Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumbayak, Daniel Jurianto
"Penelitian menguji validitas dan reliabilitas butir-butir tes kemampuan penalaran verbal dan numerikal yang diberi nama DS_VerNu. Tes ini terdiri dari Subtes Numerikal dan Verbal, masing-maisng terdiri dari lima konteks referensi, dan 4 soal untuk setiap konteks.

Researcher interested to develop a new cognitive test that covers complex numerical and verbal resoning ability, both in numerical and verbal area. The test was built on Thurstone primary Mental Abilities theory. In this reserach, 2 subtest were developed, with 5 contexts and 20 items in every subtest."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
T36853
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Keisha
"Fakta bahwa masih banyak terjadi kecurangan akademik hingga saat ini, dari pelaku mahasiswa hingga tenaga pengajar menjadikan hal tersebut sudah seperti budaya. Hal tersebut menjadikan dunia pendidikan tidak dapat diandalkan dan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap lulusan dan kredibilitas dunia pendidikan. Oleh karena itu, penelitian ini penting dan diperlukan untuk menggali penyebab dan solusi pencegahan kecurangan akademik. Dalam bidang kriminologi, tindakan kecurangan dan ketidakjujuran yang didasari oleh pemikiran rasional, pertimbangan internal seperti kontrol diri, serta situasi dan kondisi eksternal seperti kesempatan dan tekanan, dapat mengarah pada keputusan untuk melakukan kejahatan, serta tidak menutup kemungkinan dapat mengarah pada kecenderungan untuk melakukan kecurangan dan kejahatan yang lebih besar. Penelitian ini, menggunakan metode penelitian campuran, dengan mengambil lingkup data dari 3 (tiga) rumpun pendidikan, yakni membandingkan ilmu kesehatan, ilmu sains dan teknologi, ilmu humaniora, dengan klasifikasi turunan asal universitas negeri atau swasta, lalu terbagi lagi menjadi gender. Peneliti juga memasukkan variabel faktor pendorong yang untuk diuji signifikansi pengaruhnya terhadap kecurangan akademik, upaya pencegahannya yang dilihat dan dikaji melalui perspektif kriminologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasionalisasi, kesempatan, kontrol diri, dan tekanan berpengaruh pada dorongan untuk melakukan kecurangan akademik. Solusi pencegahannya meliputi peningkatan kesadaran tentang etika akademik, penguatan kontrol diri, dan penciptaan lingkungan yang tidak mendukung kesempatan dan tekanan untuk berbuat curang.

The fact that academic cheating still occurs frequently today, involving both students and faculty members, has turned it into a cultural phenomenon. This situation renders the education system unreliable and fosters public distrust in graduates and the credibility of educational institutions. Therefore, this research is important and necessary to explore the causes and preventive measures of academic cheating. In criminology, fraudulent and dishonest actions, driven by rational thought, internal considerations such as self-control, and external conditions such as opportunities and pressures, can lead to criminal decisions. This also opens the possibility for tendencies towards greater fraud and more serious crimes. This study employs a mixed-methods approach, drawing data from three educational fields: health sciences, science and technology, and humanities. It compares these fields across state and private universities and further divides the data by gender. The researcher also includes the driving factors as variables to test their significance in influencing academic cheating. Preventive measures are examined through a criminological perspective. The findings of this study indicate that rationalization, opportunity, self-control, and pressure influence the propensity to commit academic cheating. Preventive solutions include raising awareness of academic ethics, strengthening self-control, and creating an environment that discourages opportunities and pressures to cheat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isabella Sasqia Mulya
"Individu dengan orientasi homoseksual seringkali mendapatkan prasangka, diskriminasi, dan kekerasan berkenaan dengan orientasi seksual yang dimilikinya. Oleh karena itu, individu homoseksual mengalami salah satu stressor spesifik yaitu stres minoritas dalam bentuk stigma consciousness. Stigma consciousnessdan dukungan sosial secara konsisten berkaitan dengan kesehatan mental. Penelitian kali ini dilakukan untuk melihat efek mediasi dari persepsi terhadap dukungan sosial pada hubungan antara stigma consciousnessdan gejala depresi. Terdapat 295 partisipan dalam penelitian ini dengan kriteria; memiliki orientasi homoseksual, berusia minimal 18 tahun, dan warga negara Indonesia.
Analisis regresi berganda menggunakan PROCESS for SPSS model 4 menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini didukung data yaitu persepsi terhadap dukungan sosial memediasi secara penuh hubungan antara stigma consciousnessdan gejala depresi. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi indvidu homoseksual maupun masyarakat untuk memahami stres minoritas serta mengidentifikasi dukungan sosial yang dapat diberikan kepada individu homoseksual.

Homosexuals often get prejudice, discrimination, and violence regarding their sexual orientation. Therefore, homosexuals experience one specific stressor namely minority stress in the form of a stigma consciousness. Stigma consciousness and social support are consistently related to mental health. This research was conducted to investigate the mediating effects of perceived social support on the relationship between the stigma consciousness and depressive symptoms.There were 295 participants in this study with criteria; have a homosexual orientation, at least 18 years old, and an Indonesian.
Multiple regression analysis using PROCESS for SPSS model 4 shows that the hypothesis of this study is supported by data, that is perceived social support is fully mediated the relationship between the stigma consciousness and depressive symptoms. Based on the results of this study, it is important for homosexuals and community to understand the minority stress and identify social support that can be given to homosexuals.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fia Silfia Luthfiani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualitas attachment dengan ibu dan motivasi berprestasi. Hetherington dan Parke (1993) mengemukakan bahwa attachment akan berdampak pada sense of self, yang salah satu aspeknya adalah self-efficacy (Nelson dan DeBacker, 2008). Kuatnya self-efiicacy pada individu dalam melaksanakan tugas berpengaruh pada besarnya harapan individu tersebut akan kesuksesan (Tracy, 1993, dalam Zenzen, 2002). Sigelman (1999) menyatakan bahwa harapan akan kesuksesan merupakan salah satu faktor yang dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap motivasi berprestasi. Untuk menjawab permasalahan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner sebagai alat ukur penelitian. Selain itu pendekatan kualitatif melalui wawancara terhadap lima orang partisipan juga dilakukan untuk memperkaya hasil penelitian. Partisipan dalam penelitian ini adalah santri tingkat pertama dari Pondok Pesantren Al-Furqon dan Pondok Pesantren Amanah yang terletak di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas attachment dengan ibu dan motivasi berprestasi. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa hampir seluruh partisipan memiliki hubungan attachment yang secure dengan ibu, dan secara umum santri Pondok Modern tingkat pertama memiliki skor motivasi berprestasi yang cukup tinggi. Hasil wawancara terhadap lima orang partispan menunjukan bahwa hal yang paling mendorong mereka untuk berprestasi adalah keinginan untuk dapat membahagiakan orang tua.

ABSTRACT
The aim of this research is to find either there is a relationship between quality of attachment with mother and achievement motivation or not. Hetherington and Parke (1993) state that attachment influence one?s sense of self, which one of its aspect is self-efficacy (Nelson and DeBacker, 2008). The degree of one?s self-efficacy in doing a task effects one?s perception about the probability of success (Tracy, 1993, in Zenzen, 2002). Sigelman (1999), states that probability of success is one of significant factors which influence achievement motivation. To answer question of this research, researcher use quantitative method with questionnaire as an instrument. Qualitative method also used by interviewing 5 participants to enrich the result of this research. The participants of this research are first grade students of Al-Furqon and Amanah Islamic Boarding School in Tasikmalaya. Result of this research showed that there is a significant positive correlation between quality of attachment with mother and achievement motivation. Beside of that, this research also found that generally, the first grade students of Islamic Modern Boarding School have a secure attachment with mother and a fairly achievement motivation. Result of the interview with 5 participants showed that the main reason for their achievement behavior is to make their parents happy."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Wardhi Fachri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ciri kepribadian Big Five Factor yang terdiri dari lima domain dan faktor demografis yang meliputi usia, masa kerja, tingkat pendidikan serta jenis kelamin dengan tiap dimensi dan total keseluruhan kesiapan untuk berubah. Penelitian dilakukan dengan metode pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian ex post facto (field study) dan metode penelitian within subject design dengan menggunakan instrumen alat ukur berupa kuesioner RFCQ-II dan IPIP-NEO yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini melibatkan 62 orang responden yang berasal dari suatu perusahaan yang akan menghadapi rencana perubahan struktur perusahaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hanya salah satu dimensi dari kesiapan untuk berubah yang dapat diprediksi secara bersama-sama oleh kepribadian Big Five Factor dan faktor demografis. Dimensi tersebut ialah personal valence, dimana personal valence berhubungan dengan faktor demografis masa kerja dan ciri kepribadian neuroticism dari Big Five Factor.

ABSTRACT
The objective of this research is to investigate the relationships between Big Five Factor personality trait that consist of five domains and demographic factors that comprise of age, tenure, education level, and gender with total readiness for change and each dimensions. The research be held with the quantitative method through ex post facto (field study) of research type and within subject design of research method and utilize the instruments both of RFCQ-II and IPIP-NEO which have modified in to Indonesian. The research involved 62 respondents that come from a company, which has taken a change in their structure. The result has shown that only one dimension of readiness for change that could predict simultaneously by both of Big Five Factor personality trait and demographic factor. The dimension is personal valence, which have relationship with tenure and neuroticism of Big Five Factor personality trait."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Dewi Fransiska
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pengaturan kerja fleksibel (Flexible Work Arrangement) dengan pengambilan keputusan secara etis (Ethical Decision Making) yang dimediasi oleh keterlibatan karyawan (Employee Engagement). Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan skala. Pengambilan data dilakukan melalui cross sectional study dengan melakukan survei secara online. Sebanyak 301 data partisipan digunakan dalam penelitian ini. Data diolah dengan menggunakan model 4 PROCESS, mediasi Hayes (2018).
Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa Flexible Work Arrangement mempengaruhi Ethical Decision Making secara langsung dengan nilai efek sebesar 0,66. Sementara nilai pengaruh antara Flexible Work Arrangement terhadap Ethical Decision Making melalui mediasi Employee Engagement  adalah sebesar 0,80. Employee Engagement memiliki peran dalam memediasi hubungan antara Flexible Work Arrangement dan Ethical Decision Making secara parsial. Korelasi hubungan antara Flexible Work Arrangement terhadap Ethical Decision Making lebih besar melalui mediasi Employee Engagement dibandingkan dengan korelasi secara langsung. Sehingga penerapan Flexible Work Arrangement dapat menjadi anteseden untuk Employee Engagement yang akan dapat meningkatkan Ethical Decision Making pada karyawan di dalam organisasi.

The purpose of this study is to investigate  the influence of Flexible Work Arrangements (FWA) on Ethical Decision Making (EDM) which is mediated by Employee Engagement (EE). This is a correlational study conducted quantitavely using scales. Data is collected by cross sectional study with an online survey. This study using 301 participant’s data. Data is processed by model 4 PROCESS, mediation Hayes (2018).
The result shows that the direct effect of flexible work arrangement on Ethical Decision Making is 0,6567. While the effect of flexible work arrangement on ethical decision making through the mediation of employee engagement is 0,8013. Employee engagement has a role in mediating the influence of flexible work arrangement on ethical decision making partially. There is a greater correlation between the influence of flexible work arrangement on ethical decision making through the mediation of employee engagement compare to direct effect. Flexible work arrangement can be an antecedent of employee engagement that improve ethical decision making of employees in organizations.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53417
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cakra Putra
"Terdapat beberapa penelitian mengenai kepuasan kerja dan kesiapan untuk berubah yang telah dilakukan dan sebagian besar menunjukkan hasil yang positif. Namun, Judson (2000) menerangkan bahwa individu juga dapat menjadikan kepuasan kerja sebagai salah satu alasan penolakan terhadap perubahan karena merasa takut mengalami penurunan kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara kepuasan keija dan kesiapan untuk berubah. Penelitian ini menjadi penting karena kesiapan untuk berubah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya proses perubahan yang direncanakan oleh perusahaan. Karyawan yang tidak siap untuk berubah akan cenderung resisten terhadap perubahan dan cenderung kurang mendukung perubahan yang direncanakan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada 78 karyawan PT.X dengan menggunakan adaptasi instrumen the Job Satisfaction Survey (JSS) dari Spector (1985) dan Readiness For Change Scale (RFCS) yang dibuat oleh Hanpachem (1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara kepuasan kerja dan kesiapan untuk berubah sebesar 0.478 dan signifikan pada LOS 0.01 sehingga disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan kerja maka akan disertai dengan semakin tinggi tingkat kesiapan untuk berubah pada karyawan PT. X.
There have been several research about job satisfaction and readiness for change, and most they were likely to show positive results. Nevertheless, Judson (2000) suggests that individuals can also recognize job satisfaction as one of the reasons to refiise toward a planned change due to fear that they might get less satisfied with their job because of the change. The objective of this research is to identify and analyze the relationship between job satisfaction and readiness for change. This research is considered essential in view of the fact that readiness for change is one of key factors which may affect the completion of a planned change by the organization. Employees who are not yet ready to change are more likely to be resistant and not supportive toward the planned change. This research was conducted toward 78 employees of company X by utilizing adaptations of the Job Satisfaction Survey (JSS) by Spector (1985) and Readiness For Change Scale (RFCS) by Hanpachem (1997). The result of this research shows that correlation between job satisfaction and readiness for change is 0.478 and significant within LOS 0.01, meaning that the higher the job satisfaction, the higher the readiness for change will be."
2010
S3680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khumaira Azzahrah Shakti Sahidah
"Berbagai perubahan yang dialami pada saat bertransisi ke perguruan tinggi dapat memengaruhi afek positif dan negatif subjective well-being, tetapi perceived social support dapat berfungsi sebagai pelindung (stress-buffer). PSS memiliki tiga sumber, yaitu teman, keluarga, dan significant other. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama dari setiap dimensi atau sumber PSS terhadap afek positif dan negatif SWB serta sumber manakah yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap afek positif dan negatif SWB. Partisipan terdiri dari 361 mahasiswa baru S1 yang berusia 18-21 tahun dan melaksanakan pembelajaran daring sehingga saat ini tinggal bersama keluarga. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistika multiple linear regression dengan metode stepwise. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PSS keluarga dan significant other merupakan sumber yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap afek positif. PSS keluarga memiliki peran yang lebih besar daripada PSS significant other terhadap afek positif (R2 = 0,215, p< 0,001). Selanjutnya, PSS keluarga merupakan satu-satunya sumber yang secara negatif dan signifikan berpengaruh terhadap afek negatif (R2 = 0,066, p< 0,001). Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh konselor mahasiswa di perguruan tinggi.

Changes experienced by freshmen when transitioning to college influence both their positive and negative affects of SWB, but the existence of perceived social support may act as a protector (stress-buffer). PSS has three sources, namely friends, family, and significant other. Thus, this study aims to determine the joint effect of each dimension or source of PSS towards positive and negative affects of SWB and which sources have a greater influence towards positive and negative affects of SWB. Participants consisted of 361 freshmen college students aged 18-21 years and attended lectures by an online learning system so they currently live with their families. Data analysis is done using multiple linear regression statistical techniques with stepwise method. The results showed that family and significant other PSS are sources that have a positive and significant effect toward positive affect. Family PSS has a greater role than the significant other PSS toward positive affect (R2 = 0.215, p <0.001). Furthermore, family PSS is the only source that has a negative and significant effect toward negative affect (R2 = 0.066, p <0.001). The research results can be used by student counselors in universities"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Kadar Rahminto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebahagiaan dan prestasi akademis pada mahasiswa psikologi. Selain itu, penelitian ini juga memperoleh gambaran mengenai perbedaan kebahagiaan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tahun angkatan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Pengukuran kebahagiaan menggunakan alat ukur Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1999), sedangkan, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) digunakan sebagai indikator prestasi akademis.
Secara keseluruhan, 162 mahasiswa psikologi program studi sarjana berpartisipasi dalam penelitian. Hasilnya, ditemukan hubungan positif yang signifikan dari kebahagiaan dan prestasi akademis (r = 0.134; p = 0.045). Selain itu, peneliti tidak menemukan perbedaan kebahagiaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tahun angkatan pada mahasiswa psikologi. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkorelasikan kebahagiaan dan prestasi akademis mahasiswa per angkatan, karena, perbedaan beban kuliah dapat saja mempengaruhi prestasi akademis.

This study aims to investigate the relationship of happiness and academic achievement among psychology students. In addition, this study obtains happiness differences by gender, age, and class intakes in psychology students. Happiness was measured by Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1999). While, Grade Point Average (GPA) was used as the indicator of academic achievement.
Altogether, 162 undergraduate students from 2009, 2010, 2011, and 2012 intakes participated. The result show that there is a significant positive relationship between happiness and academic achievement (r = 0.134; p = 0.045). In addition, there was no significant differences in happiness by gender, age, and class intakes. Future research is suggested to correlate happiness and academic achievement per class year, because, course load differences may affect the academic achievement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karisa Diyacita
"Intertemporal choice adalah situasi di mana individu harus memilih di antara dua alternatif hasil yang terletak di dua waktu yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah manipulasi waktu, berupa antropomorfisme laju waktu dan framing waktu, memiliki pengaruh terhadap preferensi dalam intertemporal choice. Antropomorfisme laju waktu adalah persepsi bahwa waktu berperilaku seperti manusia yang bergerak dengan laju cepat atau lambat. Framing waktu adalah pengubahan waktu penerimaan sebuah hasil menjadi dimajukan atau dimundurkan. Preferensi dalam intertemporal choice diketahui melalui delay premium (jumlah uang yang ingin diterima apabila penerimaan dimundurkan), dan speed-up cost (jumlah uang yang ingin dibayar apabila penerimaan dimajukan). Jumlah delay premium dan speed-up cost yang tinggi melambangkan ketidaksabaran karena partisipan lebih memilih untuk menerima hasil saat ini daripada harus menunggu. Partisipan (N=152) adalah mahasiswa S1 Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ungkapan antropomorfik, baik yang mengandung laju cepat maupun lambat, meningkatkan delay premium namun menurunkan speed-up cost. Ungkapan antropomorfik laju waktu cepat menghasilkan delay premium yang paling tinggi dan speed-up cost yang paling rendah dibandingkan ungkapan laju waktu lambat maupun non-antropomorfik.

Intertemporal choice is a situation where individual has to face a choice of outcomes located at two different points in time. This research aims to examine the influence of time manipulation, in the forms of anthropomorphism of time pace and time framing, on individual?s preference in intertemporal choice. Anthropomorphism of time pace is the perception that time behaves like human which moves in fast pace and slow pace. Time framing is the change of outcomes? reception time as being delayed or sped-up. Preference in intertemporal choice is measured through delay premium (the amount of money participants require to delay reception) and speed-up cost (the amount of money participants pay to speed-up reception). High delay premium and speed-up cost reflect participant?s impatience as they prefer to receive outcome now rather than waiting. Participants (N=152) are students from Faculty of Psychology and Faculty of Social and Political Science University of Indonesia. The results show that anthropomorphic sayings, either containing slow pace or fast pace, increase delay premium but decrease speed-up cost. Sayings of fast time pace anthropomorphism cause the highest delay premium and lowest speed-up cost compared to slow time pace anthropomorphism and non-anthropomorphic saying.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>