Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ani Apriani
"ABSTRAK
Meningkatnya aktivitas pembangunan di Kota Yogyakarta menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Hal tersebut dikarenakan aktivitas pembangunan yang berorientasi fisik dianggap cenderung mengejar keuntungan ekonomi dengan kurang mengindahkan dampak social dan lingkungan. Tujuan dari makalah ini akan mendeskripsikan penilaian
masyarakat tentang dampak perkembangan kawasan berdasarkan pertimbangan aspek
lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian deskriptif kuantitatif. Sebanyak 128 orang (32,0%) menyatakan perkembangan kawasan terbangun memiliki dampak negative terhadap aspek lingkungan dan
sebanyak 272 orang (68%) menyatakan perkembangan kawasan terbangun tidak memiliki dampak negative terhadap lingkungan. Sebanyak 83 orang (20,8%) menyatakan perkembangan kawasan terbangun memiliki dampak negative terhadap aspek social budaya
dan sebanyak 317 orang (79,2%) menyatakan perkembangan kawasan terbangun tidak memiliki dampak negative terhadap aspek social budaya. Sebanyak 147 orang (36,8%) menyatakan perkembangan kawasan terbangun memiliki dampak negative terhadap aspek
ekonomi dan sebanyak 253 orang (63,2%) menyatakan perkembangan kawasan terbangun tidak memiliki dampak negative terhadap aspek ekonomi."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2018
600 JIA X:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jumbadi
"ABSTRAK
Adanya kebijakan peningkatan nilai tambah sektor pertambangan mineral memberikan konsekuensi kepada para pelaku usaha pertambangan mineral untuk membangun smelter di dalam negeri, sehingga sektor ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap penerimaan negara dan perekonomian daerah maupun nasional.
Pembangunan smelter PT. BSI di Provinsi Sulawesi Tenggara memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian dalam bentuk penambahan output, pendapatan, nilai tambah, dan lapangan kerja serta mendorong tumbuhnya sektor-sektor industri lainnya. Berdasarkan hasil analisis input-output, PT. BSI pada tahapan konstruksi mampu berkontribusi terhadap total nilai output sebesar 1,03%, penambahan total pendapatan sebesar 1,08%, penambahan total nilai tambah sebesar 0,83% dan kontribusi terhadap lapangan kerja sebesar 2,26%. Sedangkan pada tahap produksi, PT. BSI diperkirakan dapat berkontribusi terhadap total nilai output sebesar 10,31% per tahun, penambahan pendapatan 37% per tahun, penambahan total nilai tambah sebesar 24% per tahun dan dapat memberikan lapangan kerja sebesar 46% per tahun. Kehadiran PT. BSI diperkirakan akan berkontribusi terhadap penerimaan dana bagi hasil ke Provinsi Sulawesi Tenggara sekitar Rp. 38,350 miliar per tahun dan ke Kabupaten Konawe Selatan sekitar Rp. 76,701 miliar per tahun

ABSTRACT
Value added policy in mineral and coal mining sector has a consequence for business operators as they have an obligatory to build domestic smelting plants. This mining sector is expected to provide a greater contribution to state revenue also boost the local and national economy.
The smelter development of PT. BSI in the Province of Southeast Sulawesi gives a vast impact on the economic growth in the form of output addition, additional income, value added, job opportunity, also stimulates economic growth in other sectors. Based on the input-output analysis result, PT. BSI on the stage of construction contributes 1,03% of the total output value, 1,08% of additional total income, 0,83% of value added, and provide 2,26% job opportunities. Moreover, in the stage of production, PT. BSI is expected per year to contribute up to 10,31% of the total output value, 37% of additional total income, 24% of value added, and create 46% employment opportunities. PT. BSI estimated to contribute to the revenue sharing fund to Southeast Sulawesi Province Rp. 38,350 billion per year and to South Konawe Regency Rp. 76,701 billlion per year.
"
2016
T46163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Asmiyati
"[ABSTRAK
Adanya kebijakan pembangunan jalan kereta api di pulau Sulawesi untuk
mendukung pembangunan sarana publik dan pembangunan infrastruktur di
Sulawesi Selatan. Pembangunan jalan kereta api Trans Sulawesi (Makassar)
Parepare) berjarak ±136,3 KM dan melewati 5 (lima) kota/Kabupaten yaitu Kota
Makassar, Kab. Maros, Kab. Pangkep, Kab. Parepare, dan Kab. Barru. Nilai
investasi yang digunakan dalam pembangunan ini yang berdampak pada provinsi
Sulawesi selatan sebesar ± Rp. 908,16 Milliar. Metode penelitian yang digunakan
adalah dengan analisa input-output dengan data awal adalah tabel input output
provinsi Sulawesi selatan tahun 2009 kemudian di update dengan metode RAS
dan simple LQ. Dari penelitian ini setelah adanya pembangunan jalan KA Trans
Sulawesi (Makassar Parepare) sektor kunci dalam perekonomian yang sebelum
pembangunan jalan KA adalah sektor kuncinya antara lain sektor makanan,
minuman dan tembakau; barang kayu dan hasil hutan lainnya; bangunan;
angkutan jalan raya; angkutan udara; dan lembaga keuangan tanpa bank.
kemudian setal pembangun sector kuncinya menjadi sektor makanan, minuman
dan tembakau; barang kayu dan hasil hutan lainnya; pupuk, kimia, & barang dari
laut; banguunan; dan angkutan rel. Dengan adanya pembangunan jalan KA
tersebut memunculkan sektor baru dalam perekonomian Sulawesi selatan yaitu
sektor angkutan rel. Dampak ekonomi terhadap penciptaan output dari tahun 2012
? 2019 sebesar Rp. 2,14 Triliun. Dampak ekonomi terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat dari tahun 2012-2019 sebesar Rp.302,93 Triliun.
Dampak ekonomi terhadap penciptaan NTB dari tahun 2012-2019 sebesar
Rp.640,65 Triliun dan dampak ekonomi terhadap penciptaan lapangan kerja dari
tahun 2012 ? 2019 sebesar 24.044 jiwa.

ABSTRACT
The policy of railroad construction on the island of Sulawesi to support the
construction of public facilities and infrastructure development in South Sulawesi.
Railroad construction Trans Sulawesi (Makassar - Pare Pare) is ± 136.3 KM and
pass through five (5) cities / districts, the city of Makassar, Kab. Maros, Kab.
Pangekp, Kab. Pare Pare, and Kab. Barru. The value of investments used in the
construction of this impacting on the southern Sulawesi province of ± Rp. 908.16
billion. The method used is the analysis of input-output tables with the initial data
is input output southern Sulawesi province in 2009 and then updated with a
method of RAS and LQ. From this study, after the construction of railway Trans
Sulawesi (Makassar - Pare Pare) in the key sectors of the economy prior to the
construction of railway lines is the key sectors include the food, beverage and
tobacco; goods timber and other forest products; building; road transport; air
transport; and financial institutions without banks. Set an builder then the key
sector into the food, beverage and tobacco; goods timber and other forest
products; fertilizers, chemicals, and goods from the sea; banguunan; and rail
transport. With the construction of the railway lines led to a new sector in the
economy of southern Sulawesi, namely the rail freight sector. The economic
impact of the creation of the output of the year 2012 - 2019 amounting to Rp. 2.14
Trillion. The economic impact of the increase in public revenue from the year
2012 - 2019 for Rp.302,93 T ,. Economic impact on the creation of value added
from the year 2012-2019 amounted to Rp.640,65 trillion and the economic impact
on job creation of the years 2012-2019 amounted to 24 044 inhabitants., The policy of railroad construction on the island of Sulawesi to support the
construction of public facilities and infrastructure development in South Sulawesi.
Railroad construction Trans Sulawesi (Makassar - Pare Pare) is ± 136.3 KM and
pass through five (5) cities / districts, the city of Makassar, Kab. Maros, Kab.
Pangekp, Kab. Pare Pare, and Kab. Barru. The value of investments used in the
construction of this impacting on the southern Sulawesi province of ± Rp. 908.16
billion. The method used is the analysis of input-output tables with the initial data
is input output southern Sulawesi province in 2009 and then updated with a
method of RAS and LQ. From this study, after the construction of railway Trans
Sulawesi (Makassar - Pare Pare) in the key sectors of the economy prior to the
construction of railway lines is the key sectors include the food, beverage and
tobacco; goods timber and other forest products; building; road transport; air
transport; and financial institutions without banks. Set an builder then the key
sector into the food, beverage and tobacco; goods timber and other forest
products; fertilizers, chemicals, and goods from the sea; banguunan; and rail
transport. With the construction of the railway lines led to a new sector in the
economy of southern Sulawesi, namely the rail freight sector. The economic
impact of the creation of the output of the year 2012 - 2019 amounting to Rp. 2.14
Trillion. The economic impact of the increase in public revenue from the year
2012 - 2019 for Rp.302,93 T ,. Economic impact on the creation of value added
from the year 2012-2019 amounted to Rp.640,65 trillion and the economic impact
on job creation of the years 2012-2019 amounted to 24 044 inhabitants.]"
2015
T43565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Febriyanti Ramadana
"ABSTRAK
Untuk mengurangi backlog rumah di Indonesia, pemerintah membuat Program Sejuta Rumah Murah sejak tahun 2015. Melalui program tersebut, baik pemerintah maupun lembaga non-pemerintah membangun rumah murah untuk masyarakat menengah kebawah, dengan target pembangunan sebanyak satu juta unit rumah tiap tahunnya. Pembangunan rumah dapat menghasilkan dampak positif terhadap perekonomian dengan adanya dampak secara langsung, tidak langsung, maupun induksi yang tercipta. Studi ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara sektor yang berkontribusi dalam pembangunan rumah dengan sektor lainnya dan melihat dampak dari adanya pembangunan rumah melalui program ini terhadap perekonomian nasional. Dengan menggunakan metode input-output Miyazawa yang terbentuk dari Tabel Input-Output Indonesia 2010 ditambah dengan data Susenas dan Sakernas, terbukti bahwa sektor-sektor yang berkontribusi dalam pembangunan rumah memiliki nilai keterkaitan ke belakang yang tinggi. Melalui program ini berpotensi meningkatkan output perekonomian sebesar 0,75, meningkatkan nilai tambah sebesar 0,72, dan menambah jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 0,71. Program ini juga diperkirakan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar 0,83. Namun, peningkatan pendapatan tersebut tidak terdistribusi secara merata, dimana dari seluruh peningkatan pendapatan, masyarakat kota menerima sekitar 67 dan masyarakat desa sekitar 33.

ABSTRAK
In order to reduce the number of housing backlog in Indonesia, government makes ldquo Program Sejuta Rumah Murah rdquo since 2015. Through the program, both government and non governmental organizations are building low cost housing for low income people, with the target of building one million housing units annually. Construction of housing may have positive impacts on the economy either directly, indirectly, or induced. This study aims to know the linkages between sectors contributing in housing construction with other sectors and predicts the impacts of housing construction through this program on Indonesia economy. Using Miyazawas input output formed by Indonesia Input Output Table 2010 plus Susenas and Sakernas data, it has been proven that sectors contributing in housing construction have high backward linkage. Housing construction may increase Indonesia output by 0.75, value added by 0.72, and labor absorbed by 0.71. Furthermore, this program also leads to increase Indonesian income by 0.83. However, those increases not evenly distributed, where from all increasing income, urban household receive about 67 while rural household receive about 33."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Nugraha Sudarto
"Sebagai upaya untuk menyediakan ruang publik terbuka bagi masyarakat sekaligus aman bagi anak-anak, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2015 mulai membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas dampak pembangunan RPTRA di Provinsi DKI Jakarta terhadap output dan outcome dari layanan yang disediakan di tingkat kelurahan di Provinsi DKI Jakarta sekaligus menganalisis output dan outcome mana yang paling efektif terdampak. Efektivitas dampak pembangunan RPTRA dalam penelitian ini, selain dibandingkan dengan antar kelurahan di DKI Jakarta, juga dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan di kota-kota di sekitar DKI Jakarta yaitu Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Dengan menggunakan metode Difference-in-Difference (DiD), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diantara sebelas output dan outcome dari layanan RPTRA, pembangunan RPTRA signifikan berdampak dalam meningkatkan probabilitas keberadaan ruang publik terbuka dan taman bacaan masyarakat serta signifikan dalam menurunkan probabilitas terjadinya tindak penyalahgunaan narkoba di kelurahan-kelurahan yang dibangun RPTRA di DKI Jakarta dalam periode tahun 2015-2018. Diantara ketiga output tersebut, pengaruh terbesar pembangunan RPTRA adalah terhadap output berupa keberadaan ruang publik terbuka, baik jika dibandingkan dengan antar kelurahan di DKI Jakarta maupun jika dibandingkan dengan kelurahan-keluarahan di kota-kota sekitarnya.

To provide open public space for community and safety for children, DKI Jakarta Provincial Government since 2015 start to build a Child Friendly Integrated Public Spaces (RPTRA). The purpose of this study was to analyze effectiveness of the impact of RPTRA development in DKI Jakarta Province on the outputs and outcomes from the services provided at the kelurahan level in DKI Jakarta while analyzing which outputs and outcomes were most effective. The effectiveness of the RPTRA development in this study, not only being compared to between kelurahan in DKI Jakarta, but also compared to kelurahan in cities around DKI Jakarta, that is Bekasi City, Depok City, Tangerang City, and South Tangerang City. By using Difference-in-Difference (DiD) method, the results of this study indicate that among eleven outputs and outcomes of services, the development of RPTRA is significant in increasing the probability of the existence of open public spaces and public reading parks and significantly reducing the probability of abuse drugs in kelurahan where RPTRA was built in DKI Jakarta during 2015-2018. Among the three outputs, the biggest influence of the RPTRA development is on the output of the existence of open public spaces, compared to those between kelurahan in DKI Jakarta and compared to kelurahan in the surrounding cities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arditya Prakoso Putra
"Penelitian ini ingin melihat dampak Pembangunan Jalan Tol terhadap pertumbuhan industri ritel, terutama ritel modern, dengan mengambil pembangunan jalan tol Trans Jawa di Indonesia. Menggunakan pendekatan difference-in-differences (DID), penelitian ini menganalisis pengaruh Jalan Tol Trans Jawa di 7.656 desa yang dilalui jalan tol dalam periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2018. Hasilnya menunjukkan bahwa secara rata-rata, setelah adanya program pembangunan jalan tol Trans Jawa, tren peningkatan jumlah minimarket di desa yang dilalui oleh jalan tol Trans Jawa lebih besar 0.53 unit jika dibandingkan dengan daerah yang tidak oleh dilalui jalan tol Trans Jawa. Sementara itu, pengaruh jalan tol Trans Jawa terhadap jumlah warung/toko kelontong sebagai ritel tradisional tidak signifikan. Terlihat bahwa program pembangunan jalan tol cenderung membuka akses terhadap pertumbuhan industri ritel modern di Indonesia.

This study would like to see the impact of toll road development toward retail industry growth especially modern retail by taking the construction of the Trans Java toll road in Indonesia. Using a difference-in-differences (DID) approach, this study analyzes the effect of Trans Java Toll Road in 7.656 villages crossed by toll road from 2006 to 2018. The result shows that, on average, after Trans Java toll road program, the trend of increasing the number of minimarkets in villages crossed by the Trans Java toll road is 0.53 units larger compared to The villages that doesn't crossed by Trans Java toll road. But the results show that there is no significant effect of the Trans Java toll road on the number of traditional stores, namely the grocery store as traditional retail. It can be seen that toll road development programs tend to open up access to the growth of the modern retail industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Ira Nadhira
"Tujuan dari adanya pembangunan adalah membangun masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Adanya perbedaan potensi sumberdaya alam maupun manusia membuat adanya ketidakmerataan pembangunan ekonomi antar wilayah. Salah satu kasusnya adalah pada Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus KEK Tanjung Lesung terhadap perubahan penggunaan lahan dan pertumbuhan ekonomi maupun kualitas penduduk masyarakat Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini menggunakan unit analisis administratif yang terdiri dari 18 Desa berdasarkan jarak ibukota kecamatan yang sejauh 15 km dari KEK Tanjung Lesung dengan analisis spasial Overlay dan Query, serta analisis statistik Chi Square. Data yang digunakan berupa data sekunder 1 Shapefile penggunaan lahan Kabupaten Pandeglang Periode I, II dan III da, 2 Rata-Rata Pendapatan Keluarga per-desa Kabupaten Pandeglang Periode II dan III, 3 Mata Pencaharian Masyarakat per-desa Kabupaten Pandeglang Tahun Periode II dan III, 4 Shapefile Jaringan Jalan Kabupaten Pandeglang, dan 5 Tingkat pendidikan per-desa Periode II dan III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak adanya pembangunan KEK Tanjung Lesung baru dapat dirasakan pada wilayah yang memiliki jarak terdekat. Adanya perubahan lahan terbangun yang disebabkan karena adanya pembangunan KEK Tanjung Lesung memberikan dampak besar pula bagi aktivitas ekonomi dan kualitas penduduk di wilayah yang berjarak dekat dengan KEK Tanjung Lesung.

The purpose of the development is to build the community to achieve prosperity. Differences in the potential of natural and human resources make the inequality of economic development between regions. One case is in Pandeglang District. This study aims to analyze the impact of Tanjung Lesung Special Economic Zone KEK development on land use change and economic growth as well as the quality of Pandeglang Regency community. This study uses an administrative analysis unit consisting of 18 villages based on distance from the capital city of 15 km from KEK Tanjung Lesung with spatial analysis of Overlay and Query, and Chi Square statistical analysis. Data used in the form of secondary data 1 Shapefile land use Pandeglang District Period I, II and III da, 2 Average Revenue Family per village Pandeglang District Periods II and III, 3 Livelihoods Community per village District Pandeglang Period II and III, 4 Shapefile Road Network Pandeglang District, and 5 Level of education per village Period II and III. The results showed that the impact of the development of new Tanjung Lesung KEK can be felt in the region that has the closest distance. The existence of the change of land that was built due to the development of KEK Tanjung Lesung gave a big impact to the economic activity and the quality of the population in the area close to KEK Tanjung Lesung.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library