Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jauzaa Hanaa Ramadhiyani
"Meningkatnya masalah kesehatan mental khususnya pada remaja di Indonesia merupakan salah satu tanda bahwa banyaknya tekanan yang mereka hadapi di era modern ini. Ketika remaja menghadapi stressor yang tinggi maka terbentuk resiliensi pada dirinya. Resiliensi merupakan proses dimana individu berhasil beradaptasi, bangkit kembali dan menghadapi suatu masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji tingkat resiliensi yang dibandingkan dengan berdasarkan kategori remaja muda dan remaja lanjut. Penelitian ini dilakukan pada 242 remaja usia 10-19 tahun di Kota Depok yang diambil secara acak. Hasil penelitian adanya perbedaan tingkat resiliensi pada remaja muda dan remaja lanjut (p = 0,048). Mayoritas remaja muda di kota Depok memiliki tingkat resiliensi yang lebih tinggi dari pada remaja lanjut.
The increasing number of mental health problems, especially among adolescents in Indonesia, is a sign that there is a lot of pressure they face in this modern era. When adolescents encounter high stressors, they develop resilience. Resilience is the process by which individuals successfully adapt to a situation and move forward after a setback. The purpose of this study was to examine the level of resilience compared to age based on the categories of early and late adolescents. This research was conducted on 242 adolescents aged 10-19 years in Depok City who were taken randomly. The results demonstrated that there are differences in the level of resilience in early and late adolescents (p = 0.048). The majority of early adolescents in Depok city have a higher level of resilience compared to the late ones."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Marfungatun Mudrikah
"ABSTRAK
Apendisitis merupakan salah satu kondisi bedah paling umum yang menyerang anak-anak dan orang dewasa. Insiden kejadian apendisitis menjadi fenomena yang perlu segera ditangani. Salah satu penatalaksanaan dari kasus apendisitis adalah appendiktomi. Masalah utama yang muncul pada pasien post appendiktomi adalah nyeri akut karena adanya luka operasi. Manajemen nyeri pasca operasi pada pasien anak diperlukan peran penting perawat dalam melakukan penilaian dan manajemen nyeri pasca operasi. Karya ilimiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri post appendiktomi dengan penerapan teknik effleurage. Hasil penerapan teknik effleurage yang dilakukan pada klien dengan post appendiktomi dapat meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi salah satu evidence yang dikembangkan bagi penyedia pelayanan kesehatan mengenai penerapan teknik effleurage pada pasien anak dengan nyeri post appendiktomi.

ABSTRACT
Appendicitis is one of the most common surgical conditions that occur in children and adults. The incidence of appendicitis is the phenomenon that needs to be addressed immediately. One of the management of appendix is appendectomy. The main problem that arises in the patients postoperative appendectomy is acute pain due to surgical injuries. Postoperative pain management in child patients is required the important role of nurses in conducting assessment and management of postoperative pain. This scientific work aims to analyze nursing care in patients with pain postoperative appendectomy using application of effleurage technique. The results of the application of effleurage techniques performed on the client with post appendectomy can increase the sense of comfort and reduce the pain felt by the client. This scientific work is expected to increase knowledge and become one of the evidence developed for healthcare providers regarding the application of effleurage techniques in child patients with pain postoperative appendectomy.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lu`lu` Hardianti
"Perpindahan penduduk ke daerah perkotaan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan sehubungan dengan perilaku gaya hidup yang tidak sehat, termasuk perilaku merokok. Perilaku merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama penyakit pernapasan. Efusi pleura terjadi akibat penumpukan cairan di dalam rongga pleura melebihi kapasitasnya yang dapat dipicu oleh perilaku merokok. Kondisi efusi pleura ditandai dengan keluhan nyeri dada dan juga sesak. Kondisi nyeri yang tidak ditangani dengan tepat dapat menjadi kronis dan menimbulkan penurunan kenyamanan dan kualitas hidup. Oleh sebab itu, karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian kompres dingin sebagai manajemen nyeri non-farmakologis pada pasien dengan efusi pleura.
Kompres dingin diterapkan pada pasien selama 3 hari  berturut-turut dengan frekuensi 1-2 kali per hari di area dada. Kompres dingin dilakukan dengan menggunakan handuk dan air dingin selama ±20 menit dengan suhu 15-27 C. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata skala nyeri poin sebesar 5 poin dalam 3 hari dengan skala 0-100 melalui numeric rating pain scale. Oleh sebab itu, pemberian kompres dingin ini dapat menjadi salah satu terapi nyeri non-farmakologis pada pasien dengan EF sehubungan dengan dampak positif yang ditunjukkan dalam hasil ini.

The migration of peole to urban areas has increase the risk for health problems related to unhealthy lifesytles in communities, including smoking behavior. Smoking can cause many diseases, especially respiratory disease. Pleural effusion happened because of fluid accumulation in pleural cavity and induced by cigarette. Pleural effusion manifestation is shortness of breath and chest pain. Pain that not treated correctly will be chronic and decrease the comfort and quality of life. Therefore, this case study aims to identify the effect of cold compress as non-pharmacological pain in patient with pleural effusion.
Cold compresses applied for 3 consecutive days with a frequency of 1-2 times per day in left chest area. It used a towel and cold water with 15-27 C for ±20 minutes each compress.  The result shows that there was a decrease in the pain mean scale by 5 points in 3 days on a scale of 0-100 through a numeric rating pain scale. So, it cold compress can be used as one of non-pharmacological pain management in patient with pleural effusion because of that result in this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfia Martviana
"Aktivitas fisik menjadi salah satu faktor utama penyebab noncomunicable disease. 80% remaja di dunia tahun 2016 memiliki tingkat aktivitas fisik rendah. Aktifitas fisik remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, jenis kelamin, dukungan sosial, motivasi, dan urbanisasi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aktivitas fisik remaja di Kota Depok dengan melibatkan 364 responden siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa remaja memiliki tingkat aktivitas fisik rendah (n=208; 57,1%), motivasi aktivitas fisik rendah n=188; 51,6%, dukungan aktivitas fisik rendah dari orang tua n=205; 56,3%, dan dukungan aktivitas fisik rendah dari teman sebaya n=203; 55,8%. Disimpulkan bahwa sebagian besar remaja Kota Depok memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah, sehingga perlu adanya promosi maupun intervensi aktivitas fisik yang tidak hanya diberikan kepada remaja saja melainkan juga pada lingkungan sosial remaja (keluarga, sekolah, dan teman sebaya).

Physical activity is one of the main factors causing non-communicable diseases. In the world, 80% of adolescents have low physical activity in 2016. Physical activity influenced by several factors, such as age, gender, social support, motivation, and urbanization. This study aimed to identify the physical activity of adolescents in Depok by involving 364 respondents of middle and high school students who used consecutive sampling techniques. The results of this study indicated that adolescents have low of physical activity n=208; 57,1%, low of physical activity motivation n=188; 51,6%, low of physical activity support from parents n=205; 56,3%, and low of physical activity supports from peers n=203; 55,8%. It concluded that the majority of adolescents in Depok have low physical activity. Thus, promotion or intervention of physical activities is given to adolescents but also and social environment of adolescents family, school, and peers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisca Yunita Eka Futry
"

Pasien anak sakit kritis yang memakai ventilasi mekanik maupun tidak, membutuhkan obat penenang dan atau analgesik untuk mengurangi kecemasan atau rasa sakit. Perawat memiliki peranan penting dalam penilaian sedasi secara kontinu, perawat bertanggung jawab memantau tingkat sedasi pasien sehingga mampu melaporkan status sedasi pasien secara tepat. Studi literatur ini bertujuan untuk meninjau lebih lanjut validitas dan reliabilitas instrumen Comfort Behaviour Scale. Pencarian literatur dilakukan dengan memanfaatkan platform publikasi internet periode studi 2011-2020 melalui Scopus, Proquest, Wiley Online library, serta sumber tambahan dari Researchgate dengan kata kunci pain assessment, COMFORT Behaviour Scale, sedation, children, PICU. Hasil studi literatur ini menunjukkan berbagai penelitian di beberapa negara dan instrumen Comfort Behaviour Scale terbukti valid dan reliabel digunakan dalam mengukur tingkat sedasi anak sakit kritis. Perawat disarankan menggunakan instrumen ini dalam manajemen nyeri dan sedasi yang komprehensif.

 


Critically ill pediatric patients induced with or without mechanical ventilation need sedatives or analgesics to reduce their anxiety or pain. Nurses have an important role to asses sedation continuously and responsible to monitor patients sedation level, in order to record the patients sedation status appropriately. This literature study aims to profoundly review the validity and reliability of the Comfort Behavior Scale instrument. The literature research is carried out by utilizing the internet publication platform from 2011 to 2020 through Scopus, Proquest, Wiley Online library, as well as additional resources from Researchgate with the keywords pain assessment, COMFORT Behavior Scale, sedation, children and PICU. The results of this literature study show various studies in several countries have proven the validity and reliability of Comfort Behavior Scale instrument as the instrument to measure the sedation level of critically ill children. Nurses are considered to utilize this instrument in pain management and in conducting comprehensive sedation

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka
"Perubahan psikososial dan psikologi yang terjadi pada masa remaja membuat remaja rentan mengalami masalah kesehatan. Resiliensi dianggap sangat menentukan bagaimana remaja menghadapi setiap stresor dan kesulitan hidup. Faktor-faktor yang berkontribusi pada tingkat resiliensi merupakan kunci dalam perkembangan dan kesejahteraan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari kelekatan orang tua dan teman sebaya, stres, koping proaktif, regulasi emosi, dukungan sekolah, spiritualitas, dan kondisi ekonomi terhadap resiliensi remaja. Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 269 responden SMP dan SMA di Kota Depok yang diambil berdasarkan cluster random sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Connor-Davidson Resilience Scale dalam mengukur resiliensi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parent attachment (p=0,001;CI 95%), peer attachment (p=0,001;CI 95%), regulasi emosi (p=0,001; CI95%), spiritualitas (p=0,018;CI 95%), dukungan sekolah (p=0,001;CI 95%), koping proaktif (p=0,001;CI 95%), dan stres (p=0,001;CI 95%) mempengaruhi resiliensi remaja. Penelitian ini merekomendasikan sekolah untuk dapat memaksimalkan upaya membangun resiliensi dengan mengadakan 

Psychosocial and psychological changes during adolescence make adolescents vulnerable to health problems. Resilience is considered to determine how adolescents deal with each stressor and difficulties. Factors that contribute to resilience are considered as the key in the development dan well-being. This study is aimed to identify the effects of parent and peer attachment, stress, proactive coping, emotional regulation, school support, spirituality, and economic status on adolescent resilience. Research was conducted using cross sectional design to 269 junior and senior high school respondents in Depok approached with cluster random sampling. The study used the Connor-Davidson Resilience Scale questionnaire to measure resilience. The results showed parent attachment (p=0,000;CI 95%), peer attachment (p=0,000;CI 95%), emotion regulation (p=0,000;CI 95%), spirituality (p=0.018;CI 95%), school support (p=0,000;CI 95%), proactive coping (p=0,000;CI 95%), and stress (p=0,000;CI 95%) affect adolescent resilience. This study recommends that schools can maximize efforts to build resilience by holding regular counseling related to factors that increase resilience."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firohmatin
"ABSTRAK
Remaja obesitas cenderung memiliki aktivitas fisik rendah sehingga lebih beresiko mengalami penyakit degeneratif, salah satunya adalah Diabetes Mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa pada remaja obesitas di Depok tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, sampelnya adalah remaja yang memiliki status gizi obesitas sebanyak 56 responden, dengan consecutive sampling, menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Penelitian ini menunjukan remaja obesitas yang memiliki aktivitas fisik rendah memiliki kadar gula darah tinggi (17,2%) dengan hasil (p=0,04; α= 0,05) artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan untuk melakukan kegiatan promotif dan preventif untuk pencegahan peningkatan kadar gula darah pada remaja dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

ABSTRACT
Adolescents are obese tend to have low levels of physical activity which risk of degenerative diseases, one of which Diabetes Mellitus. The aim of this study was investigate the relationship between physical activity with fasting blood sugar levels in obese adolescents in Depok 2016. This study used a cross-sectional design, the sample are teenagers who have the nutritional status of obesity with 56 respondents, by consecutive sampling, using statistical tests Kolmogorov- Smirnov. This study shown that obese adolescents with low levels of physical activity have high blood sugar levels (17.2%) with the result (p= 0.04; α= 0.05) means that there was a relationship between physical activity with fasting blood sugar levels. This study is expected to be the basis for promotion and preventive activities to prevent an increase in blood sugar levels in adolescents by conducting regular physical activity."
2016
S63997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Widyawati
"ABSTRAK
DM tipe 1 merupakan penyakit kronik yang sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Penatalaksanan yang kurang baik dapat meyebabkan berbagai komplikasi yang akan mempengaruhi kualitas hidup remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan skor kualitas hidup remaja dengan DM tipe 1 di tinjau dari laporan remaja dan orang tua. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 25 orang remaja dan 25 orang tua. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara skor kualitas hidup remaja dengan DM tipe 1 ditinjau dari laporan remaja dan orang tua (p=0,521 α=0,05). Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu adanya perhatian khusus pada kekhawatiran remaja sehingga perlu dilakukan pengkajian kualitas hidup secara berkesinambungan untuk memfasilitasi komunikasi dan mencegah depresi.

ABSTRACT
Type 1 Diabetes Mellitus is an incurable chronic disease until today. Poor treatment can cause various complications that will affect the quality of life of adolescents. The purpose of this study is to determine the differences in scores of quality of life in adolescents with type 1 Diabetes Mellitus reviewed from the Adolescents and Parents Report. This study used cross sectional design with a sample of 25 adolescents and 25 parents. The results showed that there were no statistically significant differences in scores of quality of life in adolescents with type 1 Diabetes Mellitus reviewed from the adolescents and parents report (p=0.521 α=0.05). Recommendation from this study is the need of a special attention to adolescent concerns so that it is necessary to make continuous study on the quality of life to facilitate the communication and to prevent depression."
2016
S63497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rachmayanti
"Pengurangan risiko jatuh merupakan bagian dari standar sasaran keselamatan pasien yang harus diperhatikan. Untuk mengurangi risiko jatuh di rumah sakit dilakukan penilaian risiko jatuh, pada pasien anak rawat inap menggunakan instrumen penilaian Humpty Dumpty Fall Scale (HDFS) Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat risiko jatuh pada anak yang dirawat di rumah sakit. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Sampel 104 responden diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data yang dikumpulkan didapat dari catatan rekam medik pasien. Hasil penelitian menunjukkan gambaran tingkat risiko jatuh tinggi menurut karakteristik pasien anak yaitu pasien anak usia toddler (44,6%), bayi (26,8%), dan anak usia prasekolah (14,3%), laki-laki (66,1%), diagnosis medis dengan perubahan oksigenasi (39,3%) dan gangguan neurologis (28,6%), dan anak yang menggunakan obat penenang (32,1%). Penelitian ini merekomendasikan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pencegahan, pengetahuan, sikap dan perilaku perawat terkait dengan tingkat risiko jatuh.

Reduction of the risk of falling is part of the standard of patient safety goals that have to be considered. To reduce the risk of falls in hospital using falling risk assessment, pediatric patients hospitalized use instruments Humpty Dumpty Fall Scale (HDFS). The aimed of this study was to identify the level of the risk of falls in chidren inpatient. The research design was a descriptive cross sectional. The sample of this study was 104 respondents who were selected with a simple random sampling technique. Data were collected using a patient medical record. The result showed a high level of the risk of falling by the characteristic of pediatric patients in which patients were children aged toddler (44.6%), infant (26.8%), and preschoolers (14.3%), male (66.1%), medical diagnosis with changes in oxygenation (39.3%) and neurogical disorders (28,6%), and children who use drugs tranquilizers (32.1%). The study recommends further research needs to be study on prevention, knowledge, attitudes and behavior of nurses associated with the risk level falls.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Maretta
"ABSTRAK
Kasus kanker di Jakarta sudah mencapai 630 kasus per tahun. Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang direkomendasikan pada pasien kanker namun kemoterapi dapat menimbulkan efek samping mual dan muntah. Tujuan dari penulisan untuk mengetahui keefektifan manajemen mual pada anak, khususnya anak yang mendapat kemoterapi emetogenik tingkat tinggi karena penggunaannya diketahui menimbulkan >90% kejadian mual dan muntah. Mual dan muntah menurunkan kualitas hidup pasien sehingga harus segera ditangani sejak dini. Manajemen mual termasuk perawatan mulut, teknik relaksasi napas dalam, dan minuman dingin yang termasuk dalam Nursing Interventions Classification (NIC). Penatalaksanaan manajemen mual dilakukan pada lima pasien di ruang 112 dan 113 RSCM Gedung A untuk menilai keefektifan manajemen mual. Hasil dari penulisan ini menunjukkan bahwa teknik relaksasi napas dalam berdampak besar menurunkan mual sementara perawatan mulut dan minuman dingin efektif untuk meningkatkan kenyamanan mulut dan nafsu makan. Aplikasi dari manajemen mual terlihat mampu menurunkan skor mual dari sedang menjadi ringan dan direkomendasikan untuk digunakan di rumah untuk mencegah mual dan muntah yang terjadi setelah pasien pulang ke rumah.

ABSTRACT
Cancers in Jakarta have reached 630 cases in year. Chemotherapy thus known as recommended cancer treatment but could lead to nausea and vomiting as side effect. The objective of the study was to find out the effectiveness intervention to reduced nausea and vomiting in child, especially in child with highly emetogenic chemotherapy (HEC) because HEC denotes nausea and vomiting risk of >90%. Nausea and vomiting lead to affected patient quality of life that have to be treated early. Nausea management included oral care, deep breathing technique, and cold drink that based on Nursing Interventions Classification (NIC). Nausea management has been applied to five patients in room 112 and 113 at Child Ward A’s Building Cipto Mangunkusumo to observed the effectiveness of the management. As a result of this study, it was found that deep breathing technique has greatly reduced nausea in outmost situation whereas oral care and cold drink was effective to improved oral health and appetite. Applied management could decrease outcome scoring from moderate to mild and was recommended to be used at home to prevent delayed nausea and vomiting.;"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>