Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Nur Muhammad Rifaat
"Anak-anak merupakan salah satu komunitas di dalam sebuah kampung. Mereka senang untuk berkumpul dan melakukan kegiatan bermain dengan jenis permainan yang beragam secara spontan dan bersama-sama. Dalam melihat ruang untuk bermain, anak memiliki cara pandang yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka mengutamakan indera dan perasaan terhadap lingkungan. Oleh karena itu mereka dapat bermain kapanpun dan dimanapun. Berkaitan dengan konteks di dalam kampung, pengalaman ruang bermain anak tercipta disebabkan placemaking yang terjadi beserta elemen-elemen ruang pembentuknya. Placemaking merupakan suatu cara dalam pemaknaan ruang (space) menjadi sebuah tempat (place). Elemen-elemen ruang dalam placemaking pada akhirnya memicu terbentuknya sense of place anak-anak dalam memaknai ruang bermain dengan segala kegiatan dan jenis permainan didalamnya, yang sangat berkaitan erat hadirnya identitias sebuah tempat dan keterikatan terhadap tempat tersebut.
Children are a part of the community in kampung. They like to get together and play various kinds of games spontaneously and together. In seeing space to play, children have a different perspective from adults. They prioritize the senses and feelings towards the environment. Therefore, they can play whenever and wherever they want. In connection with the context in kampung, children's play space experiences are created due to the placemaking that occurs along with the elements of the space that forming it. Placemaking is a way within the meaning of space into a place. The spatial elements in placemaking ultimately trigger the formation of a children's sense of place in interpreting the play spaces with all the activities and types of play in it, which are closely related to the presence of a place's identity and attachment to that place."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pascal Ibrahim
"Pasar Lama Kota Tangerang merupakan pasar yang memiliki tuga kawasan yang berbeda, yaitu kawasan pasar tradisional, ruko, dan kuliner. Pasar Lama Kota Tangerang mempunyai jam aktif tertentu di setiap kawasan, dimana pasar tradisional yang aktif dari pagi hingga siang, ruko yang aktif menjelang siang hingga sore atau malam, dan terdapat kawasan kuliner yang berada di jalanan kawasan ruko aktif dari sore hingga malam. Dengan terdapatnya jam aktif yang berbeda membuat kawasan ini memiliki density yang berbeda tergantung terhadap waktu. Pasar Lama Kota Tangerang menyediakan dagangan yang beragam baik pada kawasan pasar tradisional, ruko, maupun kuliner. Dari setiap kawasan tersebut memiliki ciri khas yang berbeda sehingga dari sini terdapat diversity tersendiri. Walaupun terdapat jam aktif yang berbeda dan terpisah namun ruang publik yang sama-sama digunakan, yaitu jalan. Dengan terdapatnya diversity masing-masing tentu menghasilkan density yang berbeda di setiap kawasannya. Dari pengetahuan tersebut maka dilakukannya metode penelitian berupa foto keadaan setiap lapangan lalu membuat mapping di pasar ini sehingga bisa melihat lebih jelas bagaimana pemetaan density dari diversity yang berada di setiap kawasan sehingga bisa membandingkan bagaimana dampak yang terjadi di setiap kawasannya dan juga mengingat bahwa pada saat skripsi ini dibuat sedang mengalami pandemi COVID-19 yang membatasi ruang secara fisik sehingga dibautnya konsep physical distancing. Bagaimana density dan diversity yang telah terjadi mengingat hal tersebut?
Pasar Lama Kota Tangerang is a market with three different zones, there is traditional market, shops, and cullinar. Pasar Lama Kota Tangerang has certain active time in every zones, which is traditional market active from morning until afternoon, shops active from afternoon until evening or night, and there is cullinary zones which located on shop roads that active from evening until night.with there is a different active time on it make this place have different density depends on time. Pasar Lama Kota Tangerang provides diverse items in traditional market, shops, and even culinarry zones. From every zone has its own unique makes has its own diversity. Even though every zones has its own acive time but they use the same public place, that is road. With every zones has its own diversity makes creates different density too depends on its zones. With that such knowledge then I make a research method that take a photo of site condition and make mapping from it to be able to see more clearly how density and diversity in every zones mapped and then we can compare each of it to know the impact that happened and remembering that while this final thesis created there was pandemic COVID-19 that limit physical space and with that there is a physical distancing concept. How density and diversity that already happened while remembering this situation?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Intan Rahmawati Malawat
"Skripsi ini memiliki tujuan untuk mencari peran koridor jalan kampung kota terhadap sense of community penduduk. Sense of Community merupakan perasaan memiliki individu terhadap suatu komunitas. Salah satu definisi komunitas adalah sekumpulan individu yang tinggal di wilayah yang sama sehingga tempat tinggal penduduk dapat mempengaruhi sense of community. Kampung kota sebagai salah satu jenis permukiman yang ada di kota-kota Indonesia memiliki karakteristik berbeda dengan permukiman terencana. Permukiman ini tidak memiliki ruang terbuka yang cukup sehingga memanfaatkan koridor jalan untuk melakukan aktivitas dan interaksi sosial. Koridor jalan menjadi ruang yang penting dalam kehidupan penduduk kampung kota.
This thesis aims to find out the role of the alleyway of kampung kota towards the resident's sense of community. Sense of community is a feeling of belonging to an individual towards a community. One of the community's definitions is a group of individuals who live in the same area so that the environment where the residents live can affects their sense of community. Kampung kota as one type of settlement in Indonesian city has different characteristics from the planned settlement. This settlement does not have enough open space, so residents use the alley to carry out their activities and social interactions. The corridor is an important space for kampung kota residents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Narendra Diwangkara Diptawibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana Rasa Takut mempengaruhi Pengguna Ruang Publik hingga timbul Arsitektur Defensif yang dapat membatasi ruang dan perilaku pengguna ruang publik. Penelitian ini dipicu dengan adanya perbedaan kelas antara dua kelompok serta ketidaksenangan instansi-instansi terhadap kelompok tertentu yang mengakibatkan adanya pengusiran kelompok-kelompok yang kelasnya lebih rendah darinya. Hal tersebut timbul arsitektur baru yaitu Arsitektur Defensif untuk membatasi perilaku kelompok tersebut. Arsitektur Defensif merupakan sebuah sarana untuk mengatur, meminimalisir, membatasi ruang dan perilaku masyarakat. Arsitektur Defensif ini berperan tidak hanya untuk kenyamanan pengguna ruang publik dan kota, namun juga untuk tunawisma yang seharusnya menjadi target dari Arsitektur Defensif ini. Namun dengan berperannya kepada kedua belah pihak yaitu pengguna ruang publik dan tunawisma, justru Arsitektur Defensif berdampak kepada kedua belah pihak itu juga.
This study aims to see how Fear affects Public Space Users so that a Defensive Architecture emerges that can limit the space and behavior of public space users. This research was triggered by the existence of class differences between the two groups and the displeasure of institutions towards certain groups which resulted in the expulsion of groups whose class was lower than them. This resulted in a new architecture, namely Defensive Architecture, to limit the group's behavior. Defensive Architecture is a means to regulate, minimize, limit the space and people's behavior. This Defensive Architecture plays a role not only for the convenience of users of public spaces and cities, but also for the homeless who should be the target of this Defensive Architecture. However, with its role for both parties, namely the users of public spaces and the homeless, Defensive Architecture has an impact on both parties as well."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library