Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irzal Adji Pangestu
Abstrak :
Mulai beroperasinya MRT di Jakarta, akan mempengaruhi urban form pada jalur pedestrian di sekitar kawasan MRT. Urban form digunakan untuk mendeskripsikan karakter fisik sebuah kota. Yaitu, karakteristik yang membentuk daerah terbangun, termasuk bentuk, ukuran, kepadatan, dan konfigurasi permukiman. Skripsi ini ingin mengetahui dampak hadirnya MRT terhadap urban form pada jalur pedestrian saat sebelum dan sesudah MRT beroperasi karena akan menimbulkan perubahan pada karakteristik dan kualitas urban form pada jalur pedestrian Kawasan MRT. Ada beberapa metode yang digunakan dalam skripsi ini studi literatur, wawancara, dan observasi berbagai elemen urban form (kepadatan, penggunaan lahan, akses dan infrastruktur, tata letak, dan karakteristik bangunan) pada jalur pedestrian di kawasan stasiun MRT Bundaran HI. Kesimpulan dari skripsi ini untuk mengetahui perubahan karakteristik dan kualitas urban form pada jalur pedestrian yang terbentuk di Kawasan MRT. ......Starting the operation of the MRT in Jakarta will affect the urban form on pedestrian lanes around the MRT area. Urban form is used to describe the physical character of a city. Which is, the characteristics that builds the area, including the shape, size, density, and configuration of settlements. This thesis wants to find out the impact of the presence of MRT on urban forms on pedestrian lanes before and after the MRT operates because it will cause changes in the characteristics and quality of urban forms on the pedestrian lanes of the MRT Region. There are several methods used in this thesis, literature studies, interviews, and observations of various urban form elements (density, land use, access and infrastructure, layout, and building characteristics) on pedestrian lanes in the HI Bundaran HI MRT station area. The conclusion of this thesis is to find out the characteristics and quality changes of urban forms on pedestrian lanes formed in the MRT area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Arifin
Abstrak :
Pada tahun 2009, kota Tangerang Selatan secara resmi dinyatakan sebagai kota. Kebutuhan untuk menjadi kota yang mandiri membuat Kota Tangerang Selatan menarik banyak pengembang berharap pengembang dapat memperoleh keuntungan dalam pengembangan ini. Di tengah perkembangan yang luas ini penduduk asli Kota Tangerang Selatan menjadi penonton perkembangan yang luas, mereka adalah orang-orang dari Desa Cilenggang. Posisi mereka perlahan-lahan dipindahkan di daerah asal mereka. Identitas mereka perlahan menjadi hilang terutama di tingkat remaja. Remaja ini terutama pada usia 16-19 sekarang, tetapi sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota, ketika mereka masih di usia anak-anak mereka menggunakan Desa Cilenggang sebagai area bermain mereka. Dan sekarang mereka masih menggunakan ruang Desa Cilenggang sebagai area bermain mereka. Para remaja ini berada pada tahap pencarian jati diri, mereka yang menggunakan tempat itu akan diteliti dan terungkap perilakunya ketika mereka menggunakan tempat itu. Studi ini melakukan pengamatan terhadap sekelompok remaja di sekolah menengah menggunakan metode wawancara dan pemetaan ruang yang digunakan oleh remaja untuk memahami pola penggunaan ruang yang biasanya mereka gunakan. Studi ini mengungkapkan perilaku remaja ini dan tanggapan mereka terhadap ruang berkumpul mereka dan bagaimana mereka mengantisipasi hilangnya ruang yang biasanya mereka gunakan, remaja ini mengubah ruang mereka sebagai area berkumpul. ......In 2009, South Tangerang city was officially declared as a city. The need to become an independent city make South Tangerang City attracts many developers hoping the developer could make a profit in this development. In the middle of this vast development native people of South Tangerang City became a spectator of the vast development, they are people of Cilenggang Village. Their position is slowly displaced in their original area. Their identity slowly becomes gone because of the confusion of the space in South Tangerang City itself, especially in the adolescent level. These adolescents mainly in the age of 16-19 now, but before the South Tangerang City before it becomes a city, when they are still in kids age that used the Village of Cilenggang as their play area. And now they still using the space of Village of Cilenggang as their play area. These adolescents that in the phase of searching their true identity that using the place will be researched and will be revealed their behavior as they used the place. This study conducted an observation of a group of adolescents in high school using interviewing method and mapping of the space used by the adolescents to understand their usage pattern of space that they usually use. This study reveals these adolescents behavior and their responses towards the new space and how they anticipate the loss of the space that they usually were used, these adolescents are changing their space as for play area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Mutiarasari
Abstrak :
Jalan pedestrian secara tidak langsung mempunyai peranan penting didalam kehidupan dan rancangan sebuah kota, yang dimana dasar kegunaan dari pedestrian ialah alur untuk berjalan atau pergerakan dan akses pejalan kaki sehingga rancangan pedestrian harus memiliki manfaat bagi pengguna untuk dapat bersirkulasi dengan aman, mudah dan nyaman. Salah satu jenis pedestrian yang terdapat di Jakarta ialah pedestrian komersil, dimana jalur pejalan kaki di kelilingi oleh pertokoan dengan akses masuk menghadap pedestrian, sehingga jalur menjadi ramai namun hal ini memicu adanya pengguna lain yang datang untuk memanfaatkan jalur pedestrian menjadi tempat berdagang sementara. Akhirnya, dipergunakan oleh pejalan kaki sebagai tempat singgah untuk makan, minum, dan bersosialisasi sehingga muncul penyempitan dibeberapa titik jalur pedestrian yang membuat alur sirkulasi pengguna akan memiliki variasi mengikuti perbedaan kegiatan pada di waktu dan ditempat yang berbeda. Metode yang digunakan pada skripsi ini menggunakan pengamatan arsitektural, wawancara pengguna pedestrian dan studi litelatur. Skripsi ini akan membahas tentang peran temporary activity pada pola sirkulasi dan kenyamanan pengguna jalur pedestrian di Jalan Sabang dan Jalan Jaksa, Jakarta. ......Pedestrian indirectly has an important role in daily activity and urban design. Pedestrian has basic function for walking or moving and access for walkers. Therefore pedestrian should fulfill its basic function and benefit for the user in terms of safety, convenient and comfort circulation. One of the pedestrian type in Jakarta is commercial pedestrian which surrounded by store and have entrance facing the pedestrian, so the lane has high volume of pedestrian user. However, this condition spurs other comer to use pedestrian for selling foods (temporary activity) which can bring more people to visit pedestrian to eat and socialize, so the pedestrian sidewalk will be narrow at some points and cause the circulation flow of pedestrian users will have different variations between activities at different times and places. The Method used in this study is through architectural observe, interview the pedestrian user and literature study. This study will find out the impact the role of temporary activity in pedestrian circulation pattern and level of comfortness for pedestrian user at Jalan Sabang and Jalan Jaksa, Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benita Ariyani Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas penelusuran isu complexity contradiction yang terjadi pada suatu konteks hybrid space di Kota Lama Semarang, untuk mengetahui bagaimana mekanisme yang terjadi, sehingga architectural space terbentuk. Macro ndash; micro view digunakan untuk melihat konteks secara menyeluruh dan terperinci. Collage technique digunakan untuk membantu membuka layer analisa satu persatu, dan sebagai teknik representasi visual. Setelah dilakukannya penelusuran penggunaan teknik, ditemukan hal penting berupa ragam spatial elements dengan events terkait, yang terkait pula dengan time, di mana ketiganya bersinergi membentuk rule set atau storyline. Dengan begitu penelusuran berakhir pada penemuan bagaimana mekanisme yang terjadi pada konteks dan apa pembentuknya, bagaimana narasinya. Intervensi arsitektur kemudian dilakukan, sejauh mana Kota Lama Semarang dapat di lestarikan ke sesuatu yang lebih besar sehingga dapat memiliki nilai lebih, yaitu berdasarkan pengembangan dari potensi apa yang ditemukan pada konteks itu sendiri, dengan mengikuti mekanismenya, sehingga re-programming narasi menjadi penting untuk dilakukan. Tesis ini membahas mengenai proses pembongkaran dan perakitan ulang untuk menuju sesuatu yang lebih besar. Pada akhirnya saya ingin mengungkap bahwa metode macro view ndash; micro view dan collage technique dipercaya dapat menjadi alternative pemikiran yang mengarahkan pada proses perancangan menyeluruh, terperinci, dan tepat sasaran.
ABSTRACT
This thesis discusses the investigation of issues of complexity contradiction that occur in a hybrid space context in Semarang Old City, to know how the mechanism that occurs, so that architectural space is formed. Macro micro view is used to view the context thoroughly and in detail. Collage technique is used to help open the analysis layer one by one, and as a visual representation technique. After the search for the use of techniques, it was found that spatial elements with related events related to time, where all three synergized to form a rule set or storyline. That way the search ends in the discovery of how the mechanisms occur in the context and what the builder is, how the narrative is. Architectural intervention is then carried out, to what extent the Old City of Semarang can be preserved to something greater so as to have more value, that is based on the development of what potential is found in the context itself, by following its mechanism, so that re programming narratives becomes important. This thesis discusses the process of disassembling and reassembling to get something bigger. In the end, I want to reveal that the macro view micro view method and collage technique is believed to be an alternative thinking that leads to the process of designing a thorough, detailed, and right on target.
2018
T50686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Oktaffenti
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang arsitektur nokturnal. Nokturnal yang dimaksud merupakan arsitektur yang memiliki kondisi kurangnya cahaya alami seperti sinar matahari dan bahkan tanpa cahaya sama sekali. Karena nokturnal mempunyai karakter ruang yang berbeda dari diurnal atau waktu siang hari, maka perancangan arsitektur pada tesis ini dilakukan dengan mencoba metode layering data konteks pada programming dari forces atau indikator yang menjadi basis seperti, deteksi kelembapan atau suhu, cahaya gelap dan getaran atau gelombang suara yang didasari juga dari perpindahan komunal atau juga kebutuhan hidup dari para pengguna ruang pada konteks malam hari. Pendekatan yang dilakukan pada konteks malam hari yang dilakukan ditujukan untuk memahami aspek-aspek kehidupan nokturnal yang juga dengan cara mengambil perspektif ruang malam hari dari dunia hewan dan tumbuhan yang diantaranya seperti, kalelawar dan noctiluca scintillans. Perancangan arsitektur nokturnal ini dilakukan pada sebuah tempat yang sudah memiliki karakter seperti malam hari, yaitu goa. Goa yang memiliki variasi dari intensitas cahaya yang telah didata dan dianalisa dalam tesis ini, yaitu Goa Pindul di Yogyakarta. Tidak hanya keberagaman intensitas cahaya yang akan dikembangkan pada tesis perancangan ini, tetapi juga pola pergerakan tumbuhan, hewan dan juga manusia secara individu yang mampu menelususi ruang nokturnal dan hal ini juga dikenal dalam siklus nychthemeron.
ABSTRACT
This thesis is about nocturnal architecture. Nocturnal in this meaning is an architecture that has a condition of lack of natural light such as sunlight and even no light at all. Because the nocturnal has a different space characters than diurnal or day time, the architectural design of this thesis is done by trying the layering method of context data on the programming of the forces or indicators on which to base such as, humidity or temperature detection, dark light and vibration or sound waves which is also based on the communal displacement or the living necessities of space users in the context of the night. Approaches made to the night context are intended to understand the aspects of nocturnal life as well as by taking the perspective of night spaces from the animal and plant world such as, bats and noctiluca scintillans. Nocturnal architecture design is done on a place that already has a characters like the night, namely cave. That cave has variations of the intensity of light that has been recorded and analyzed in this thesis, namely Pindul Cave in Yogyakarta. Not only is the diversity of light intensity to be developed in this design thesis, but also the pattern of movement of plants, animals and humans individually capable of tracing the Nocturnal space and this is also known in the nychthemeron cycle.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Karimah
Abstrak :
ABSTRAK
Domesticity atau perasaan at home merupakan pijakan seseorang dalam mengekspansi dunianya. Adalah kesempatan bergerak, mengontrol, mempersonalisasi, dan merasa memiliki; yang membuat domesticity dapat hadir di mana saja. Metode framing dari media dipakai untuk melakukan pembongkaran, pem-filter-an, dan pengorganisasian kembali kualitas domestik; baik dalam studi konteks, maupun dalam pengaplikasian arsitektur. Dari studi konteks, yakni ruang berjalan anak SD sepulang sekolah ke rumahnya, terungkap bahwa penemuan anak SD akan objek "tak bertuan", event, dan set of surfaces yang tepat dan dapat ia personalisasi adalah pemicu penting hadirnya domesticity. Kualitas tersebut saling terkait satu sama lain, sehingga terungkap the organised frame berupa segmen-segmen pengalaman domestik anak SD; yang bersifat portabel meski pada konteks dimana saja. Frame domestik tersebut kemudian menjadi basis merancang arsitektur sekolah dasar yang memungkinkan anak SD melakukan personalisasi-personalisasi, sehingga ia merasa at home dengan berbagai proses dan sumber belajar. Perwujudan frame edukasi domestik tersebut dilakukan dengan manifestasi segmen-segmen menjadi spasial, yang berasal dari spatial tools ter-filter berupa learning resources dan learning supporters. Dan, penghadiran segmen-segmen pun diorganisasikan terhadap potensi lahan ter-filter. Pada akhirnya, framing domesticity untuk edukasi merupakan upaya menselebrasi hal-hal sederhana sebagai titik berangkat dalam perancangan arsitektur, serta upaya dalam mereposisi sekolah dasar yang begitu formal menjadi terasa lebih terbuka sehingga dunia anak SD terekspansi ke berbagai proses dan sumber belajar.
ABSTRACT
Domesticity or feeling at home is a key starting point where someone can start to expand their world to an environment. The keys of domesticity, surprisingly, are often neglected. Where someone has opportunity to move, own, control, and personalise the environment thus domesticity could arise anywhere. Framing method, derivated from knowledge of mass media communication, is used in this thesis for unfolding, filtering, and organising domestic qualities, which seems neglected both from the context study and to the architectural application. From the context study of children's city experience of going back to home after school, unfolded that no man's object, event, and set of surfaces which relevant and they can personalise to, are essential qualities which arises domesticity. Those essential qualities are mutually related in variety of ways, thus forming the portable organised frame the segments of children domestic experience. This portability means the frame could be applied to any context. The frame then becomes the basis for designing the architecture of new elementary school, that gives many opportunities for children to personalise their learning experiences, thus making them feel at home with it. The spatial manifestation of the frame or the segments are based on the filtered spatial tools the learning resources and the learning supporters. Also, the segments are organised towards the filtered potencials on the site. Finally, framing domesticity for education is an attempt to celebrate the ordinary as starting point on designing architecture, and also an attempt to repositioning the architecture of formal elementary school to be felt more at home and open, so that children's world could be expanded to learning processes and learning resources.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belia Astoria
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas penerapan axiality dan fluidity dalam arsitektur. Skripsi ini adalah penulisan dari hasil studi literatur dan studi kasus proyek mengenai definisi, peran dan penerapan axiality dan fluidity dalam merancang arsitektur. Axiality dihubungkan dengan garis lurus, sedangkan fluidity menjadikan garis tersebut menjadi lebih fleksibel. Hasil skripsi ini menjelaskan bagaimana axiality dan fluidity dalam penerapan arsitektur untuk menambah ragam kemungkinan hasil rancangan. Axiality dan fluidity yang dipilih dengan tepat dapat menyelaraskan keindahan rancangan dengan fungsinya
ABSTRACT
This thesis explains about the practice of axiality and fluidity in architecture. It is a writing of literature and case studies about the definition, role, and practice of axiality and fluidity in architecture design. Axiality is linked with straight lines while fluidity turns the line to be more flexible. The result of this thesis explains how axiality and fluidity in architecture practice can generate various design possibilities. Axiality and fluidity, if chosen properly, can bridge the gap between the design?s beauty and its function ;
2016
S65099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Zahwa Noor
Abstrak :
ABSTRAK
Cat air merupakan salah satu media lukis yang digunakan dalam menghasilkan gambar. Keragaman efek yang ditimbulkan oleh cat air dapat memicu pengembangan ide dalam proses perancangan arsitektur. Representasi media cat air merangsang indera manusia sehingga membentuk persepsi terhadap elemen desain dasar arsitektur dalam proses menggambar gambar konsep. Pembahasan gambar cat air menggunakan sketsa konsep cat air arsitek Steven Holl dalam pencarian forma bangunannya. Melalui metode pembacaan gambar sketsa, ditemukan karakteristik serta efek cat air yang digunakan Steven Holl dalam membantu proses perancangannya.
ABSTRACT
Watercolor is one of painting media used in drawing practice. The diversity of effect caused by watercolor can lead to the development of ideas in the architectural design process. The media representation of watercolor stimulates the human senses in forming perception towards architectural design elements in design drawings. The discussion of watercolor painting uses Steven Holl rsquo s watercolor design concept in development of building form. Through the method of reading the sketch drawings, this paper shows the characteristics and effects of watercolor used by Steven Holl in the design process.
2017
S68005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradina Rifiani
Abstrak :
Komunikasi dan desain tidak dapat terpisahkan dalam penyampaian desain antara arsitek dan pihak terkait. Berbagai metode komunikasi digunakan oleh arsitek untuk mengkomunikasikan desainnya agar tersampaikan dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan. Simulasi merupakan salah satu metode komunikasi desain yang dapat diterapkan dalam arsitektur. Melalui simulasi, sebuah realita diduplikasikan dengan memberikan pengalaman kepada manusia seolah simulasi terasa sebagai sebuah realita. Pada arsitektur, simulasi dihadirkan untuk mengkomunikasikan ide melalui performa desain yang melibatkan keseluruhan tubuh manusia melalui interaksi secara langsung dengan desain sehingga manusia memiliki peran di dalamnya. Terkomunikasikannya desain pada metode simulasi dipengaruhi oleh sistem sensori dalam tubuh manusia dalam melihat tanda pada suatu objek simulasi sehingga dapat mengkomunikasikan performa desain dari realita yang dicita-citakan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Huliana
Abstrak :
ABSTRAK
Generasi Y atau yang lebih sering dikenal sebagai millennials, memasuki tingkatan usia adulthood sejak awal abad ke-21. Mereka adalah golongan masyarakat yang saat ini kehadirannya sangat signifikan di dunia kerja. Globalisasi dan berkembangnya industri 4.0 menjadi pengaruh utama dalam pembentukan karakter generasi tersebut. Keduanya telah mengubah bagaimana mereka bermasyarakat. Karakter ini pun tercerminkan pada kehidupan kerja mereka dalam bentuk collaboration dan cooperation. Hal inilah yang kemudian menyebabkan coworking space hadir menjadi sebuah tren global. Coworking space mulai muncul sebagai manifestasi dari adaptasi generasi milenial dalam dunia kerja. Berjalan dengan prinsip shared knowledge, keberadaan coworking space membutuhkan kedekatan (proximity) dengan satu sama lain. Hal ini berdampak pada organisasi spasial coworking space di kota yang memiliki kecenderungan untuk berkonsentrasi pada suatu wilayah tertentu, terutama pada wilayah klaster industri eksisting. Fenomena ini disebut juga aglomerasi ekonomi atau spatial clustering. Di Indonesia, kemunculan coworking space pada klaster industri masih menjadi hal yang baru. Jika dibandingkan dengan klaster industri maju seperti Silicon Valley atau Boston Innovation District, Indonesia masih berada pada tahap awal perkembangannya. Dengan berefleksi pada kedua klaster tersebut dan dengan teori pendukung seperti teori aglomerasi, proximity, dan klaster dan innovation district penelitian ini akan membahas bagaimana klaster yang terdiri dari coworking space tersebar di Jakarta, posibilitasnya untuk berkembang menjadi sebuah innovation district dan pengaruh keduanya terhadap struktur ruang kota.
ABSTRACT
Y generations, or better known as the millennials, reach their adulthood in the early 21st century. They are currently the most significant addition in work place. Globalization and industry 4.0 development are the biggest external factors that shaped their character. Both of them has changed the way millennials live as a part of the society. This characters are reflected in work place in a form of collaboration and cooperation. It is further become the main reason why coworking spaces are now a global trend. Coworking spaces exist as a manifestation of millenials adaptation in work force. With its shared-knowledge based system as the main concept, coworking spaces need a certain proximity with one another. It is have an impact on coworking spaces spatial organization that has the tendency to concentrated in a certain area, particularly in existing industrial cluster. This phenomenon is often called economic agglomeration or spatial clustering. The emergence of coworking spaces and the phenomenon of agglomeration economies are most likely occured simultaneously in urban environment. It is also occurred in Indonesia. However, it is still in its early development compared to Silicon Valley or Boston Innovation District. Reflecting on those two successful clusters and based on current development studies on agglomeration economies, proximity, and cluster, this paper will further discuss about coworking space and existing industrial cluster spatial relation and its impact on city spatial structure.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>