Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Rahmad
"Dari data Paviliun Khusus RSGM FKG UI diketahui lebih dari separuh pasien tidak menyelesaikan perawatan kasus konservasi gigi. Hal ini diduga ada hubungan antara mutu pelayanan dengan penyelesaian perawatan.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui penilain pasien terhadap mutu pelayanan dengan penyelesaian perawatan kasus konservasi gigi di Paviliun Khusus RSGM FKG UI.
Subjek Penelitian : pasien yang datang berobat selama bulan Agustus sampai Desember 2004 untuk perawatan konservasi gigi yang membutuhkan lebih dari satu kali kunjungan.
Metode Penelitian : mengunakan kuesioner yang dikirim ke setiap pasien melalui surat dan dikembalikan ke peneliti setelah kuesioner diisi secara lengkap. Responden dibagi dalam dua kelompok yaitu yang menyelesaikan perawatan dan tidak menyelesaikan perawatan. Analisis bivariat mengunakan uji Anova 2 arah dengan mengunakan SPSS versi 10 dan model servqual juga dibangun untuk analisis regresi ganda.
Hasil Penelitian : nilai rata-rata jawaban responden yang menyelesaikan perawatan cenderung lebih tinggi daripada yang tidak menyelesaikan perawatan, setelah dilakukan kontrol terhadap faktor karakteristik. Penilaian responden dan variabel karakteristik secara mandiri tidak mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara skor penilaian responden dengan variabel penyelesaian perawatan, kecuali wakta pulang pergi berobat dan jumlah kunjungan. Analisis model servqual pada mutu pelayanan kesehatan nampak tidak ada hubungan yang bermakna dengan fasilitas Paviliun khusus RSGM FKG UI.
Kesimpulan : dari analisa model servqual mengenai mutu pelayanan, diperoleh prioritas utama yang harus diperhatikan dalam meningkaikan mutu pelayanan yaitu kedua kelompok responden yang menyelesaikan perawatan dan yang tidak menyelesaikan perawatan merasa tidak mempersoalkan tentang keadaan fisik fasilitas Paviliun Khusus RSGM FKG UI. Kelompok yang tidak menyelesaikan perawatan merasa bahwa peningkatan petugas dan petugas yang cepat sangat penting. Sedangkan pada kelompok yang menyelesaikan perawatan merasa bahwa selain pelayanan petugas yang cepat juga menginginkan keterampilan harus ditingkatkan.

The Dental Hospital of Faculty of Dentistry, University of Indonesia showed that around half of patients did not complete their conservative treatment. This problem is assumed to correlate to the quality of health service at the institution.
Purpose of study: to investigate the patients' assessment towards completing their conservative treatment at the Dental Hospital.
Subject of study: incoming patients during the period of August to December 2004 with conservative treatment more than one visit.
Methods of study: A structured questionnaire was sent to each patient by mail, which should be sent back to researcher after completion the questionnaire farm. The respondents were grouped into 2 (finished and did not finished treatment). Bivariat analysis by using Two Way Annova analysis with SPSS (version 10) was carried out. A servqual model was also built in the multiple analyses.
Result of study: Mean score of respondent's assessment who finished their treatment trend to be higher than those who did not finish the treatment, after controlling confounding variables. The respondents' characteristic did not appear to influence the relationship of respondents' assessment and finishing treatment, except for the length-time the patients need to go to the hospital and number of visits. Servqual model analysis on health service quality showed that there is no significant relationship between physical facilities at the Dental Hospital of Faculty of Dentistry, University of Indonesia.
Conclusion: The respondents who did not finish the treatment gave low score in assessing the quality of dental officers and waiting time to get the treatment. While for the respondents who finished their treatment felt the need of upgrading the fast service and skill of the dental officers at the Dental Hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
T16251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alia Ramadhani
"Menganalisa efek susu dan teh hitam terhadap demineralisasi email gigi. Mahkota 30 gigi premolar dipersiapkan membentuk kubus gigi (6mm3). Permukaan oklusal dibentuk jendela oklusal dengan menggunakan stiker berukuran 3x5mm2 dan seluruh permukaan gigi lainnya dilapisi dengan varnis tahan asam. Sampel dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok dan direndam selama 26 menit dalam larutan remineralisasi: Grup A-susu dan teh hitam ; Grup B-susu ; Grup C-akuabides. Setelah 3 hari perendaman dalam larutan demineralisasi dengan pH 4.4, gigi di scan menggunakan micro-CT. Demineralisasi ditunjukkan dengan mean grey value (MGV). MGV dan standar deviasi pada tiap kelompok secara berurutan adalah: 90.78 ± 19.09, 98.14 ± 24.01, 81.10 ± 20.29. MGV antara ketiga kelompok berbeda bermakna (p<0.05), kecuali antara grup A dan B. Aplikasi menggunakan susu saja menunjukkan efek protektif yang lebih tinggi terhadap demineralisasi dibandingkan dengan aplikasi susu dan teh hitam.

This study is aimed to analyze the effect of milk and tea on demineralization of tooth enamel. The coronal parts of 30 sound premolars were prepared into tooth blocks (6mm3). An unvarnished occlusal surface window was created for each tooth by covering the occlusal surface with a 3x5mm2 sticker and painting other surfaces with an acid-resistant varnish. These blocks were randomly allocated into three groups immersed in remineralizing solutions for 26 minutes, respectively: Group A - milk and tea; Group B - milk ; and Group C - deionezed water. After 3 days immersion in a buffered demineralization solution at pH 4.4, micro-CT scans were taken. Demineralization was represented by the mean grey value (MGV). MGV and the standard deviation for each group respectively is: 90.78 ± 19.09, 98.14 ± 24.01, 81.10 ± 20.29. The MGV between the three groups were statistically significant (p<0.05), except between group A and B. Application using only milk showed higher protective effect against demineralization compared to application using milk and black tea.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiesta Ellyzha Eka Hendraputri
"Essential oil mampu membunuh bakteri penghasil VSCs penyebab bau mulut sehingga penelitian ini ingin menguji efektivitas strip dari edible-film mengandung lima macam essential oil terhadap bau mulut. Penelitian ini adalah uji klinis menggunakan desain cross-over, randomized-double-blind, dan placebo-controlled-trial dengan 15 partisipan laki-laki. Parameter yang diukur adalah tongue coating, skor organoleptik, dan VSCs. Berdasarkan hasil penelitian, strip essential oil tidak efektif menurunkan tongue coating, namun, terbukti efektif menurunkan skor organoleptik hingga 60 menit dan menurunkan VSCs hingga 30 menit. Placebo tidak efektif menurunkan ketiga parameter bau mulut. Oleh karena itu, strip essential oil lebih efektif menurunkan bau mulut dibandingkan dengan placebo.

Essential oil could kill the VSCs-producing bacteria, so, this research was to determine the efficacy of strip made from edible-film containing five types of essential oil on oral malodor. This research was clinical trial using cross-over, randomized-double-blind, and placebo-controlled-trial design with 15 male participants. The measured parameters were tongue coating, organoleptic score, and VSCs. From the result, essential oil strip couldn`t reduce tongue coating, however, it was significantly reduce organoleptic score until 60 minutes and VSCs until 30 minutes. Placebo couldn`t reduce all three oral malodor parameters. So, essential oil strip is more effective than placebo in reducing oral malodor."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S45241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dira Gemiani
"Latar Belakang: Strip essentials oil dapat digunakan sebagai alternatif pencegahan karies gigi.
Tujuan: Mengetahui efektivitas strip essentials oil terhadap resiko karies gigi.
Metode: Subjek penelitian berjumlah 15 orang yang diberikan perlakuan berupa konsumsi strip essentials oil dan placebo dengan mengukur pH plak dan jumlah koloni s. mutans.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pH plak dan jumlah koloni s.mutans dengan nilai p>0.05.
Kesimpulan: Penggunaan strip essentials oil tidak bermakna menghambat jumlah koloni s.mutans dan mencegah peningkatan pH plak.

Background: Strip essentials oil can be used as an alternative of dental caries prevention.
Objective: Knowing the efficacy of strip essentials oil on caries risk factor.
Methods: 15 subject were given strip essentials oil and strip placebo then measured plaque pH and s.mutans colony.
Results: There are no significancy in differences measurement on plaque ph and s.mutans colony with p>0.05.
Conclusion: The used of strip essential oil not significant to inhibit s.mutans colony growth dan the increase of plaque pH.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Ghaliyah
"Penelitian bertujuan memperoleh informasi mengenai perubahan hasil salivary occult blood test (SOBT) dan skor indeks bleeding on probing pada pemakaian pasta gigi mengandung dipotassium glycyrrhizinate (GK2) dan isopropyl methylphenol (IPMP). Enam puluh subjek dibagi menjadi kelompok kontrol (menyikat gigi dengan pasta gigi konvensional) dan kelompok uji (dengan pasta gigi mengandung GK2 dan IPMP). Hasil menunjukan terdapat perbedaan bermakna penurunan hasil SOBT dan indeks BOP antara kedua kelompok setelah pemakaian selama tiga bulan (uji McNemar dan uji Mann-Whitney; p<0,05). GK2 dan IPMP pada pasta gigi menurunkan hasil SOBT dan indeks BOP lebih besar dibandingkan pasta gigi konvensional.

The aim of study is to obtain information on changes in salivary occult blood test results (SOBT) and bleeding on probing index scores on the use of toothpaste containing dipotassium glycyrrhizinate (GK2) and isopropyl methylphenol (IPMP). Sixty subjects are divided into a control group (conventional toothpaste) and test group (containing GK2 and IPMP). There are significant differences in reduction SOBT yield and BOP index between two groups after use for three months (the McNemar test and Mann-Whitney test, p <0.05). GK2 and IPMP on toothpaste are proven to reduce SOBT results and BOP index greater than conventional toothpaste."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Riska
"Penggunaan pasta gigi pemutih mungkin memiliki efek samping. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perubahan kekasaran email sesudah penyikatan dengan pasta gigi pemutih. 30 spesimen premolar dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing disikat dengan Pepsodent Whitening, Formula Sparkling White dan Pepsodent Regular. Penyikatan secara in vitro dilakukan setara satu bulan dan tiga bulan. Pengukuran kekasaran email menggunakan surface roughness tester. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai kekasaran yang bermakna sesudah penyikatan setara satu bulan dan tiga bulan untuk ketiga kelompok pasta. Peningkatan kekasaran email tertinggi terdapat pada kelompok Pepsodent Whitening.

Using whitening toothpaste may have side effect. The aim of this study was to assess the effect of whitening toothpaste on enamel roughness. 30 specimens of premolar were divided into three groups: Pepsodent Whitening, Formula Sparkling White and Pepsodent Regular. Toothbrushing were performed in vitro equal to 1 and 3 months. Surface roughness tester was used to determine enamel roughness. There were changes statistically significant in enamel roughness after 1 and 3 months-toothbrushing in all groups. Pepsodent Whitening significantly increased enamel roughness more than Formula Sparkling White and Pepsodent Regular.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Humaira
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat perbaikan absolut pada lesi dini email secara in vivo akibat penggunaan pasta gigi yang mengandung nano CaCO3 dengan pasta gigi non-nano CaCO3 yang diperiksa menggunakan DIAGNOdent Pen. Dalam penelitian ini, empat puluh subjek yang sehat, berpuasa pada hari pemeriksaan, dan hasil pembacaan DIAGNOdent Pen menunjukkan angka 14-29 (demineralisasi lapisan email) dibagi secara acak menjadi dua kelompok. Kelompok non-nano CaCO3 dan kelompok nano CaCO3 masing-masing kelompok berisi dua puluh subjek.
Seluruh subjek diminta untuk menyikat gigi menggunakan pasta gigi sesuai dengan kelompok penelitiannya. Periode pengujian berlangsung selama empat belas hari. Tingkat perbaikan absolut pada lesi dini email dievaluasi menggunakan DIAGNOdent Pen pada saat sebelum dan sesudah 14 hari perlakuan.
Hasil dari kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok perlakuan dengan menggunakan uji statistik, Mann-Whitney. Tingkat perbaikan absolut pada pasta gigi nano CaCO3 berbeda bermakna dengan pasta non-nano CaCO3. Dapat disimpulkan bahwa, pasta gigi yang mengandung nano CaCO3 memiliki potensi yang lebih besar dalam memperbaiki lesi dini karies email dibandingkan pasta gigi non-nano CaCO3.

The aim of this study was to compare the degree of absolute repair of teeth in an early email lesion in vivo between the use of toothpaste containing nano CaCO3 and toothpaste containing non-nano CaCO3 as measured by DIAGNOdent Pen. In this study, fourty subjects with good general state of health, fasting at the examination day, and showed the reading of DIAGNOdent Pen at 14-29 (demineralization of the enamel layer) were divided into two groups by randomization. Non-nano CaCO3 toothpaste group consisted of twenty subjects and Nano CaCO3 toothpaste consists of twenty subjects.
All subjects are instructed to brush their teeth using the assigned toothpaste. Testing period lasted for fourteen days. The degree of repair were evaluated using DIAGNOdent Pen before, and after fourteen days of use.
The result obtained between two groups were compared statistically using Mann-Whitney U test. Degree of absolute repair in test group was statistically different with control group. It can be concluded that, toothpaste containing nano CaCO3 have greater potential in repairing early carious lesion compared to toothpaste containing non-nano CaCO3.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Griselda Yoseph
"Latar Belakang:Media sosial kini dapat dimanfaatkan untuk mencari informasi kesehatan, khususnya oleh para remaja. Namun, masih sangat sedikit penelitian yang membahas mengenai hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi remaja dalam menggunakan media sosial untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap preferensi ini. Metode:Penelitiandengan desain cross-sectional dilakukan dengan subjek 521 siswa SMP di 5 wilayah kota Jakartapada bulan Oktober 2019.Seluruh subjek diminta untuk melengkapi kuesioner yang berisi34 pertanyaan meliputi profil responden, self-perceived oral health,dandata penggunaan media sosial. Digunakan uji Chi-squareuntuk analisis statistik.Hasil:Mayoritas remaja memiliki preferensi untukmenggunakan media sosial, hanya 6,7% yang tidakmenggunakan media sosial untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut. Google adalah situs yang paling sering dikunjungi untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut (76,8%) sedangkanYouTube adalah situs yang paling diinginkan remaja untuk memperoleh informasi kesehatan gigi dan mulut (57,2%). Self-perceived oral healthyang berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi penggunaan media sosial Google untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulutantara lainkebiasaan mencari informasi mengenai gigi berlubang (OR: 1,80; p=0,010), pembersihan karang gigi (OR: 1,87; p=0,014), memutihkan gigi (OR: 2,20; p<,001), bau mulut (OR: 1,94; p=0,010), dan sariawan (OR: 2,861, 95% CI: 1,664-4,921; p<0,001). Sementara itu, jenis kelamin (OR: 0,56; p=0,002), persepsi remaja bahwa gigi mereka rapi (OR: 1,54; p=0,019), dan kepuasan terhadap warna gigi (OR: 1,66; p=0,008) secara signifikanberpengaruh terhadap keinginan remaja untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut melalui YouTube.Kesimpulan:Dalam penelitian ini, remaja sebagian besar memiliki preferensi untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut melalui media sosial. Hal ini mengindikasikan perlunya perhatian dari tenaga kesehatan profesional untuk menciptakan intervensi kesehatan gigi dan mulut berbasis media sosial, khususnya melalui YouTubekarena lebih cost-effective dan mampu meraih audiens yang lebih luas.

Background: Social media can now be used to seek oral health information, especially for adolescents. However, only a few studies had been conducted on this matter. Therefore, this study was aimed to assess adolescents’ preference to use social media to receive oral health information and factors associated with this preference. Methods: A cross-sectional survey was conducted, including 521 middle school students in 5 regions in Jakarta on October 2019. All the subjects were asked to fill in a questionnaire with 34 questions that assessed the subjects’ background information, self- perceived oral health, and data on social media usage. Results: Majority of adolescents preferred to use social media for oral health information—only 6,7% didn’t use social media to seek oral health information. Google was chosen as the most frequently used site to seek OHI (76,8%) meanwhile YouTube was chosen by adolescents as the most wanted social media to gain information about oral health (57,2%). Self-perceived oral health that was significantly associated with the frequency of using Google as the site to seek OHI ranged among seeking information about dental cavities (OR: 1,80; p=0,010), dental scaling (OR: 1,87; p=0,014), teeth bleaching (OR: 2,20; p<,001), halitosis (OR: 1,94; p=0,010), and aphtous ulcer (OR: 2,861, 95% CI: 1,664-4,921; p<0,001). Meanwhile, gender (OR: 0,56; p=0,002), perception of neat teeth (OR: 1,54; p=0,019), and satisfaction towards teeth colour (OR: 1,66; p=0,008) were significantly associated towards adolescents’ wantings for YouTube as the main site to gain information about OHI from in the future. Conclusion: Through this study, it could be inferred that most adolescents preferred to use social media in order to seek oral health information. This indicated the need for attention from dental health professionals to make a social media based intervention, especially through YouTube because it’s more cost-effective and it could reach a bigger audience"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasti Raissa
"Latar Belakang: Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang terbanyak di Indonesia dan dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan mulut salah satunya menyikat gigi yang dapat menurunkan bakteri Streptococcus mutan. Bakteri ini akan membentuk plak dan menghasilkan asam yang dapat menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi.
Tujuan: Mengetahui perbedaan kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi antara menyikat gigi sebelum dan sesudah makan terhadap subjek yang berumur 19-22 tahun.
Metode: Desain pada penelitian ini dengan menggunakan metode crossover. Pengambilan data dilakukan terhadap 20 orang subjek, yang mana dibagi secara random alokasi menjadi dua kelompok yang masing-masing akan dilakukan perlakuan menyikat gigi sebelum dan setelah makan dengan waktu washout selama seminggu.
Hasil: Analisis statistik mengunakan metode uji mann-whitney diperoleh p-value 0,598 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi yang signifikan antara menyikat gigi sebelum dan sesudah makan. Akan tetapi kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi dengan menyikat gigi sebelum makan yaitu 193.333 CFU/ml lebih besar di bandingkan bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi dengan menyikat gigi setelah makan sebanyak 180.000 CFU/ml.
Kesimpulan: Kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi dengan perlakuan menyikat gigi setelah makan lebih sedikit dibandingkan dengan menyikat gigi sebelum makan. Akan tetapi dari analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak yang signifikan antara menyikat gigi sebelum dan sesudah makan.

Background: Dental caries is the most dental and oral disease in Indonesia and can be prevented by maintaining oral hygiene, one way is by toothbrushing which can reduce the bacteria Streptococcus mutan. These bacteria will become dental plaque and produce acid which can causes demineralization of hard tissue.
Objective: To determine the different in the numbers of bacteria Streptococcus mutan in dental plaques between toothbrushing before and after eating in 19-22 years.
Method: The design of this study using the crossover. Data retrieval was carried out on 20 subjects, which were randomized allocation in two groups with washout time for a week.
Results: Analysis statistic using the mann-whitney test obtained p-value 0.598 that there was no significant difference between brushing teeth before and after eating. However, the number of bacteria Streptococcus mutan on dental by toothbushing before eating is 193,333 CFU/ml bigger than the number of bacteria Streptococcus mutan on dental plaque by toothbushing after eating is 180,000 CFU/ml.
Conclusion: The number of bacteria Streptococcus mutan on dental plaque by toothbrushing after eating was less than the group brushing before eating. However, the results from analysis statistic showed that there is no statistically significant difference between the numbers of bacteria Streptococcus mutan brushing teeth before and after eating.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, William Carlos
"ABSTRAK
Latar belakang: Kecemasan dental merupakan respon stress pasien terhadap keadaan spesifik terkait perawatan dental. Ekstraksi gigi molar tiga mandibula impaksi merupakan perawatan dalam bedah kedokteran gigi yang paling sering menimbulkan kecemasan. Musik mengambil peran dalam mengurangi kecemasan pasien saat prosedur ekstraksi tersebut. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh musik pilihan pasien pada saat ekstraksi gigi molar tiga mandibula impaksi terhadap kecemasan dan membandingkannya dengan musik klasik. Metode : Penelitian ini menggunakan desain eksperimental single-blinded acak dengan kontrol di RSKGM FKG UI. Intervensi menggunakan musik dengan alat BoseÒ SoundWearÔ untuk memutarkan musik. Subjek penelitian dibagi dalam 3 kelompok : Musik Pilihan Pasien, Musik Klasik, dan Kontrol (tanpa musik). Operator ekstraksi adalah Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut FKG UI. Pengukuran kecemasan menggunakan MDAS, APAIS, VAS, dan mengukur tanda vital. Pengukuran tanda vital, tekanan darah dan frekuensi nadi, menggunakan OMRON HEM-7130, JAPAN. Analisis data menggunakan SPSS dengan analisis bivariat Paired T-Test dan Independent T-Test pada setiap kelompoknya. Hasil : Terdapat pengurangan rata rata skor total tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok (A) musik pilihan pasien dan kelompok (B) musik klasik yang diukur dengan MDAS, APAIS, dan VAS (p < 0,05). Kelompok kontrol menunjukkan peningkatan tekanan darah dan frekuensi nadi sesudah intervensi (p < 0,05). Kesimpulan : Musik pilihan pasien dan musik klasik memberikan efek dalam mengurangi kecemasan pasien yang diukur dengan MDAS, APAIS, dan VAS dibandingkan tanpa menggunakan musik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>