Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Hayati
"[Jumlah LKM yang sudah beroperasi di Indonesia sangat banyak yang tidak berbentuk Koperasi dan/atau Perseroan Terbatas. Ketiadaan bentuk hukum yang jelas menimbulkan potensi kerugian terhadap nasabah dan bagi LKM itu sendiri. Oleh karena itu, penulis mengangkat rumusan masalah pada penelitian ini bagaimana pengaturan dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Lembaga Keuangan Mikro dan bagaimana sinkronisasi peraturan Lembaga Keuangan Mikro dengan peraturan Koperasi Simpan Pinjam dan Peraturan Pebankan. Metode penelitian adalah studi kepustakaan dan didukung dengan wawancara. Pengaturan dan pengawasan OJK terhadap LKM telah diatur dengan UU, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan sedangkan implementasi pengawasan baru akan dimulai dilaksanakan OJK pada Januari 2016. LKM yang telah bertransformasi menjadi Bank Perkreditan Rakyat tunduk pada peraturan BPR, sedangkan LKM yang telah memperoleh izin usaha sebagai koperasi tunduk pada UU Perkoperasian sehingga tidak wajib memperoleh izin usaha dari OJK.
, The number of Micro Finance Institution that has operated in Indonesia is so many. Mostly of them is not cooperative or limited company. The obscurity of legal entity could bring about potential losses to the client and also Micro Finance Institution itself. Therefore, the problem that will be elaborated in this research is how regulation and supervision Financial Services Authority to Micro Finance Institution and how synchronization Micro Finance Institution regulation with saving and loan cooperative regulation and banking regulation. The research methods in this research is literature study and also supported by interview. The regulation and supervision Financial Services Authority to Micro Finance Institution has been regulated by law, government regulations, and financial services authority regulations, while implementation of supervision Financial Services Authority to Micro Finance Institution will be started on January 2016. Micro Finance Institution thas was transfomed to the rural bank will obey rural bank regulation, while Micro Finance Institution that have got business license as cooperative will obey to cooperative regulation, so that getting business license from Financial Services Authority is not compulsory for them.
]"
Universitas Indonesia, 2014
S61283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswi Wulandari
"ABSTRAK
Aktifitas perbankan tidak akan terlepas dengan adanya
perbuatan yang
mengakibatkan kerugian pada pihak nasabah, terutama nasabah penyimpan dana.
Perlindungan terhadap nasabah dapat dilakukan secara implisit maupun eksplisit.
Perlindungan hukum secara implisit diantaranya perlindungan yang dihasilkan
dari peraturan perundang-undangan, pengawasan dan pembinaan dan juga
pelaksanaan prinsip manajemen bank yang baik. Perlindungan melalui peraturan
perundang-undangan diantaranya di atur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1962 tentang Perusahaan Daerah, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Perlindungan hukum nasabah melalui pengawasan dan pembinaan dilakukan oleh
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Perlindungan hukum melalui
pelaksanaan manajemen bank yang baik adalah melalui pelaksanaan prinsip Good
Corporate Governance. Sedangkan perlindungan secara eksplisit adalah dengan
melalui lembaga yang dapat menjamin simpanan masyarakat, yaitu Lembaga
Penjamin Simpanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaturan
perlindungan hukum terhadap nasabah PD BPR dan pelaksanaan perlindungan
hukum terhadap nasabah PD BPR dalam hal terjadinya kejahatan perbankan oleh
organ perseroan bank di Indonesia. Jenis penilitian yang digunakan adalah
penelitian yuridis normatif. Sedangkan berdasarkan tujuannya, tipe penelitian ini
termasuk penelitian preskriptif. Untuk jenis data yang digunakan ialah data primer
dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dilakukan melalui studi
kepustakaan serta wawancara yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis kualitatif. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan diperoleh
kesimpulan bahwa perlindungan nasabah dapat dilakukan berdasarkan Undang-
Undang Perusahaan Daerah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga
Penjamin Simpanan dan juga Pedoman Prinsip Good Corporate Governance.
Peraturan dan juga lembaga-lembaga tersebut di atas, pada dasarnya memiliki
aturan yang cukup baik untuk perlindungan nasabah. Tetapi masih ada beberapa
hal yang harus diperbaiki dan dievaluasi agar masalah mengenai perlindungan
nasabah penyimpan PD BPR di Indonesia dapat lebih baik. Sehingga kepercayaan
masyarakat terhadap dunia perbankan dapat kembali baik.

ABSTRACT
Banking activities are related to actions causing losses on the customers,
especially depositors. Protection on customers can be performed implicitly as well
as explicitly. Implicit legal protection includes protection from legislations,
monitoring and coaching, as well as implementation of good bank management
principles. Protection by legislations is partly regulated by Law No. 5 of Year
1962 regarding Local Enterprises, Law No. 10 of Year 1998 regarding
Amendment of Law No. 7 of Year 1992 regarding Banking and Law No. 8 of
Year 1999 regarding Consumer Protection. Legal protection of customers by
monitoring and coaching is performed by Bank Indonesia and Financial Service
Authorities. Legal Protection by implementation of good bank management is by
implementing Good Corporate Governance principle. While explicit protection is
by institutions which can guarantee public deposits, i.e. Deposit Insurance
Corporation. The purpose of this study is to discover the regulation of legal
protection of Local Enterprises customers of Bank Perkreditan Rakyat and the
implementation of legal protection on Local Enterprises customers of Bank
Perkreditan Rakyat in case of banking fraud by bank companies in Indonesia. The
type of the study is normative legal research. Based on its purpose, this study is a
prescriptive study. The types of data used were primary and secondary data. Data
collection techniques were literature study and interview which were then
analyzed using qualitative analysis technique. Based on the analysis, the
conclusion is customer protection can be performed based on Law on Local
Enterprises, Bank Indonesia, Financial Service Authorities, Deposit Insurance
Corporation as well as Good Corporate Governance principle. The regulations and
institutions above basically have good rules for customer protection. However,
there are things which should be improved and evaluated so that the issue
protection of Local Enterprises depositors of Bank Perkreditan Rakyat in
Indonesia can be better, so that public’s trust on banking can recover."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T38970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatin Bahanan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penggunaan Informasi Dari Bank Indonesia (Sistem Informasi Debitur) Dalam Rangka Pemberian Kredit Oleh Bank serta menjelaskan Bagaimana penyelesaian jika ternyata data yang diberikan oleh Bank Indonesia merugikan Nasabah. Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam karya ini adalah penelitian yuridis normatif. Tipe penelitian ini termasuk penelitian preskriptif. Untuk jenis data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dilakukan melalui studi kepustakaan serta wawancara yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis, dapat diperoleh kesimpulan bahwa Pemberian kredit di Bank dilakukan dengan menerapkan pemberian fasilitas kredit bank menerapkan Prinsip Kehati-Hatian Perbankan (Prudential Banking Principle), Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer) dengan menggunakan Sistem Informasi Debitur Bank , serta upaya yang dapat dilakukan Debitur jika Informasi Dari Sistem Informasi Debitur merugikan debitur.

This study aims to determine the use of information from Bank Indonesia (Debtor Information System) in the Context Lending by Banks and explain How the settlement if it turns out the data provided by the Indonesian Bank Customer harm.This type of research used in this work is the author of normative research. This type of research include prescriptive research. For the type of data used is primary data and secondary data. Data collection techniques are carried out through the study of literature and subsequent interviews were analyzed using qualitative analysis techniques. Based on the analysis that had been conducted by the author, it can be concluded that the extension of credit in the Bank is done by applying a bank credit facility apply prudential principles Banking (Prudential Banking Principle), KYC (Know Your Customer) using Bank Debtor Information System, as well as efforts to do Debtor if the Debtor Information System Information from harming the debtor.
"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T38972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachmi Ridho Pratama Putera
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perlindungan hukum bagi pengguna kegiatan usaha bank berupa penitipan dengan pengelolaan (Trust) yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 14/17/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitiapan dengan Pengelolan (Trust). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif, sedangkan metode analisis data menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlu adanya kejelasan dari status kepemilikan dan pemisahan Trust corpus,dan perlu adanya definisi yang tepat mengenai kegiatan Trust di Indonesia.
ABSTRACT
The focus of this study is legal protection for bank’s custody with management system (known as Trust) service users regulated under Bank Indonesia Regulation No. 14/17/PBI/2012 on Trust Service. This research is qualitative normative. The data were collected by literature study. The researcher suggests that there needs to be given clarity about Trust corpus ownership, and precise definition of Trust activities in order to ensure the legal protection for Trust users in Indonesia."
Universitas Indonesia, 2014
S53472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Gita Pramesti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai beberapa alternative penyelesaian dalamhal terjadi kredit sindikasi yang macet. Dengan berkembangnya kegiatan ekonomi yang pesat, bersamaan dengan munculnya industry-industri bermodal besar, bank tidak selalu mampu memberikan kredit secara bilateral, karena selain tunduk pada ketentuan BMPK, bank pun harus memenuhi prinsip kehati-hatian bank, salah satunya dengan penyebaran risiko. Dalam hal ini diperlukan kredit sindikasi, mengingat bahwa semakin besar pembiayaan yang dilakukan bank, semakin besar pula resiko yang harus dipikul. Kredit sindikasi menyediakan jalan keluar bagi bank-bank yang ingin membiayai proyek-proyek modal besar, namun terbentur dengan BMPK dan tingkat risiko yang mengikuti. Melalui kredit sindikasi, bank dapat mengambil langkah untuk memitigasi resiko, baik resiko hukum maupun resiko ekonomi. Namun, selayaknya dalam bisnis, resiko merupakan hal yang tidak mungkin dihindari. Dalam hal ini, terdapat resiko gagal bayar bahwa debitur akan mengalami kolektibilitas 5, atau macet. Apabila hal ini terjadi, maka sindikasi kredit sebagai kreditur memiliki beberapa alternative yang dapat digunakan untuk mendapatkan pelunasan hutang dari debitur, di antaranya adalah melalui litigasi kepailitan, likuidasi agunan, atau restrukturisasi hutang.

ABSTRACT
This mini-thesis discussed several alternatives that Banks, as creditor, can use when dealing with a default syndicated credit. With the rapid expansion and growth of economic activity, along with the birth of high-capital industries, the ability and capacity the bank has as credit lender are now restricted by the existence of current legal lending limit regulation, and not to mention the precautionary principle that the bank has to obey, such as risk-allocation principle, that banks are not allowed to put all their capitals in one basket. Syndicated credit provides a way that allows bank to participate in such high-capital industries as a lender, by which the bank can take steps or preventive acts to mitigate the risk that may follow during the credit period. Before participating as a lender, the bank must take precaution acts to ensure the repayment of the borrower’s debt, that is by taking sufficient collateral and doing feasibility study of the borrower ability. However, in business, risk is inevitable. Payment default, when the borrower fails to fulfill their debt, happens. In this case, banks as credit syndication, have several choices on how to deal with this default syndicated credit, such as bankruptcy, collateral liquidation, or debt restructuring."
Universitas Indonesia, 2014
S53173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Eka Permana Sakti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai pengaturan penggunaan sistem pembayaran
internasional sebagai sarana pencucian uang yang disebut Trade-Based Money
Laundering oleh rezim anti-pencucian uang internasional dan nasional, disertai
dengan perkembangan dan strategi penanganannya oleh bank melalui Anti-Money
Laundering Compliance. Anti-Money Laundering Compliance sebagai bagian dari
strategi pencegahan (prevention strategy) untuk mencegah dan memberantas
pencucian uang, dan kewajibannya untuk terus dikembangkan sehingga bank yang
patuh terhadap aturan tersebut mampu mencegah digunakan sebagai sarana pencucian
uang. Analisis dengan menjabarkan tingkat kecukupan kebijakan (level of adequacy)
yang mengatur pencegahan modus baru pencucian uang dan menjelaskan strategi
yang dapat digunakan mencegah Trade-Based Money Laundering saat ini. Metode
pendekatan kualitatif digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan dalam penulisan
skripsi ini. Pada akhirnya, skripsi ini berusaha menganalisis pentingnya
melaksanakan anti-money laundering compliance sebagai upaya bank mencegah dan
membantu pemberantasan pencucian uang demi menjaga integritas sistem keuangan.
Bank tidak perlu menanti peraturan perundang-undangan yang khusus membahas
Trade-Based Money Laundering karena peraturan yang ada saat ini telah
mencerminakan pencegahan dan pemberantasan yang sejalan dengan cita-cita rezim.

ABSTRACT
This thesis is to discuss the use of international payment system called money
laundering through Trade called Trade-Based Money Laundering acknowledge by
anti-money laundering regime internationally and nationally, along with the
development and treatment strategies by banks through the Anti-Money Laundering
Compliance. Anti-Money Laundering Compliance as part of a prevention strategy )to
prevent and combat money laundering, and its obligation to continue to be developed
so that banks are able to adhere to the rules used as a means of preventing money
laundering. Analysis of the adequacy of the policy outlining the level that set the new
mode of prevention of money laundering and describes strategies that can be used to
prevent Trade-Based Money Laundering today. Qualitative method was used to
collect the materials in this thesis. In the end, this paper seeks to analyze the
importance of implementing anti-money laundering compliance in an effort to
prevent banks and help combat money laundering in order to maintain the integrity of
the financial system. Banks do not have to wait for legislation that specifically
addresses the Trade-Based Money Laundering because existing regulations have
mencerminakan prevention and eradication in line with the ideals of the regime."
Universitas Indonesia, 2014
S53537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustisia Putri Ernita
"ABSTRAK
Dalam skripsi ini dibahas tentang kredit sindikasi, sebagai salah satu metode kredit yang
diberikan oleh kreditur kepada debitur. Sebagai sistem kredit yang luas, dalam
pemberian kredit sindikasi terdapat banyak risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasikan risiko-risiko apa sajakah yang terdapat dalam kredit
sindikasi dan bagaimana proses manajemen risiko pada risiko-risiko tersebut. Metode
penelitian yang digunakkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan
bentuk hasil penelitian adalah deskriptif-analitis, yaitu penelitia yang memberikan
gambaran dan penjelasan berdasarkan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa risiko-risiko yang terdapat dalam kredit sindikasi
adalah risiko-risiko yang lazim terdapat dalam kegiatan perbankan, sebagaimana telah
disebutkan dalam Peraturan Bank Indonesia. Proses mitigasi dari risiko-risiko tersebut
sama dengan proses yang dilakukan terhadap risiko-risiko dalam kegiatan perbankan
pada umumnya dengan cara-cara yang sebagian besar telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
ABSTRACT
This research discussed about syndicated loan, as one method of loans granted by the
creditor to the debtor. As a broad credit system, there are many risk on the provision of
syndicated loans. The purpose of this research are to identify whar are the risks
contained in the syndicated loan and how the risk management process on these risks.
Research method which is used in this study is a qualitative method, and the shape of
the research is descriptive-analytical, which is empirically gives an overview and
explanation based on the analysis conducted in this research. Results from this research
are that the risks are contained in the syndicated loan are the risks prevalent in banking
activities, as already mentioned in the Regulation of Bank Indonesia. Mitigation of
these risks together with the process undertaken to risks in general banking activities in
ways that have largely been defined in the legislation."
2015
S58559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enrico Denis
"ABSTRAK
Bank Mega selaku industri jasa keuangan menyediakan produk jasa
keuangan berupa deposito dan hal tersebut dimanfaatkan oleh PT Elnusa Tbk.
Namun, dana milik Elnusa tersebut disalahgunakan oleh keterlibatan oknum
sehingga dana milik PT Elnusa Tbk menjadi hilang di Bank Mega. Bank Mega
kemudian membawa ke jalur hukum. Penulis menggunakan metode deskriptif
dalam menganalisis pokok permasalahan. Skripsi ini akan membahas bagaimana
perlindungan nasabah pada Bank Mega yaitu PT Elnusa Tbk dimana dana yang
dititipkan di Bank Mega telah hilang sehingga PT Elnusa Tbk tidak bisa diatrik
dananya meskipun kasus ini dibawa hingga ke jalur pengadilan dan PT Elnusa
Tbk selaku nasabah menang hingga tingkat kasasi. Bank Mega wajib
bertanggungjawab terhadap dana milik PT Elnusa Tbk dan bisa menggunakan
berbagai skema dalam pembayaran kepada PT Elnusa Tbk
ABSTRACT
Bank Mega as the financial services industry provides financial services include
deposit and it was used by PT Elnusa Tbk. But, there are fraud which caused by
internal party and then Bank Mega cann’t withdraw its fund from Bank Mega.
Bank Mega chose legal action to withdraw its fund. The writer choose descriptive
method to analysis the problem. This paper will discuss how customer protection
in Bank Mega Tbk , PT Elnusa where the funds are deposited in Bank Mega has
lost so PT Elnusa Tbk can not withdraw their funds so that the case was brought
to the court lines and PT Elnusa Tbk, the customer wins to appeal . This paper
will discuss how the use of an escrow account in the protection of customer funds
and efforts to attempt an alternative in the payment of customer funds belonging
to PT Elnusa Tbk . Bank Mega is obliged to pay its fund based on court decision
and the procedure to transfer the fund to PT Elnusa Tbk as a customer can be
exercised through various scheme."
2014
S59965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Oktaviani, auhtor
"ABSTRAK
Branchless Banking adalah salah satu solusi untuk menjangkau kegiatan ekonomi masyarakat marginal. Seiring berjalannya waktu, Branchless Banking juga dimanfaatkan oleh masyarakat ibukota sebagai salah satu penunjang kegiatan ekonomi masyarakat di kota besar. Branchless Banking menyediakan produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Indonesia memiliki potensi transaski E-Commerce yang sangat potensial. Masyarakat yang melakukan transaksi E-Commerce dapat menggunakan produk dan layanan Branchless Banking untuk Pembayaran. Virtual Credit Card adalah salah satu alat pembayaran yang dapat digunakan dalam Transaksi E-Commerce. Virtual Credit Card Octopay Bank CIMB Niaga adalah Virtual Credit Card yang hanya dapat diakses melalui laman facebook. Virtual Credit Card Octopay adalah produk yang terbilang baru dan belum pernah ada di Indonesia, karena fungsinya yang sebenaranya adalah layaknya Debit Card. Untuk itu skripsi ini membahas mengenai pengaturan perlindungan nasabah pengguna Virtual Credit Card Octopay serta penerapan perlindungan nasabah pengguna Virtual Credit Card Octopay. Penelitian dari skripsi ini merupakan penelitian kepustakaan yang menghasilkan tipologi penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pengaturan perlindungan nasabah pengguna Virtual Credit Card Octopay di Indonesia tersebuar di berbagai ketentuan yaitu dalam KUHP, KUHPerdata, UU Perlindungan Konsumen, UU ITE, UU Perbankan, Peraturan Bank Indonesia, dan Peraturan OJK. Penerapan perlindungan nasabah pengguna Virtual Credit Card di Indonesia secara spesifik diatur dalam PBI APMK yang berlaku bagi kartu kredit dan debit.

ABSTRACT
Branchless Banking is one of the solution for reaching marginal society’s economic activity. As the time goes by, Branchless Banking is used by people in the city for higher level of economic activity. Branchless banking also perpares financial products which can be reached, simple, and compatible with the citizen needs. Indonesia has big potential on E-Commerce Transactions. People who do the E-Commerce Transaction can use branchless banking’s product and services for the payment. Virtual credit card is one of the payment instrument on E-commerce Transaction. For example, virtual credit card Octopay by CIMB Niaga Bank, is virtual credit card that can only be accessed by facebook web page. Product like Virtual credit card octopay by CIMB Niaga Bank has never been operated in Indonesia before. Virtual credit card octopay , despite of the name itself, has a function that same as debit card. This mini thesis will talk about the regulation of the virtual credit card octopay consumer and also the application of the virtual credit card octopay protection. The research of this mini thesis is book-based resulting descriptive research. The conclusion of this mini thesis found that the regulation of virtual credit card octopay consumer protection in Indonesia can be found in many regulation; Criminal Law Regulation, Private Law Regulation, Consumer Protection Regulation, Banking Regulation, BI Regulation, and OJK Regulation. The application of virtual credit card consumer protection spesifically regulated on BI Regulation concerning Payment Instrument Using Card, which is applied for both debit card and credit card.
"
2015
S61602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makati Wandansari
"ABSTRAK
Keberadaan Switching Company sebagai penyelenggara jaringan sistem switching telah menambah kegunaan dari mesin Anjungan Tunai Mandiri yang memungkinkan penggunaan kartu dan transaksi dengan bank yang berbeda dengan bank penerbit. Salah satu perusahaan penyelenggara jaringan antar bank termuka di Indonesia adalah PT Artajasa Pembayaran Elektronis. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, switching company memerlukan izin dari Bank Indonesia sebagai regulator yang berwenang dalam kegiatan sistem pembayaran, yakni izin sebagai ‘prinsipal Alat Pembayaran Menggunakan Kartu’ yang bertanggungjawab atas jaringan yang dikelolanya. Pada praktiknya dimungkinkan juga untuk mendapatkan izin sebagai penyelenggara kliring dan penyelenggara penyelesaian akhir. Hal mengenai perlindungan konsumen berlaku pula PBI 16/1/PBI/2014 mengenai perlindungan konsumen pada jasa sistem pembayaran yang harus dipatuhi switching company

ABSTRACT
The presence of switching company that provide switching system had been a big help to expand the use of ATM by allowing different card from different bank to have transaction to different bank. One of the leading companies on interbank network is PT Artajasa Pembayaran Elektronis. Bank Indonesia as the regulator of payment system regulate that any party that responsibility of providing a networ should have license to operate, named as principal of card based payment instrument. Then, in practice, some of switching companies are allowed to doing business as clearing and settlement facilitator. Due to the main business of switching company is related to payment system, thus Bank Indonesia Regulation No. 16/1/PBI/2014 about Customer Protection on Payment System Services applied.
"
Universitas Indonesia, 2015
S58293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library