Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindy Lovelia
"ABSTRAK
Kehadiran orang lain diyakini mempengaruhi kinerja tugas individu, terutama orang-orang yang gelisah.
Sebagian besar penelitian hanya berfokus pada kecemasan sebagai sifat kepribadian, tetapi penelitian tentang
keadaan mencemaskan masih terbatas. Eksperimen ini bertujuan untuk menguji pengaruh social facilitation dan
keadaan mencemaskan terhadap kinerja tugas. Sebanyak 40 siswa berpartisipasi dalam penelitian ini dan desain
antar kelompok 2x2 diimplementasikan. Peserta diminta untuk melakukan soal matematika sederhana di dalam
kondisi penonton dan kecemasan yang berbeda. Dihipotesiskan bahwa peserta dalam kondisi penonton akan
mendapatkan lebih banyak jawaban benar daripada peserta dalam kondisi tanpa penonton. Diprediksikan juga
bahwa peserta dalam keadaan cemas akan mendapatkan lebih sedikit jawaban benar dibandingkan peserta dalam
kondisi tanpa kecemasan. Selain itu, peserta dalam kondisi penonton dan tanpa kecemasan diprekdisikan akan
tampil lebih baik daripada kondisi penonton dengan kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
efek signifikan dari kehadiran orang lain dalam keadaan kecemasan. Para peneliti menyarankan untuk
menggunakan manipulasi kecemasan yang lebih baik dan tugas individu yang lebih tepat.

ABSTRACT
The presence of others is believed to influence an individuals task performance, particularly anxious people.
Most studies have only focused on anxiety as a personality trait, but research on anxiety as a state is limited.
This experiment aims to examine the effect of social facilitation and anxiety states on task performance. A total
of 40 UQ students participated in the study and a 2x2 between-subjects design was implemented. Participants
were asked to perform simple mathematical equations under different conditions of audience and anxiety. It was
hypothesised that participants in audience conditions would score more correct answers than participants in
no-audience conditions. It was also predicted that participants in an anxious state would score less correct
answers than participants in no-anxiety conditions. Additionally, audience-no-anxiety conditions would perform
better than audience-anxiety conditions. Results revealed that there was no significant effect of presence of others of state of anxiety. The experimenters suggest better manipulation of anxiety and a more appropriate task
should be used."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Anqi Querida
"Penelitian ini menyelidiki efektivitas audience effect dan positive reinforcement terhadap tugas berbasis waktu yang diukur dalam waktu penyelesaian. Partisipan dalam percobaan ini adalah 30 mahasiswa sarjana di University of Queensland. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen kelompok independen menggunakan desain 3 tingkat yang mengalokasikan peserta ke dalam tiga kelompok berbeda: peserta melakukan tugas tanpa penonton, dengan penonton, dan dengan penonton disertai dengan positive reinforcement yang diterapkan. Hasil penelitian ini pada jangka waktu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan (50-piece puzzle) sebagai dependent variable menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hasil ini tidak mendukung temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa positive reinforcement ditemukan untuk memberikan efek terbalik di mana hal itu menyebabkan peserta untuk melakukan tugas lebih lama.
The present study investigates the effectiveness of audience effect and positive reinforcement towards a time-based task measured in completion time. Participants in this experiment were 30 undergraduate University of Queensland students. The study is an independent groups experiment research using a 3-level design which allocates the participants into three different group: participants undertaking the task without audience, with an audience, and with an audience accompanied by positive reinforcement being applied. The result on the time taken to complete the given task (50-piece puzzle) as the dependent variable showed a non-significant result. These results do not support previous findings and showed contradicting findings that positive reinforcement was found to give a reversed effect where it causes participants to do the task longer."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Her Daneswara Prajna Mahesa
"ABSTRAK
Studi mengenai audience effect telah didokumentasikan dengan baik dalam beberapa dekade terakhir. Namun, ada pula celah dalam literatur yang menyoroti pengaruh ukuran audiens terhadap kinerja tugas sederhana. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah dalam literatur tentang ukuran audiens. Dihipotesiskan bahwa kelompok audiens akan berkinerja lebih baik dalam tugas sederhana daripada kelompok tanpa audiens. Juga dihipotesiskan bahwa kelompok dengan jumlah audiens yang besar akan berkinerja lebih baik daripada kelompok dengan jumlah audiens yang kecil. Partisipan penelitian meliputi 30 mahasiswa dari University of Queensland dengan rentang usia 18-30 tahun, dimana 16 di antarantanya adalah pria and 14 adalah wanita. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat variable independent; grup tanpa audiens, grup dengan jumlah audiens yang kecil (1 orang sebagai audiens), dan grup dengan jumlah audiens yang besar (4 orang sebagai audiens). Semua partisipan diminta untuk mengetik kata-kata yang diberikan yang ditampilkan di layer laptop selama durasi satu menit. Performa diukur dengan melihat jumlah kata yang diketik per menit. Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kondisi.

ABSTRACT
Studies on audience effect has been well documented over the past decades. However, there is a scarcity in the literature that highlights on the effect of the audience size on simple task performance. Thus, the current study aims to fill in the gap in the literature on audience size. It is hypothesised that the audience group will perform better in the simple task than the no audience group. It is also hypothesised that the large audience group will perform better than the small audience group. Participants of the study include 30 students from the University of Queensland with an age range of 18-30 years where 16 of which are male. Participants were divided into three groups based on the levels of the independent variable; no audience group, small audience group (1 audience), and large audience group (4 audience). All participants were asked to type given words showed on the laptop screen for a duration of one minute. The performance was measured by looking at the number of words typed per minute. Results indicate no significant difference between the conditions.

 

"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Findita Salsabila Reksoprodjo
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji unsur psikometri dari konstruksi satu alat ukur yang lebih baru dan ringkas dengan nama Organizational Locus of Control Scale O-LOCS. Studi percontohan dilakukan untuk memilih sejumlah pertanyaan dari total 20 pertanyaan dari skala original milik Rotter 1966. Studi percontohan ini dilaksanakan untuk mengurangi jumlah pertanyaan dari 20 menjadi 10. Dua puluh pertanyaan tersebut diseleksi dan disempurnakan, yang kemudian menghasilkan 13 pertanyaan untuk digunakan dalam studi percontohan. Dari hasil studi percontohan, hanya 10 pertanyaan yang akan digunakan, sedangkan 3 pertanyaan lainnya tidak digunakan. O-LOCS kemudian divalidasikan dengan melakulakukan analisis hubungan antara O-LOCS dan alat ukur yang sudah terbentuk sebelumnya, antara lain: Workplace Locus of Control Scale WLCS; Spector, 1988, Generalized Self-Efficacy Scale GSE; Schwarzer Jerusalem, 1995, dan Job Satisfaction Survey JSS; Spector, 1985. Sepuluh pertanyaan dalam O-LOCS diberikan secara online kepada 118 mahasiswa sarjana jurusan psikologi di Australia. O-LOCS dapat dikatakan sebagai alat ukur yang cukup reliable Cronbach a = 732 dan juga valid karena berkorelasi positif dengan WLCS r 106 = 7.29, p < 001 dan berkorelasi negatif dengan JSS r 104 = -460, p < 001. Pembahasan tentang implikasi dan rekomendasi untuk penelitian berikutnya dikaitkan penggunaan alat ukur yang baru dan singkat ini pada penilaian kerja pegawai lama maupun baru.

The aims of this study were to develop and examine the psychometric properties of a novel and brief measure named Organisational Locus of Control Scale O LOCS. A pilot study was conducted to select items from Rotters 1966 20 items of original LoC scale. This pilot study was meant to select items in measuring LoC by reducing the original items from 20 to 10. The 20 items were culled, reworded, and reverse scored, which ended up with 13 items being pilot tested. After conducting the pilot study, it was decided to keep 10 items and cull the remaining 3 items. The O LOCS was then being validated using three well established scales Workplace Locus of Control Scale WLCS Spencer, 1988, Generalized Self Efficacy Scale GSE Schwarzer Jerusalem, 1995, and Job Satisfaction Scale JSS Spector, 1985. The O LOCS was administered online to 118 undergraduate psychology students in Australia. The OLOCS was found to be adequately reliable Cronbach 732 and valid as it positively correlated with WLCS r 106 .729, p 001 and negatively correlated with JSS r 104 .460, p 001. Implication and recommendation for future research is discussed in relation to using this novel and brief LoC scale for assessing current as well as prospective employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila
"ABSTRACT
This study tries to see how positive reaction of crowds affects how audience rates the athletes performance. Participants were 24 University of Queensland students, allocated into three groups alone, mere presence, and reactive crowd as dependant variable. Surveys used were measured using Likert scale from 1-7, on how the athlete performance was, then data was calculated using one way ANOVA. Manipulation check were also administered prior to the main analysis. Although manipulation checks were successful, the main analysis showed that there was no significant difference of how the three groups rates the athlete, F 2,21 = 1.465, p = 0.254. Suggesting that the effect of crowd does not impact how participants rated the athletes performance. The offered hypotheses were not supported, it showed that reference bias does not extend itself on non referee or presumably field of gymnastics.

ABSTRAK
Studi ini berusaha melihat bagaimana reaksi positif masa bisa berefek terhadap bagaimana penonton menilai performa atlit. Partisipan studi adalah 24 mahasiswa University of Queensland, yang dialokasikan ke tiga grup sendiri, hanya hadir, dan penonton bereaksi. Survei yang digunakan diukur dengan Skala Likert 1-7, dalam menilai performa atlit, kemudian data dianalisa menggunakan One-way ANOVA. Cek manipulasi juga dilakukan sebelum analisa utama. Walaupun cek manipulasi bekerja, analisa utama menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan dalam bagaimana ke tiga grup menilai atlit, F 2,21 = 1.465, p = 0.254. Dapat diartikan bahwa reaksi masa penonton tidak berefek pada partisipan menilai performa atlit tersebut. Hipotesa yang diajukan tidak terdukung, menunjukkan bahwa bias wasit tidak tampak pada wasit tidak professional atau kemungkinan dalam area gimnastik."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Pradipta
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan memvalidasi alat ukur baru yang mengukur tingkat neurotic. Total dari 167 mahasiswa sarjana psikologi dari University of Queensland di runjuk untuk merespon 17 pertanyaan untuk mengukur tingkat neurotik. Dari 17 pertanyaan, 12 dipilih untuk mempertahankan kualitas dari pertanyaan tersebut dan memiliki konsistensi internal yang baik = 6. Untuk memvalidasi alat ukur ini analisa validasi konkuren di gunakan dengan cara mengkorelasikan dengan skala yang telah dibuat yang mengukur prokratinasi aktif, tingkat malu, dan reflektivitas diri yang telah ditemukan dengan neurotik. Kemudian tingkat neurotik bisa digunakan sebagai alat yang memprediksi itu semua. Secara keseluruhan, alat ukur yang baru ini memiliki validitas dan reliabilitas yang baik karena alat ukur ini memiliki akurasi yang baik terhadap apa yang diukur. Implikasinya, skala ini bisa digunakan untuk tujuan akademis, karena majoritas partisipan dipenelitian ini adalah mahasiswa jadi untuk penelitian selanjutnya skala ini bisa ditambah variabel lainnya seperti GPA, atau academic achievement.

The purpose of this study is to develop and validate a new scale measuring neuroticism. A total of 167 undergraduate psychology students from the University of Queensland were asked to provide responses to 17 items measuring neuroticism. Of the total 17 items, 12 were kept to maintain item quality and good internal consistency 76. To validate the new scale, concurrent validity analyses were conducted by correlating the new scales with three established scale measuring active procrastination, embarrassability, and self reflectiveness that have been found to be associated with neuroticism. Thus, neuroticism could be the use as a predictor them. Overall, the new scale has good validity and reliability because it has good accuracy towards what it supposed to measure. For future use, this scale could be used to academic use, because most of the participants were student it could add another variable such as GPA, or academic achievement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narindra Pradhani Prabowo
"ABSTRAK
Kritik terhadap sebuah kelompok cenderung ditanggapi negatif apabila kritik tersebut muncul dari luar dibandingkan dari dalam kelompok tersebut. Fenomena ini disebut intergroup sensitivity effect. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak dari sumber dan jumlah dari kritik terhadap intergroup sensitivity effect. Partisipan dalam penelitian ini merupakan warga Negara Australia N = 162 yang diberikan naskah berupa kritik terhadap Australia. Kritik dalam naskah tersebut bersumber dari individu berwarga Negara Australia kritik ingroup atau individu berwarga Negara selain Australia kritik outgroup . Kritik tersebut berasal dari individual, beberapa individu, atau satu kelompok. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kritik outgroup ditanggapi lebih negatif dibandingkan kritik ingroup. Jumlah kritik tidak memengaruhi cara kelompok menanggapi kritik ingroup maupun kritik outgroup. Keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan dalam pembahasan.

ABSTRACT
Criticisms towards a group often receives negative response when the criticism comes from outgroup members than when it comes from ingroup members. This is called the intergroup sensitivity effect. The present study examined whether the number and source of criticisms affect the intergroup sensitivity effect. Australian participants N = 162 were given scripts consisted of criticisms of their country from either another Australians ingroup critics or non-Australians outgroup critics . Additionally, the critiques were either given by an individual, multiple individual, or a group. Results showed that outgroup critics were perceived more negatively than the ingroup critics. Furthermore, the number of criticisms did not affect how the criticisms were perceived in both ingroup and outgroup conditions. Limitations and suggestions for further research are also discussed. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Namira Paramecwari
"Penelitian ini bertujuan untuk mereplikasi efek klasik Audience effect dan menyelidiki apakah evaluation apprehension theory cocok untuk memperluas Drive theory dalam menjelaskan efek audiens. Dengan menggunakan eksperimen kelompok independen, penelitian ini meminta 40 mahasiswa untuk menyelesaikan Spot the Different Task (SDT) yang sulit dengan memanipulasi kehadiran audiens (audiens dan tanpa audiens) dalam pengerjaan tugas tersebut. Hasil menemukan bahwa (1) peserta menemukan tugas diberikan sebagai cukup sulit, (2) peserta dalam kondisi audiens merasa bahwa mereka dievaluasi lebih dari kondisi tanpa audiens (3) tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penyelesaian SDT tingkat moderat antara kedua kondisi. Hasil penelitian ini masih sepenuhnya mendukung Evaluation apprehension theory karena tidak bertentangan dengan teori tersebut. Karena teori tidak merinci hipotesis untuk kinerja pada tugas bertingkatan moderat, studi di masa depan disarankan untuk menyelidiki apa yang menentukan kinerja dalam tugas moderat.

This study aims to replicate the classic audience effect and investigate whether evaluation apprehension fits the extension of drive theory on audience effect. Using independent-groups experiment, this study asked 40 university students to complete a difficult spot the difference task (SDT) with different manipulation of audience presence (audience and no audience). The results found that (1) participants found the task to be moderately difficult, (2) participants in audience condition felt that they were evaluated more than no audience condition (3) there was no significant difference in moderate SDT performance between the two condition. Findings still fully supported the apprehension theory as it did not contradict the theory. As the theory did not specify hypothesis for task performance on moderate task, future study is suggested to investigate what determines performance in moderate task."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Puteri Ismarini
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apakah efek pengamat (audience effect) mempengaruhi kinerja tugas visual pada individu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan dua kelompok independen. Partisipan dalam penelitian ini adalah 30 mahasiswa dari The University of Queensland (UQ) yang dibagi rata ke dalam dua grup berbeda secara acak. Partisipan dalam kelompok pertama mengerjakan tugas visual, yaitu Spot the Difference Task di bawah pengamatan evaluatif dari eksperimenter sedangkan partisipan dalam kelompok kedua mengerjakan tugas yang sama tanpa pengamatan evaluatif dari eksperimenter. Keberadaan pengamatan evaluatif di kelompok pertama diprediksi menurunkan kinerja partisipan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal kinerja antara dua kelompok partisipan.
Dengan demikian, efek pengamat pada kinerja tugas visual tidak dapat ditunjukkan dalam penelitian ini. Selain itu juga tidak ada perbedaan perasaan dievaluasi antara kedua kelompok, yang menunjukkan bahwa pengamatan evaluatif di salah satu kelompok tidak cukup untuk menghasilkan penurunan kinerja seperti yang diperkirakan berdasarkan teori evaluation apprehension dan penelitian-penelitian yang lalu.

The present study attempted to examine whether or not audience effect had an effect on individuals visual task performances. This study was an independent-groups experiment. Participants were 30 UQ students randomly assigned into two different groups. They were asked to do a Spot the Difference Task under the presence of evaluative observers in one group, and without the presence of evaluative observers in the other. The present study found no group difference in task performance; suggesting no audience or evaluation apprehension effect on task performance could be shown in this study. It also appears that there was no difference in the feeling of perceived evaluation between participants in two groups suggesting that the evaluative observation in one group did not elicit enough audience effect to deteriorate task performance as predicted based on evaluation apprehension theory and past findings."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Riris Yulistia Hani
"Individu yang pernah mengalami childhood adversity cenderung kehilangan kesempatan dalam mempelajari kemampuan regulasi emosi kognitif yang adaptif dari orang tua di lingkungan keluarga. Situasi yang tidak menguntungkan ini menciptakan kerentanan individu terhadap gejala psikopatologi dan banyak dampak negatif menuju masa dewasa. Dengan demikian, sangat mendesak bagi individu yang berada di tahap emerging adulthood untuk menemukan cara alternatif yang dapat membantu mereka meningkatkan kemampuan regulasi emosi kognitif yang adaptif, termasuk dengan terlibat dalam fandom. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah fungsi fandom (purpose in life, escaping life stress, social connection) dapat memprediksi kemampuan regulasi emosi kognitif yang adaptif pada emerging adult dengan riwayat childhood adversity. Penelitian ini memperoleh sebanyak 417 partisipan dengan karakteristik: (1) berada pada tahap emerging adulthood (18-25 tahun); (2) tergabung dalam fandom media (musik, film, buku, animasi, game dan youtube), dan; (3) memiliki riwayat childhood adversity setidaknya pada satu dimensi (physical neglect, emotional abuse, emotional neglect, physical abuse, sexual abuse). Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner online dan dianalisis dengan teknik analisis regresi berganda menggunakan perangkat IBM SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi fandom purpose in life dan social connection secara signifikan memprediksi regulasi emosi kognitif adaptif, sedangkan fungsi fandom escaping life stress tidak secara signifikan memprediksi regulasi emosi kognitif adaptif. Dapat disimpulkan bahwa manfaat purpose in life dan social connection yang fandom berikan dapat memfasilitasi individu dengan riwayat childhood adversity untuk mengenal dan belajar mengenai strategi regulasi emosi kognitif yang adaptif, tetapi tidak ketika individu mendapat manfaat escaping life stress.

Individuals who experienced childhood adversity mostly lost their chances to learn about adaptive cognitive emotion regulation strategies from their parents in a family environment. This unfortunate situation created the individual vulnerabilities to psychopathology symptoms and many negative impacts toward adulthood. So, it was urgent for emerging adult to find an alternative factor which enabled them to boost their adaptive cognitive emotion regulation strategy, such as through their involvement in fandom. This research examined whether fandom functions (purpose in life, escaping life stress, social connection) could significantly predict adaptive cognitive emotion regulation on an emerging adult who experienced childhood adversity. There were 417 participants involved in this research with characteristic; (1) emerging adult (18 – 25 years old); (2) involved in media fandom (music, film, book, animation, game, and youtube), and; (3) have a history of childhood adversity in at least one dimension (physical neglect, emotional abuse, emotional neglect, physical abuse, sexual abuse) with moderate-severe level. Data was collected through an online questionnaire and analyzed with the Multiple Regression Analysis technique using IBM SPSS software. The results showed that the function of the fandom purpose in life and social connection significantly predicted adaptive cognitive emotion regulation. However, the function of the fandom escaping life stress failed to predict adaptive cognitive emotion regulation significantly. It can be concluded that the benefits of purpose in life and social connection that fandom provide could facilitate individuals with a history of childhood adversity to recognize and learn about adaptive cognitive emotional regulation strategies, but not when individuals benefit from escaping life stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>