Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arimuladi Setyo Purnomo
Abstrak :
Indonesia dari pengiinpor beras terbesar di dunia menjadi negara berswasembada beras. Dengan adanya swaswmbada beras apa kah taraf hidup petaninya juga meningkat ? Untuk mengukur pendapatan petani dari hasil tanah sawahnya digunakan ganis kemiskinan dari Sajogyo yaitu, pendapatan yang disetarakan dengan beras 240 kg per kapita per tahun. Di Propinsi Java Timur salah satu penghasil beras adalah kabupaten Nganjuk, penggunaan tanah p.ertanian terbesar (47 %), mata pencahanian terbesar (61 %) sebagai petani. Jika dibandingkan luas sawah dengan jumlah petani maka rata-rata petani di Kabupaten Nganjuk adalah petani gurern (0,4 ha). Tujuan penulisan ingin mengetahui taraf hidup petani yang rata-rata petani gurem, apakah mereka dapat mencapai taraf hidup diatas 240 kg setara beras per kapita per tahun ? Séhubungan dengan tujuan, maka masalahnya adalah : wilayáh mana taraf hidup petaninya cukup ?, wilayah inana taraf hidup petaninya miskin?, mengapa demikian ?, apakah wilayah benpengairan padat taraf hidup petaninya dapat mencapai Cukup? Atas dasar masalah, maka hipotesanya adalah : Taraf hidup petani akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya produktivitas, luas sempitnya tanah sawah, besar kecilnya jumlah keluarga petani dan ada tidaknya pengairan di wilayah tersebut. Untuk menjawab masalah dan hipotesa digun.akan perhitrngan K=I.A/X.r, K = taraf hidup petani, I produktivitas, A = luas X.r sàwah, r = jumlah keluarga, X = harga beras 240 kg. Apabila K <1 miskin, K = 1-1,50 hampir miskin, K = 1,50 cukup. Air yang cukup menentukan kehidupan tanaman di sawah, maka pengairan menentukan taraf hidup petani, korelasinya kuat (r=0,71). Pengairan menentukan tinggi rendahya produktivitas sawah yang mempengaruhi taraf hidup petani, korelasinya kuat (R = 0,72), intensita pengusahaan tanah sawah oleh petani dan banjir mempengaruhi produktivitas sawah pula. Luas dan sempitnya sawah petani disamping ada tidaknya pengairan mempengaruhi taraf hidup petani, korelasinya kuat (R = 0,76). Lereng dan ketinggian menentukan bisa tidaknya pengairan.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Aftaf Muhajir
Abstrak :
ABSTRAK
Depok merupakan kota penyangga yang memiliki kebutuhan yang tidak sedikit. Berkembangnya kebutuhan penduduk di Kota Depok mendorong terjadinya perubahan fungsi bangunan. Perubahan fungsi bangunan terjadi secara bertahap sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan tidak terjadi secara merata di seluruh wilayah kota. Jalan Margonda Raya yang strategis dan memiliki aksesibilitas yang tinggi merupakan jalan yang memiliki potensi berubah fungsi bangunannya. Tujuan penelitian yang dilakukan dengan pendekatan studi kasus ini adalah untuk mengetahui pola spasial perubahan fungsi bangunan yang terjadi di Jalan Margonda Raya sejak tahun 1994 hingga 2011. Dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif melalui pendekatan studi kasus dan analisis spasial diharapkan dapat mendeskripsikan pola spasial perubahan fungsi yang terjadi. Hasil analisis tersebut selanjutnya dituangkan dalam bentuk peta yang menggambarkan pola spasial perubahan fungsi tersebut. Secara spasial perubahan fungsi bangunan menunjukkan bahwa semakin dekat ke Perguruan Tinggi yang merupakan pusat kegiatan utama berdampak pada semakin tingginya dinamika perubahan fungsi bangunan. Frekuensi perubahan yang tinggi terdapat di segmen utara yang dekat dengan perguruan tinggi. Tahap perubahan fungsi yang terjadi terbagi menjadi tiga tahapan periode yaitu penetrasi pada periode 1994-1999, invasi pada periode 1999-2003 dan dominasi pada tahun 2003-2011.
ABSTRACT
Depok City function as buffer zone of Jakarta has many needs. To fulfill this needs, dwellers in Depok endorse building function to be transform. Building transformation occured gradually, phase by phase in line with the peoples needs. Transformation happened unevenly within the city. Jalan Margonda Raya that lies in the middle of the city is a strategic road and has high accessibility. This road is a potential area as building transformation location. The goal of this research is to understand the spatial pattern of building function transformation that take place since 1994 to 2011. By using descriptive analysis through case study approach and spatial analysis is expected to be described the spatial pattern of building transformation. Spatially show that Universities as main activities center is a factor that gave big impact to building function transformation. Building that lies close to Universities has better chance to transform than one that are farther. The high frequency of the changes occured in northern segment that closer to Universities. The closest the building lies, the dynamism of transformation is greater. The building function transformation that occur divided into three stages: penetration in the period 1994 to 1999, invasion in the period of 1999 to 2003, and the domination in the period of 2003 to 2011.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1906
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khresno Yuniharto
Abstrak :
ABSTRAK
Pencemaran udara yang diakibatkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor akan menurunkan kualitas udara. Keadaan ini terjadi di kota Jakarta dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor sehingga memperburuk kualitas udara. Karbon monoksida (CO) merupakan salah satu dari polutan beracun yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor di kota-kota besar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah dampak negatif dari pencemaran udara tersebut adalah mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Meskipun demikian, saat ini informasi data spasial tata ruang yang terpadu antar organisasi terkait dalam menentukan lokasi RTH belum tersedia. Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu model simulasi dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan lokasi RTH berdasarkan aspek pencemaran udara dengan menggunakan parameter karbon monoksida (CO) di Provinsi DKI Jakarta. Hasil akhir dari penelitian ini adalah memberikan informasi spasial dalam bentuk peta yang informatif tentang RTH, serta terungkapnya daerah-daerah prioritas pengembangan RTH berdasarkan aspek pencemaran karbon monoksida (CO) di Provinsi DKI Jakarta.
2007
T39435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Sri Hastuti
Abstrak :
Penelitian tugas akhir Program Pasca Sarjana di Departemen Geografi Universitas Indonesia didominasi oleh penelitian terapan. Salah satu tema penelitian, yaitu Pengembangan Pendidikan SMA, rumusan masalah yang diteliti adalah karakteristik wilayah sebaran lokasi SMA berdasarkan parameter kualitas SMA dan Wilayah Pengembangan Pendidikan SMA di Kota Depok. Untuk mengetahui karakteristik wilayah sebaran lokasi SMA berdasarkan parameter kualitas SMA di Kota Depok dianalisis secara spasial dan uji statistik. Variabel yang digunakan adalah Nilai rata-rata Ujian Nasional sebagai parameter kualitas SMA, jumlah penduduk usia SMA, angka partisipasi sekolah, penggunaan tanah permukiman, rasio kelas dan siswa, rasio guru dan siswa, jumlah sarana penunjang dan tingkat kelulusan dari tiap-tiap SMA di Kota Depok. Kemudian dilakukan overlay peta kualitas SMA dengan peta dari variabel-variabel yang digunakan. Membuat analisis dengan tabel matriks antara kualitas SMA dengan variabel yang diteliti. Uji statistik digunakan untuk mendukung analisis spasial. Untuk mengetahui wilayah pengembangan pendidikan SMA digunakan semua variabel dengan membuat wilayah prioritas berdasarkan : Jumlah Penduduk usia SMA yaitu usia 15 - 19 tahun tiap kecamatan, Angka Partisipasi Sekolah, Penggunaan tanah permukiman tiap kecamatan , prosentase peringkat A nilai rata-rata Ujian Nasional dari sekolah-sekolah di setiap Kecamatan, prosentase Rasio Kelas dan Siswa di bawah standar dari tiap Kecamatan, prosentase Rasio Guru dan Siswa di bawah standar dari tiap Kecamatan, prosentase kelengkapan ruang sarana penunjang dari tiap Kecamatan. Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Karakteristik sebaran kualitas SMA tidak sepenuhnya mengikuti sebaran jumlah penduduk Usia sekolah (15-19 tahun), sekolah-sekolah yang berkualitas tinggi persebarannya berada pada wilayah dengan jumlah penduduk usia sekolah sedang, pada wilayah dengan angka partisipasi tinggi, pada wilayah dengan penggunaan tanah permukiman tinggi dan memiliki rasio kelas dan siswa dibawah standar, memiliki rasio guru dan siswa diatas standar, memiliki ruang sarana penunjang lengkap. Wilayah pengembangan pendidikan SMA prioritas utama adalah kecamatan Cimanggis dan kecamatan Sawangan, prioritas kedua adalah kecamatan Sukmajaya dan prioritas ketiga adalah kecamatan Pancoranmas, Beji dan Limo. ......The research thesis of the Graduate Program in the Geography Department, University of Indonesia is dominated by applied research. One of the research themes is Educational Development of High Schools. The formulation of the problems examined are the characteristics of the distribution area of High School locations based on the high-quality parameters and Area Development of High School education in Depok. To analyze and find out the characteristics of the distribution area of High School locations based on the high-quality parameters of High School in Depok, spatial and statistical tests were used. The variables used in the research are average values of National Examination as a parameter of quality High School, the age of High School population, school enrollment, the use of residential land, class - student ratio, student - teacher ratio from each High School in Depok. Then we performed high quality overlay maps with maps of the variables used, made a chart analysis with matrix between the quality of high school with the research variables. The statistical test was used to support spatial analysis. To know the development of high school education all the variables were used by making priority of the region by: Number of school age population, School Enrollment, the use of Residential Land, percentage of rating A for the average marks of the National Examination of the schools in each district (kecamatan), percentage of Class - Student Ratio under the standards of each district, and Student -Teacher Ratio percentage below the standard from each district, the percentage of completeness of spaces of supporting facilities of each district. Based on the results of the discussion, it can be concluded that Characteristics of the distribution of school quality does not entirely follow the distribution of school age population. The high quality schools are spreading to areas with a population of medium school age category, in areas with a high participation rate category, in areas with high residential land use category and have a ratio below the standard class - student ratio, has a student-teacher ratio above the standard, and has a dequate or complete support facilities. The priority of high school education development area is the district of Cimanggis and Sawangan, the second priority is the district of Sukmajaya and the third priority is the district of Pancoranmas, Beji and Limo.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29014
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Henry Pribadi
Abstrak :
Kondisi iklim tropis terutama curah hujan merupakan fenomena iklim yang sangat kompleks, yang dipengaruhi oleh faktor lokal, regional dan global. Penelitian ini mengkaji variabilitas curah hujan dan pergeseran musim di wilayah Banten sehubungan dengan adanya anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik, Samudera Hindia dan perairan Indonesia. Variabilitas curah hujan dan pergeseran musim diolah dari data hujan harian dari 15 lokasi pos hujan selama periode tahun 1981-2010, sedangkan suhu muka laut diolah dari data hasil reanalisis JMA melalui analisis komparatif secara spasial dan temporal dengan tehnik overlay peta dan cross tab dihasilkan bahwa pada saat terjadi Elnino, DM+ dan INA- berakibat terhadap berkurangnya curah hujan di wilayah Banten yang mengindikasikan awal musim kemarau terjadi lebih cepat serta lebih panjang dibandingkan normalnya. Sedangkan sebaliknya kondisi Lanina, DM- dan INA+ berakibat terhadap bertambahnya curah hujan yang mengindikasian awal musim hujan terjadi lebih cepat serta lebih panjang dibandingkan normalnya.
The climate tropics system especially rainfall is very complexs climate systems, its affected by local, regional and global factors. This research analyzing of rainfall and seasonal shift variability related with sea surface temperature anomaly over Pasific and Hindian Ocean and also Indonesian sea. Rainfall and seasonal shift analyzed from daily rainfall data derived from 15 location in the years of 1981 to 2010, while sea surface temperature data analyzed from JMA reanalysis through comparative spatial analysis distribution and temporal using map overlay and cross tab tehniques. The results are generally, the impact of Elnino, Dipole Mode Positive and cold is decreasing rainfall in Banten Province. Its indicates dry season occurred earlier and longer than normal condition. While Lanina, Dipole Mode Negative and warm over Indonesian sea indicates to increasing rainfall and the rainy season earlier and longer than normal condition.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30176
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
satryana
Abstrak :

Abstract
Bogor City is growing rapidly population growth, especially since the beginning of 1990 approximately 2.7%, was compensated by growth in housing development as a consequence of population growth that need a place to live. Housing developments, especially in the northern city of Bogor requiring social facilities and public utilities to serve the housing needs of residents. One of the vital social facilities are educational facilities. The selection of the location of housing and educational facilities providing accessibility refers to the path of an affordable mode of transportation. The pattern of distribution of educational facilities to the location of housing affects the cost of transportation from home to school. Transportation link between the residential educational facility or school that is used is urban transport and / or motorcycle taxis are available almost all over the city and economically affordable. Based on research, school distribution patterns random or random-shaped and almost in every Village there are at least close to a school. Distance and time from housing to school depends on the path used public transportation routes and pathways affect the cost of transportation routes.
2012
T30905
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Dewi Lestari
Abstrak :
Pembangunan vertikal merupakan alternatif jitu untuk melaksanakan kegiatan manusia di perkotaan karena keterbatasan lahan di kota, termasuk hunian vertikal dalam wujud apartemen yang makin marak dikembangkan di Jakarta. Adanya diferensiasi produk apartemen membuat pembeli semakin banyak pilihan untuk memutuskan apartemen mana yang akan ia beli, sehingga memungkinkan terjadinya preferensi konsumen apartemen yang lebih variatif. Preferensi apartemen dalam penelitian ini dinilai dari karakteristik penduduk dan motivasi pembelian apartemen. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran berupa desain eksperimen, induktif, dan analisis statistik sederhana, berupa metode tabulasi silang, untuk mengetahui kecenderungan pemilihan (preferensi) apartemen yang terjadi. Daerah penelitian meliputi 3 karakteristik ruang berdasarkan kelas pemukiman di Jakarta, yaitu pemukiman kelas bawah, pemukiman kelas menengah, dan pemukiman kelas atas. Temuan dari penelitian ini ialah bahwa faktor dasar pembentuk preferensi ruang penduduk Jakarta terhadap apartemen ialah faktor tahapan keluarga dan faktor ekonomi. Pada akhirnya, kedua faktor itulah yang membentuk pola preferensi ruang penduduk Jakarta terhadap apartemen. ......Vertical building is an accurate alternative to do human activities in urban area because of limited area provided in the city, including vertical housing (apartment) which grows more and more in Jakarta. The existence of apartment differentiation makes the people as the buyers have more choices to decide which one they will purchase. This condition will create huge possibilities of the occurance in wide variety of apartment consumer preferences. The preferences of apartment in this study are being assessed from the citizen characteristics and motivations in aparment purchasing. This study uses a mixed approach that consists of experiment design, inductive, and simple statistical analysis shaped into a cross tabulation method to identify the tendency in the selection process (preference) of apartments happened. The research area comprises 3 spatial characteristics based on the settlement classes in Jakarta which are low-class residential, middle-class residential, and upper-class residential. The findings of this study is that basic factors forming the space preference of Jakarta citizen towards apartment is family stage factor and economic factor. Finally, both of them that shaped the pattern of space preference of Jakarta citizen towards apartment.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Eko Mawarid
Abstrak :
ABSTRAK
Bekasi merupakan kota yang tumbuh karena adanya aktivitas kota Jakarta. Awalnya Bekasi berbasis agraris kemudian berubah menjadi modern. Banyak cara orang Bekasi mengungkapkan pandangannya terhadap suatu tempat, salah satunya dengan stand up comedy. Melalui seni komedi orang dapat menyalurkan perasaan, keresahan, kegelisahan, kecintaan, dan berbagai macam perasaan lainnya secara jujur karena tiap manusia memiliki sense of place. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui identitas tempat berdasarkan materi stand up comedy tentang Bekasi. Penelitian ini berjenis kualitatif menggunakan metode hermeneutika Paul Ricouer. Berdasarkan keresahan comic yang menjadi narasumber, mereka menggambarkan Bekasi sebagai wilayah yang kurang maju jika dibandingkan Jakarta. Hal ini terjadi karena Bekasi merupakan bagian “pinggiran” dari Jakarta dan para comic yang menjadi narasumber adalah mereka yang dibesarkan di Bekasi, mengikuti perkembangan Bekasi, dan menganalogikannya dengan perubahan yang terjadi di Jakarta. Tempat-tempat yang disebutkan dalam materi komedi adalah tempat yang memiliki perspektif sosial bagi comic. Comic lebih banyak memberikan makna berkonotasi negatif sebagai identitas tempat tentang Bekasi dan identitas tersebut banyak menggunakan kiasan “jauh”, “norak”, dan kondisi perdesaan.
ABSTRACT
Bekasi is a city that is growing due to Jakarta‟s activities. Initially, Bekasi is an agrarian based town that changed into a modern city. People of Bekasi can express their opinion about Bekasi in many ways and one of them is a stand-up comedy. Through the art of comedy people can convey honestly about their worries, anxiety, love, and many other feelings. The reason is every human being has a sense of place of a place they‟ve known well. The purpose of this study is to figure Bekasi‟s identity of place based on stand-up comedy materials about Bekasi. This study uses qualitative research methods and hermeneutic Paul Ricouer methods. Based on the restlessness of the comics, they describe Bekasi is not great as other places, especially Jakarta. This thing happened because Bekasi is a part of Jakarta‟s suburban area and the comics are they who grew up in Bekasi, following the development of Bekasi, and compare with the changes that happened in Jakarta. Places that mentioned in comedy material is a place that has a social perspective for comics. The comics often used negative connotation words as Bekasi‟s place identity and those words are “unreachably far”, “naff”, and “rural condition”.
Universitas Indonesia, 2014
S54944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silfia Elly Oktaviani
Abstrak :
Dewasa ini, ilmu pengetahuan telah semakin berkembang, begitu juga dengan ilmu geografi dan ilmu pemasaran. Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa perubahan kehidupan melalui penelitian yang memunculkan teori dan paradigma baru, seperti yang terjadi di Departemen Geografi Universitas Indonesia. Melalui penelitian ini akan diketahui perkembangan teori pemasaran dan penerapan paradigma geografi melalui skripsi-skripsi geografi pemasaran di Departemen Geografi Universitas Indonesia. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi dan analisis komparasi. Melalui analisis tersebut diperoleh bahwa skripsi geografi pemasaran pada periode 1980-an-1990-an berada pada paradigma traditional model dengan tren teori klasik dan skripsi pada periode 2000-an berada pada paradigma geoinformatics dan choro-informatics dengan tren teori product-centric marketing.
Recently, geography and marketing science are progressively developed. A development of newly theories in line with new paradigm is mushrooming, including at the Department of Geography University of Indonesia. This research was using content analysis and comparative analysis method in order to define the position of theory development phase and its paradigm towards research reports in 1980s to 2000s. It is identified that those Marketing Geography research reports during 1980s - 1990s are at the paradigm of traditional models with classical theories. While during 2000s are at the paradigm of geo -informatics and choroinformatics with emphasize on the theory of product-centric marketing trends.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S66772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinan Aurifio
Abstrak :
Berjalan kaki merupakan salah satu moda transportasi dasar yang mudah dan murah di dalam suatu kota yang memiliki pergerakan barang manusia dan barangnya tinggi. Trotoar adalah suatu jalur yang dikhususkan bagi pejalan kaki. Namun sayangnya trotoar tidak dianggap sebagai infrastruktur yang melekat pada sistem transportasi dan perancangan kota yang baik. Tidak dilengkapinya fasilitas, kurangnya perawatan, dan kurangnya pengontrolan terhadap pemanfaatan non pejalan kaki yang ada membuat kondisi trotoar bervariasi dari segi fisik dan sosial. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kualitas trotoar berdasarkan konektivitas dan kualitas pelayanan trotoardi wilayah edukasional Kelurahan Grogol dan mengetahui pandangan mahasiswa sebagai pejalan kaki terhadap pelayanan trotoar yang dilewati. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dengan bantuan kuisioner sesuai parameter GWI (Global Walkability Index). Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatifchi-square. Hasil dari penelitian ini didapatkan pola kualitas trotoar semakin baik pada kawasan perumahan sedangkan buruk pada kawasan komersil dan juga pintu masuk universitas. Secara persepi, trotoar yang dinilai berdasarkan variabel kenyaman, keamanan, dan kseselamatan hasilnya sejalan dengan pandangan pejalan kaki. ...... Walking is one of basic transport modes which is easy and affordable in urban area with people and freight high mobility. Sidewalk is street specially provided for pedestrian. But, sidewalks are not perceived as important part of transport system and city planning. Not equipped by facility, lack of maintainance, and lack of controlling in non pedestrian utilization have impacted on variation of sidewalks physical and social condition. Therefore, the purpose of this research is to identify the pattern of sidewalks quality based on connectivity and quality of pedestrian path in Grogol Subdistrict educational area and to identify students perception toward sidewalks service. Data collection is conducted through direct observation by using questionnairers according to GWI (Global Walkability Indexparameter). Theanalysismethod that been used in this research are descriptive analysis and chi-square quantitative analysis. Results show that sidewalks quality pattern tend to be better in settlement area, whilst tend to be worse in commercial area and university?s gate. As for perception, sidewalks are perceived based on amenity, security, and safety along with pedestrian perception.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>