Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessica Hardiani
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai apakah Kebijakan Giro Wajib Minimum-Loan Deposit Ratio (GWM-LDR) sebagai variabel utama independen dan beberapa variabel lainnya (dana pihak ketiga, non-performing loan, produk domestik bruto, suku bunga bank Indonesia, capital adequancy ratio dan excess reserve berpengaruh terhadap volume kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi pada bank umum di Indonesia. Untuk menguji hipotesis tersebut, penelitian ini mengunakan data yang diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia tahun 2005-2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi data panel dengan tingkat signifikansi 5% menggunakan model fixed effect. Pengujian hipotesis menggunakan uji t, uji f, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel independen, yaitu dana pihak ketiga (DPK), risiko kredit (NPL), kebijakan Giro Wajib Minimum-Loan Deposit Ratio risiko (GWM-LDR), produk domestik bruto (PDB), Excess Reserve dan permodalan (CAR) berpengaruh signifikan secara terhadap volume kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi. Sedangkan variable suku bunga bank Indonesia tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan penelitian ini, maka disarankan untuk mengoptimalkan pertumbuhan kredit bank umum di Indonesia yang berupa disarankan untuk melonggarkan rasio Giro Wajib Minimum-Loan Deposit Ratio.
This thesis discusses whether the Minimum Statutory Reserves Requirement-Loan Deposit Ratio (GWM-LDR) as the main independent variable and several other variables (third party funds, non-performing loan, gross domestic product, bank Indonesia interest rate, capital adequancy ratio and excess reserve effect on the volume of working capital credit, investment credit and consumption credit at commercial banks in Indonesia.To test the hypothesis, this research using data obtained from Indonesian Banking Statistics 2005-2015.The method used in this study is the data panel regression method With significance level 5% using fixed effect model Hypothesis testing using t test, f test, and coefficient of determination. The results showed that all independent variables, namely third party funds (DPK), credit risk (NPL), Minimum Statutory Reserves Requirement-Loan Deposit Ratio (GWM-LDR), gross domestic product (GDP), Excess Reserve and capital (CAR ) Significantly affect the volume of working capital credit, investment credit and consumption credit. While the variable interest rates of Bank Indonesia have no significant effect. Based on this research, it is advisable to optimize credit growth of commercial banks in Indonesia in the form of suggested to loosen the ratio of Minimum Statutory Reserves Requirement-Loan Deposit Ratio.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasha Namira Riza A.
Abstrak :

Daya tarik media sosial saat ini menimbulkan masalah yang memprihatinkan. Salah satunya adalah semakin banyaknya fenomena kecanduan media sosial. Faktor utama yang menyebabkan kecanduan media sosial adalah penggunaan media sosial sebagai alat untuk berinteraksi dan mendapatkan umpan balik dari orang lain, atau sebagai alat untuk melakukan attention-seeking. Harga diri yang terdefinisi dengan baik adalah kebutuhan dasar setiap individu, dan media sosial dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini. Semakin banyak perhatian yang didapat pengguna, semakin besar kontrol pengguna untuk mengubah persepsi orang lain tentang mereka. Persepsi pengguna media sosial pada citra diri mereka sendiri akan berdampak pada aspek psikologis diri mereka, dan hal ini telah dibuktikan oleh beberapa penelitian terdahulu. Namun, penggunaan media sosial sebagai alat attention-seeking mungkin tidak hanya berdampak pada aspek psikologis individu, tetapi juga pada aspek sosial - meningkatkan modal sosial pengguna - dan ekonomi - meningkatkan peluang pengguna untuk mendapatkan pekerjaan atau aspek penghasil pendapatan lainnya--. Namun, belum ditemukan penelitian terdahulu mengenai perilaku attention-seeking melalui media sosial dan dampaknya terhadap aspek sosioekonomi pengguna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah perilaku attention-seeking melalui media sosial memberikan manfaat sosioekonomi. Sebuah survei diantara 883 pengguna media sosial di Indonesia, dan analisis dari profil responden menunjukkan bahwa perilaku attention-seeking di media sosial, melalui upaya pemasaran diri, memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan manfaat sosioekonomi yang dirasakan


The appeal of social media is currently evoking a matter of concern. One of which is the growing number of social media addicts. The main factor that causes social media addiction is the use of social media as a tool to interact and get feedback from others or to seek attention from other users. Well-defined self-worth is the basic need of every individual, and social media could be used to meet this need. The more attention the user gets, the more control the user has to change other peoples perceptions of them. The perception of social media users on their self-image will have an impact on the psychological aspect of themselves, and it is already proven by several studies. However, the use of social media as an attention-seeking tool is might not only have an impact on the individuals psychological aspect but also on their social increases users social capital and economic increases users opportunity to get a job or other income-generating activities aspects. Yet, previous studies regarding attention-seeking behavior through social media had only been focused on its impact on the psychological aspect. Therefore, this study aims to answer the question of whether attention-seeking behavior through social media exerts socioeconomic benefits. A survey among 883 social media users in Indonesia and a content analysis of the respondents profiles shows that attention-seeking behavior through social media, through self-marketing attempts, is strongly and positively related to perceived socioeconomic benefit.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Gusti Valendra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan ekspor Indonesia ke tujuh negara anggota D-8 dengan menggunakan data panel dari tahun 2007 hingga tahun 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan gravity model dengan teknik analisis Random Effect. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ekspor Indonesia secara positif dipengaruhi oleh PDB, jumlah penduduk D-8, nilai tukar riil Indonesia dan trade agreement serta secara negatif dipengaruhi oleh jumlah penduduk Indonesia dan jarak.  Penelitian ini merekomendasikan agar Indonesia memfokuskan ekspornya ke Negara Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki.
This study aims to analyze the determinants of Indonesian exports to seven D-8 member countries using panel data from 2007 to 2017. This study used the gravity model approach with Random Effect analysis techniques. The results show that Indonesian exports to D-8 member countries were positively correlated with GDP, D-8s population, real exchange rate and trade agreement and were negatively correlated with Indonesian population and distance. This research recommends that Indonesia focus its exports to Malaysia, Nigeria, Pakistan and Turkey.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendy Herdianto
Abstrak :
Peningkatan terhadap konsumsi rokok menimbulkan bahaya terhadap kesehatan dan ekonomi. Pada tahun 2015, jumlah kasus kematian yang terjadi akibat konsumsi sebanyak 33 kasus dengan jumlah korban sebanyak 230.000 jiwa. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, organisasi, maupun masyarakat untuk melakukan penghentian konsumsi rokok. Upaya yang patut menjadi perhatian adalah yang dilakukan oleh Organisasi Islam yaitu dengan dikeluarkannya fatwa rokok pada tahun 2010. Fatwa sebagai produk dari Ijma merupakan salah satu sumber hukum islam yang menjadi panduan umat islam dalam mengambil sikap termasuk dalam hal penentuan sikap merokok. Fatwa yang dikeluarkan adalah haram untuk Muhammadiyah dan Makruh bagi NU dan MUI. Penelitian ini ditujukan untuk melihat dampak dari adanya fatwa haram terhadap perilaku merokok Muslim Muhammadiyah. Penelitian ini menggunakan metode difference in difference yang mengukur dampak kebijakan pada periode waktu sebelum dan sesudah kebijakan tersebut dikeluarkan. Data yang digunakan adalah IFLS 4 (sebelum terjadinya fatwa yaitu tahun 2007) dan IFLS 5 (setelah adanya fatwa yaitu tahun 2014). Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa fatwa haram tidak memengaruhi keputusan seorang Muslim Muhammadiyah untuk berhenti merokok.
The increase in cigarette consumption poses a danger to health and the economy. In 2015, the number of deaths caused by the consumption of cigarettes was 33 cases with 230.000 victims. Various efforts have been made by the government, organizations, and also the communities to stop the consumption of cigarettes. Efforts that deserve the eyes are those carried out by Islamic Organizations, namely the issuance of cigarette fatwas in 2010. Fatwa as a product of Ijma is one of the sources of Islamic law which is a guide for Muslims in taking behaviour including in determining smoking behaviour. The fatwa issued is illegal (haram) for Muhammadiyah and Makruh for NU and MUI. This research has purpose to know impact from fatwa haram torwards Moslem Muhammadiyah smoking behaviour. This study uses the Double in Difference method that measures the impact of policies on the time period before and after the policy was issued. The data used IFLS 4 (before the occurrence of the fatwa in 2007) and IFLS 5 (after the fatwa was in 2014). The result for this research is fatwa do not affect a persons decision to stop smoking.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Sanotona Kusuma Aditya Putra
Abstrak :
Seiring dengan berkembangnya Global Value Chain (GVC), peranan input yang diimpor dari luar negeri (imported inputs) menjadi semakin penting dalam proses produksi. Penggunaan imported inputs untuk perusahaan dibatasi oleh kebijakan protektif di beberapa negara, termasuk Indonesia, melalui kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)/Local Content Requirement (LCR). Kebijakan TKDN di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1950 hingga saat ini ditargetkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencapai rata-rata 50% di berbagai sektor pada tahun 2024, sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan imported inputs terhadap performa perusahaan di industri manufaktur di Indonesia sehingga dapat diketahui apakah arah kebijakan TKDN yang terus diperketat merupakan kebijakan yang tepat. Penulis menggunakan regresi panel fixed effect untuk mengetahui pengaruh imported inputs terhadap performa perusahaan dengan menggunakan indikator produktivitas, output, value added, ekspor, upah pekerja produksi dan non-produksi, dan penyerapan tenaga kerja. Data yang digunakan adalah data mikro dari survei Industri Besar Sedang (IBS) Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS Indonesia) dari tahun 2008-2015. Hasil yang ditemukan adalah imported inputs berdampak positif terhadap performa perusahaan. Selain itu, penulis juga membedakan pengaruh penggunaan imported inputs terhadap performa perusahaan di subsektor yang memiliki potensi untuk dapat berpartisipasi di GVC (subsektor GVC) dan yang tidak (subsektor non-GVC). Hasil yang ditemukan adalah tidak ada perbedaan signifikan antara subsektor GVC dan non-GVC dalam hal pengaruh penggunaan imported inputs terhadap performa perusahaan dengan pengecualian terhadap produktivitas dan upah pekerja produksi. Penggunaan imported inputs di subsektor GVC memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap produktivitas, namun lebih kecil terhadap upah pekerja produksi dibanding subsektor non-GVC. Dengan demikian, kebijakan untuk membatasi penggunaan imported inputs seperti TKDN tidak meningkatkan performa perusahaan, studi ini merekomendasikan agar pemerintah melonggarkan kebijakan tersebut. ......With growth of global value chain (GVC), use of imported inputs are becoming more prevalence in production process. Some countries, like Indonesia, restrict firm’s usage of imported input with Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)/ local content requirement (LCR). Indonesia has been using LCR from 1950 until in the present days Indonesian Government targeted LCR to be up to 50% on average on multiple sectors in 2024, as stated on Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024. Aim of this study is to explain impact of imported inputs to firm’s performances on manufacture industri in Indonesia, hence it can be evaluated whether more restrictive policy of LCR is a correct policy or not. Panel regression fixed effect method is used to explain impact of imported inputs to firm’s performances, in which the indicators used are productivity, output, value added, export, wage of production and non-production workers, and total labors. Data used in this study are obtained from survei Industri Besar Sedang (IBS) Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS Indonesia) from 2008-2015. The results of this study are imported inputs affect firm’s performances positively. For addition, this study also aims to see differences on impact of imported inputs usage to firm’s performances on subsectors that has potential to participate on GVC (GVC subsectors) and subsectors that does not have potential to participate on GVC (non-GVC subsectors). The result is there are no significant differences between GVC subsector and non-GVC sector except for productivity and wage of production workers. Use of share imported inputs in GVC subsectors affect productivity higher but wage of production workers lower compared to non-GVC subsectors. So, restrictive policy of LCR does not affect firm’s performances positively and it is better for Indonesian Government to relax LCR policy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Columbanus Teto
Abstrak :
Indonesia dalam 10 tahun terakhir sedang menghadapi gejala deindustrialisasi prematur, akibat terlalu cepat bergeser dari sektor manufaktur menuju sektor jasa-jasa informal. Pertumbuhan nilai tambah manufaktur cenderung stagnan di bawah rata-rata ekonomi nasional sebesar 5%. Akibatnya kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus menurun dari capaian tertinggi 31,95% (2002) menjadi hanya 20,16% (2017). Dikhawatirkan jika kondisi ini terus berlanjut akan menyebabkan perekonomian nasional sulit untuk lepas landas, dan masuk pada jebakan pendapatan menengah (middle income trap) seperti yang dialami oleh Argentina maupun Afrika Selatan. Analisis determinan nilai tambah manufaktur pada Survei Industri Pengolahan Besar dan Sedang BPS 1980-2015 menunjukan rendahnya investasi modal tetap untuk mesin maupun peralatan merupakan penyebab utama dari peforma negatif tersebut. Mau tidak mau perusahaan masih bergantung pada sumber daya pekerja murah dengan produktivitas rendah. Namun kabar baiknya, peningkatan produktivitas dalam output per pekerja membawa dampak yang positif signifikan terhadap nilai tambah manufaktur, terutama pada perusahaan dengan investasi asing langsung. Menariknya penggunaan bahan baku domestik sebagai substitusi bahan baku impor secara umum ternyata lebih inefisien dari sisi biaya produksi, sehingga menekan marjin dari nilai tambah. Meskipun dampaknya terhadap penciptaan multiplier maupun stabilitasi makroekonomi bisa jadi cukup signifikan. Sedangkan apresiasi nilai tukar manufaktur riil membuat harga barang domestik menjadi lebih mahal dari impor, sehingga permintaan untuk ekspor maupun nilai tambah menurun.
In the last 10 years, Indonesia has been facing the tendency of premature deindustrialization due to structural transformation from the manufacturing sector to the informal services sector, without going through mass industrialization. Manufacturing value added growth is stagnant below the national economic average of 5%. Not surprisingly the contribution of manucaturing sector to Gross Domestic Product continues to decline, from the highest achievement of 31.95% (2002) to 20.16% (2017). It is feared that if this condition continues will make the national economy difficult to take off, and enter the middle income trap. As experienced by Argentina and South Africa. Determinant analysis of manufacturing value added using Large and Medium Manufacturing Survey data from Indonesia Bureau of Statistics, shows the low fixed capital investment for machinery and equipment is the main cause of this negative performance. Inevitably the company still relies on cheap labor resources with low productivity. However the good news is increasing productivity in output per labor has a significant positive effect on manufacturing value added. Especially for companies with foreign direct investment. Interestingly the use of domestic raw materials as import raw materials subtitute is proven less efficient in terms of production costs. Thus the margin of value added diminished. Nevertheless, the debate over impact on multiplier and macroeconomic stabilization can be quite significant. While the appreciation of real effective exchange rate for manufacturing markedly made the price of domestic goods more expensive than import, so that demand for exports and value added diminished.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sayyid Ramadhan
Abstrak :
Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan hubungan antara spillover R&D Internasional dari kanal perdagangan dan penanaman modal asing terhadap produktivitas (TFP) berdasarkan teori pertumbuhan endogen di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam periode 1996-2010. Penelitian ini menemukan bahwa spillover R&D internasional dari kanal perdagangan dan penanaman modal asing merupakan faktor penting dalam meningkatkan TFP. Penelitian ini juga menemukan bahwa perdagangan internasional (ekspor dan impor) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas di ASEAN. Selain itu, Human Development Index (HDI) juga siginifikan dalam mempengaruhi produktivitas di ASEAN. ......This research attempts to explain the relationship between international R&D spillover from trade channels and foreign direct investment on Total Factor Productivity (TFP) based on the endogenous growth theory in the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) during the period 1996-2010. The study found that international R&D spillover from trade channels and foreign direct investment are significant factors in increasing TFP. The research also discovered that international trade (exports and imports) has a significant impact on productivity in ASEAN. Additionally, the Human Development Index (HDI) also plays a significant role in influencing productivity in ASEAN.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhli Rahman Jamal
Abstrak :
Skripsi ini berjudul “Hubungan Indeks Kebahagiaan dengan Faktor Sosial Ekonomi” bertujuan untuk memahami bagaimana faktor-faktor sosial ekonomi mempengaruhi Indeks Kebahagiaan di Indonesia. Metodologi yang digunakan meliputi analisis deskriptif dan inferensial, dengan teknik pengolahan model menggunakan Fixed Effect Model dan estimasi Ordinary Least Square (OLS). Studi ini dilakukan di 34 provinsi di Indonesia. Temuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pendapatan Domestik Bruto (PDRB), Kepadatan Penduduk, dan Rata-Rata Lama Sekolah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Kebahagiaan. Dengan demikian, skripsi ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor sosial ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Kebahagiaan di Indonesia. Selanjutnya, penelitian ini merekomendasikan fokus studi lebih lanjut terhadap Indeks Kebahagiaan pada wilayah Indonesia bagian timur serta penelitian tambahan pada faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kebahagiaan, seperti aspek budaya. ......This thesis, titled “The Relationship Between Happiness Index and Socio-Economic Factors,” aims to understand how socio-economic factors influence the happiness index in Indonesia. The methodology employed includes descriptive and inferential analysis, with model processing techniques using a Fixed effect model and Ordinary Least Square (OLS) estimation. This study was conducted across 34 provinces in Indonesia. The main findings of this research indicate that Gross Domestic Product (GDP), Population Density, and Average School Length significantly affect the happiness index. Consequently, this thesis concludes that socio-economic factors have a significant influence on the happiness index in Indonesia. Further, this study recommends a more focused examination of the happiness index in the eastern regions of Indonesia and additional research on other potential influencing factors, such as cultural aspects.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufid Asshiddiq Rahman
Abstrak :
Investasi Langsung Asing telah menjadi aspek penting bagi pertumbuhan ekonomi. Banyak negara mendorong kebijakan pembukaan investasi asing (FDI) yang ditujukan untuk pertumbuhan. Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa arus masuk FDI memiliki efek spillover yang ambigu. Studi ini ditujukan meneliti efek spillover horizontal, dengan mempertimbangkan perbedaan teknologi perusahaan domestik dengan perusahaan asing, terhadap produktivitas perusahaan domestik. Dengan menggunakan data panel tingkat perusahaan dalam sektor manufaktur Indonesia, kami menemukan bahwa efek spillover horizontal dan kesenjangan teknologi menghambat produktivitas perusahaan domestik. Ini menunjukkan bahwa kondisi internal perusahaan harus efisien agar perusahaan domestik dapat memperoleh manfaat dari kehadiran perusahaan multinasional. ......Foreign Direct Investment continues to be an important aspect for economic growth, as many countries push open-FDI policies intended to growth. Despite this, research shows that FDI inflows have mixed spillover effects. We study whether horizontal spillovers, taking into account technological gaps of domestic firms with foreign subsidiaries, yield spillover effects to domestic firms. Using firm-level panel data in the Indonesian manufacturing, we find that horizontal spillovers and technology gaps hamper domestic firms’ productivity. This shows that the internal conditions of the firm must be efficient in order for domestic firms to gain benefits from multinationals’ presence.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library