Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuswinda Kusumawardhani
"Disfungsi seksual merupakan salah satu komplikasi dari penyakit gagal ginjal terminal. Pada pria yang menjalani CAPD, masalah pemenuhan kebutuhan seksual dipengaruhi oleh banyak faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor paling dominan yang mempengaruhi disfungsi seksual pria yang menjalani CAPD. Desain penelitian ini adalah analisis cross sectional dengan jumlah sampel 70 pria CAPD melalui teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara usia (p=0,024), ureum (p=0,018), dan albumin (p=0,001) dengan kejadian disfungsi seksual. Faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah albumin, dimana pasien yang memiliki kadar albumin < 3,5 g/dL berisiko untuk mengalami disfungsi seksual 9,3 kali lebih besar dibandingkan pasien dengan kadar albumin 3,5-5 g/dL setelah dikontrol oleh variabel usia. Rekomendasi dari penelitian ini adalah asupan protein sebanyak 1,2-1,5 g/kg berat badan setiap hari dengan setidaknya 60% berupa protein dengan nilai biologis tinggi serta evaluasi kemampuan perawatan dan penggantian CAPD di rumah.

Sexual dysfunction is a complication of terminal kidney failure. The problem of fulfilling sexual needs in men undergoing CAPD is influenced by many factors. This study aimed to find out the most dominant factor affecting man sexual dysfunction who undergo CAPD. The design of this study was cross sectional analysis with a sampel of 70 CAPD man using purposive sampling technique. The results showed there was a relationship between age (p=0,0024), urea (p=0,018), and albumin (p=0,001) with the incidence of sexual dysfunction. The most dominant factor affecting is albumin, where patients who have albumin levels < 3.5 g/dL are at risk of experiencing sexual dysfunction 9.3 times greater than patients with albumin levels 3.5-5 g/dL after being controlled by age variables. The recommendation of this study are protein intake of 1.2-1.5 g/kg body weight with at least 60% of protein with high bological value and evaluation of the ability of care and replacement of CAPD at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wantonoro
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui "Efektivitas kateterisasi urin menggunakan jelly anestesi dan jelly biasa terhadap respon nyeri pasien laki – laki di RSUD Muntilan dan PKU Muhammadiyah DIY". Desain penelitian Quasi eksperimen; post-test only control group. Pengambilan sampel dilakukan secara nonprobability sampling dengan metode purposive sampling, Sampel penelitian berjumlah 30 responden yang terbagi dalam dua kelompok.
Hasil uji statistik Mann–Whitney didapatkan angka significancy 0,000. Kesimpulan penelitian bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skala nyeri keterisasi urin menggunakan jelly anestesi dan jelly biasa pada pasien laki - laki. Dari hasil penelitian, jelly anestesi direkomendasikan diberikan 3 menit sebelum pemasangan kateter urin laki - laki.

This research aimed to show the effectiveness of urine catheterization using anesthetics jelly and water based lubricant for male patients’ pain response at RSUD Muntilan and PKU Muhammadiyah DIY. The research design used quasi experiment; post test only control group. Sample was taken by nonprobability sampling with purposive sampling method.In this study, there were 30 respondents which were divided into two groups.
The Mann-Whitney test indicated a significant difference in urine catheterization pain score response using anesthetics jelly and common jelly for male patients. From this study, anesthetics jelly was recommended to use with 3 min delay following instillation of anesthetics jelly before urine catheterization for male patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dafid Arifiyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan intervensi antara kompres dingin dengan napas dalam guna mengontrol nyeri saat kanulasi outlet hemodialisa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen. Penelitian dilakukan di RSUD Kraton Pekalongan, teknik pengambilan sampel menggunakan proporsif sampling dan didapatkan 20 orang responden. Hasil uji Wilcoxon menunjukan kompres dingin sebelum kanulasi outlet hemodialisa lebih efektif dalam mengontrol nyeri (mean: 2,75) dibandingkan dengan napas dalam (mean: 4,2) dengan p value 0,0001. Hasil penelitian menyarankan bahwa intervensi kompres dingin 10 menit sebelum kanulasi perlu dilakukan untuk mengontrol nyeri saat kanulasi outlet hemodialisa.

The purpose of this study to identify the difference between the cold pack and deep breathing exercise intervention to control pain during outlet cannulation in hemodialysis Patient. This research is a quantitative study with quasi experimental design. The study was conducted at Kraton Hospital Pekalongan, using purporsive sampling in obtaining 20 respondents. The Wilcoxon`s rank test showed the cold pack intervention before outlet cannulation hemodialysis is more effective to control pain (mean: 2,75) than deep breathing exercise intervention (mean: 4,55) and p value 0.0001. The results suggest, the cold pack intervention 10 minutes before cannulation is necessary to control pain during outlet cannulation in hemodialysis."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T33003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Herlina
"Fatigue merupakan keluhan utama pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang, yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap tingkat fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pendekatan pretest-posttest control group. Jumlah responden dalam penelitian adalah 32 pasien dibagi 2 kelompok yaitu 16 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat fatigue pada kelompok intervensi antara sebelum dan sesudah dilakukan PMR dengan nilai p = 0,000. Disarankan latihan PMR dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam menurunkan fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.

Fatigue is a major complaint of patients undergoing long-term hemodialysis, which has a high value, so it will affect the quality of life of patients. The purpose of this study was to determine the influence of PMR on the level of fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This study used a quasi experiment design approach pretest-posttest control group. The number of respondents in the study were 32 patients divided into 2 groups: the 16 intervention group and 16 control group.
The research concludes that there are significant differences on the level of fatigue in the intervention group between before and after PMR with p = 0.000. Suggested training PMR can be used as an independent nursing intervention in reducing fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mudzakir
"ABSTRAK
Nyeri Pasca TURP umumnya karena perlukaan pada daerah prostat dan spasme
kandung kemih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas musik religi
terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca TURP. Desain penelitian adalah
quasi eksperiment pre test and post test control group. Sampel yang diambil 34
dengan menggunakan metode consecutive sampling, kemudian dibagi menjadi 2
kelompok : kelompok intervensi (Terapi analgesik & musik religi), dan kelompok
kontrol (terapi analgesik). Hasil penelitian menunjukkan kombinasi terapi
analgesik dan musik religi lebih signifikan dalam menurunkan nyeri dengan nilai
p value=0,000. Berdasarkan temuan ini, disarankan bagi rumah sakit untuk
merekomendasikan terapi musik religi dalam mengelola nyeri pasca bedah.

ABSTRACT
Generally the post TURP patients experience pain and bladder spasm. The
purpose of this study is to identity the effectiveness of religious music in
reducing post TURP pain. This study used quasi experiment with pre and post
test control group design. Thirty four samples were recruited using consecutive
sampling method, and then divided into 2 groups: the intervention group
(analgesic & religious music therapy), and control group (analgesic therapy only).
The result discovered that religious music therapy was significantly reducing pain
level with p value=0,000. According to this finding, it is recommended for
hospitals to integrate religious music therapy as complementary in managing post
surgery pain."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hidayati
"Konseling analisis transaktional merupakan bentuk konseling yang dapat diterapkan untuk mengatasi kenaikan interdialytic weight gain pada pasien chronic kidney disease. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas konseling analisis transaktional tentang pembatasan cairan terhadap penurunan interdialytic weight gain pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pretest-posttest control group. Responden penelitian ini sebanyak 24 responden. Analisis bivariat dan univariat menggunakan uji statistik t-test dan annova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling analisis transaktional berpengaruh terhadap penurunan interdialytic weight gain dengan nilai p=0,0003. Perawat disarankan menerapkan konseling analisis transaktional ini guna mengantisipasi peningkatan interdialytic weight gain yang berlebihan.

Transactional analysis counseling is a tipe of counseling that can be applied to addres of interdialytic weight gain in patients with chronic kidney disease. The goal of this research was to determine the effectiveness of transactional analysis counseling on a fluid restriction interdialytic weight gain in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This study used a quasi experiment design approach to pretest-posttest control group. The respondents of this study were 24 patients. Univariate and bivariate analyzes were using the statistical of test t-test and ANNOVA. The study conclude that transactional analysis counseling effects the in reducting of interdialytic weight gain with p = 0.0003. Therefore, nurses are advised to apply transactional analysis counseling to anticipate interdialytic weight gain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T32526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Epi Rustiawati
"Adekuasi hemodialisis tercapai dengan terpenuhinya dosis sesuai kebutuhan pasien untuk mendukung pasien mampu hidup secara optimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan dosis dengan adekuasi pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Serang Banten.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi melibatkan 46 pasien hemodialisis dengan tehnik purposive sampling. Variabel penelitian ini meliputi durasi HD, quick of blood, dan adekuasi dengan perhitungan rumus Kt/V.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara durasi HD dengan adekuasi hemodialisis. Rerata adekuasi hemodialisis pasien 1,6. Seluruh pasien menjalani hemodialisis dengan frekuensi 2 kali per minggu dengan durasi HD 4-5 jam, quick of blood 200-265 ml/mt.
Hasil pemodelan menunjukan durasi HD berkontribusi paling besar terhadap adekuasi setelah dikontrol oleh jenis kelamin, ukuran tubuh, lama menjalani terapi, akses vaskuler, dan dialiser pengunaan ulang. Perawat perlu memperhatikan pengaturan durasi HD untuk mencapai adekuasi hemodialisis yang optimal.

The adequacy of hemodialysis can be achieved by meeting the needs of hemodialysis patients given, in order that the patients able to life optimally. The purpose of this research was to identify the correlation between dose with adequacy on patients undergoing hemodialysis at RSUD Serang Banten.
Description correlation involved 46 patients hemodialysis with technical purposive sampling. This study observed the duration of hemodialysis, quick of blood, and adequacy with Kt/V formula.
There was significant corelation between the duration of hemodialysis and adequacy. The average of hemodialysis adequacy patients 1,6, twice per week by 4 - 5 hours, quick of blood 200-265 ml/mt.
The modelling result that duration of hemodialysis the most contributed to the adequacy after being controlled by sex, body size, vintage of hemodialysis therapy, vascular access, and dialyzer reuse. The nurses need to pay attention to the duration to achieve optimal adequacy hemodialysis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wijayanto
"Terapi komplementer yang dapat diberikan pada pasien hipertensi primer adalah teknik relaksasi, salah satunya adalah terapi masase. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi masase menggunakan minyak aromaterapi terhadap tekanan darah pasien hipertensi primer. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan rancangan rangkaian waktu (Time Series Design) dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Besarnya sampel pada penelitian ini 42 orang, dimana jumlah responden pada kelompok terapi masase menggunakan minyak aromaterapi 24 orang dan kelompok terapi masase menggunakan minyak VCO (virgin coconut oil) 18 orang. Setiap responden mendapatkan terapi masase pada area kaki, punggung, bahu, lengan atas, leher dan kepala selama 30 menit 2 kali per minggu selama 3 minggu.
Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh terapi masase menggunakan minyak aromaterapi terhadap penurunan tekanan darah sistolik-diastolik pasien hipertensi primer (p value < 0,05). Terapi masase menggunakan minyak aromaterapi lebih efektif menurunkan tekanan darah sistolik dibandingkan dengan terapi masase menggunakan minyak VCO. Sedangkan terapi masase menggunakan minyak VCO lebih efektif menurunkan tekanan darah diastolik dibandingkan dengan terapi masase menggunakan minyak aromaterapi.
Penelitian ini merekomendasikan bahwa terapi masase menggunakan minyak aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan dan mengendalikan tekanan darah tinggi pasien hipertensi primer serta perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut.

Message therapy is one of the complementary therapies that can be given to Primary Hypertension Patient. This study aims to examine the influence of message therapy using aroma therapy oil on primary hypertension patient’s blood pressure. The quasi experiment with time series design was used in this study. Forty two respondents were recruited using consecutive sampling method, where 24 respondents were grouped into message using aroma therapy and another 18 respondents using VCO (virgin coconut oil). Each of respondents had message therapy on foot, back, shoulder, upper arm, neck, and head areas for 30 minutes twice a week within 3 weeks.
The result shows that there was significant influence of message using aroma therapy oil on hypertension patient's blood pressure (p value < 0,05). Message using aroma therapy oil was more effective in decreasing systolic blood pressure compare to those who had message with VCO. However, message using VCO was more effective in decreasing diastolic blood pressure compare to those who had message with aroma therapy oil.
It is recommended that message using aroma therapy oil can decrease and maintain normal systolic blood pressure on primary hypertension patients. This study needs further investigation on how message and other complementary therapy can maintain normal blood pressure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamidah
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada pengalaman dan persepsi kualitas hidup pada pasien dengan
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). Disain kualitatif fenomenologi dipilih
untuk mendapatkan informasi yang individual dan mendalam. Tujuh orang partisipan
ditentukan dengan purposive sampling. Wawancara mendalam dilakukan menggunakan alat
perekam, panduan wawancara semiterstruktur, dan catatan lapangan. Pendekatan Colaizzi?s
Qualitative content analysis menghasilkan tema : Pengalaman ketidaknyamanan fisik dan
psikis saat menjalani Hemodialisis; Dukungan orang terdekat dan tenaga kesehatan dalam
menguatkan keyakinan membuat keputusan CAPD dan meningkatkan kemampuan selfcare;
Pertimbangan kenyamanan memilih CAPD; Mengalami komplikasi yang kemungkinan dapat
dicegah; Selfcare membutuhkan waktu; Adanya rentang konsep diri; Perasaan nyaman
dengan CAPD; Koping positif dalam menyikapi perubahan pola hidup; Keterbatasan di
pelayanan primer untuk CAPD dan Pengharapan untuk menjadi ?normal?. Pengalaman
partisipan merupakan suatu kontinum. Studi lanjutan diperlukan untuk melihat faktor
dominan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan memilih modalitas CAPD

ABSTRACT
This study focuses on the experiences and perceptions of quality of life of patients with
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). A Phenomenological qualitative design
was chosen to obtain personal and in-depth information. Seven participants were determined
using purposive sampling technique. An In-depth semi-structured interviews were tape
recorded. Theme emerged from the Colaizzi?s qualitative content analysis : Experience of
physical and psychological discomfort while undergoing Hemodialysis; Supports from the
closest persons and health care professionals strengthen confidence on making CAPD
decisions and improves selfcare abilities; Convinience reason for choosing CAPD;
Experience preventable complications; Selfcare takes time process; Positive coping in
response to changes in lifestyle; Existence of a range of self-concept; More comfort on
CAPD; Limited service of CAPD in Primary Care; and Hoping of being 'normal'.
Participant?s experience and quality of life perception laid in a continum. Further study
related to dominan factors in choosing CAPD is recommended."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Fuad Almubarok
"Hemodialisis (HD) dengan metoda single-use dan reuse berdampak terhadap aktivitas harian, peran sosial dan aspek psikologis. Pemakaian metoda tersebut dapat menghasilkan kualitas hidup yang berbeda pada pasien gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis dengan metoda single-use dan reuse. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif cross sectional dan melibatkan 70 pasien gagal ginjal yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner KDQOL-SF 36 dan catatan rekam medik, analisa menggunakan univariat dan bivariat: T-test dan Chisquare untuk melihat hubungan beberapa faktor dengan kualitas hidup.
Terdapat 45,70% responden dengan metoda single-use yang memiliki kualitas hidup baik dan 34,30% responden dengan metoda reuse yang memiliki kualitas hidup baik. Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah: adekuasi (P: 0,001), Hb (P: 0,003), albumin (P: 0,001), tekanan darah (P: 0,002) dan lama menjalani hemodialisis (P: 0,030). Responden yang berkualitas hidup baik masih rendah jumlahnya, maka perlu melakukan evaluasi penilaian kualitas hidup secara reguler dan konsisten untuk selanjutnya menjadi tolok ukur mengupayakan manajemen keperawatan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

Haemodialysis may impact on various aspects of haemodialysis patients, including: their daily activities, social roles and psychological aspects. The application of reuse and single-use methods of haemodialysis could be resulting in different quality of life of haemodialysis patients. This study aimed to explore quality of life of kidney failure patients undergoing haemodialysis with single-use and reuse methods. This descriptive study used cross sectional approach, recruited 70 kidney failure patients undergoing haemodialysis by consecutive sampling technique. Data collecting used KDQOL-SF 36 questionnaires and medical record, analysis used univariat and bivariate: T-test and chi-square test to determine the relating factors of quality of life.
The result revealed that there were 45,7% respondents with single-use method had good quality of life and 34,30% respondents with reuse method had good quality of life. The related factors of quality of life were adequacy (P: 0,001), Hb (P: 0,003), albumin (P: 0,001), blood pressure (P: 0,002), and periode of haemodialysis (P: 0,030). The quality of life among those patients (single-use and reuse method) mostly were poor. It is necessary to evaluate quality of life on these patients regularly and consistently, thus initiate to develop nursing management to increase their quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>