-government discourse through the news it presents, and 4) The Jawa Pos version of terrorism reporting is also carried out by upholding the principles of positive journalism and counter-terrorism."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Asneli Asbi
"ABSTRAK
Fenomena empiris menunjukkan terjadinya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan. Kondisi ini mempengaruhi
perkembangan media sebagai salah satu agen sosialisasi utama. Media dalam hal
ini majalah merupakan salah satu alat promosi kesehatan untuk
menyosialisasikannya kepada masyarakat dan dapat memberikan pengaruh yang
besar dalam penyampaian berita kepada setiap individu pembacanya. Oleh sebab
itu perlu kajian sosiologi untuk melihat bagaimana majalah Healthy Life
mengkonstruksi perilaku sehat bagi pembacanya.
Penulis meminjam pemikiran Berger dan Luckmann untuk menganalisis
hasil penelitian melalui dialektika externalisasi, obyektivasi dan internalisasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis wacana.
Dengan menggunakan framing model Gamson dan Modligiani, penulis
mengungkap bagaimana konstruksi yang diciptakan tentang sehat melalui majalah
Healthy Life pada rubrik Healthy Trend. Selanjutnya penulis melakukan
wawancara mendalam dengan beberapa informan di bagian produksi teks serta
konsumen pembaca.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa konstruksi sehat yang dibangun
majalah Healthy Life dalam rubrik Healthy Trend mengutamakan perilaku sehat
dalam konsep medis modern. Namun rubrik ini sudah mulai mempromosikan
konsep sehat non fisik seperti sehat emosi dan sosial. Konstruksi perilaku sehat
tersebut ditujukan kepada segmen perempuan urban menengah ke atas. Lebih
lanjut konstruksi yang dibentuk oleh majalah Healthy Life adalah sebagai suatu
keadaan dari tidak adanya suatu penyakit pada fisik. Pada proses konstruksi,
media membangun kolaborasi dengan aktor-aktor baik individu (dokter, pakar
hukum, pakar kesehatan) maupun institusi (SIKIB, Tje Fuk, On Clinic) yang
berada di belakangnya.

Abstract
We have observed recently from the empirical phenomenon that there is a vast
development of science and technology especially in health care. This development has an
impact to mass media as one of the main socialization agents of health care. Mass media, in
this case magazine, as one of the promoting agent of health care, can give a big impact to
individual reader. Therefore, a social discourse is needed to evaluate how Healthy Life
magazine constructs a healthy behavior in the society within a certain frame.
The author utilizes Berger and Luckmann?s theory in carrying out the analysis through
externalization, objectivation, and internalization dialectics. The method being used for the
research is qualitative with discourse analysis as its main analytical method. With Gamson
and Modligiani?s framing analytical model, the author reveals how health is being
constructed by Healthy Life in its Healthy Trend column. Moreover, the author also carried
out deep interviews to the editor and readers.
The research found out that the construction of health by Healthy Life in its Healthy
Trend column considers that the healthy behavior by the modern medical concept as the most
important. However, the column has also promoted the non-physical healthy concept such as
emotional and social healthy. This healthy behavior is aimed primarily to the segment of
urban female in the middle or higher class. Furthermore, the construction of health being
framed by Healthy Life is referring to a condition in the absence of physical illness. In
constructing process, this mass media develops a back stage relationships with actors
individually such as doctors, law practitioners, health experts, as well as institutionally such
as SIKIB, Tje Fuk, and On Clinic."
2012
T29969
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rianne Kartikasari Subijanto
"Semenjak peristiwa serangan pada dua gedung kembar tertinggi di dunia, World Trade Center di Manhattan, New York, dan gedung Pentagon pada tanggal I1 September 2001, berita mengenai Islam dan ajaran-ajarannya semakin banyak memenuhi halaman-halaman media cetak dan juga menjadi pembicaraan utama di media-media elektronik. Islam menjadi penting untuk dibahas dan dibicarakan salah satunya karena para tersangka pelaku penyerangan merupakan orang Islam. Apalagi penyerangan tersebut seringkali diberitakan terkait dengan salah satu ajaran agama Islam, yaitu Jihad. Pembicaraan Islam dalam media menjadi menarik untuk dikritisi dengan adanya teori Orientalisme Edward Said (1978). Dalam Orientalisme, Said mengatakan bahwa Islam selama bertahun-tahun direpresentasikan secara negatif, diidentitaskan sebagai the other of us (Barat) dan dikonstruksikan memiliki hubungan yang tidak setara, yaitu sebagai kelompok yang membahayakan, harus direpresentasikan, dan dididik. Dengan didasarkan pada konsep wacana yang dikembangkan Foucault, Said menjelaskan bahwa kelompok yang berwenang merepresentasikan Islam ini, dalam hai ini Barat, mempertahankan kekuasaannya atas Islam dengan menciptakan wacana publik yang dominan. Dengan alasan di atas, penelitian ini membandingkan dan menganalisis sistem representasi Islam dalam media Barat seputar tragedi 11 September 2001. Korpus penelitian diambil dari sebuah media berbahasa Inggris yang sudah mapan, yaitu TIME. Data, yaitu dua buah artikel, diambil dari TIME edisi dua bulan sebelum tragedi 11 September 2001 dan edisi dua bulan sesudah tragedi tersebut. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough, sebuah pendekatan yang memungkinkan peneliti untuk menyelami ideologi yang terpendam dalam teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan sistem representasi Islam oleh TIME di dalam dua artikelnya. Pada artikel edisi sebelum tragedi 11 September 2001, Islam direpresentasikan sebagai kelompok radikal yang membahayakan dan melakukan kegiatan kriminal atas nama agama, diidentitaskan sebagai `mereka' dan dikonstruksikan memiliki hubungan yang tidak setara dengan `kami', Barat. Namun, pada artikel TIME edisi sesudah tragedi 11 September 2001, Islam direpresentasikan memiliki dua pandangan yang kontras, yaitu Islam moderat dan Islam ekstrimis. Islam moderat direpresentasikan sebagai kelompok yang memiliki kehidupan `normal' dan modern, dikonstruksikan identitas dan hubungannya sebagai bagian dari `kami', Barat. Sebaliknya, Islam ekstrimis tetap memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok radikal yang direpresentasikan dalam artikel sebelum tragedi 11 September 2001. Sebagai kesimpulan, dalam artikel TIME edisi sesudah tragedi 11 September 2001, TIME memberitakan Islam dengan lebih obyektif dengan melihat sisi lain dari Islam yang tidak sama dengan radikalisme yang selama ini menjadi fokus perhatian pemberitaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library