Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
Asa Akmelia
"Kasus COVID-19 di dunia masih bertambah, tidak terkecuali di dalamnya kasus COVID-19 pada ibu postpartum yang perlu menyusui bayinya. Sampai saat ini virus SARS-CoV-2 diketahui ditularkan melalui cairan atau droplet pernapasan yang mengandung virus tersebut. ASI dari ibu yang positif COVID-19 tidak terbukti mengandung virus SARS-CoV-2 sehingga pemberian ASI bagi bayi sebagai sumber nutrisi disarankan untuk tetap dilanjutkan. ASI ibu yang dirawat di ruang isolasi dapat diberikan pada bayi dengan cara memerah ASI dengan diikuti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan alat pompa dan wadah ASI. Akan tetapi banyak ibu postpartum tidak mengetahu hal ini karena belum terinformasi sehingga diperlukan intervensi oleh tenaga kesehatan seperti perawat untuk mengedukasi ibu. Studi ini menggambarkan penerapan edukasi kesehatan tentang cara pemberian ASI yang aman bagi bayi pada ibu berusia 28 tahun terkonfirmasi COVID-19 derajat sedang, riwayat P1 post SC yang berada di ruang isolasi COVID-19. Edukasi dilakukan dalam 1 hari dan ibu dievaluasi selama seminggu. Hasil
edukasi disertai dukungan bagi ibu untuk memompa ASInya menunjukkan peningkatan pengetahuan ibu serta aktivitas memerah ASI dengan diiringi tindakan pencegahan penularan infeksi. Studi merekomendasikan edukasi ini diberikan sebagai intervensi pada ibu postpartum di ruang isolasi COVID19.
The number of COVID-19 cases in the world is still increasing, including the case of COVID-19 in postpartum mothers who need to breastfeed their babies. Until now, the SARS-CoV-2 virus is known to be transmitted through respiratory fluids or droplets containing the virus. Breast milk from mothers who are positive for COVID-19 is not proven to contain the SARS-CoV-2 virus, thus breastfeeding for babies as a source of nutrition is recommended to continue. Breast milk of mothers who are treated in isolation rooms can be given to babies by expressing breast milk followed by washing hands, using masks, and maintaining the cleanliness of pumps and breast milk containers. However, many postpartum mothers do not know this because they have not been informed. Therefore, intervention by health workers such as nurses is needed to educate mothers. This study describes the application of health education on how to safely breastfeed babies for 28-year-old mothers with moderate COVID-19 confirmed cases, history of P1 post SC who are in the COVID-19 isolation room. Education was carried out in 1 day and mothers were evaluated for a week. The results of education accompanied by support for mothers to pump their breast milk showed an increase in mother's knowledge and activities to express breast milk accompanied by measures to prevent infection transmission. The study recommends that this education be given as an intervention to postpartum mothers in the COVID-19 isolation room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Merlia Metsa Riyani
"Nyeri merupakan keluhan paling umum pada ibu post seksio sesarea akibat insisi jaringan yang berdampak pada mobilisasi, kemampuan menyusui, dan nyeri yang berkelanjutan. Manajemen nyeri non- farmakologis menggunakan teknik relaksasi benson dan terapi musik dilakukan dua kali sehari selama tiga hari pada ibu post seksio sesarea. Tujuan studi kasus ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik untuk mengurangi intensitas nyeri post seksio sesarea. Metode penulisan yang digunakan adalah studi kasus keperawatan dengan menggunakan satu pasien dengan status paritas P2A1 di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Dengan penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik pada ibu post seksio sesarea, hasil menunjukkan terdapat penurunan intensitas nyeri secara signifikan yang dibuktikan penurunan skala 7 (nyeri sangat berat) menjadi skala 2 (nyeri ringan) dari 10. Temuan lain didapatkan klien merasakan lebih dapat mengontrol nyeri, rileks, dan merasa lebih tenang. Rekomendasi penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik pada ibu post seksio sesarea untuk mengurangi nyeri. di rumah sakit.
Pain is the most common complaint among mothers after cesarean section due to tissue incision, which affects mobility, breastfeeding abilities, and persistent pain. Non-pharmacological pain management using benson relaxation therapy and music therapy is conducted twice a day for three days for post-cesarean section mothers. The purpose of this case study is to analyze the implementation of nursing care for postpartum mothers with the application of benson relaxation techniques and music therapy to reduce the intensity of post-cesarean section pain. The writing method used is a nursing case study using a single patient with parity status P2A1 at the University of Indonesia Hospital. With the application of benson relaxation techniques and music therapy in post-cesarean section mothers, the results show a significant reduction in pain intensity, evidenced by a decrease from scale 7 (very severe pain) to scale 2 (mild pain) out of 10. Other findings include the client feeling more in control of pain, more relaxed, and calmer. Recommendations for the application of benson relaxation therapy and music therapy in post-cesarean section mothers to reduce pain in hospitals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Angelique Tallulah Joaqin
"Periode postpartum merupakan waktu dimana ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis pada enam minggu pertama setelah melahirkan. Pada masa ini ibu sangat rentan terdampak komplikasi postpartum, salah satu komplikasi yang memiliki tingkat morbiditas dan mortilitas tinggi, bahkan di negara maju adalah Deep Venous Thrombosis (DVT). Namun, DVT dapat segera dicegah apabila diketahui lebih dini tanda dan gejalanya. Intervensi yang digunakan untuk mencegah DVT adalah early mobilization atau mobilisasi dini. Intervensi yang diberikan dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dilakukan mulai dari 6 jam post SC, lalu dilanjutkan 16 jam, 20 jam, dan 24 jam pasca operasi. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu post SC yang berisiko sedang mengalami komplikasi DVT dengan intervensi mobilisasi dini. Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Evaluasi dari intervensi didapatkan adanya penurunan tanda dan gejala DVT serta tidak bertambahnya DVT score milik klien pra operasi dan post operasi. Keterbatasan dari penelitian ini adalah intervensi yang diberikan baru diterapkan pada satu orang klien.
The postpartum period is a time when mothers experience physiological and psychological changes in the first six weeks after giving birth. During this time mothers are very vulnerable to postpartum complications, one of the complications that has a high morbidity and mortality rate, even in developed countries is Deep Venous Thrombosis (DVT). However, DVT can be prevented if signs and symptoms are recognized early. The intervention used to prevent DVT is early mobilization. The intervention given was carried out for three consecutive days, starting from 6 hours post SC, then continued 16 hours, 20 hours, and 24 hours postoperatively. This paper aims to analyze nursing care for post SC mothers who are at moderate risk of DVT complications with early mobilization interventions. This scientific work uses a case study method on one patient at the University of Indonesia Hospital. Evaluation of the intervention found a decrease in signs and symptoms of DVT and no increase in DVT score belonging to preoperative and postoperative clients. The limitation of this study is that the intervention was only applied to one client."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Novalda Ardheliza Ekawijaya
"Kelahiran prematur merupakan tantangan serius bagi ibu postpartum, karena dapat menjadi salah satu penyebab kurangnya produksi maupun pengeluaran ASI. Terapi pijat punggung dan payudara telah diakui sebagai metode yang mungkin meningkatkan pengeluaran ASI, namun belum banyak penelitian yang mengkaji penerapannya pada ibu postpartum dengan bayi prematur. Sehingga, kaya ilmiah ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi tersebut dalam meningkatkan pengeluaran ASI pada klien postpartum dengan bayi prematur. Adapun klien pada kasus merupakan Ny. T berusia 26 tahun pasca tindakan
sectio caesarea pada usia gestasi 30 minggu. Pada saat dilakukan pengkajian, ASI klien belum keluar, tetapi klien memiliki keinginan untuk menyusui bayinya. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan utama yang diangkat pada kasus adalah ketidakefektifan pemberian ASI. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan memberikan intervensi pijat punggung dan payudara kepada klien selama 3 hari berturut-turut. Hasil evaluasi yang didapat setelah menerapkan intervensi tersebut adalah adanya peningkatan jumlah ASI yang keluar dari tidak ada pengeluaran pada hari pertama menjadi 100 ml pada hari ketiga.
Premature birth is a serious challenge for postpartum mothers, because it can be one of the causes of lack of milk production and excretion. Back and breast massage therapy has been recognized as a method that might increase breast milk production, but there has not been much research examining its application in postpartum mothers with premature babies. Thus, this professional final assignment aims to evaluate the effectiveness of this intervention in increasing breast milk production in postpartum clients with premature babies. The client in the case is Mrs. T is 26 years old after having a caesarean section at 30 weeks' gestation. At the time of the assessment, the client's breast milk had not yet come in, but the client had the desire to breastfeed her baby. Therefore, the main nursing diagnosis raised in the case ineffective breastfeeding. The method used is a case study by providing back and breast massage interventions to clients for 3 consecutive days. The evaluation results obtained after implementing this intervention were an increase in the amount of breast milk coming out from nothing on the first day to 100 ml on the third day."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ahla Syifa
"Air susu ibu (ASI) adalah makanan alami dengan nutrisi tinggi yang sesuai perkembangan bayi yang disekresikan kelenjar payudara dan diproduksi sejak kehamilan. Pada ibu yang memiliki bayi yang prematur memiliki masalah dalam menyusui dan kecemasan terkait kondisi bayinya. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan pada ibu dengan bayi prematur yang mengalami masalah menyusui tidak efektif dan kecemasan beserta dengan pengaruh penerapan pijat oksitosin dan terapi musik untuk meningkatkan produksi asi dan menurunkan ansietas. Metode studi kasus dengan melakukan intervensi pijat oksitosin dan terapi musik selama tiga hari. Hasil analisis setelah dilakukan intervensi pijat oksitosin dan terapi musik yaitu terjadi peningkatan produksi ASI yang dilihat dari jumlah pengeluaran ASI dan menurunnya tingkat ansietas dinilai menggunakan kuesioner STAI (State Trait Anxiety Inventory).
Mother's milk (ASI) is a natural food with high nutrition that is suitable for the baby's development, which is secreted by the breast glands and produced since pregnancy. Mothers who have premature babies have problems breastfeeding and worry about their baby's condition. The aim of writing this scientific work is to report nursing care for mothers with premature babies who experience problems with ineffective breastfeeding and anxiety along with the effect of applying oxytocin massage and music therapy to increase breast milk production and reduce anxiety. The case study method involved intervention with oxytocin massage and music therapy for three days. The results of the analysis after the oxytocin massage and music therapy intervention were an increase in breast milk production as seen from the amount of breast milk excreted and a decrease in anxiety levels assessed using the STAI (State Trait Anxiety Inventory) questionnaire."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fadillah Nur Fitriyani
"Kecemasan merupakan kondisi yang tak dapat terhindari dan wajar dialami oleh wanita hamil selama proses penyesuaian diri. Pada kehamilan trimester 2, kecemasan muncul akibat perubahan signifikan baik secara fisiologis maupun psikologis. Meskipun tergolong normal, apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat kecemasan dapat terus berlanjut hingga menimbulkan stres dan depresi dan berdampak buruk bagi kesehatan ibu maupun janin. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah penerapan terapi murottal Al-Qur’an yang termasuk ke dalam manajemen non-farmakologis dari kecemasan. Melalui karya ilmiah ini, telah dilaporkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu hamil trimester 2 yang berfokus pada penerapan untuk menurunkan kecemasan. Metode yang digunakan adalah case study pada Ibu hamil trimester 2 dengan status obstetrik G2P1A0 dan usia kehamilan 20 minggu yang masih mengalami kecemasan dengan kategori sedang. Intervensi murottal Al-Qur’an dilakukan selama 4 hari dengan frekuensi 1 kali dalam sehari dan dievaluasi dengan menggunakan kuesioner State-Trait Anxiety Inventory (STAI). Hasil intervensi menunjukkan bahwa penerapan murottal Al-Qur’an efektif untuk menurunkan kecemasan pada klien yang ditandai dengan adanya penurunan skor dari 59 menjadi 35 sehingga dapat dikatakan bahwa efektif memberikan ketenangan pada klien. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan penerapan murottal Al-Qur’an pada ibu hamil untuk menurunkan kecemasan.
Anxiety is an unavoidable and natural condition experienced by pregnant women during the adjustment process. In the second trimester of pregnancy, anxiety appears due to significant changes both physiologically and psychologically. Although classified as a normal condition, anxiety can continue to cause stress and depression and have a negative impact on the health of the mother and fetus if not treated properly. One of the nursing interventions that can be carried out is the application of Al-Qur'an murottal therapy which is included in the non-pharmacological management of anxiety. Through this paper, it has been reported the results of the implementation of nursing care for pregnant women in the second trimester which focuses on the application to reduce anxiety. The method used is a case study in 2nd trimester pregnant women with G2P1A0 obstetrical status and 20 weeks' gestation who are still experiencing anxiety in the moderate category. Al-Qur'an murottal intervention was carried out for 4 days with a frequency of 1 time a day and was evaluated using the State-Trait Anxiety Inventory (STAI) questionnaire. The results of the intervention show that the application of murottal Al-Qur'an is effective for reducing anxiety in clients which is marked by a decrease in score from 59 to 35 so that it can be said that it is effective in providing calm to clients. Therefore, the authors recommend the application of murottal Al-Qur'an to pregnant women to reduce anxiety."
Depok: Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Meksi Paldo Rerung
"Kelahiran merupakan suatu kondisi yang terjadi pada manusia setelah melalui proses hamil, perkembangan dan pertumbuhan janin di dalam kandungan ibu yang dapat menimbulkan perubahan secara signifikan baik pada ibu maupun pada bayi. Kelahoran yang dilakukan baik secara Sectio Caesarea (SC) ataupun normal. Kelahiran yang dilakukan secara SC dapat berpotensi menghambat proses bonding yang dilakukan oleh Ibu dan bayinya. Akan tetapi bonding tetap dapat dilakukan dengan ayah bayi. Salah satu intervensi yang dapat diberikan adalah Skin to Skin Contact Ayah-Bayi. Melalui karya ilmiah ini, telah dilaporkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada ayah ibu post partum. Metode yang digunakan adalah Case study pada suami denga ibu post partum yang melahirkan secara SC dengan status obstetrik G1P1A0 dengan usia kehamilan 41 minggu. Intervensi dilakukan selama dua hari berturut-turut pada tiga hari pertama post partum dan dievaluasi menggunakan Attachment between parents and newborn children pada Ayah dan pengukuran tanda-tanda vital pada bayi yang meliputi; suhu, saturasi dan nadi. Hasil Intervensi menunjukkan adanya peningktan skor kelekatan dari 66 menjadi 89, pada bayi hasil pengukuran tanda vital meningkat. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan penerapan skin to skin contact ayah bayi untuk meningkatkan kelekatan antara orang tua dan bayi.
Birth is a condition that occurs in humans after going through the process of pregnancy, development and growth of the fetus in the mother's womb which can cause significant changes in both the mother and the baby. Births are carried out either by Sectio Caesarea (SC) or normally. SC births can potentially hinder the bonding process carried out by the mother and her baby. However, bonding can still be done with the baby's father. One of the interventions that can be given is Father-Baby Skin to Skin Contact. Through this scientific work, it has been reported the results of implementing nursing care for post partum mothers and fathers. The method used was a case study of husbands and post partum mothers who gave birth via SC with G1P1A0 obstetrical status at 41 weeks' gestation. The intervention was carried out for two consecutive days on the first three days postpartum and was evaluated using Attachment between parents and newborn children for fathers and measurements of vital signs for babies which included; temperature, saturation and pulse. Intervention results showed an increase in the attachment score from 66 to 89, in infants the results of measuring vital signs increased. Therefore, the authors recommend applying skin to skin contact with the baby's father to increase the attachment between parents and babies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Febriyanti Winahyu
"Operasi sectio caesarea (SC) adalah tindakan bedah untuk mengeluarkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim. Ibu post section caesarea akan merasakan nyeri dan dampaknya adalah mobilisasi ibu menjadi terbatas, Activity of Daily Living (ADL) terganggu, bonding attachment (ikatan kasih sayang) dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak terpenuhi karena adanya peningkatan intensitas nyeri apabila ibu bergerak. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan pada ibu post section caesarea yang mengalami masalah nyeri beserta dengan pengaruh penerapan aromaterapi lavender untuk relaksasi. Metode studi kasus dengan melakukan intervensi terapi komplementer aromaterapi selama tiga hari dengan teknik steaming. Hasil analisis setelah dilakukan intervensi terapi komplementer aromaterapi yaitu terjadi penurunan tingkat nyeri dinilai dengan pengukuran mengunakan metode PQRST.
Sectio Caesarea (SC) surgery is a surgical procedure to remove the fetus by opening the abdominal wall and uterine wall. Post caesarean section mothers will feel pain and the impact is that the mother's mobility becomes limited, Activity of Daily Living (ADL) is disrupted, attachment bonding and Early Breastfeeding Initiation are not fulfilled due to an increase in the intensity of pain when the mother moves. The aim of writing this scientific work is to report nursing care for mothers post caesarean section who experience pain problems along with the effect of applying complementary aromatherapy therapy to reduce pain levels. The case study method involves carrying out a complementary aromatherapy therapy intervention for three days using the steaming technique. The results of the analysis after the complementary aromatherapy therapy intervention were carried out, namely that there was a decrease in pain levels assessed by measurements using the PQRST method."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library