Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadeak, Dahlia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan atau menjelaskan perbedaan UKGS program dengan UKGS Percontohan ditinjau dari status kesehatan gigi dan factor- faktor yang berpengaruh di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Metode penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan design pendekaan potong lintang /cross sectional dan menggunakan analisis univariat, bivariat (dengan T-test, U Mann Whitney , korelasi Spearmen's rho untuk independent sample) dengan pengambilan sampel secara purposive di dua Sekolah Dasar yaitu SD Negeri IV dan V Pondok Ranji di Kecamatan Ciputat Tangerang dengan jurnlah sample 240 rnurid kelas II, IV dan VI. Hasil penelitian : Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara UKGS Program dan UKGS Percontohan yang ditinjau dari status kesehatan gigi (DMF-T )dan OHIS gigi (p > 0,05 ), dan terlihat bahwa perilaku kesehatan gigi anak memberi pengaruh terbesar 0.399, dan peran serta guru memberikan pengaruh sebesar 0.140 untuk status DMF-T gigi anak SD, sedangkan perilaku kesehatan gigi orang tua tidak mempunyai pengaruh. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh terbesar untuk status kesehatan gigi anak SD adalah perilaku anak, partisipasi guru , dan perilaku orang tua.
School-linked preventive oral care programs for children were performed since Department of Health Republik Indonesia Objective : The ain of this study is to analyze the diffences contribution factors and oral health status that influence the UKGS Program and model UKGS. Material and method : Research desing was cross-sectional, with use purposive sampling the intra oral examination of oral health status, and qustinair that used to know the contribution factor in UKGS Program and model UKGS, were carriet out in 240 school children that in 2nd, 4th, and 6th, class which belong to primary school of SD IV and SD V Pondok Ranji, Tangerang. All independent variables data were analyze in univariat, bivariat with T test, Mann Whitney U-test, Spearmen's rho test using computer software SPSS 30.1. Result : Although DMF-T index ( 0,87) of model UKGS was lower than that of government programme UKGS ( 0,90 ) and good criteria of OHIS index model UKGS (75,4 %) but there were not significant different between model UKGS and government program UKGS (P > 0,05), In addition there were shown significance correlation between children and DMF-T index ( r = 0,399 , p < 0,000 ) and significant correlation between teacher participation, oral health behavior of school children and OHIS ( r .-0,539; p< 0,0001 )
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
T16250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wagiyo
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah mitos Sudaya yang tcrjadi di Jawa Tengah, masyarakat beranggapan bahwa wanita yang telah memasuki masa menopause tidak membutuhkan kebutuhan seksual sehingga setiap orang tua yang ditinggal mati oleh salah satu pasangannya bila hendak menikah lagi selalu mendapat rintangan dari anak - anaknya. Penelitian ini bertujuan mencari tahu tentang gambaran perilaku wanita Jawa dalam menjalani masa menopause termasuk di dalamnya perilaku seksual. Penelitian ini didesain dengan metode kualitatif etnografi, metode pengambilan partisipan atau sampel dengan metode purposif sampling tehnik pengambilan data dengan cara wawancara mendalam dan observasi sedangkan analisis data dengan menggunakan metode toksonomi, hasil penelitian ini bahwa wanita Jawa belum memahami apa itu menopause dan perubahan yang terjadi. Perilaku atau kegiatan seharii-hari wanita Jawa adalah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga, termasuk memasak, upaya perawatan diri dan kesehatan reproduksi dilakukan dengan minum jamu Jawa sedangkan untuk aktifitas seksual, semua partisipan masih aktif melakukan hubungan seksual, meskipun frekuensinya menurun. Intake nutrisi yang dilakukan wanita Jawa selama masa menopause mengalami penurunan terutama porsi makan.
This study was triggered by a cultural myth which is believed among the people in Central Java that the needs of sexual activity of women who are in the menopause period is not longer necessary. Consequently, there are always barriers especially from the children of any menopause widows of death husband to remarry. The purpose of this study is to explore Central Javanese women's behaviors as well as their sexual behaviors in dealing with menopause period. A qualitative ethnographic method was applied to this study. The participants were selected using purposive sampling methods. The data was obtained from an in depth interview and observations. Taxonomy methods were performed to analyze data. The results of this study suggested that the Central Javanese women had little understanding on the nature of menopause and the possibly changes occurred at that period. The main activity of those women were doing household activities including cooking, taking Javanese traditional herbs (jamu) to maintain reproductive health, and all the participants remained active sexually even though the frequency of the activities decreased. There was also reducing in the nutritional intake during menopause period among Central Javanese women.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aguspairi
Abstrak :
Kepala ruangan sebagai seorang manajer lini pertama harus menguasai manajemen keperawatan. Pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola ruang rawat inap diperoleh melalui berbagai upaya, diantaranya melalui pelatihan-pelatihan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan kepala ruangan mengelola ruang rawat, pihak manajemen RSU Raden Mattaher Jambi telah mengadakan pelatihan manajemen keperawatan tahun 2000. Sejak saat itu belum pernah dievaluasi hasil pelatihan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kemampuan kepala ruangan mengelola ruang rawat inap yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana dan diperolehnya gambaran kontribusi karakteristik perawat dengan persepsinya dalam menilai kemampuan kepala ruangan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi yang meliputi 14 ruang rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan hanya 3 kepala ruangan dinyatakan mampu mengelola ruang rawat inap. Dari hasil penelitian juga diperoleh ada kontribusi yang bermakna antara sikap, kepentingan, pengalaman dan pengharapan perawat pelaksana, sedangkan motif tidak berkontribusi dengan persepsi perawat. Dari hasil penelitian terlihat bahwa perawat pelaksana belum melihat adanya perubahan yang berarti semenjak pelatihan manajemen keperawatan tahun 2000. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pihak manajemen rumah sakit dimasa yang akan datang disarankan agar setiap bentuk pelatihan perlu diikuti dengan suatu pendekatan proses berubah sehingga hasil pelatihan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Rekomendasi juga diberikan untuk para peneliti lain hendaklah sekaligus melibatkan faktor pada pemersepsi, faktor pada target dan faktor pada situasi secara terintegrasi dalam penelitian tentang persepsi.
Abstract A head nurse as a first line manager should be mastery in nursing management. The knowledge and skill to manage the ward are achieved through several efforts; one of the efforts is management training. Raden Mattaher Hospital is a district hospital, located in Jambi, in 2000 a management training was held in this hospital in order to increase the head nurse to management the ward. The aim of this study was to evaluate the achievement of the training management based on staff nurses' perception. The method of the study was a descriptive, cross sectional design. The samples were obtained from fourteen wards. The questionnaires were used to obtain the data. The results showed that fourteen there were three out of fourteen head nurses were able to manage the ward. There were also a contribution among nurses' attitudes, concerns, experiences and hopes in evaluating the head nurses' ability to manage the ward. Based on the research result above, it is revealed that nurses do not see the significant changes since the training of nursing management in 2000 has been done. At this recommended in such training should be followed by a change process approach to in order to achieve the objectives of the training. Recommendation is also given to the other researcher to include other factors of people who perceive the Phenomena, target factor, and factor of situation which integrated in the research of perception.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adja Nurdjanna
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekwensi kista radikuler di poliklinik Bedah Mulut FKG UI.- RSCM serta hubungan antara gigi non vital dengan terjadinya kista radikuler. Bahan penelitian adalah dokumen medik yang telah ada di poliklinik Bedah Mulut FKG.UX.-RSCM periode 3anuari 1983 - April 1986. Dari 106 kasus kista tulang rahang yang ada ternyata, 70 (60%) adalah kista radikuler dan 36 (34%) adalah kista tulang rahang lainnya. Dari 70 kasus kista radikuler penderita laki laki 36 kasus dan wanita 34 kasus. Menurut kelompok umur yang tertinggi adalah pada dekade ke III yaitu usia (21-30 thn), sedang menurut lokasi gigi penyebab yang tertinggi adalah regio anterior rahang atas.
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Susilo
Abstrak :
Latar Belakang Masalah Hilangnya dukungan periodontal merupakan problema penting dalam periodontologi, seringkali dimulai sejak usia muda dan biasanya melanjut seumur hidup. Para peneliti berpendapat, bahwa celah interproksimal merupakan salah satu etiologi terjadinya kerusakan tulang alveolar. Pendapat tersebut didukung-oleh alasan bahwa adanya celah memudahkan impaksi dam retensi makanan, berarti memudahkan plak bakteri berkumpul pada tempat tersebut (Hirschfeld-1930, Ramfjord 1952, Ditto 1954, Pelton 1969). Tidak semua celah menimbulkan impaksi dam retensi makanan, tergantung lebar sempitnya celah dam juga letak celah. Selain itu tergantung juga pada lawanya celah tersebut berada, dan hal tersebut berhubungan dengan faktor umur. Celah interproksimal pada gigi posterior sering menimbulkan gangguan pada pasien dengan keluhan rasa tidak nyaman karena terselipnya makanan berserat seperti daging dam sayuran pada waktu mengunyah. Pengeluaran serat tersebut sering tidak dapat dilakukan dengan prosedur penyikatan gigi biasa. Untuk menghindari rasa tidak nyaman yang kadang-kadang sampai menimbulkan rasa sakit, seringkali pasien menggunakan tusuk gigi dengan cara yang salah sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal iebih lanjut. Kehadiran pasien pada seorang dokter gigidengan keluhan tersebut di atas, sering menimbulkan keragu-raguan para dokter gigi untuk merawatnya,lebih-lebih bila celah sempit dan gigi masih dal.am keadaan utuh. Pertanyaan selalu timbul antara menghilangkan keluhan pasien dengan cara merusak gigi yang masih baik (penainbalan), ataukah sekedar memberi petunjuk mengenai cara pembersihannya. Untuk memberikan keyakinan mengenai pemilihan terapi yang harus dilakukan, pada penelitian ini akan dibuktikan apakah melalui celah interproksimal suatu proses pantologi yang lama dapat merusak jaringan pendukung gigi. Demikian juga apakah lebar sempitnya celah dan umur pasien berpengaruh terhadap kerusakan tulang alveolar. Tujuan Penelitian, Tujuan umum untuk melihat sampai berapa jauh pengaruh celah interproksimal terhadap kerusak an tulang alveolar. Tujuan khusus, untuk melihat pengaruh celah interproksimal, lebar celah dan umur terhadap kerusakan interdental septum pada gigi posterior 4-5-6-7.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Tofani
Abstrak :
PENDAHULUAN
Penderita yang datang ke poliklinik gigi atau rumah sakit dengan anomali kongenital pada daerah oromaksilofasial khususnya celah bibir, pada umumnya mempunyai keluhan pada fungsi, estetika serta bicara. Keluhan ini pada tiap individu berbeda, ada yang sangat merasakan kelainan tersebut namun adapula yang tidak terlalu memikirkannya. Untuk mengatasi celah bibir, bukan tanpa hambatan atau komplikasi. Ada bermacam-macam komplikasi, diantaranya adalah yang disebut 'whistling', yang secara garis besarnya dapat diartikan suatu keadaan seperti orang bersiul. Dengan tehnik operasi yang makin disempurnakan, komplikasi 'whistling' ini sedikit demi sedikit diusahakan untuk diatasi.

Banyak metoda yang dipakai untuk merapihkan celah bibir, salah satunya adalah metoda 'flap triangular'. Metoda 'flap triangular' ini pun macam-macam pula tehniknya. Sebuah diantaranya adalah tehnik yang diajukan oleh Tennison. Bertolak dari tehnik dasar Tennison, kemudian telah banyak dilakukan modifikasi. Misalnya mulai dari titik pertemuan mukokutan (mucocutaneous junction) kearah sisi mukosa bibir ada yang membuat insisi garis lurus, serta adapula yang menggunakan insisi z-plasti.

Dalam tulisan ini akan dibandingkan kedua cara merapihkan celah bibir tersebut, yaitu yang menggunakan insisi garis lurus dan yang menggunakan insisi z-plasti.

Latar Belakang Masalah, Penderita yang membutuhkan tindakan merapihkan celah bibir, selalu menginginkan hasil yang terbaik. Akan tetapi sebelum tindakan dilakukan, penjelasan dan keterangan yang panjang lebar haruslah di berikan oleh operator, agar supaya penderita betul-betul memahami. Tanpa maksud untuk mengendurkan hasrat penderita, komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul harus diutarakan, termasuk 'whistling' tersebut. Pada umumnya diterangkan pula, kalau perlu, operasi kedua/sekunder dilakukan pada kesempatan berikutnya. Untuk mengurangi komplikasi, harus diusahakan merapihkan celah bibir dengan tehnik yang dianggap paling minimal komplikasinya.

Masalah, Untuk mengurangi komplikasi yang terjadi pasca bedah serta merugikan bagi penderita, maka cara dan tehnik merapihkan celah bibir manakah yang sebaiknya dilakukan?
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kesumayati E. D.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian deskriptif ini dilakukan di Poliklinik Bedah Mulut F.K.G.U.I./R.S.C.M. tahun 1984 - 1985. Sampel diambil dari semua kasus fraktura:mdEmg yang disebabkan kecelakaan lalu lintas dan berobat di Po1iklinik Bedah Mulut F.K.G.U.I./R.S.C.M. Baik kasus yang datang langsung maupun yang merupakan konsul dari bagian saraf R.S.C.M./F.K.U.I. Sedangkan pengumpulan data diambil secara langsung dimana pasien langsung diperiksa oleh peneliti dan dicatat ke formulir Raw data, dan tak langsung dengan mencatat data kartu status penderita yang telaheikdagrsa orang lain (Dokumen medik) ke formdlir Raw data. Dari 74 kasus yang dapat dikumpulkan, didapat hasil. Berdararkan jenis kelamin tahun 1984 : 36 kasus fraktura rahang, 32 kasus laki-laki (88,89%) ?dan 4 kasus wanita (11,11%). Tahun 1985 32 kasus laki-laki (e4,21%> aan ehkasus wanita (15,79%). Menurut rahang mana yang terkena fraktura, Tahun 1984 : Laki-laki : rahang atas 14; rahang bawah 13; kombinasi rahang atas dan rahang bawah 6. Wanita : rahang atas 1; rahang bawah 1; kombinasi rahang atas dan rahang bawah 1.
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Santoso
Abstrak :
Masa remaja menrgakaan masa yang penuh dengan perubahan. Perubahan pada remaja tidak hanya dilihat dari segi fisik tetapi perubahan psikis dan hubungan sosial. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja sangat berisiko terhadap masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah perilaku seks pranikah. Banyak faktor yang dapat menyebabkan perilaku seks pranikah di kalangan remaja diantaranya faktor internal dan faktor lingkungan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi karakteristik demografi remaja dan faktor eksternal terhadap resiko penyimpangan perilaku seks pranikah remaja. Metode penelitian adalah metode analitik cross sectional. Populasi adalah seluruh siswa SMU negeri di Cianjur Kota yang berusia 14 - 20 tahun, sampel diambil dari 3 SMU negeri dan kelas 1, 2, dan 3 dengan menggunakan metode proporsional random sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristk responden dalam penelitian ini 56,3% perempuan, 80,6% berusia remaja awal, 74,6% pendidikan orangtua tinggi, 80,8% pekerjaan orangtua formal, 55,8% penghasilan orangtua rendah. Berdasarkan rata-rata pengaruh teman sebaya 51% tergolong kondusif, lingkungan sekolah 54,9% kurang kondusif lingkungan keluarga 52,7% kondusif, lingkungan masyarakat 54,1% kurang kondusif, dan media massa/informasi 53,5% kurang kondusif. Resiko penyimpangan perilaku seks pranikah 50,1% resiko tinggi. Terdapat kontribusi yang signifikan antara jenis kelamin, teman sebaya, lingkungan masyarakat, dan media massa/informasi terhadap resiko penyimpangan perilaku seks pranikah. Penelitian ini juga membuktikan bahwa faktor yang paling berkontribusi terhadap resiko perilaku seks pranikah adalah media massa/informasi (Beta= 0,381 dan p=0,000), dan secara berurutan diikuti oleh teman sebaya dan jenis kelamin. Perlu diciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dengan mengoptimalkan fungsi dan tugas perkembangan keluarga. Sekolah perlu menyediakan berbagai kegiatan ekstrakulikuler untuk menyalurkan hobi dan bakat remaja kepada aktifitas yang lebih bermanfaat. Deteksi secara dini perilaku penyimpangan seks pranikah pada remaja melalui oplimalisasi kegiatan UKS, Kemitraan dengan masyarakat perlu dikembangkan sehingga tercipta lingkungan masyarakat yang kondusif bagi remaja. Merekomendasikan kepada pengambilan kebijakan untuk membuat UU pornografi dan pornoaksi serta aturan terkait penjualan majalah, VCD dan warnet yang berbau porno.
Teen-Age period is a period that is fall of changes. Change at adolescent do not only seen from physical facet, but psychical change and social relation. Changes that happened at teen-age very risk to problem of health, one among others are behavior of sex pre marriage. Many factor able to behavioral of sex pre marriage among adolescent among others internal factor and environmental factor of external. This research aimed to explain contribution of characteristic adolescent demography and factor of external to risk deviation of behavior of sex pre marriage is adolescent. Research method was analytic method of cross sectional. Population was all student of SMU country in Cianjur Town which is have age to 14 - 20 year, sample taken away from by 3 SMA country of class 1, 2, and 3 by using method of proportional sampling random. Result of analysis indicated that responder characteristic in this research 56,3% woman, 80,6 have% adolescent age to early, 74,6% education of high parent, 80,8% work of formal parent, 55,8% income of low parent. Pursuant to mean influence of friend coeval 51% pertained conducive, environmental of school 54,9% less conducive, environmental of family 52,7% conducive environmental of society 54,1% less condo ye,, and mass media / information 53,5% less contusive_ Risk deviation of behavior of sexual pre marriage 50,1% high risk There were gender contribution, friend coeval, society environment, and mars media. Information risks deviation of behavior of sexual pre marriage. This research also proved that most factor have contribution to behavioral risk of sexual pre marriage was mass media / information (Beta=0,381 and p=0,000), and was alternately followed by friend coeval and gender require to be created by family environment which was conducive by is optimal of duty and function growth of family School require to provide various extracurricular activity to channel adolescent talent and hobby to more useful activities. Detected early behavior of deviation of sexual pre marriage at adolescent through optimalization activity of UKS Partner with society require to be developed is so that created by society environment which is conducive to adolescent Recommend to taker of policy to make UU and pornography of porn action and also related order of sale of magazine, VCD and of warmer smelling porno.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Muhlisin
Abstrak :
Merokok sigaret merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas yang dapat mudah dicegah namun masih banyak dikonsumsi oleh orang dewasa maupun remaja di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku merokok pada agregat remaja di Keluraban Gumpang Sukoharjo Jawa Tengah. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode sampling acak sederhana sebanyak 70 responden. Untuk menguji pengaruh kepribadian dan motivasi mengkonsumsi tembakau pada remaja, peneliti menggunakan uji regresi linear berganda. Analisis korelasi pada ⍺=0.05 menunjukkan bahwa kepribadian: pencari sensasi berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,400; p=0,001 ); kepribadian: introvert tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,059; p=0,629); kepribadian: introvert tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,135; p=0,265); kepribadian: percaya diri tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=-0,092; p=0,450); lingkungan: anggota keluarga lainnya tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,400; p=0,795); lingkungan: konformitas kelompok tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,116; p=0,337); dan lingkungan: iklan rokok berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r-0,266; p=0,026). Uji regresi linear berganda peda ⍺=0.05 menunjukkan bahwa model regresi adalah Perilaku Merokok Remaja = 9,956 + 1,008*kepribadian: pencari sensasi+0,603* lingkungan: iklan produk rokok (r=0,374; r=14,0%; p=0,006). Penelitian berkesimpulan bahwa kombinasi kepribadian: pencari sensasi dan motivasi: iklan produk rokok berpengaruh pada variasi perilaku merokok pada remaja secara bermakna Selanjutnya, program upaya pencegahan dan penghentian kebiasaan merokok harus diberikan sedini mungkin. Upaya perucegahan merokok pada remaja harus dikaitkan dengan upaya pecegahan merokok di dalam keluarga dan masyarakat yang lebih luas.
Cigarette smoking is tbe largest preventable risk factor for morbidity and mortality but in general it was consumed by adolescents and adults in Indonesia. This study was a cross-sectional design that aims to examine determinants that contribute on the smoking behavior among adolescents aggregate at Keluraban Gumpang Sukoharjo Jawa Tengah. Samples from this study were chosen using a simple random sampling method was 70 subjects. To examine the influences of personality and tobacco consume motivation on the adolescents, tbe multiple linear regressions was usad. The correlation analysis at ⍺= 0.05 showed that personality: sensation seeking had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,400; p=0,001); personality: introvert didn't had the significant relationship with the smoking behavior (r=0.059; p=0,629); personality: rebelliousness didn't had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,135; p=0,265); personality: self esteem didn't had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,092; r=0,450); environment: family members didn't bed the significant relationship with the smoking behavior (r=0,032; p=0,795); environment: group conformity didn't had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,116; p=0,337); and environment: tobacco advertising had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,266; p=0,026). The multiple linear regressions at a=0.05 showed that regression model was smoking behavior among adolescents ~ 9.956 + 1.008*personality: sensation seeking + 0.603* environment: tobacco advertising (r=0,374; r2=14.0%; p=0,.006). Tills study concluded that personality: sensation seeking and motivation: tobacco advertising combination had the significant influence to smoking behavior variations among adolescents. Furthermore, smoking prevention and cessation programs should be conducted regularly for those in early stage of age from as young an age as possible. Prevention efforts with adolescences should be linked with prevention effort in the family and greater society.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriadi
Abstrak :
Penelitian im bertujuan untuk mengetahui kontribusi dukungan keluarga terhadap respons remaja menghadapi masa pubertas di Cinanjung Tanjungsari Sumedang dengan disain cross sectional. Jumlah sampel 223 orang dengan kriteria telah berusia 11-15 tahun untuk perempuan, 12-16 tahun untuk laki-laki serta telah terjadi perkembangan seks primer, sampel ditentukan melalui simple random sampling dengan lottery technique. Instrumen yang digunakan berupa angket untuk mengetahui karakteristik responden, respons responden dan dukungan keluarga terhadap remaja pubertas. Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan keluarga dalam membantu perkembangan emosi, hubungan sosial, bakat khusus dan kemandirian berkontribusi terhadap respons remaja menghadapi masa pubertas, sedangkan dukungan keluarga dalam membantu pertumbnhan fisik dan perkembangan kognitif tidak berkontribusi, basil penelitian juga menunjukan bahwa dukungan keluarga yang paling dominan berkontribusi adalah dukungan keluarga dalam perkembangan emosi. Implikasi dari basil penelitian tersebut, maka perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan remaja pubertas lebih memfokuskan pada aspek perkembangan emosi. Dari hasil tersebut, maka disarankan ; perlu peningkatan pengetahuan dan pemahaman keluarga serta remaja pubertas berkaitan dengan dukungan keluarga dan respons remaja menghadapi masa pubertas, khususnya berkaitan dengan perkembangan emosi dengan mengembangkan pelayanan kesehatan remaja pubertas melalui klinik remaja maupun program UKS atau mengembangkan kemitraan dengan sektor-sektor yang memiliki kepedulian terhadap remaja pubertas.
This study has been made with the aim to obtain knowledge about how the family support contributes to the youngsters responses in dealing with the problems of their puberty age, as studied in the Cinanjung Tanjungsari Sumedang using the cross sectional design. The sample covered consisted of 223 youngsters, meeting the such criteria as : aged 11 to 15 years for girls, 12 to 16 years for boys, and already having their primer), sexual development. The sampling methode comprised the simple random sampling and the lottery technique. This instrument applied included questioners to find out the respondents characteristics, their responses and the support from their respective families in overcoming their puberty related problems. Results of the study have shown that the support of families in helping youngsters with the development of their emotions, social interaction, specific talent and self reliance has indeed contributed to the youngsters responses to the ways in which they cope with their puberty age, while the support of families in their physical growth and cognitive development has not contributed to such responses. The study results have also revealed that the family support in the emotional development in the most significant contributory factor. Its implication, therefore would be that in giving nursing care to a family with puberty aged children, the nurse community should put their focus on the emotional development aspect. Consequently the proper suggestion would be : the nurse community should increase their knowledge and understanding about the family and the puberty aged yaoungsters as regards the family support and the youngsters responses to focing his/her puberty problems, specifically those linked with his/her emotional development by youngsters clinic as well as the UKS programe, or through contracting partnerships with sectors they are concerned about the puberty youngsters.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>