Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulianingsih
"Skripsi ini membahas kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana gempa bumi di D.I. Yogyakarta pada tahun 2013 dengan melihat gambaran keamanan struktur bangunan rumah sakit, keamanan non-struktural (generator, panel listrik, sanitasi, dan sebagainya), serta kapasitas fungsional dari rumah sakit tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan metode kualitatif menggunakan Hospitas Safety Index.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumah sakit di daerah Yogyakarta masih dapat berfungsi saat terjadi bencana, terutama gempa bumi, namun masih memerlukan intervensi di beberapa hal terutama di ketahanan struktur bangunan, dan perlengkapan dari prosedur keselamatan rumah sakit.

This study focused on hospital preparedness in dealing with devastating earthquake in DI Yogyakarta in 2013 to see an overview of the structural hospital safety building, the safety of non-structural (generators, electrical panels, sanitation, and etc), and also the functional capacity of the hospital. This study uses descriptive analytic approach using qualitative methods Hospitas Safety Index.
The results of this study showed that hospitals in Yogyakarta is still able to function during a disaster, especially earthquakes, but still require intervention at some case, especially in resistance building structures, and equipment of the hospital safety procedures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Sulistiyorini
"Pajanan bising merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gangguan pendengaran atau noise-induced hearing loss (NIHL). Pada bagian assembling PT Suzuki Indomobil Motor Plant Cakung 1 terdapat bahaya bising yang berasal dari mesin dan peralatan. Penelitian dilakukan secara cross-sectional atau potong lintang terhadap pajanan bising harian dan keluhan gangguan pendengaran dengan melihat faktor perancu berupa masa kerja, usia, pemakaian alat pelindung telinga (APT), perilaku merokok, dan hobi yang dimiliki pekerja (menembak mendengarkan musik atau radio dengan menggunakan headset atau headphone mengunjungi diskotik (dugem), dan menonton pertunjukkan konser musik rock) dengan cara mengukur pajanan dosis bising harian dan pengisian kuesioner.
Berdasarkan analisis bivariat tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara pajanan bising harian dengan keluhan gangguan pendengaran. Selain itu juga tidak ditemukan perbedaan bermakna pada variabel perancu dengan kejadian keluhan gangguan pendengaran yang ditunjukkan dengan nilai p-value <0.05.. Perlu dilaksanakan beberapa elemen dari program, HLPP (hearing loss prevention program) terutama pemeriksaan audiometri untuk mendeteksi dini adanya gangguan pendengaran.

Exposure to noise is one factor that affects hearing loss or noise - induced hearing loss ( NIHL ) . On the assembling 4W unit of PT Indomobil Suzuki Motor Plant Cakung 1 there is a hazard that noise coming from the engine and equipments. The study was conducted as a cross - sectional of the daily noise exposure and hearing loss complaints to see confounding factors such as length of service, age , use of ear protective devices (APT), smoking behavior, and worker -owned hobby (shooting listening to music or radio with a headset or headphones visiting discotheques (clubbing), and watch a rock concert performance) by measuring the daily noise exposure dose and questionnaires.
Based on bivariate analysis found no significant difference between the daily noise exposure with hearing complaints. It also found no significant differences in the incidence of confounding variables with complaints of hearing loss as indicated by the value of p-value of <0.05. It should be implemented some elements of the program, HLPP (hearing loss prevention program) primarily audiometric examination for early detection of hearing loss.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horry Andres
"Proses kerja dengan banyak aktivitas biasanya menggunakan seluruh anggota tubuh dan membutuhkan kinerja otot yang maksimal. Proses pekerjaan pembuatan sandal kulit banyak dilakukan secara manual sehingga berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorders/MSDs). Penelitian ini dilakukan pada perajin sandal kulit di Bengkel Reza Leather Kranggang, Bekasi Tahun 2014 untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode REBA dan keluhan MSDs. Responden sebanyak seluruh perajin (16 orang). Dari hasil penelitian didapatkan tingkat risiko pekerjaan dari 24 aktivitas pekerjaan yang ada yaitu risiko tinggi (high) 3 pada aktivitas kerja pewarnaan sandal, penggarisan pola mukaan, dan pencucian sol. Kemudian risiko sedang (medium) terdapat 10 aktivitas kerja, dan risiko rendah (low) 11 aktivitas kerja. Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui bahwa keluhan MSDs yang dirasakan perajin pada leher bagian atas dan leher bagian bawah (93.75%), kemudian pinggang bagian bawah (87.5%) serta punggung (81.25%). Keluhan yang dirasakan berupa rasa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku dan kesemutan serta kram/kejang. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu faktor risiko pekerjaan yang terdiri dari posisi kerja dan pencahayaan, serta karaktersitik individu yang terdiri dari umur, masa kerja, jam kerja per hari, indeks masa tubuh, dan kebiasaan merokok.

The process of working with many activities normally will use the whole body and require maximum muscle performance. The process of making leather sandals much work is done manually so that to induce risk of musculoskeletal disorders (Musculoskeletal Disorders / MSDs). The research was to do craftsman leather sandals at Reza Leather Workshop, Kranggan, Bekasi in 2014 to describe the level of ergonomic risk based methods REBA of musculoskeletal disorders and complaints. Responden of all craftmans (16 persons). From the results, the risk level of work activity of 24 existing jobs are high risk (high) 3 to the work activity staining sandals, hatching patterns of the surface, and leaching sol. Then the risk of moderate (medium) contained 10 work activities, and low risk (low) 11 work activities. The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint musculoskeletal disorders that be perceived craftmans to upper neck and lower neck (93.75%); and then the lower back (87.5%); and the back (81.25%). The complaints is stifness, painful, tingling, and cramps/spasms. In addition to ergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors work consists of working positions and lighting, as well as an individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked per day, body mass index and smoking habit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyan
"ABSTRAK
Penelitian ini mengenai persepsi, pengetahuan, dan sikap pimpinan FKM UI terhadap K3 di Lingkungan Kampus FKM UI tahun 2014. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja telah diterapkan di Lingkungan Kampus UI. Akan tetapi, tercatat dua kali kejadian yang mengancam keselamatan di lingkungan kampus FKM UI pada periode januari-april 2014. Penelitian ini dilakukan kepada Pimpinan FKM UI periode 2014-2019 dan membahas mengenai persepsi para pimpinan terhadap K3 menurut karakteristik individu serta pengetahuan dan sikap pimpinan. Penelitian dilaksanakan di Lingkungan Kampus FKM UI, berlangsung selama bulan Mei-Juni 2014. Subjek Penelitian adalah Pimpinan FKM UI dari tingkat Dekan, Manajer, Kepala Unit/Bagian, Kepala Program Studi, Kepala Departemen/ Kelompok Studi, dan Kepala Pusat Penelitian dan Kajian serta Kepala Satuan Pengaman.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian semi kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Data yang digunakan dalam penelitian bersumber dari data primer dan data sekunder. Setelah dilakukan penelitian, maka dapat diambil simpulan bahwasanya persepsi, pengetahuan, dan sikap Pimpinan FKM UI terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kampus FKM UI masih dikategorikan kurang baik. Adapun karakteristik individu Pimpinan FKM UI sebagian besar adalah perempuan, berumur kurang dari 46 Tahun, berpendidikan S3, masa kerja kurang dari 20 Tahun, dan tidak pernah mengikuti pelatihan K3.

ABSTRACT
This study regarding perception, knowledge, and attitude Public Health Faculty Leaders against OHS in Environmental Campus FKM UI 2014. OHS policy has been implemented in the Environment Campus UI. However, there were two events that threaten the safety of the campus Faculty of Public Health in the period January-April 2014. Research was conducted for the period 2014-2019 Faculty of Public Health Leadership and discussed about the perceptions of the leaders of the OHS according to individual characteristics as well as the knowledge and attitude of the leadership. This study was conducted at the Environmental Campus Faculty of Public Health, takes place during the months of May-June 2014.
Design of this study is semi quantitative descriptive analytic cross-sectional. Data used in the study come from the primary data and secondary data. The result showed that the perception, knowledge, and attitudes towards leadership against OHS is still considered poor. The individual characteristics of the leaders FKM UI mainly women, less than 46 year old, educated S3, working period is less than 20 years, and never got OHS training."
2014
S55918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adimas Lukminto Jati Kusumo
"Musculoskeletal Disorders (MSDs) masih menjadi permasalahan kesehatan kerja yang sering ditemui di dunia. Pekerja maintenance tambang merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berisiko terhadap MSDs karena karakteristik pekerjaan dan faktor risiko lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs pada pekerja maintenance PT Antam Tbk UBPE Pongkor. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain studi potong-lintang. Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengukuran; keluhan MSDs diukur menggunakan Standardised Nordic Questionnaires; faktor risiko pekerjaan diukur menggunakan BRIEF (Baseline Risk Identification Ergonomics Factors) dan BEST (BRIEF Exposure Scoring Technique); faktor psikososial diukur menggunakan Job Content Questionnaires (JCQ); dan faktor lainnya menggunakan kuesioner. Data dianalisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh bahwa 77,6% responden mengalami keluhan MSDs dengan bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan adalah punggung bagian bawah (56,1%) dan bahu (31,8%). Kemudian, tingkat risiko pekerjaan dominan sedang (52,3%) dan tinggi (35,5%). Dari hasil uji statistik, terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh (IMT) dengan keluhan MSDs (p=0,034). Dengan demikian perusahaan perlu menyediakan training mengenai faktor risiko MSDs, peninjauan ulang WI/SOP agar mempertimbangkan aspek ergonomi, meningkatkan promosi kesehatan kerja dan peran pengawasan, dan mengendalikan obesitas di tempat kerja. Selain itu penting dilakukan oleh pekerja untuk melakukan peregangan otot setelah bekerja.

Musculoskeletal Disorders (MSDs)is the common case of occupational health in the world. Maintenance worker in mining become one of occupation that have risk of MSDs because of its work characteristic and another factors. This study aim to know factors that associated with the sigh of MSDs in maintenance workers PT Antam Tbk UBPE Pongkor. This is an observation study with cross sectional design. This study use several methods in measurement; sigh of MSDs is measured with Standardized Nordic Questionnaires; Job risk factor with BRIEF (Baseline Risk Identification Ergonomics Factors) and BEST (BRIEF Exposure Scoring Technique); psychosocial factors with Job Content Questionnaires (JCQ); and another factors are measured with ordinal questionnaire and the data is analyzed statistically with chi square test. The result shows that sigh of MSDs reach 77,6% with part of body that commonly have MSDs are low back (56,1%) and shoulders (31,8%). Then, job risk factor dominant in medium risk (52,3%) and high risk (35,5%). Statistic test shows that there is significant relationship between body mass index with sigh of MSDs (p=0,034). Thus, the company have to provide training on maintenance workers to know risk factors of MSDs in workplace, review WI/SOP in order to consider the ergonomics aspect, upgrade the health promotion in workplace and the role of supervision, and control obesity in workplace. In addition, it?s important to consider by workers, stretching after work."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nono Haryono
"Beberapa kebakaran yang terjadi di Indonesia menimpa gedung-gedung milik pemerintah dan beberapa institusi pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan keselamatan kebakaran gedung menggunakan perangkat lunak Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES) di Gedung IASTH, PAU dan LBI Universitas Indonesia, Salemba Jakarta Pusat. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kesesuaian hasil penelitian pada tiga gedung tersebut dengan 12 parameter berdasarkan NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety yang mengacu pada NFPA 101: Life Safety Code ®.
Hasil penelitian ketiga gedung secara berturut-turut IASTH, PAU & LBI adalah nilai -30,68 ; - 42,2 dan -39, 5 untuk keselamatan kebakaran umum, -30,2 ; -31, dan -21 untuk sistem jalur keluar , dan -13,68; -22,7 dan -21 untuk kontrol penyebaran api. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa gedung IASTH, PAU & LBI di Salemba belum memenuhi persyaratan minimum berdasarkan NFPA 101: Life Safety Code ®.

Several fires in Indonesia occurred to government's buildings and educational institutions. This study aimed to evaluate the implementation of fire safety using Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES) software at IASTH, PAU and LBI Building University of Indonesia Salemba, center of Jakarta. This evaluation is comparing the research results with 12 parameters refers to NFPA 101A : Guide on Alternative Approaches to Life Safety based on NFPA 101: Life Safety Code ®.
The study result showed the score for IASTH, PAU and LBI Building are as follows; score -30,68 ; -42,2 and -39, 5 for general fire safety, - 30,2 ; -31, and -21 for egress, and -8,45 for fire control. Based on the results, IASTH, PAU and LBI Building did not meet minimum requirement of NFPA 101: Life Safety Code ®.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Anshory
"ABSTRACT
Industri minyak bumi dan gas dihadapkan pada risiko besar (high risk) terkait dengan kecelakaan yang berhubungan dengan kebakaran dan ledakan pada fasilitas produksi, salah satunya pada tangki produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bahaya dan besar estimasi kebakaran yang mungkin terjadi pada tangki produksi di Stasiun Pengumpul Utama SPU-3 KSO PT Pertamina EP – PT Benakat Barat Petroleum menggunakan simulasi pyrosim fire modelling. Hasil penelitian menunjukkan tangki berisiko mengalami kebakaran dengan skenario unobstructed full liquid surface fire dengan bentuk pool fire. Laju pelepasan kalor yang dihasilkan sebesar 91.919,05 kW, dengan durasi kebakaran 48,19 jam, dan ketinggian api 13,48 meter. Radiasi terbesar adalah 20,43 kw/m2. Pemodelan pyrosim menunjukkan kisaran suhu 450o C dimana dengan kondisi tersebut hampir dipastikan terjadi kebakaran katastropik dengan 100% makhluk hidup mati dalam waktu satu menit dan cidera parah dalam waktu 10 detik.

ABSTRACT
Oil and gas industry faced high risk hazardous associated with accident-related fires and explosions in production facilities, such as in production tank. This study aims to determine the potential fire hazards and estimates fire accident that may occur in a production tank at Main Gatherring Station SPU-3 KSO PT Pertamina EP - PT Benakat Barat Petroleum using pyrosim fire modelling. The results showed the tank at risk of fire accident with “unobstructed full liquid surface fire” scenario with pool fire form. Fire may produce heat release rate at 91.919,05 kW, with the burning duration reached 48.19 hours, and a height of 13.48 meters fire. The biggest radiation is 20,43 kW/m2. Pyrosim fire modeling show 450o C for temperature range. In that condition is almost certainly be catastrophic fire with 100% living things die in one minute and serious injuries within 10 seconds."
2014
S56602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Mirra Betri Agustina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat pencahayaan pada
setiap ruangan di area Workshop Teknik Mekanik Konvensional Pusat Pelatihan
Kerja dan Pengembangan Industri Cinjantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan melakukan
pengukuran tingkat pencahayaan untuk 103 titik sampling. Dan didapatkan hasil
berupa tingkat pencahayaan umumdan setempat ruangan masih ada beberapa yang
belum memenuhi standar. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut
adalah kondisi ruangan. Sehingga dibutuhkan beberapa perbaikan untuk
memaksimalkan tingkat intensitas cahaya yang ada.

ABSTRACT
The purpose of this study is to obtain an overview of the illumination level
in every room in Mechanical (conventional) Engineering Workshop Area, Center
of Work Training and Industrial Development, Cijantung, Pasar Rebo, East
Jakarta. This study uses a cross sectional method by doing illumination level
measurement at 103 sampling points. The study shows that there are some areas
where the illumination level of general illumination and localized illumination do
not comply with the standard. One of the factors that affects this is the condition
of the room. Thus, there needs to be a modification/repairment to maximized the
illumination level."
2015
S58558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octavia Maharani
"Skripsi ini bertujuan menganalisa kesesuaian handphone, tingkat risiko ergonomi dan gambaran keluhan subjektif yang mengarah repetitive strain injury pada pengguna handphone X dan Y di Universitas Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik penelitian observasional. Hasil penelitian disesuaikan standar menunjukan terdapat ketidaksesuaian pada panjang dan lebar untuk 10 jenis handphone , panjang dan tepi untuk 1 jenis handphone.
Hasil penelitian disesuaikan antropometri menunjukan ketidaksesuaian pada panjang dan lebar untuk 12 jenis handphone. Sementara penilaian tingkat risiko ergonomi menggunakan RULA menunjukan hasil dari risiko sedang hingga tinggi dengan kisaran nilai 4-6. Hasil observasi keluhan subjektif yang mengarah pada repetitive strain injury menunjukan 88 reponden (67,7%) merasakan adanya keluhan pegal/ nyeri/ kram/ kesemutan/ mati rasa/ kaku/ tidak nyaman. Keluhan terbesar dirasakan pada bagian leher atas (28,5%), pergelangan tangan kanan (27,7%), dan leher bawah (26,2%). Untuk itu diperlukan upaya pengendalian secara ergonomi berupa perbaikan desain handphone dan administrasi seperti pembatasan waktu penggunaan, pemberian informasi cara penggunaan dan setting handphone yang ergonomi, dan melakukan peregangan selama 10 menit setiap 2 jam penggunaan tanpa henti.

This study aims to analyze appropriatness of handphone, the risk level of ergonomics and subjective symptomps lead to repetitive strain injury from X and Y handphone users at University of Indonesia. Design study is cross sectional, with observational research techniques. The results of research showed there are mismatch just than standard at length and width for 10 types of cell phone , long and the edge for 1 type of cell phone.
The results of research showed there are mismatch just than anthropometry at length and width for 12 types of cell phone. The level of ergonomic risk assessment using RULA showed results from medium to high level with range of values 4-6. The observation of subjective symptomps lead to repetitive strain injury showed 88 of respondents (67,7%) feel there are complaints of stiffness/ pain/ cramps/ numbness/ awkward/ discomfort. The biggest symptomps that occur in the upper neck (28,5%), right wrist (27,7%), and lower neck (26,2%). For it, need necessary control measures with improved ergonomic design and administrative work such as restrictions on hours of work, disseminate information of good ergonomic posture and applying setting handphone, and stretching for 10 minutes every 2 hour non stop using handphone.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviani Adri Dwi Rizky
"Penularan penyakit infeksi dari pasien ke perawat di Rumah Sakit dapat terjadi melalui berbagai macam peristiwa, misalnya cara mencuci tangan yang tidak benar, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak sesuai, tertusuk jarum suntik habis pakai yang telah terkontaminasi, pajanan dari peralatan habis pakai yang telah terkontaminasi, pengelolaan limbah yang tidak benar, maupun kecelakaan kerja lainnya. Perilaku perawat itu sendiri dalam penerapan kewaspadaan standar merupakan salah satu faktor yang penting dalam terjadinya insiden tersebut. Perawat yang tidak mematuhi penerapan kewaspadaan standar dengan baik akan berisiko tinggi tertular penyakit infeksi di tempat kerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan kepatuhan perawat terhadap kewaspadaan standar dengan diketahuinya besaran tingkat kepatuhan perawat itu sendiri terhadap kewaspadaan standar, serta mengetahui karakteristik dari beberapa faktor determinan dan hubungannya dengan kepatuhan perawat terhadap kewaspadaan standar di RS. Hasanah Graha Afiah (HGA) Depok tahun 2016. Hasil penelitian ini berjumlah 75 orang perawat yang menunjukkan bahwa terdapat 39 orang responden (52,0 %) patuh dan 36 orang responden (48,0 %) tidak patuh terhadap kewaspadaan standar. Sedangkan dari hasil uji Chi-Square , variabel yang berhubungan dengan kepatuhan perawat terhadap kewaspadaan standar yaitu Sikap dan pelatihan.

Transmission of infectious diseases from patient to nurse at the hospital can occur through a variety of events, for example washing hands is not right, the use of Personal Protective Equipment (PPE) is not appropriate, needlestick consumables that have been contaminated, exposure of equipment consumables contaminated, improper waste management, as well as other work accidents. Nurse behavior itself in the application of standard precautions is one important factor in the incidents. Nurses who do not comply with either the application of standard precautions will be at high risk of contracting an infectious disease in the workplace. Therefore, this study aims to determine the determinant factors adherence to standard precautions nurse with known quantities nurse compliance rate itself against standard precautions, and to know the characteristics of some determinant factors and relationship with the nurse adherence to standard precautions at RS. Hasanah Graha Afiah (HGA) Depok at 2016. The results of this research were 75 nurses who showed that there were 39 respondents (52.0%) obedient and 36 respondents (48.0%) did not adhere to standard precautions. While the results of Chi-Square test, variables related to adherence to standard precautions ie nurses attitude and training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>