Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhi Setiawan
"Persaingan yang terjadi pada bisnis ritel, sebagai akibat kebijakan pemerintah yang memberikan kelonggaran bagi individu untuk membangun usaha sendiri, berdampak pada semakin tingginya tuntutan untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen. Kebanyakan bisnis-bisnis ritel menerapkan struktur sederhana yang memiliki ciri-ciri: fleksibel, pekerjaan dan pelaksana tidak terspesialisasi, dengan staf pendukung yang sedikit. Sebagaimana bisnis ritel lainnya, Minimarket A juga menerapkan struktur sederhana. Setelah beberapa tahun berdiri timbul permasalahan seperti tidak adanya alur kerja yang jelas sehingga karyawan melakukan apa yang bisa dilakukan yang sebenarnya bukan merupakan tugas dan tanggung jawabnya, permasalahan juga muncul pada ketidakjelasan koordinasi antar toko dengan Kabag purchasing dalam hal pembelian dan pengiriman barang dagangan.
Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan harus merencanakan sebuah usaha yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan rencana perubahan. Dari alternatif rancangan perubahan yang ada, maka dipilihlah perubahan struktur sebagai solusi dari permasalahan di atas.
Untuk mendapatkan struktur organisasi yang baru, maka pertama kali perlu dirancang suatu alur kerja yang baku yang, di mana dalam alur kerja tersebut dapat tergambarkan mekanisme koordinasi yang jelas, sehingga dapat dirumuskan sebuah job description baru yang dapat dijadikan acuan bagi seluruh karyawan dalam melaksakan tugasnya sesuai dengan alur kerja yang ditetapkan.
Dengan perubahan struktur diharapkan dapat terbentuk alur kerja yang tetap dan jelas, mekanisme koordinasi yang jelas, serta pada akhirnya tiap-tiap bagian memiliki job description yang jelas sehingga tidak ada lagi overlap dalam hal tanggung jawab dan tugas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Yuanita Rachmat
"Setiap perusahaan pasti memiliki masalah yang berkaitan dengan SDM, termasuk PT AOP sebagai salah satu perusahaan penyedia suku cadang kendaraan bermotor yang mapan di Indonesia. Masalah SDM di PT AOP ini berhubungan dengan manajemen kinerja SDM, yaitu kompetensi yang dikeluarkan karyawan tidak optimal dan adanya ketidaksiapan mereka untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar pada tingkatan yang lebih tinggi. Namun masalah tersebut, menurut analisa perusahaan, dapat diselesaikan dengan adanya coaching dari para manager sebagai atasan. Jadi, coaching sudah menjadi kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manager di PT AOP. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, perusahaan akhirnya memberikan pelatihan coaching kepada para manager."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Tania
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3563
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sakina Adenia Ahmad
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara job insecurity dan CWB dengan peran moderasi psychological capital. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat job insecurity yaitu Job Insecurity Questionnaire (De Witte, 2000). Kemudian, pengukuran CWB menggunakan alat ukur CWB dari Spector (2006) dan Psychological Capital dengan alat PCQ-24 (Luthans, 2006). Sampel penelitian merupakan 103 karyawan dari berbagai bidang pekerjaan yang didapatkan melalui metode convenience sampling, yaitu survey secara online. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ditemukan peran moderasi yang signifikan oleh psychological capital pada hubungan antara job insecurity dan CWB (bint= -.02, t= -1.77, p> 0.05, CI= 0.05 0.003). Peran psychological capital yang tidak signifikan diperkirakan terjadi karena karakteristik sampel dengan tingkat job insecurity yang rendah sehingga dinamika variabel tidak tergambarkan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih spesifik sehingga fenomena dapat dibuktikan. Limitasi lain juga didiskusikan pada penelitian ini.

This research aims to understand the relationship between job insecurity and CWB through the moderating role of psychological capital. Job insecurity levels were measured with Job Insecurity Questionnaire (De Witte, 2000). CWB measurement tool by Spector et al (2006) was used to measure CWB and PCQ-24, a tool to measure psychological capital by Luthans et al (2006), was also used. The sample of this study was 103 workers coming from various work industry, obtained from convenience sampling by online survey. Results show that psychological capital was not found to moderate the relationship between job insecurity and CWB significantly (bint= -.02, t= -1.77, p> 0.05, CI= -0.05 0.003). Insignificant moderator role of psychological capital might be caused by low level of job insecurity found in the sample of this study which in turn cannot predict changes in variables. Further research can use sample with specific level of job insecurity to validate different results. Other limitations are also discussed in this research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Putri Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara job satisfaction dan job insecurity, serta peran self-esteem sebagai moderator di dalam hubungan tersebut. Tipe penelitian korelasional kuantitatif merupakan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian, antara lain Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) dari Weiss dkk. (1967) untuk mengukur job satisfaction, Job Insecurity Questionnaire (JIQ) milik De Witte 2000 untuk mengukur job insecurity, serta Rosenbergs Self-esteem Scale (RSES) milik Rosenberg 1965 yang diadaptasi oleh Pierce & Gardner (204) untuk mengukur self-esteem. Partisipan penelitian ini merupakan karyawan yang sedang bekerja full-time selama minimal satu tahun. Perolehan partisipan tersebut menggunakan metode convenience sampling. Dari 103 partisipan, didapatkan hasil yang signifikan pada hubungan antara job satisfaction dan job insecurity r= -.287, n= 03, p< .01), serta efek moderasi self-esteem pada hubungan tersebut bInt = -0.022, t = -2.65, p < 0.05 sig, CI =-0.03-0.005. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi job satisfaction karyawan, semakin rendah job insecurity yang mereka miliki dan self-esteem dapat memoderasi hubungan di antara kedua variabel tersebut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Shafa Maudina
"Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis mendorong perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang memiliki kinerja tinggi sebagai strategi untuk bertahan di tengah kondisi yang berubah dengan cepat. Karyawan yang menunjukkan perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB) dianggap menjadi aset berharga karena berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Salah satu variabel yang berkorelasi positif secara signifikan dengan OCB yaitu authentic leadership, tetapi hubungannya lemah sehingga perlu dieksplorasi lebih jauh terkait dinamika hubungan antarvariabel. Penelitian ini bertujuan melihat peran organizational identification sebagai mediator dalam hubungan antara authentic leadership dan OCB pada karyawan di Indonesia. Sebanyak 111 karyawan terlibat sebagai partisipan dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan yaitu Authentic Leadership Questionnaire (ALQ), Organizational Citizenship Behavior Scale, dan Organizational Identification Scale (OIS). Hasil analisis mediasi ​​menggunakan PROCESS macro SPSS v.27. menunjukkan bahwa organizational identification tidak memediasi hubungan antara authentic leadership dan OCB. Dengan kata lain, hipotesis penelitian tidak terbukti karena organizational identification tidak dapat memperkuat hubungan antara authentic leadership dan OCB. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa perusahaan perlu merancang pelatihan authentic leadership dan menciptakan lingkungan yang mendukung organizational identification untuk meningkatkan OCB karyawan.

The increasingly competitive business environment drives companies to retain high-performing employees as a strategy to survive amidst rapidly changing conditions. Employees demonstrating Organizational Citizenship Behavior (OCB) are considered valuable assets as they contribute to the company's success. One variable that shows a significant positive correlation with OCB is authentic leadership, although the relationship is weak, indicating the need for further exploration of the dynamics between these variables. This study aims to examine the role of organizational identification as a mediator in the relationship between authentic leadership and OCB among employees in Indonesia. A total of 111 employees participated in this study. The measurement tools used were the Authentic Leadership Questionnaire (ALQ), Organizational Citizenship Behavior Scale, and Organizational Identification Scale (OIS). The results of the mediation analysis using the PROCESS macro in SPSS v.27 showed that organizational identification did not mediate the relationship between authentic leadership and OCB. In conclusion, the research hypothesis is not supported, as organizational identification does not strengthen the relationship between authentic leadership and OCB. The findings suggest that organizations should develop authentic leadership training programs and create an environment that supports organizational identification to improve employee OCB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiragita Arifni Matahari
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan workplace wellbeing dan vocational indentity pada perawat. Pengukuran workplace wellbeing menggunakan alat ukur workplace wellbeing index (Page, 2005) dan pengukuran vocational identity menggunakan my vocational situation (Holland, Daiger & Power, 1980). Partisipan berjumlah 96 orang perawat yang bekerja di rumah sakit YZ.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara workplace wellbeing dengan vocational identity pada perawat (r= 0,12; p=2,46). Meskipun demikian terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi intrinsik workplace wellbeing dengan variabel vocational identity (r=0,20; p=0,04 signifikan pada LoS 0,05). Artinya, semakin tinggi workplace wellbeing intrinsik perawat maka semakin tinggi pula vocational identitity-nya.
Berdasarkan hasil tersebut, workplace wellbeing intrinsik perlu dikembangkan untuk meningkatkan vocational identity perawat sehingga kinerja rumah sakit dalam memberi pelayanan pada pasien lebih optimal.

This study was conducted to get an overview of the relationship between workplace wellbeing and vocational indentity among nurses. Workplace wellbeing measures using workplace wellbeing index (Page, 2005) and vocational identity measures using my vocational situation (Holland, Daiger and Power,1980). Participants of this study is a 96 nurses who work in YZ hospitals.
Results of this study showed no significant relationship between workplace wellbeing and vocational identity among nurse (r = 0.12, p = 2,46). Nonetheless there is a significant relationship between intrinsic dimension of workplace wellbeing with vocational identity (r = 0.20, p = 0.04 Significant at 0.05 LoS). It means, the higher the intrinsic workplace wellbeing, the higher its vocational identity among nurse.
Based on these results, workplace wellbeing intrinsic need to be developed to improve vocational identity performance so that the hospital nurses can provide more optimal care to patients.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrya Devitasari
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara work passion terhadap psychological well-being pada karyawan. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Psychological Well-Being Scale yang disusun oleh Ed Diener, Derrick W., Robert B., William T., Chu K., Dong-won C., dan Shigehiro O. 2009 dengan nilai reliabilitas sebesar .863. Pengukuran Work Passion menggunakan alat ukur Passion Scale yang dikembangkan oleh Vallerand dan Houlfort 2003 dengan nilai reliabilitas .702. Kuesioner kedua alat ukur ini diberikan kepada 93 karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa work passion memiliki hubungan yang positif signifikan r = .387, p < .01 dengan psychological well-being pada karyawan. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa berdasarkan data demografis, usia, lama bekerja, dan tingkat pendidikan tidak memiliki perbedaan mean yang signifikan pada kedua variabel. Sedangkan jenis kelamin memiliki perbedaan mean yang signifikan pada work passion dan tidak memiliki perbedaan mean yang signifikan pada psychological well-being.

This research intended to see the correlation between work passion toward psychological well being on employees. Psychological well being was measured by Psychological Well Being Scale by Ed Diener, Derrick W., Robert B., William T., Chu K., Dong won C., dan Shigehiro O. 2009 and has reliability coefficient .863. Measurement of work passion conducted with Passion Scale which is developed by Vallerand and Houlfort 2003 and has reliability coefficient .720. Both of this scale administrated to 93 employees.
The result showed that work passion had positive significant effects with psychological well being on employees r .387, p .001 . This research also showed that according to demographical data of participants, both variabel didn rsquo t differ based on age, length of work, and educational level. While sex based on work passion had significant mean difference and no significant mean difference on psychological well being.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2017
S68495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Victorio Jakti Wibawa
"Berdasarkan survei Gallup (2022), karyawan wanita di regional Asia Tenggara memiliki work engagement yang lebih rendah (22%) dari karyawan laki-laki (25%). Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan hal yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran inklusivitas dalam lingkup bekerja sebagai mediator pada hubungan antara transformational leadership dengan work engagement pada karyawan wanita yang bekerja di lingkungan kerja mayoritas pria. Penelitian ini adalah penelitian korelasional non eksperimental kuantitatif dengan teknik single trial test. peneliti mengambil partisipan yang berasal dari 150 partisipan karyawan wanita yang bekerja di perusahaan yang memiliki mayoritas karyawan laki-laki dengan rentang usia 21 s.d. 58 tahun di daerah Jabodetabek. Penelitian menggunakan tiga alat ukur berupa kuesioner yaitu Transformational Leadership Questionnaire (Ashikali & Groeneveld, 2015), Workgroup Inclusion (Chung dkk., 2020), dan Utrecht Work Engagement Scale 9 (Schaufeli, Bakker & Salanova, 2006). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh transformational leadership terhadap work engagement pekerja wanita di jabodetabek di mediasi penuh oleh inklusivitas. Dengan demikian penting bagi perusahaan untuk menerapkan budaya inklusivitas di organisasi, untuk menunjang terjadinya work engagement pekerja wanita.

Based on the survey that Gallup (2022) has made, Southeast Asian women employee has a lower work engagement level at 22 percent than men 25%.This research is aiming at finding the role of inclusivity at workplace as a mediator on the connection between transformational leadership and work engagement on woman employee that works at a company with men as their majority employee. This research is a non experimental correlational research with a single trial test technic. The researcher took 150 women employee with an age range of 21 to 58 years old as a participant that works in an organization that mostly consist of male employee. This research use 3 measuring instrument that consist of Transformational Leadership Questionnaire (Ashikali & Groeneveld, 2015), Workgroup Inclusion (Chung dkk., 2020), and Utrecht Work Engagement Scale 9 (Schaufeli, Bakker & Salanova, 2006). The results shows that the correlation between transformational leadership and work engagement on woman’s employee at Jabodetabek is fully mediated by inclusivity. Therefore it’s very important for a company to start accumulating inclusive culture at their office, to support women’s work engagement. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Syayidatus Solihat
"Salah satu permasalahan yang muncul pada perusahaan rintisan di beberapa tahun terakhir adalah tingginya tingkat turnover intention. Diantara banyak faktor, salah satu faktor penyebab utama munculnya turnover intention adalah kurangnya career growth opportunity. Adapun bentuk penelitian ini terbagi menjadi dua studi, yaitu studi 1 merupakan penelitian kuantitatif korelasional antara variabel career growth opportunity dan turnover intention dengan 100 partisipan yang terlibat . Studi 1 bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel di perusahaan rintisan X. Alat ukur yang digunakan adalah Turnover Intention - 6 Scale (TIS-6) dan Career Growth Scale. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian studi 1 menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara career growth opportunity dengan turnover intention. Terdapat dua dimensi career growth opportunity yang menunjukkan korelasi negatif yang signifikan, yaitu career goals progress dan promotion speed sedangkan dimensi professional ability development dan salary growth tidak berkorelasi secara signifikan. Kemudian, dilanjutkan dengan studi 2 yaitu program intervensi dengan jenis penelitian eksperimen dan melibatkan 4 partisipan yang memiliki skor terendah pada studi 1. Studi 2 ini bertujuan untuk melihat adanya perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan melalui career planning coaching. Hasil penelitian studi 2 dengan pemberian intervensi career planning coaching menunjukkan adanya perbedaan skor secara signifikan pada variabel turnover intention antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi (p= 0.02, p<0.05). Artinya, program intervensi career planning coaching berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan tingkat persepsi terhadap turnover intention

One of the problems that has arisen in startups in recent years is the high level of turnover intention. Among many factors, one of the main causes of turnover is a lack of career growth opportunities. The form of this research is divided into two studies, namely Study 1, which is a quantitative correlational study between career growth opportunity and turnover intention variables with 100 participants involved. Study 1 aims to look at the relationship between variables in Startup X. The measuring tools used are the Turnover Intention - 6 Scale (TIS-6) and the Career Growth Scale. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation point. The results of Study 1 show that there is a significant negative relationship between career growth opportunities and turnover intention. There are two dimensions of career growth opportunity that show a significant negative correlation, namely career goal progress and promotion speed, while the dimensions of professional ability development and salary growth are not significantly correlated. Then proceed with study 2, which is an intervention program with the type of experimental research and involves 4 participants who had the lowest score in study 1. Study 2 aims to see if there are any differences before and after being given treatment through career planning coaching. The results of study 2 with the provision of career planning coaching interventions showed that there was a significant difference in scores on the turnover intention variable between before and after being given the intervention (p=0.02; p<0.05). This means that the career planning coaching program intervention has a significant effect on reducing perceptions of turnover intention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>