Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahid Ibrahim Darmawan P.S.
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk memperbaiki survival dan angka rekurens dari karsinoma rekti, saat ini di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo sedang dilakukan penelitian prospektip penatalaksanaan karsinoma rekti dengan tehnik sandwich. Kasus dibagi dalam 2 golongan yaitu yang dapat direseksi dan tidak dapat direseksi.

Kasus yang dapat direseksi diberikan radiasi pra bedah 1,000 cGy. dalam 1 minggu dan 5 FU lalu dibedah. Pasca bedah diberikan radiasi 4500 cGy. dalam 4,5 minggu dan 5 FU.

Kasus yang tidak dapat direseksi pra bedah diberikan radiasi 4500 cGy./4,5 minggu dan 5 FU, pasca operasi diberikan radiasi 1.500 cGy. dan 5 FU.

Sebagai laporan pendahuluan, sejak Januari 1988 sampai dengan Maret 1990 di RSCM/FKUI telah dilakukan penelitian terhadap 35 penderita yang datang ke UPF Radioterapi RSCM. Dari 5 orang yang tidak dapat dilakukan reseksi, 2 dapat dilakukan reseksi, 2 dapat direseksi tapi inoperable karena sudah ada metastase jauh.

Didapatkan harapan yang menggembirakan dari kelompok tumor yang tidak dapat direseksi menjadi dapat direseksi setelah diberikan radiasi pra bedah yaitu sebesar 40%.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Helmy Rasjid
Abstrak :
PENDAHULUAN Karsinoma lidah termasuk keganasan yang tersering didapat dibandingkan dengan keganasan pada organ lain yang terdapat dalam rongga mulut, walaupun dibandingkan dengan keganasan pada organ lain seperti payudara, mulut rahim dan nasofarink, keganasan pada lidah ini termasuk yang jarang adanya.

Di negeri Belanda terdapat 3 - 4 kasus keganasan pada rongga mulut dari tiap 100.000 penduduk, yang duapertiga daripadanya adalah penderita keganasan pada lidah.

Keganasan ini, biasanya menyerang usia pertengahan sampai usia lanjut. Beberapa pendapat mengatakan bahwa 80% kasusnya berusia antara 60 - 80 tahun dengan perbandingan kekerapan antara pria dan wanita 4 : 1.

Pada penelitian yang dilakukan di Asia, didapatkan bahwa di India kekerapan kasus ini tidak banyak berbeda antara pria - dan wanita, hal ini kemungkinan disebabkan karena kaum wanitanya mempunyai kebiasaan mengunyah sirih atau tembakau.

Beberapa faktor disebutkan sebagai pencetus terjadinya keganasan pada lidah yaitu

- faktor lokal : higiene mulut yang buruk, karies dentis serta protesa gigi dengan kedudukan kurang baik.

- faktor luar : tembakau dengan berbagai cara penggunaannya

alkohol serta rempah dan bumbu-bumbuan.

- faktor dalam : deFisiensi makanan,vitamin dan anemia.

Pada makalah ini akan dibicarakan mengenai tinjauan kepustakaan karsinoma lidah, terutama mengenai terapi radiasi karsi noma lidah, pengamatan terhadap kasus yang datang ke Pav. Johannes Sub Sag Radioterapi. FKUI - RSCM periode Januari 1964-Jesember 1986, yaitu meliputi distribusi kelamin, umur, jenis patologi anatomi, lokasi tumor, penderajatan, hasil pengobatan serta timbulnya komplikasi akut radiasi berupa mukositis, dengan tujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ke ganasan lidah serta penangan dan
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarini Hermawan
Abstrak :
ABSTRAK
Frekuensi karsinoma kolorektal tertinggi diantara karsinoma saluran pencernaan. Sebagian besar pasien datang pada stadium lanjut. Di Amerika Serikat (Siluerberg 1981) tercatat 120.000 kasus karsinoma kolorektal baru, 37.000 diantaranya adalah karsinoma rektum, dengan perkiraan kematian 8.700 kasus. Perbandingan pria dan wanita adalah 9:5. Golighsr mencatat bahwa karsinoma ini paling sering didapatkan pada usia di atas 60 tahun, dan pada usia kurang dari 30 tahun hanya dijumpai 2,1%.

Di Bagian Bedah RSCM antara Januari 1980 sampai dengan April 1982, didapatkan bahwa frekuensi karsinoma rektum tertinggi pada pasien berusia diantara 31-40 tahun, di bawah usia 30 tahun 17 persen, dan pria dan wanita berbanding sebagai 27:20.

Untuk lebih mengenal pola penyebaran karsinoma rektum, diperlukan pengetahuan anatomi daerah rektum dan sekitarnya. Karsinoma rektum akan menyebar melalui lima cara, yaitu secara perkontinuitatum, limfogen, hematogen, transperitoneal, dan implantasi (5, 20, 25).

Berbagai pendapat telah diajukan untuk mengobati karsinoma rektum ini. Pendekatan multidisipliner dikembangkan untuk memilih cara pengobatan, meliputi pengobatan: pembedahan, radiasi, dan kenoterapi, bahkan kombinasi cara-cara tersebut (7,8,19,21,22). Walaupun demikian sampai saat ini masih didapat adanya perbedaan pendapat.

Sejak tahun 1982 di RSCM telah dibuat suatu protokol penatalaksanaan karsinoma rektum, tetapi penerapan protokol ini masih jauh dari yang diharapkan.

Pada makalah ini akan dikemukakan pengobatan radiasi pada karsinoma rektum, dengan suatu laporan retrospektif pengobatan radiasi pada pasien yang dikirim ke Unit RaHiotarapi RSCH/FKUI selama periode Januari 1985 sampai dengan Desember 1986.
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mensjurman Zubir
Abstrak :
ABSTRAK/b>
Karsinoma paru merupakan penyakit yang makin sering ditemukan pada saat ini. Hal ini dikemukakan baik oleh penulis-penulis luar negri maupun oleh penulis Indonesia.

Pengobatan penyakit ini belum memuaskan,boleh dikatakan prognosanya jelek. Harapan terbesar terletak pada pembedahan,sedangkan radioterapi dan kemoterapi belum memberikan hasil yang memuaskan. Lima tahun kelangsungan hidup rata-rata pada pembedahan adalah 3,5-9%.

Masalah lain adalah penderita datang ke dokter atau ke rumah sakit pada stadium lanjut, sehingga pembedahan tidak mungkin lagi dilakukan. Dari 200 penedrita karsinoma paru yang datang ke RS Persahatan antara tahun 1970 - 1974 ternyata 63,5% stadium III, 27% stadium II dan hanya 9,5% stadium I.
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Tria Savitri
Abstrak :
ABSTRAK
Nama Isma Tria SavitriProgram Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah MulutJudul Keakuratan Model 3 Dimensi Fused Deposition Modeling FDM Dibandingkan CT Scan 3 Dimensi pada Pengukuran Panjang Vertikal Ramus Mandibula Jarak Gonion Menton dan Gonial Angle Latar Belakang Rekonstruksi dan koreksi defek pada regio kraniomaksilofasial membutuhkan perencanaan pra operasi yang sangat matang Hal ini dikarenakan anatomi pada regio ini sangat kompleks melibatkan sistem sistem yang sensitif berdekatan dengan struktur anatomis vital serta mempengaruhi penampilan dan fungsional Dengan perkembangan teknologi di bidang Computed Tomography mampu menciptakan pendekatan perawatan yang baru serta memungkinkan untuk memperoleh model tulang tengkorak 3 Dimensi 3D menggunakan teknik solid free form fabrication SFF Tiap tahapan proses produksi berpotensi untuk terjadi error dan menghasilkan model akhir yang mengalami distorsi Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keakuratan dari model 3D FDM dengan cara membandingkan panjang vertikal ramus mandibula jarak Gonion Menton dan gonial angle pada model 3D dengan pengukuran pada CT rekonstruksi 3D Metode Penelitian 8 Sampel data CT scan pasien Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dibuatkan model 3D menggunakan teknik FDM Kemudian dilakukan pengukuran panjang vertikal ramus mandibula jarak Gonion Menton dan gonial angle terhadap CT rekonstruksi 3D menggunakan piranti lunak OsiriX dan model 3D menggunakan kaliper digital dan goniometri lalu hasil keduanya dibandingkan Hasil Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pengukuran panjang vertikal ramus mandibula jarak Gonion Menton dan gonial angle pada CT 3D dan model 3D FDM Kesimpulan Model 3D yang menggunakan teknik FDM dinilai akurat sehingga dapat diterima secara klinis Kata kunci Model 3D FDM CT 3D panjang vertikal ramus mandibula jarak Gonion Menton gonial angle. ABSTRACT
Name Isma Tria SavitriStudy Program Post Graduate Student of Oral and Maxillofacial SurgeryTitle Accuracy of Three Dimensional Fused Deposition Modeling FDM Models Compared with Three Dimensional CT Scans on Measurement of Mandibular Ramus Vertical Length Gonion Menton Length and Gonial Angle Background Pre surgical treatment planning plays important role in reconstruction and correction of defect in craniomaxillofacial region The advance of solid freeform fabrication techniques has significantly improved the ability to prepare biomodel using computer aided design and data from medical imaging Many factors are implicated in the accuracy of the 3D model Purpose To determine the accuracy of the three dimensional fused deposition modeling FDM models compared with three dimensional CT scans on measurement of mandibular ramus vertical length Gonion Menton length and Gonial angle Research Methods 8 3D Models were produced from 8 CT scan data DICOM file patients of Oral and Maxillofacial Department Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Three measurements were done three times by two examiner Measurement of 3D CT scans were made using OsiriX software while measurement of 3D models were made using digital caliper and goniometry The measurement results were then compared Result There is no significant difference between measurement of mandibular ramus vertical length Gonion Menton length and Gonial angle 3D CT scans and FDM 3D models Conclusion FDM 3D models are considered accurate and is acceptable for clinical applications in dental and craniomaxillofacial surgery.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Kurnia
Abstrak :
Karsinoma serviks uteri merupakan tumor ganas yang sering ditemukan di Indonesia dan pada umumnya penderita datang dalam keadaan ianjut dimana radioterapi merupakan terapi pilih. Penilaian respon radiasi dapat dipelajari secara klinis maupun secara histopatologik. Secara histopatologik, selama ini penilaian dilakukan secara kasar yaiutu dengan melihat ada tidak sel tumor yang viable. Respon radiasi antara lain dipengaruhi oleh tingkat prolifersi sel, penilaiannya dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain dengan metode Ag NOR. AgNOR merupakan Salah satu cam penilaian proliferasi sel dengan cars menghilung nuclear organizer region (NOR). Pada penelitian ini nilai AgNOR digunakan untuk melakukan hubungannya dengan derajat respon radiasi secara hisropomlogik. Penghitungan nilai AfNOR dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) rata-rata nilai AgNOR pada nukleus (mAgNOR) dan persentase AgNOR (PAgNOR). Penilaian derajat respon radiasi secara histopalogik dilakukan menurut metode Shimosato yang membuat derajat respon radiasi dari jaringan yang resisten sampai paling sensitif terhadap radiasi dengan gradasi 1A sampai 4C. Hasil dan kesimpulan, dari 20 kasus karsinoma serviks yang diperiksa, didapatkan 2 kasus dengan derajat respon radiasi 1,5 kasus dengan derajat respon radiasi 4B dan 1 kasus dengan derajat respon radiasi 4C. Karena perbandingan kasus yang tidak seimbang, kasus-kasus ini dikemlompokkan lagi menjadi 2 kelompok yaitu: (1) kelompok denga respon radiasi baik (13 kasus) dan (2) kelompok dengan derajat respon radiasi buruk (7 kasus). Walaupun terlihat kecenderungan nilai mAgNOR yang lebih tinggi ppada kasus dengan derajat respon radiasi lebih tinggi, nilai mAgNOR yang tidak berbeda bermakna pada kelompok-kelompok yang diperiksa, kemungkinan disebabkan karena mAgNOR tidak secara sppesifik mewakili fraksi pertumbuhan yang tinggi sehingga tidak langsung terkait dengan radiosensitifitas jaringan. Dari penelitian ini ditemukan nilapAgNOR yang lebih tinggi secara bermakna pada kelompok dengan responn radiasi baik debandinglan dengan kelompok dengan derajat respon radiasi buruk (p=0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa nilai pAgNOR lebih spesifik dan ditelti lebih lanjut dengan digabungkan dengan metoda sehic diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu cara untuk memprediksi respon radiaso karsinogen serviks uteri. ......Cervical uterine cancer is one of tlte most common malignant tumors in Indonesia, patients usually presented in an advance stage where radiotherapy is a therapy of choice. Evaluation of radiotherapy is done both clinically and histopathologcally. Ust; histopathologic assessment was done roughly bythe presence of viable tumor cells. Radio response is influenced by cell proliferation rate and the assessment can be done with methods. ie. Ag NOR method. AgNOR is one of cell proliferation marker that cour nuclcolar organizer region (NOR). In this study, AgNOR counts was used to soc corelation with grade ofhistopathological radiation response. AgNOR counts was carried in 2 wajrs: (1) mean of AgNOR counts in the nuclei (mAgNOR0 and (2) percentag AgNOR (PAgNOR). Evaluation of histopathologic radiation response grade was a following Shimosato that made gradation radiation response from radioresistant to alt radiosensitiv tissue in IA to -1C grade. Result and conclusion, from 20 cases of Cervical cancer studied based on Shimosato method. 2 cases were of grade 1, 5 cases of grade ZA. l case of grade 5, 2 cases of grade 49., 9 cases of grade 4B and 1 of gade 4C . Due to unequal number of cases in each group, it was grouped into 2 groups, good radiation response. which is iound in 13 cases and (2) poor radiation response a cases. Altough there is higher number mAgNOR counts irt group with higher grade radiation response. It was not statistically significant, most likely because in mAgNOR is specitically representing high growth fraction, therefore was not correlated directly with tis radiosonsitivitly. From this study, it was showed that pAgNOR counts was hit significantly in group with good radiation response compared to group with poor radia response (p=0.05). The result showed that pAgNOR count is more speciiic, therefore it car used in more research combine with another method make this method will used as one method for the prediction of radiation response in cert-?ical uterine carcinoma.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T3739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Dwi Prastanti
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan variasi nilai kuat arus tabung terhadap kejelasan anatomi tulang wajah dan dosis radiasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Data diambil dari empat variasi penggunaan nilai arus tabung (mA) 200 mA, 150 mA, 100 mA dan 50 mA dengan parameter yang lain konstan. Dosis radiasi diukur dengan CTDI. Gambar dinilai oleh responden yang terdiri dari 20 (duapuluh) Dokter Spesialis Radiologi yang tidak menyadari tentang pengaturan kuat arus tabung pada gambar yang dihasilkan. Kualitas gambar dianalisis dengan metode skoring pada 8 (delapan) kriteria anatomi. Palatum, struktur trabekula tulang dan kortex, sinus paranasal, dinding orbita lateral dan medial, orbital roof dan orbital floor, zygomatic, nasal cavity dan ethmoid dinilai dengan skor 1 jika tidak jelas, skor 2 jika jelas dan skor 3 jika sangat jelas. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada keempat kelompok dalam menentukan kejelasan anatomi tulang wajah berdasarkan sistem skoring yang digunakan dalam penelitian ini. Dosis radiasi dari penilaian CTDI menunjukkan bahwa dosis dapat dikurangi sebesar 75% pada penggunaan kuat arus tabung 50 mA atau 11,40 mGy dari arus protokol standar 200 mA atau 45,61 mGy. Hal ini sangat penting untuk mengurangi resiko kebutaan pada lensa mata. ...... The purpose of this study was to analyze the differences in the variation of tube current of the clarity of the facial bones anatomy and radiation dose. This research is an experimental study. Data were taken from four variations use the value of tube current (mA) 200 mA, 150 mA, 100 mA and 50 mA with the other parameters constant. CTDI measured radiation dose. Images assessed by respondents consisted of 20 (twenty) Radiology Specialists who are unaware of the settings on the tube current of the resulting image. The image quality was analyzed by the method of scoring in 8 (eight) anatomical criteria. Palate, structure of trabecular bone and cortex, paranasal sinuses, lateral and medial orbital wall, orbital roof and orbital floor, zygomatic, nasal cavity and ethmoid assessed with a score of 1 if it is not obvious, a score of 2 if it is clear and score 3 if very clear. There is no significant difference in the four groups in determining the clarity of the facial bones anatomy based on the scoring system used in this study. Radiation dose from CTDI assessment showed that the dose can be reduced by 75% in the use of tube current of 50 mA or 11.40 mGy of 200 mA current standard protocol or 45.61 mGy. It is very important to reduce the risk of blindness in the eye lens.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Husni Faruq
Abstrak :
Saat ini peralatan medis secara luas digunakan di Rumah Sakit, buruknya pengelolaan peralatan dapat mengakibatkan kerugian dan juga kecelakaan bahkan kematian. Manajemen Peralatan Medis yang baik dapat meningkatkan keselamatan dan juga mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena salah pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian pelaksanaan manajemen peralatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah di Jakarta terhadap Standar Penilaian Manajemen Peralatan Medis. Pendekatan yang dilakukan untuk penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain Deskriptif, Jumlah sampel 130 yang terbagi menjadi 3 kelompok. Hasil penelitian didapatkan bahwa RSUD A mendapatkan katagori "Belum Sesuai", sedangkan untuk B dan C secara umum masuk dalam katagori ?Sesuai?. Namun pada beberapa elemen masih terdapat yang "Belum Sesuai". ...... Currently the medical equipment is widely used in hospitals. Poor management of the current equipment can lead to losses and also accident even death. Medical Equipment Management offers safety and also reduce the losses because mismanagement. This study aims to analyze the suitability of the implementation of medical equipment management in the Regional General Hospital in Jakarta on Medical Equipment Management Assessment Standards. The approach taken for this study is quantitative descriptive design, number of samples 130 were divided into 3 areas. The results reveal that Hospital A to get the category "Not Appropriate", whereas for the B and C generally get the category of "Appropriate". However, in some elements are still there are "Not Appropriate."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bilal
Abstrak :
[ABSTRAK
Pengambilan keputusan untuk pemilihan peralatan medis merupakan proses yang kompleks sehingga membutuhkan metode yang objektif. Metode Analitik hirarki Proses (AHP) merupakan salah satu metode yang digunakan clinical engineer, yang sesuai dengan acuan untuk menjalankan Health Technology Assesssment (HTA) dan Kajian analisis kebutuhan bagi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan metode AHP dalam pemilihan mesin extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL) di Rumah Sakit X. Keberhasilan metode AHP ini dapat menjadi tolok ukur baru atau evidence base untuk metode pengambilan keputusan pemilihan peralatan medis di rumah sak;
ABSTRACT
The decision for selecting medical equipment is a complex proses that needs a certain objective method.. Analytic hierarchy process (AHP) is one of decision support system of clinical engineers which is appropriate in conducting Health Technology Assesssment ( HTA ) and needs analysis in hospital. This research is to apply the AHP method in selecting Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) in X hospital. The successful application of this method can become a new parameter or evidence base in using decision support system in the hospital, The decision for selecting medical equipment is a complex proses that needs a certain objective method.. Analytic hierarchy process (AHP) is one of decision support system of clinical engineers which is appropriate in conducting Health Technology Assesssment ( HTA ) and needs analysis in hospital. This research is to apply the AHP method in selecting Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) in X hospital. The successful application of this method can become a new parameter or evidence base in using decision support system in the hospital]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrana Tjahjadi
Abstrak :
ABSTRAK
Pulse oximeter telah mendapatkan penerimaan yang luas dalam komunitas medis untuk beberapa alasan. Sejak produksi pertamanya di awal tahun 1980- an dengan mengacu pada hukum Beer-Lambert, pulse oximeter telah diakui dan dipuji karena biaya operasionalnya rendah serta pengoperasiannya yang mudah. Kebanyakan peralatan pulse oximeter tidak membutuhkan komponen perangkat keras yang besar. Peneliti melakukan penelitian dengan tujuan membuat prototipe pulse oximeter genggam yang dilengkapi LCD layar sentuh berbasis Single Board Computer Raspberry Pi B+ yang dapat menampilkan besarnya kadar saturasi oksigen (SpO2), pulse rate (PR) dan photoplethysmography (PPG). Menggunakan perangkat lunak Qt berbasis LINUX sehingga menghasilkan Graphical User Interfaces (GUI) lebih informative. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental melalui pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan data primer. Peneliti berhasil membuat prototipe pulse oximeter genggam berbasis Raspberry Pi B+ yang dapat menampilkan saturasi oksigen (SpO2) dengan tingkat akurasi 2% dan pulse rate dengan tingkat akurasi 2 bpm serta dilengkapi dengan tampilan grafik photopletysmography.
ABSTRACT
Pulse oximeter has gained wide acceptance in the medical community for several reasons. Since its first production in the early 1980s with reference to the Beer- Lambert law, pulse oximeter has been recognized and praised for its low operational costs and easy operation. Most pulse oximeter equipment does not require large hardware components. Researchers conducted the research with the aim of making a prototype handheld pulse oximeter based Single Board Computer Raspberry Pi B + and equipped with an LCD touch screen which can display the amount of oxygen saturation levels (SpO2), pulse rate (PR) and photoplethysmography (PPG). Using Qt software based LINUX resulting Graphical User Interfaces (GUI) more informative. This research is an experimental laboratory through a quantitative approach to data collection methods using primary data. Researchers successfully produced a prototype handheld pulse oximeter based Raspberry Pi B + which can display oxygen saturation (SpO2) with 2% accuracy rate and pulse rate with accuracy 2 bpm which is equipped with a graphic display photopletysmography.
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>